Di susun oleh:
Nurisa’ida ismaya
Naya zulaika
M. Aditya Akbar
Aditia warman
definisi
Hisprung atau mega kolon adalah penyakit tidak adanya sel-sel ganglion dalam rectum atau bagian
rektosigmoid colon. Akibat ketidak adaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltic
serta tidak adanya evakuasi usus spontan (Betz,ceely & sowden,2000).
Faktor genetik dan lingkungan sering terjadi hisprung ataumega kolon pada anak dengan
down syndrome, kegagalan sel neural pada masa embriodalam dinding usus gagal
eksistensi. Tidak adanya sel-sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid
kolon,ketidak mampuan sfinger rektum berelaksasi ( haryono,Rudi, 2012).
Tanda dan Gejala
Tanda-tanda hisprung
1. Anemia dan tanda-tanda malnutrisi
2. Perut membuncit (Abdomen distention0 karena restensi kotoran
Terlihat gelombang perestaltic pada dinding abdomen
Pemeriksaan rectal touche (colok dubur) menunjukan sfingter anal yang padat/ketat,dan biasanya
fases akan langsung menyemprot ke luar dengan bau fases dan gas yang busuk.
3.Tanda-tanda edema,bercak-bercak kemerahan hususnya di sekitar umbilicus, punggung dan di
sekitar genetalia di temukanbila telah terdapat komplikai perinoritis
(kessman,2008;Lakhsmi,2008).
4. Bayi baru lahir bisa mengeluarkan meconium dalam 24-28 jam pertama setelah lahir.Tampak
malas mengonsumsi cairan,muntah bercampuran dengan cairan empedu dan distensi
abdomen (Delson,2002).
Obstruksi total kolon saat lahir di sertai muntah,distensi abdomen serta ketidak adaan
evakuasi meconium. Keterlambatan meconium di ikuti obstruksi konstipasi, muntah
dan dehidrasi.
Penatalaksanaan
Keperawatan:
● Perawatan tergantung pada umur anak dan tipe penatalaksanaannya bila
anak telah terdiagnosa selama periode neonatal,perhatian utama antara lain:
● Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada anak
secara dini.
● Membantu perkembangan ikatn antara orang tua dan anak.
● Mempersiapkan orang tua dengan adanya intervens medis (pembedahan)
● Mendampingi orrang tua pada perawatan colostomy setelah rencana pulang
(FKUI,2000
Pada perawatan ini harus di perhatikan juga kondisi klinis
anak, dengan malnutrisi tidak dapat bertahan dalam pembedahan
sampai status fisiknya meninkat dalam hal ini sering kali melibatkan
pengobatan simptomatik seperti enema
patofisiologi
Istilah congenital aganglionic Megacolon
menggambarkan adanya kerusakan primer dengan tidak
adanya sel ganglion pada dinding submukosa kolon
distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam
rectum dan bagian proksimal pada usus besar. Ketidak
adaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya
gerakan tenaga pendorong (peristaltik) dan tidak adanya
evaluasi usus spontan serta spinkter rektum tidak dapat
berelaksasi sehingga sehingga mencegah keluarnya feses
secara normal yang menyebabkan adanya akumulasi
pada usus dan distensi pada saluran cerna bagian-bagian
proksimal proksimal sampai pada bagian yang rusak
pada Megakolon ( Betz,Cecly & sowden,2002)
Manifestasi Klinis
Masa Neonatal:
1. Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam setelah lahir.
2. Muntah berisi empedu.
3. Enggan minum.
4.Distensi abdomen
Sistem integument
Kebersihan kulit mulai dari kepala maupun tubuh, pada palpasi dapat
dilihat capilary refil, warna kulit, edema kulit.
Sistem respirasi
Kaji adanya kelainan bunyi jantung (mur-mur, gallop), irama denyut nadi
apikal, frekuensi denyut nadi / apikal.
Sistem penglihatan
Kaji adanya konjungtivitis, rinitis pada mata
Sistem Gastrointestinal
Kaji pada bagian abdomen palpasi adanya nyeri, auskultasi bising usus,
adanya kembung pada abdomen, adanya distensi abdomen, muntah
(frekuensi dan karakteristik muntah) adanya keram, tendernes.
Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan
tidak adanya daya dorong.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang inadekuat.
Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.
Post operasi
Gangguan integritas kulit b/d kolostomi dan perbaikan
pembedahan
Nyeri b/d insisi pembedahan
Kurangnya pengetahuan b/d kebutuhan irigasi,
pembedahan dan perawatan kolostomi.
Pre operasi
Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan
spastis usus dan tidak adanya daya dorong.
Tujuan : klien tidak mengalami ganggguan eliminasi dengan kriteria
defekasi normal, tidak distensi abdomen.
Monitor cairan yang keluar dari kolostomi.
Rasional : Mengetahui warna dan konsistensi feses dan menentukan
rencana selanjutnya
Pantau jumlah cairan kolostomi.
Rasional : Jumlah cairan yang keluar dapat dipertimbangkan untuk
penggantian cairan.
Pantau pengaruh diet terhadap pola defekasi.
Rasional : Untuk mengetahui diet yang mempengaruhi pola defekasi
terganggu.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Gangguan integritas kulit b/d
berhubungan dengan intake yang
inadekuat.
kolostomi dan perbaikan pembedahan
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria Tujuan :memberikan perawatan perbaikan
dapat mentoleransi diet sesuai kebutuhan kulit setelah dilakukan operasi kaji insisi
secara parenteal atau per oral. pembedahan, bengkak dan drainage.
Intervensi : Berikan perawatan kulit untuk mencegah
Berikan nutrisi parenteral sesuai kebutuhan. kerusakan kulit.
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
Pantau pemasukan makanan selama perawatan.
Oleskan krim jika perlu.
Rasional : Mengetahui keseimbangan nutrisi sesuai
kebutuhan 1300-3400 kalori
Pantau atau timbang berat badan.
Rasional : Untuk mengetahui perubahan berat badan
Nyeri b/d insisi pembedahan
Tujuan :Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria tenang, tidak
menangis, tidak mengalami gangguan pola tidur.
Observasi dan monitoring tanda skala nyeri.
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan langkah selanjutnya
Lakukan teknik pengurangan nyeri seperti teknik pijat punggung dansentuhan.
Rasional : Upaya dengan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi dalam pemberian analgetik apabila dimungkinkan.
Rasional : Mengurangi persepsi terhadap nyeri yamg kerjanya pada sistem
saraf pusat
thanks