Anda di halaman 1dari 51

ASKEP GIZI BURUK DAN

HISPRUNG
KELOMPOK 8
SITI AISYAH 2018813099
DIANA NOVITASARI 20813066
IPAH APRILIANI 201813077
IRDANILA KUSUMA 201813111
PRITA PRATIWI 201813091
HISPRUNG
definisi

• Hisprung atau mega kolon adalah penyakit yang tidak adanya


sel – sel ganglion dalam rectum atau bagian rectosigmoid
colon. Dan ketidak adaan ini menimbulkan abnormal atau tidak
adanya evakuasi usus spontan (Betz, Cecily &Sowden : 2000)
• Hisprung adalah malformasi kogenital dimana saraf dari
ujunng distal usus tidak ada (saccharin,2002)
Macam-macam hisprung
Berdasarkan panjang segmen yang terkena, dapat dibedakan 2 tipe
yaitu :
• a. Penyakit Hirschprung segmen pendek
Segmen aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid; ini merupakan 70%
dari kasus penyakit Hirschprung dan lebih sering ditemukan pada anak laki-
laki dibanding anak perempuan.
• b.Penyakit Hirschprung segmen panjang
Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon
atau usus halus. Ditemukan sama banyak pada anak laki maupun prempuan.
(Ngastiyah, 1997 : 138)
Etiologi Hisprung

a. Faktor genetic atau sindrome turunan


b. Sering terjadi pada anak dengan ”Down Syndrome”.
c. Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal
eksistensi kraniokaudal pada nyenterik dan submukosa dinding
pleksus. (Suriadi, 2001 : 242).
Tanda dan gejala
• Tidak ada pengeluaran mekonium (keterlambatan > 24 jam)
• Muntah berwarna hijau
• Distensi abdomen, konstipasi.
• Diare yang berlebihan yang paling menonjol dengan pengeluaran tinja
/ pengeluaran gas yang banyak.
Lanjutan….
Karena gejala tidak jelas,Gejala pada anak yang lebih besar  waktu lahir:
• Riwayat adanya obstipasi pada waktu lahir
• Distensi abdomen bertambah
• Serangan konstipasi dan diare terjadi selang-seling
• Terganggu tumbang karena sering diare.
• Feses bentuk cair, butir-butir dan seperti pita.
• Perut besar dan membuncit.
patofisiologi
Istilah congenital aganglionic Mega Colon menggambarkan adanya
kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub
mukosa kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam
rectum dan bagian proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini
menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga
pendorong ( peristaltik ) dan tidak adanya evakuasi usus spontan serta
spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah keluarnya
feses secara normal yang menyebabkan adanya akumulasi pada usus
dan distensi pada saluran cerna. Bagian proksimal sampai pada bagian
yang rusak pada Mega Colon ( Betz, Cecily & Sowden).
manifestasi
1) Periode neonatal
• Pengeluaran meconium yang terlambat (lebih dar 24-28 jam pertama)
• Muntah hijau dan distensi abdomen
• Gejalanya berupa diare
• Distensi abdomen
• Feses berbau busuk dan disertai demam
Lanjutan…
2) Anak
• Pada anak yang lebih besar gejala klinis yang menonjol adalah
konstipasi kronis
• Gizi buruk
• Dapat pula terlihat gerakan peristaltic usus di dinding abdomen
• Penderita biasanya buang air besar tidak teratur, sekali dalam
beberapa hari biasanya sulit untuk defekasi
komplikasi
• Gawat pernapasan (akut)
• Enterokolitis (akut)
• Striktura ani (pasca bedah)
• Inkontinensia (jangka panjang)
(Betz, 2002 : 197)

