Anda di halaman 1dari 15

Asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan

sistem digestive hirchprung

Di susun oleh:
Nurisa’ida ismaya
Naya zulaika
M. Aditya Akbar
Aditia warman
definisi
Hisprung atau mega kolon adalah penyakit tidak adanya sel-sel ganglion dalam rectum atau bagian
rektosigmoid colon. Akibat ketidak adaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltic
serta tidak adanya evakuasi usus spontan (Betz,ceely & sowden,2000).

Berdasarkan panjang segmen yang terkena, dapat dibedakan 2 tipe yaitu :


1. Penyakit Hirschprung segmen pendek,
Segmen aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid; ini merupakan 70%
dari kasus penyakit Hirschprung dan lebih sering ditemukan pada anak laki-laki
dibanding anak perempuan.
2. Penyakit Hirschprung segmen panjang
Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon atau usus
halus. Ditemukan sama banyak pada anak laki maupun prempuan.(Ngastiyah, 1997 :
138)
etiologi

Faktor genetik dan lingkungan sering terjadi hisprung ataumega kolon pada anak dengan
down syndrome, kegagalan sel neural pada masa embriodalam dinding usus gagal
eksistensi. Tidak adanya sel-sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid
kolon,ketidak mampuan sfinger rektum berelaksasi ( haryono,Rudi, 2012).
Tanda dan Gejala
Tanda-tanda hisprung
1. Anemia dan tanda-tanda malnutrisi
2. Perut membuncit (Abdomen distention0 karena restensi kotoran
Terlihat gelombang perestaltic pada dinding abdomen
Pemeriksaan rectal touche (colok dubur) menunjukan sfingter anal yang padat/ketat,dan biasanya
fases akan langsung menyemprot ke luar dengan bau fases dan gas yang busuk.
3.Tanda-tanda edema,bercak-bercak kemerahan hususnya di sekitar umbilicus, punggung dan di
sekitar genetalia di temukanbila telah terdapat komplikai perinoritis
(kessman,2008;Lakhsmi,2008).
4. Bayi baru lahir bisa mengeluarkan meconium dalam 24-28 jam pertama setelah lahir.Tampak
malas mengonsumsi cairan,muntah bercampuran dengan cairan empedu dan distensi
abdomen (Delson,2002).
Obstruksi total kolon saat lahir di sertai muntah,distensi abdomen serta ketidak adaan
evakuasi meconium. Keterlambatan meconium di ikuti obstruksi konstipasi, muntah
dan dehidrasi.
Penatalaksanaan
Keperawatan:
● Perawatan tergantung pada umur anak dan tipe penatalaksanaannya bila
anak telah terdiagnosa selama periode neonatal,perhatian utama antara lain:
● Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada anak
secara dini.
● Membantu perkembangan ikatn antara orang tua dan anak.
● Mempersiapkan orang tua dengan adanya intervens medis (pembedahan)
● Mendampingi orrang tua pada perawatan colostomy setelah rencana pulang
(FKUI,2000
Pada perawatan ini harus di perhatikan juga kondisi klinis
anak, dengan malnutrisi tidak dapat bertahan dalam pembedahan
sampai status fisiknya meninkat dalam hal ini sering kali melibatkan
pengobatan simptomatik seperti enema
patofisiologi
Istilah congenital aganglionic Megacolon
menggambarkan adanya kerusakan primer dengan tidak
adanya sel ganglion pada dinding submukosa kolon
distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam
rectum dan bagian proksimal pada usus besar. Ketidak
adaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya
gerakan tenaga pendorong (peristaltik) dan tidak adanya
evaluasi usus spontan serta spinkter rektum tidak dapat
 berelaksasi sehingga sehingga mencegah keluarnya feses
secara normal yang menyebabkan adanya akumulasi
pada usus dan distensi pada saluran cerna  bagian-bagian
proksimal proksimal sampai pada bagian yang rusak
pada Megakolon ( Betz,Cecly & sowden,2002)
Manifestasi Klinis

Masa Neonatal:
1. Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam setelah lahir.
2. Muntah berisi empedu.
3. Enggan minum.
4.Distensi abdomen

Masa bayi dan anak-anak :


