LANDASAN TEORITIS
2.1.1 Definisi
mekanik karena tidak adekuatan motilitas sebagian dari usus (Wong, 2004).
aganglionosis usus yang dimulai dari sfingter ani internal ke arah proximal
dengan panjang yang bervariasi dan termasuk anus sampai rectum (Aziz,
2006).
sel ganglion parasimpatis dari pleksus auerbach di kolon ( IKA UI, 1985).
aganglionosis meissner dan auerbach dalam lapisan dinding usus, mulai dari
10% sampai seluruh kolon, dan sekitar 5% dapat mengenai seluruh usus
2.1.2 Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab Hisprung atau Mega Colon itu sendiri
adalah diduga terjadi karena faktor genetik dan lingkungan. Sering terjadi
pada anak dengan Down syndrome. Kegagalan sel neural pada masa embrio
dalam dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub
inferior kiri. 2/3 bagian distal rektum terletak di rongga pelvik, sedangkan 1/3
bagian ini dipisahkan oleh peritoneum reflektum dimana bagian anterior lebih
panjang dibanding bagian posterior. Saluran anal (anal canal) adalah bagian
terakhir dari usus, berfungsi sebagai pintu masuk ke bagian usus yang lebih
proksimal; dus, dikelilingi oleh spinkter ani (eksternal dan internal ) serta otot-
otot yang mengatur pasase isi rektum ke dunia luar. Spinkter ani eksterna
5
Persyarafan motorik spinkter ani interna berasal dari serabut syaraf simpatis
serabut syaraf ini membentuk pleksus rektalis. Sedangkan muskulus levator ani
6
Pada penderita penyakit Hisprung, tidak dijumpai ganglion pada pleksus tersebut
(Irwan, 2003).
2.1.4 Klasifikasi
yaitu:
1. Hisprung klasik (75%), segmen aganglionik tidak melewati bagian atas segmen
sigmoid.
dan anus).
7
2.1.5 Patofisiologi
Volume cairan
Nutrisi kurang dari tubuh menurun
kebutuhan tubuh Distensi abdomen Gangguan pola BAB
Kurang pengetahuan
Perawatan kolostomi
8
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologis
Pada foto polos abdomen dapat dijumpai gambaran obstruksi usus letak rendah,
meski pada bayi sulit untuk membedakan usus halus dan usus besar.
panjangnya bervariasi
Apabila dari foto barium enema tidak terlihat tanda-tanda khas Hisprung,
maka dapat dilanjutkan dengan foto retensi barium, yakni foto setelah 24-48
sigmoid.
9
Terlihat gambar barium enema penderita Hisprung. Tampak rektum yang
2. Biopsi isap
Yaitu mengambil mukosa dan sub mukosa dengan alat penghisap dan
4. Periksaan aktivitas enzim asetil kolin esterase dari hasil biopsi isap pada
10
5. Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsi usus
Pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan pada waktu tinja
yang menyemprot. Pemeriksaan ini untuk mengetahu bahu dari tinja, kotoran
yang menumpuk dan menyumbat pada usus di bagian bawah dan akan terjadi
pembusukan.
berikut. Obstruksi total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan
selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut.
Adanya feses yang menyemprot pas pada colok dubur merupakan tanda yang
hebat dan diare berbau busuk yang dapat berdarah (mansjoer, 2000 ).
11
2.1.8 Penatalaksanaan
1. Medis
Swenson, Duhamel, Boley & Soave. Prosedur Soave adalah salah satu
prosedur yang paling sering dilakukan terdiri dari penarikan usus besar
(Darmawan K, 2004)
2. Perawatan
12
a Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital
(pembedahan)
pulang
2.1.9 Komplikasi
a Obstruksi usus
b Konstipasi
d Entrokolitis
13
2.2 Landasan Teoritis Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan utama
Obstipasi merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir. Masalah yang
sering ditemukan adalah mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24 jam
setelah lahir), perut kembung dan muntah berwarna hijau. Gejala lain adalah
total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan ketiadaan evakuasi
ringan berupa konstipasi selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti
dengan obstruksi usus akut. Namun ada juga yang konstipasi ringan,
enterokolitis dengan diare, distensi abdomen, dan demam. Diare berbau busuk
dapat terjadi.
Hirsprung.
anaknya.
14
2. Pemeriksaan fisik.
a. Sistem kardiovaskuler.
b. Sistem pernapasan.
c. Sistem pencernaan.
Pada anak yang lebih besar terdapat diare kronik. Pada colok anus jari akan
merasakan jepitan dan pada waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya
g. Sistem endokrin.
Akral hangat.
i. Sistem pendengaran.
15
2.2.2 Diagnosa keperawatan
Pra Operasi
muntah
Post Operasi
bisa dilakukan
menjalankan
dianjurkan
3.Observasi
adanya
17
antisipasi agar tidak
segera lanjut
cemas
beristirahat
2.Mengetahui
dengan
2. Observasi tanda
perkembangan
tenang
vital
klien
3. Berikan posisi
3.Membantu
2. Klien tampak
yang nyaman
mengurangi rasa
18
rileks 4. Ajarkan klien nyeri
tehnik napas
4.Membantu
dalam
mengurangi rasa
nyeri
5. Kolaborasi
analgetik
3.Meminimalkan
3. Batasi faktor-faktor
dan anjurkan
kepada klien
agar tidak
memegang
colostomy
19
4. Kolaborasi
dalam menurunkan
pemberian demam
piretik
5. Kolaborasi
dalam
5. Mengurangi
pemberian
terjadinya infeksi
antibiotic
memastikan
bahwa klien
menerima nutrisi
20
yang adekuat
21