• Obstruksi usus
•  Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
• Konstipasi
(Suriadi, 2001 : 241)
Pemeriksaan diagnostik
• Biopsi isap, yakni mengambil mukosa dan submukosa dengan alat
penghisap and mencari sel ganglion pada daerah submukosa.
• Biopsy otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot rectum, dilakukan
dibawah narkos. Pemeriksaan ini bersifat traumatic.
• Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy asap. Pada
penyakit ini klhas terdapat peningkatan aktivitas enzim asetikolin
enterase.
• Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus.
(Ngatsiyah, 1997 : 139)
Lanjutan…
• Foto abdomen ; untuk mengetahui adanya penyumbatan pada kolon.
• Enema barium ; untuk mengetahui adanya penyumbatan pada kolon.
• Biopsi rectal ; untuk mendeteksi ada tidaknya sel ganglion.
• Manometri anorektal ; untuk mencatat respons refleks sfingter
interna dan eksterna.
(Betz, 2002 : 197).
penatalaksanaan
1. Medis
• Konsenvatif
• Tindakan bedah sementara
• Tindakan bedah devenitif
2. Pembedahan
Pembedahan dilakukan dalam (dua) tahap mula-mula dilakukan
kolostomi loop atau double-barrel sehingga tomus dan ukuran usus
yang dilatasi dan hipertrofi dapat kembali normal.(memerlukan waktu
kira-kira 3-4 bulan)
Lanjutan …
• Prosedur Duhamel
• Prosedur Swenson
• Prosedur Soave
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Informasi identitas/data dasar meliputi, nama, umur, jenis kelamin, agama,
alamat, tanggal pengkajian, pemberi informasi.
b. Keluhan utama
Masalah yang dirasakan klien yang sangat mengganggu pada saat
dilakukan pengkajian, pada klien Hirschsprung misalnya, sulit BAB, distensi
abdomen, kembung, muntah.
c. Riwayat kesehatan sekarang
• Yang diperhatikan adanya keluhan mekonium keluar setelah 24 jam setelah lahir, distensi
abdomen dan muntah hijau atau fekal.
• Tanyakan sudah berapa lama gejala dirasakan pasien dan tanyakan bagaimana upaya klien
mengatasi masalah tersebut.
Lanjutan….
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah sebelumnya klien pernah melakukan operasi, riwayat
kehamilan, persalinan dan kelahiran, riwayat alergi, imunisasi.
e. Riwayat Nutrisi meliputi
masukan diet anak dan pola makan anak.
f. Riwayat psikologis
Bagaimana perasaan klien terhadap kelainan yang diderita apakah
ada perasaan rendah diri atau bagaimana cara klien
mengekspresikannya.
Lanjutan…
g. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan pada orang tua apakah ada anggota keluarga yang lain yang
menderita Hirschsprung.
h. Riwayat social
Apakah ada pendakan secara verbal atau tidak adekuatnya dalam
mempertahankan hubungan dengan orang lain.
i. Riwayat tumbuh kembang
Tanyakan sejak kapan, berapa lama klien merasakan sudah BAB.
j. Riwayat kebiasaan sehari-hari
Meliputi – kebutuhan nutrisi, istirahat dan aktifitas.
Pemeriksaan fisik
a. Sistem integument
Kebersihan kulit mulai dari kepala maupun tubuh, pada palpasi
dapat dilihat capilary refil, warna kulit, edema kulit.
b. Sistem respirasi
Kaji apakah ada kesulitan bernapas, frekuensi pernapasan
c. Sistem kardiovaskuler
Kaji adanya kelainan bunyi jantung (mur-mur, gallop), irama denyut
nadi apikal, frekuensi denyut nadi / apikal.
Lanjutan….
d. Sistem penglihatan
Kaji adanya konjungtivitis, rinitis pada mata
e. Sistem Gastrointestinal
Kaji pada bagian abdomen palpasi adanya nyeri, auskultasi bising
usus, adanya kembung pada abdomen, adanya distensi abdomen,
muntah (frekuensi dan karakteristik muntah) adanya keram,
tendernes.
 
Diagnosa keperawatan
Pre operasi
• Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan tidak adanya
daya dorong.
• Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
inadekuat.
• Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare.
• Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.
• Post operasi
• Gangguan integritas kulit b/d kolostomi dan perbaikan pembedahan
• Nyeri b/d insisi pembedahan
• Kurangnya pengetahuan b/d kebutuhan irigasi, pembedahan dan perawatan kolostomi.
Intervensi keperawatan
Pre operasi
• a. Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan tidak adanya
daya dorong.
Tujuan : klien tidak mengalami ganggguan eliminasi dengan kriteria defekasi normal, tidak distensi
abdomen.
Intervensi :
1)      Monitor cairan yang keluar dari kolostomi.
Rasional : Mengetahui warna dan konsistensi feses dan menentukan rencana selanjutnya
2)      Pantau jumlah cairan kolostomi.
Rasional : Jumlah cairan yang keluar dapat dipertimbangkan untuk penggantian cairan
3)      Pantau pengaruh diet terhadap pola defekasi.
Rasional : Untuk mengetahui diet yang mempengaruhi pola defekasi terganggu.
Lanjutan….
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
inadekuat.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria dapat mentoleransi diet
sesuai kebutuhan secara parenteal atau per oral. 
Intervensi :
1)      Berikan nutrisi parenteral sesuai kebutuhan.
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
2)      Pantau pemasukan makanan selama perawatan.
Rasional : Mengetahui keseimbangan nutrisi sesuai kebutuhan 1300-3400 kalori
3)      Pantau atau timbang berat badan.
Rasional : Untuk mengetahui perubahan berat badan
Lanjutan….
c. Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare
Tujuan : Kebutuhan cairan tubuh terpenuhi dengan kriteria tidak mengalami
dehidrasi, turgor kulit normal.
Intervensi :
• 1)  Monitor tanda-tanda dehidrasi.
Rasional : Mengetahui kondisi dan menentukan langkah selanjutnya
• 2)  Monitor cairan yang masuk dan keluar.
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh
• 3)  Berikan caiaran sesuai kebutuhan dan yang diprograrmkan.
Rasional : Mencegah terjadinya dehidrasi
Lanjutan….
d. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria tenang, tidak
menangis, tidak mengalami gangguan pola tidur.
Intervensi :
1)      Kaji terhadap tanda nyeri.
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan langkah selanjutnya
2)      Berikan tindakan kenyamanan : menggendong, suara halus, ketenangan.
Rasional : Upaya dengan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri
3)      Kolaborsi dengan dokter pemberian obat analgesik sesuai program.
Rasional : Mengurangi persepsi terhadap nyeri yamg kerjanya pada sistem saraf
pusat
Pra oprasi
• Post operasi
a. Gangguan integritas kulit b/d kolostomi dan perbaikan
pembedahan
Tujuan :memberikan perawatan perbaikan kulit setelah dilakukan
operasi
1) kaji insisi pembedahan, bengkak dan drainage.
2) Berikan perawatan kulit untuk mencegah kerusakan kulit.
3) Oleskan krim jika perlu.
Lanjutan…
b. Nyeri b/d insisi pembedahan
Tujuan :Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria tenang, tidak
menangis, tidak mengalami gangguan pola tidur.
1)      Observasi dan monitoring tanda skala nyeri.
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan langkah selanjutnya
2)      Lakukan teknik pengurangan nyeri seperti teknik pijat punggung dansentuhan.
Rasional : Upaya dengan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri
3)      Kolaborasi dalam pemberian analgetik apabila dimungkinkan.
Rasional : Mengurangi persepsi terhadap nyeri yamg kerjanya pada sistem
saraf pusat
Lanjutan….
telah pembedahan dan lakukan supervisi saat orang tua melakukan perawatan ostomi.
Evaluasi
• Pre operasi Hirschsprung
a.       Pola eliminasi berfungsi normal
b.      Kebutuhan nutrisi terpenuhi
c.       Kebutuhan cairan dapat terpenuhi
d.      Nyeri pada abdomen teratasi
• Post operasi Hirschsprung
a.       Integritas kulit lebih baik
b.      Nyeri berkurang atau hilang
c.       Pengetahuan meningkat tentang perawatan pembedahan terutama pembedahan kolon
 