1. Konstipasi
2. Diare berulang
3. Tinja seperti pita, berbau busuk
4. Distensi abdomen (Betz, 2002 : 197
komplikasi
 Komplikasi
1. Gawat pernapasan
2. Enterokolitis
3. Striktura ani (pasca bedah)
4. Inkontinensia (jangka panjang)
5. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
Konstipasi (Suriadi, 2001 : 241)
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang mana dilakukan pengumpulan
data
a. Identitas Pasien.
b. Keluhan Utama
2. Riwayat penyakit sekarang
Anak dengan atresia billiary intra hepatik setelah usia 6 tahun terjadi gangguan
neuromuskuler seperti tidak ada reflek-reflek tendo dalam, kelemahan memandang ke atas,
ketidakmampuan  berjalan akibat parosis kedua tungkai bawah serta kehilangan rasa getar
3. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan lalu meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat operasi,
riwayat alergi, riwayat imunisasi
4. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita  penyakit yang sama
dengan klien, keturuna dan lainnya. Menentukan apakah ada penyebab herediter atau tidak
Pemeriksaan Fisik

 Sistem integument
 Kebersihan kulit mulai dari kepala maupun tubuh, pada palpasi dapat
dilihat capilary refil, warna kulit, edema kulit.
 Sistem respirasi
 Kaji adanya kelainan bunyi jantung (mur-mur, gallop), irama denyut nadi
apikal, frekuensi denyut nadi / apikal.
 Sistem penglihatan
 Kaji adanya konjungtivitis, rinitis pada mata 
  Sistem Gastrointestinal
 Kaji pada bagian abdomen palpasi adanya nyeri, auskultasi bising usus,
adanya kembung pada abdomen, adanya distensi abdomen, muntah
(frekuensi dan karakteristik muntah) adanya keram, tendernes.
Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
 Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan
tidak adanya daya dorong.
 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang inadekuat.
 Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare.
 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.

Post operasi
 Gangguan integritas kulit b/d kolostomi dan perbaikan
pembedahan
 Nyeri b/d insisi pembedahan
 Kurangnya pengetahuan b/d kebutuhan irigasi,
pembedahan dan perawatan kolostomi.
Pre operasi
Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan
spastis usus dan tidak adanya daya dorong.
Tujuan : klien tidak mengalami ganggguan eliminasi dengan kriteria
defekasi normal, tidak distensi abdomen.
Monitor cairan yang keluar dari kolostomi.
Rasional : Mengetahui warna dan konsistensi feses dan menentukan
rencana selanjutnya
Pantau jumlah cairan kolostomi.
Rasional : Jumlah cairan yang keluar dapat dipertimbangkan untuk
penggantian cairan.
Pantau pengaruh diet terhadap pola defekasi.
Rasional : Untuk mengetahui diet yang mempengaruhi pola defekasi
terganggu.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Gangguan integritas kulit b/d
berhubungan dengan intake yang
inadekuat.
kolostomi dan perbaikan pembedahan
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria Tujuan :memberikan perawatan perbaikan
dapat mentoleransi diet sesuai kebutuhan kulit setelah dilakukan operasi kaji insisi
secara parenteal atau per oral. pembedahan, bengkak dan drainage.
Intervensi : Berikan perawatan kulit untuk mencegah
Berikan nutrisi parenteral sesuai kebutuhan. kerusakan kulit.
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
Pantau pemasukan makanan selama perawatan.
Oleskan krim jika perlu.
Rasional : Mengetahui keseimbangan nutrisi sesuai
kebutuhan 1300-3400 kalori
Pantau atau timbang berat badan.
Rasional : Untuk mengetahui perubahan berat badan 
Nyeri b/d insisi pembedahan
Tujuan :Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria tenang, tidak
menangis, tidak mengalami gangguan pola tidur.
Observasi dan monitoring tanda skala nyeri.
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan langkah selanjutnya
 
Lakukan teknik pengurangan nyeri seperti teknik pijat punggung dansentuhan.
Rasional : Upaya dengan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi dalam pemberian analgetik apabila dimungkinkan.
Rasional : Mengurangi persepsi terhadap nyeri yamg kerjanya pada sistem
saraf pusat
thanks

Anda mungkin juga menyukai