ELIMINASI ALVI
Dosen Pembimbing :
Oleh :
KARTINI
NIM : 2018030392
JOMBANG
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Medis eliminasi alvi di klinik Perawatan Buli, telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa,
(Kartini)
Mengetahui,
Kepala Ruangan
(........................................................)
LAPORAN PENDAHULUAN
ELIMINASI ALVI
A. DEFINISI
Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa
metabolisme eses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
Eliminasi alvi adalah suatu tndakan atau proses makhluk hidup untuk
membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah padat yang berasal dari
sistem pencernaan makhluk hidup. Manusia dapat melakukan buang besar
beberapa kali dalam satu hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetpi bahkan
dapat mengalami gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu
minggu atau dapat berkali-kali dalam satu hari, biasannya gangguan-gangguan
tersebut diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan oleh
gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang
lebih besar.
B. PROSES DEFEKASI
Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme
berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
Dalam prose defekasi terjadi 2 macam reflek, yaitu :
1. Reflek defekasi intrinsic
Reflek ini berasal dari feses yang masuk ke rectum sehingga terjadi
distensi rectum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus
mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltic. Setelah feses tiba dianus,
secara sistematis spinkter interna relaksasi relaksasi maka terjadilah
deekasi.
2. Reflek defekasi parasimparis
Feses yang masuk kedalam rectum akan merangsang saraf rectum yang
kemudian diteruskan kespinal kord. Dari spinal cord kemudian
dikembalikan ke kolon desendent. Sigmoid dan rectum yang menyebabkan
intensifnya peristaltic, relaksasi spinkter internal, maka terjadilah defekasi.
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFEKASI
1. Usia
Pada usis bayi control defekasi belum berkembang, sedangkan pada usia
manula control defekasi menurun.
2. Diet
Makan berserat akan mempercepat produksi feses banyaknya makanan
yang masuk kedalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi.
3. Intake cairan
Intake cairan yang berkurang kan menyebabkan eses menjadi lebih keras,
disebabkan karena abrorbsi cairan yang meningkat.
4. Aktivitas
Tonus otot abdomen, pelfis dan diarakma akan sangan membantu proses
deekasi. Gerakan peristaltic akan memudahkan bahan feses bergerak
sepanjang kolon.
5. Fisiologi
Keadaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan peristaltic, sehingga
menyebabkan diare.
6. Pengobatan
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan diare dan konstipasi
7. Gaya hidup
Kebiasaan untuk melatih pola buang air besar sejak kecil secara teratur
fasilitas buang air besar, dan kebiasaan menahan buang air besar.
8. Prosedur diagnostic
Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostic biasannya dipuaskan atau
dilakukan klisma dahuku agar tidak dapat buang air besar kecuali setelah
makan.
9. Penyakit
Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi.
10. Anastesi dan pembedahan
Anastesi umum dapat menghalangi inplus parasimpatis, sehingga kadang-
kadang dapat menyebabkan ikterus usu. Kondisi ini dapat berlangsing 24-
48 jam.
11. Nyeri
Pengalaman nyeri buang air besar seperti adanya hemoroid, frakturos
pubis. Epesiotomi akan mengurangi keinginan untuk buang air besar.
12. Kerusakan sensorik dan motorik
Kerusakan spinal card dan injuri kepala akan menimbulkan penurunan
stimulus sensorik untuk defekasi.
D. MASALAH UMUM PADA ELIMINASI ALVI
1. Konstipasi
Gangguan eliminasi yang diakibatkan adanya feses yang kering dank eras
melalui usus besar. Biasanya disebabkan oleh pola defekasi yang tidak
teratur. Penggunaan laksatif yang lama, strees psiklogis, obat-obatan,
kurang aktivitas dan usia.
2. Fecal infaction
Masa feses yang keras dilipatan rectum yang diakibatkan oleh retensi dan
akumulasi material feses yang berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh
konstipasi, intake cairan yang kurang, kurang aktifitas, diet rendah serat
dan kelemahan tonus otot.
3. Diare
Keluarnya feses cairan dan meiningkatnya frekuensi buang air besar akibat
cepatnya chime melewati usus besar, sehingga usus besar tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk menyerap air. Diare dapat
disebabkan karena stress fisik, obat-obatan, alergi penyakit-penyakit kolon
dan iritasi intertinal.
4. Inkontinensia alvi
Hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas
yang melalui spinkater anus akibat kerusakan fungsi spinkater atau
persyarafan didaerah anus. Penyebabnya karena penyakit-penyakit
neuromuskuler, trauma spinal card tumor spinter anus eksterna.
5. Kembung
Klatus yang berlebihan didaerah intertinal sehingga menyebabkan distensi
intestinal, dapat disebabkan karena konstipasi penggunaan obat-obatan
(barbiturate, penurunan ansieta, penurunan aktivitas intestinal).
Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas dapat bereflek
anastesi.
6. Hemoroid
Pelebaran vena didaerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di
daerah tersebut, penyebabnya adalah konstipasi kronis, penegangan
maksimal saat defekasi, kehamilan dan obesitas.
E. PEATALAKSANAAN
Perawat dapat melakukan penanganan :
Memposisikan klien duduk saat melakukan BAB ditempat tidur untuk
mengurangi ketegangan pada punggung bagian belakang memberikan obat
katortik dan laksatif sesuai prosedur dan bila klien tidak mampu defekasi
dengan normal karena rasa nyeri, konstipasi atau implaksi agen anti diare
seperti opiate, kodein fosfat, opium tintur, an difenoksilat untuk klien yang
menderita diare seringnya pengeluaran fese yang encer. Enama adalah
memasukkan suatu larutan kedalam rectum dan kolon sigmoid untuk
meningkatkan defekasi dan menstimulasi peristaltic. Pengeluaran feses secara
manual dimana perawat membantu klien yang mengalami impaksi, massa
feses yang terlalu besar mengeluarkannya secara volunter yaitu memecah eses
dengan jari tangan dan mengeluarkan bagian demi bagian.
F. PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis trombosit
dan emboli
Menyumbat pembuluh
darah otak
A. PENGKAJIAN
1. Identitras klien
Meliputi, nama, usia, jens kelamin, alamat, umur, dll
2. Pola fungsi kesehatan
a. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien sebelumnya pernah mengalami gangguan pencernaan
atau tidak
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien kesulitan untuk pengeluaran buang air besar
c. Riwayat penyakit keluarga
Apakah sebelumnya dari pihak keluarga ada yang mengalami saluran
pencernaan atau tidak
3. Pemeriksaan fisik
a. Tinglkat kesadaran : composmentis
b. TTV : tekanan darah, suhu, nadi, respirasi
c. Sistem penglihatan (mata) : konjungtiva anemis
d. Sistem integumen : keadaan turgor kulit, warna kulit sawo matang
e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut kering, mulut dan lidah,
muntah-muntah dan bising usus
f. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin
dan bunyi jantung
g. Sistem pencernaan : nafsu makan menurun, BAB jarang BAK
2-3/hari, karakter feses padat, karakter urine kuning
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi medis tertentu
5. Analisa data
Menganalisa data berdasarkan keterangan pasien dan apa yang dilihat oleh
pasien
B. DIANGNOSA
1. Ketidak cukupan asupan serat berhubungan dengan feses keras
2. Ketidakcukupan asupan cairan berhubungan dengan kelemahan umum
C. INTERVENSI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny T
Umur : 58
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : islam
Alamat : jatipelem
2. Status kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakakan tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki
kanan
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan 1 hari tiba-tiba tidak dapat
menggerakkan tangan dan kaki kiri (+)
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatan bahwa pasien mempunyai penyakit hipertensi
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarga pernah mengalami seperti
pasien tersebut
3. Pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengakatakan saat di rumah 1 minggu yang
lalu nafsu makan berkurang
Saat sakit : pasienmengatakan saat di rumah sakit nafsu makan
bertambah
b. Pola elminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan saat dirumah BAK kuning
jernih BAB juning kecoklatan
Saat sakit : pasien mengatakan sejak awal masuk rumah sakit
pasien belum bisa BAB sama sekali BAK kuning jernih
c. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : pasien mengatakan saat dirumah pagi tidur
nyenyak tetapi pada sore hari kepaa terasa nyeri
Saat sakit : pasien mengatakan saat drumah sakit pagi tidur
nyenyak (normal) tetapi pada sore hari kepala
terasa nyeri
d. Pola hygine
Sebelum akit : pasien mengatakan saat dirumah mandi 1x sehari
gosok gigi 2x sehari cuci rambut 3xsehari berpakaian
2x sehari
Saat sakit : pasien mengatakan saat dirumah sakit mandi 1x sehari
gosok gigi 1x sehari
4. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran umum : pasie kelihatan lemas GCS 4,5,6
b. TTV :
TD : 100/60 mmHg
N : 63x/menit
S : 36,8C
R 20x/menit
c. Kepala : bentuk wajah normal, rambut warna hitam putih, tidak
edema, tidak ada nyeri tekan
d. Wajah : simetris, pucat, tidak edema
e. Mata : sclera pucat, konjungtiva anemis
f. Hidung : tidak ada secret, tidah ada perdarahan, tidak ada polip
g. Mulut : bibir tidak kering, lidah bersih gigi sedikitr kotor
h. Leher : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada
pembesaran vena jugularis
i. Dada : bentuk simetris, tidak ada lesi, tiak nyeri suara pekak pada
dada
j. Suara nafas vesikuler tidak ada sonor dan whzeeng
k. Jantung : tidak ada pembesran jangtung , batas jantung normal
l. Abdomen : tidak ada nyeri tekan, bising usus meningkat
5. Pemeriksaan penunjang
Infuse Pz 1000 cctNB +10 MP/24 jam
Inj ineulin 3x250 mg
Inj ranitidine 2x50
6. Analisa data
B. DIAGNOSA
1. Ketidak cukupan asupan serat berhubungan dengan feses keras
2. Ketidakcukupan asupan cairan berhubungan dengan kelemahan umum
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
No Diagnose Implemtasi
1. Ketidak cukupan Manajemen konstipasi
asupan serat O:
berhubungan dengan 1. memeriksa tanda dan gejala
feses keras konstipasi
2. memeriksa pergerakan usus,
karekter feses
3. mengidentifikasi faktor resiko
konstipasi
T:
1. menganjurkan diet tinggi serat
E:
1. menjelaskan etiologi masalah dan
alas an tindakan
2. menganjurka penigkatan asupan
cairan
3. mengajarkan cara mengatasi
konstipasi
K:
1. mengonsultasi dengan tim medis
tentang penurunan/ peningkatan
frekuensi suara usus
2. mengolaborasi pengguna obat
pencahar
E. EVALUASI
No Diagnose Evaluasi
1. Ketidak cukupan asupan S : pasien mengatakan lemah
serat berhubungan O:
dengan feses keras TD : 100/60 mmHg
N : 63x/menit
S : 36,8c
R : 20x/menit
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan