DISUSUN OLEH
SEMESTER II
TINGKAT 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Waktu pelaksana
14 Juli 2021
Laporan pendahuluan dan resume ini telah diperiksa, disetujui, dan dievaluasi oleh
pembimbing lahan dan pembimbing pendidikan pada :
Hari :
Tanggal :
Di susun oleh :
Mengetahui :
A. Definisi Konstipasi
kering atau keras yang melalui usu besar. Konstipasi bukan penyakit melainkan
gejala yang dimana menurunnya frekuensi BAB disertai dengan pengeluaran fese
rectum.Kondisi ini terjadi karena feses berada di intestinal lebih lama sehingga
metabolisme.Sisa metabolisme terbagi menjadi dua jenis yaitu berupa feses yang
berasal dari saluran cerna dan urin melalui saluran perkemihan (Kasiati &
Rosmalawati, 2016).
terkontrolnya buang air besar. Perubahan eliminasi dapat terjadi karena penyakit
gangguan eliminasi fekal itu sendiri yaitu konstipasi, impaksi fekal, Diare,
Inkontinensia fekal, kembung dan hemoroid. Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
1. Konstipasi Fungsional
Kriteria,
a) Dua atau lebih dari keluhan ini ada paling sedikit dalam 12 bulan:
Kriteria:
disfungsi anorektal. Yang terakhir ditandai adanya perasaan sumbatan pada anus.
C. Etiologi
Etiologi dari konstipasi menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017) yaitu sebagai
berikut:
1.Fisiologis
d. Ketidakcukupan diet
2.Psikologis
a) Konfusi
b) Depresi
c) Gangguan emosional
d) Situasional
f) Ketidakadekuatan toileting
h) Penyalahgunaan laksatif
l) Perubahan lingkungan
menyebabkan konstipasi.
normal.
E. Patofisiologi
terlibat pada proses buang air besar (BAB) Normal. Dorongan untuk defekasi
internal,relaksasi otot sfingter eksternal dan oto dalam region pelvik serta
berikut:
1. Diskesia Rektum
dan interna.
2. Dis-sinergiis Pelvis
ditemukan pada kolon yang spastik seperti pada penyakit irritable Bowel
1. Konstipasi Penatalaksanaan:
2. Resiko kurangnya volume Pengkajian
Hirsprung cairan Diagnosa
Disease 3. Gangguan integritas kulit Keperawatan
4. Resiko infeksi Rencana tindakan
5.Perubahan nutrisi kurang Pelaksanaan
dari kebutuhan tubuh
6. Nyeri
7. Kurangnya pengetahuan
8. Gangguan citra tubuh Dampak yang timbul dari
konstipasi yaitu: Kecemasan,
anoreksia ringan, distensi
abdomen ringan, distensi
rektum, penurunan sensitivitas
refleks defekasi dan efektivitas
peristaltik.
Sumber: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017) & Sodikin, (2011)
Gejala dan tanda mayor dari konstipasi menurut Tim Pokja SDKI
1) Subjektif
2) Objektif
a) Feses keras
Gejala dan tanda minor dari konstipasi menurut Tim Pokja SDKI
1).Subjektif
2).Objektif
a) Distensi abdomen
b) Kelemahan umum
H. Pemeriksaan Penunjang
Kondisi klinis terkait dari konstipasi menurut Tim Pokja SDKI DPP
2) Spinabifida
3) Stroke
4) Skleroris multipel
5) Penyakit Parkinson
6) Demensia
7) Hiperparatiroidisme
8) Hipoparatiroidisme
9) Ketidakseimbangan elekrolit
10) Hemoroid
11) Obesitas
13) Kehamilan
J. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Umum
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan format
nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat,
pada anak dengan masalah keperawatan konstipasi menurut Mendri & Prayogi,
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017) diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada pasien anak dengan Hirsprung disesae ada 7, salah satunya ialah
diantaranya :
L. Rencana Keperawatan
N Diagnosa Tujuan & Intervensi (SIKI) Rasional
o Kriteria
Hasil (SLKI)
1. Konstipasi Setelah dilakukan Observasi: Observasi: .
berhubungan asuhan Periksa tanda dan Memeriksa tanda
dengan pola keperawatan gejala konstipasi dan gejala
Periksa pergerakan konstipasi
defekasi tidak selama…2x 24 jam usus (peristaltik) Memeriksa
teratur. diharapkan pasien Monitor buang air pergerakan usus
besar (misalnya, (peristaltik)
tidak mengalami warna,frekuensi, Memonitor buang
konstipasi dengan konsistensi, air besar
volume) (misalnya, warna,
kriteria hasil:
frekuensi,
a.Keluhan dafekasi Terapeutik:
konsistensi,
lama dan sulit Anjurkan keluarga volume) .
menurun untuk memodifikasi
diet (makanan tinggi Terapeutik:
b.Tidak ada serat untuk ibu
distensi adomen pasien supaya Menganjurkan
produksi ASI lebih keluarga untuk
c.Konsistensi feses berkualitas) memodifikasi diet
membaik (makanan tinggi
Edukasi: serat untuk ibu
pasien supaya
Anjurkan keluarga produksi ASI lebih
mencatat warna, berkualitas)
frekuensi,
konsistensi, volume Edukasi:
feses
Anjurkan Menganjurkan
meningkatkan keluarga mencatat
aktifitas fisik, sesuai warna, frekuensi,
konsistensi,
toleransi volume feses
Anjurkan Menganjurkan
meningkatkan meningkatkan
asupan cairan,jika aktifitas fisik,
tidak ada sesuai toleransi
kontraindikasi (ASI) Menganjurkan
meningkatkan
Kolaborasi:. asupan cairan, jika
tidak ada
Konsultasi dengan kontraindikasi
tim medis tentang (ASI)
penurunan frekuensi
suara usus Kolaborasi:
Kolaborasi
pemberian obat Mengkonsultasika
(pencahar) n dengan tim
supositoria anal, jika medis tentang
perlu. penurunan
frekuensi suara
usus
b.Mengkolaborasik
an pemberian obat
(pencahar)
supositoria anal,
jika perlu.
2.
Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi Observasi
tindakan Lakukan Melakukan
berhubungan
keperawatan pengkajian nyeri pengkajian nyeri
dengan selama 2 x24 secara komprehesif secara komprehesif
jam,diharapkan observasi,reaksi observasi,reaksi
akumulasi
nyeri akut dapat non verbal dari non verbal dari
feses keras teratasi dengan ketidaknyamanan ketidaknyamanan
kriteria hasil: Teraupetik Teraupetik
pada abdomen
Mampu Gunakan Menggunakan
mengontrol komunikasi komunikasi
nyeri terapeutik untuk terapeutik untuk
Melaporkan mengetahui mengetahui
bahwa nyeri pengalaman nyeri pengalaman nyeri
berkurang,deng Kaji kultur yang Mengkaji kultur
anmenggunakan mempengaruhi yang
managemen respon nyeri mempengaruhi
nyeri dan Evaluasi respon nyeri
mampu pengalaman nyeri Mengevaluasi
mengenali nyeri masa lampau pengalaman nyeri
merasakan rasa masa lampau
nyaman setelah
nyeri berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Ferry,2010. Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,proses dan praktek.Edisi
4. Vol 1.Jakarta:EGC
http://repository.akperykyjogja.ac.id
http://repo.poltekkes-medan.ac.id
http://dokumen .tips