Gizi Buruk
Definisi
• Malnutrisi energy-protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan
kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.
• Malnutrisi adalah keadaan terang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam keadaan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi dalam angka kecukupan gizi. (Depkes RI,
1999).
Etiologi
• Penyebab langsung:
a. Kurangnya asupan makanan
b. Adanya penyakit
• .      Penyebab tidak langsung:
a. Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk
menghasilkan atau mendapatkan makanan. Penyakit kemiskinan malnutrisi
merupakan problem bagi golongan bawah masyarakat tersebut.
b. Kualitas perawatan ibu dan anak.
c. Buruknya pelayanan kesehatan.
d. Sanitasi lingkungan yang kurang.
e. Faktor Keadaan Penduduk
patofisiologi
Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat
banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor
penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman penyebab),
environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang
peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan.
Pathway Gizi Buruk
Klasifikasi
1. Berat badan 60-80% standar tanpa busung : gizi kurang (MEP
ringan)
2. Berat badan 60-80% standar dengan busung : kwashiorkor (MEP
berat)
3. Berat badan <60% : marasmus (MEP berat)
4. Berat badan <60% : marasmik kwashiorkor (MEP berat)
Manifestasi
Adapun tanda dan gejala dari malnutrisi adalah sebagai berikut:
• Kelelahan dan kekurangan energy
• Pusing
• Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh
kesulitan untuk melawan infeksi)
• Kulit yang kering dan bersisik
• Gusi bengkak dan berdarah
• Gigi yang membusuk
• Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat
Lanjutan…
• Berat badan kurang
• Pertumbuhan yang lambat
• Kelemahan pada otot
• Perut kembung
• Tulang yang mudah patah
• Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh
komplikasi
• Kwashiorkor; diare, infeksi, anemia, gangguan tumbuh kembang,
hipokalemi dan hipernatremi.
• Marasmus; infeksi, tuberculosis, parasitosis, disentri, malnutrisi
kronik, gangguan tumbuh kembang.
 
pencegahan
• Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan.
• Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan
protein, lemak, vitamin dan mineralnya.
• Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program
Posyandu.
• Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan
kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah
pulang dari rumah sakit.
• Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan
kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula
penatalaksanaan
• Diit tinggi kalori, protein, mineral, dan vitamin
• Pemberian terapi cairan dan elektrolit
• Penanganan diare bila ada; cairan, antidiare, dan antibiotic
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium; albumin, creatinine dan nitrogen.
Elektrolit, Hb, Ht, transferin
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
• Riwayat Keluhan Utama
• Riwayat Keperawatan Sekarang
• Riwayat Kesehatan Keluarga
• Pengkajian Fisik
Lanjutan…

Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah pengukuran


antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit).
Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah:
• Penurunan ukuran antropometri
• Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)
• Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra
• Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal)
• Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi
diare.
Lanjutan…
• Edema tungkai
• Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement
dermatosis terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan
(bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha dan lipat paha)

Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium; albumin, creatinine dan nitrogen.
Elektrolit, Hb, Ht, transferin
Diagnosa keperawatan
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan yang tidak
adekuat, anoreksia dan diare.
• Kekurangan volume cairan b/d penurunan asupan peroral dan peningkatan
kehilangan akibat diare.
• Gangguan integritas kulit b/d tidak adanya kandungan makanan yang cukup
• Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan
protein yang tidak adekuat dan proses penyakit kwashiokor dan marasmus.
• Kurangnya pengetahuan b/d tidak tahu memberikan intake nutrisi yang
adekuat pada anak
No NDX NOC NIC
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari • Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan b/d asupan yang tidak • Nutritional status : food and fluid • Kaji adanya alergi makanan
adekuat, anoreksia dan diare. intake • Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
  • Nutritional status : nutrient intake menentukan jumlah kalori dan
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup • Weight control nutrisi yang dibutuhkan pasien
untuk memenuhi kebutuhan metabolik Kriteria Hasil : • Berikan substansi gula
• Adanya peningkatan BB sesuai • Ajarkan pasien bagaimana
dengan tujuan membuat catatan makanan
• BB ideal sesuai dengan tinggi badan harian
• Mampu mengidentifikasi kebutuhan • Onitor jumlah nutrisi dan
nutrisi kandungan kalori
• Tidak ada tanda – tanda malnutrisi • Berikan informasi tentang
• Menunjukkan peningkatan fungsi kebutuhan nutrisi
pengecapan dari menelan Nutrition Monitoring
• Tidak terjadi penurunan BB yang • BB pasien dalam batas normal
berarti • Monitor adanya penurunan BB
• Monitor tie dan jumlah aktivitas
• Monitor turgor kulit
• Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
• Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
2 Kekurangan volume cairan b/d Fluid balance Fluid Management
penurunan asupan peroral dan Hydration • Timbang popok / pembalut jika
peningkatan kehilangan akibat diare. Nutritional status : food and fluid intake diperlukan
  Kriteria Hasil • Pertahankan catatatn intake dan
Definisi : penurunan cairan Mempertahankan urine output sesuai output yang akurat
intravaskuler, intersitial, dan/ atau dengan usia dan BB, BJ urine normal, HTT • Monitor status hidrasi
intraseluler. Ini mengacu pada normal • Monitor vital sign
dehidrasi, kehilangan cairan saa tanpa TD, nadi, SB dalam batas normal • Monitor masukan makanan /
perubahan natrium Tidak ada tanda – tanda dehidrasi, cairan dan itung intake kalori
elastisitas turgorkulit baik, membrane harian
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang • Kolaborasikan pembarian cairan IV
berlebihan • Monitor status nutrisi
• Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
• Dorong masukan oral
• Dorong keluarga untuk membatu
pasien makan
• Kolaborasi dengan dokter
• Atur kemungkinan transfuse
• Monitor tingkat Hb dan
hematoktrit
• Monitor BB
3 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan • Tissue Integrity : skin dan Pressure Management
tidak adanya kandungan makanan yang cukup Mucous Membranes • Anjurkan pasien
  • Hemodyalis akses menggunakan pakaian
Definisi : Perubahan / gangguan epidermis dan/ • Kriteria Hasil : yang longgar
atau dermis • Integritas kulit yang baik bisa • Hindari kerutan pada
dipertahankan ( sensasi, tempat tidur
elastisitas, temperature, hidrasi, • Jaga kebersihan kulit agar
pigmentasi) tetap bersih dan tetap
• Tidak ada luka / lesi pada kulit kering
• Perfusi jaringan baik • Mobilisasi pasien
• Menunjukkan pemahaman • Monitor kulit akan adanya
dalam proses perbaikan kulit dan kemerahan
mencegah terjadinya sedera • Oleskan lotion atau
berulang minyak / baby oil pada
• Mampu melindungi kulit dan daerah yang tertekan
mempertahankan kelembaban • Mandikan pasien dengan
kulit dan perawatan alami sabun dan air hangat
4 Keterlambatan pertumbuhan dan • Growth and development, delayed • Peningkatan perkembangan anak
perkembangan b/d asupan kalori dan • Nutrition imbalance less than dan remaja
protein yang tidak adekuat dan proses body requirements : • Kaji faktor penyebab gangguan
penyakit kwashiokor dan marasmus • Kriteria Hasil : perkembangan anak
Definisi : penyimpangan / kelainan dari • Anak berfungsi optimal sesuai • Identifikasi dan gunakan
aturan kelompok usia tingkatannya • sumber pendidikan untuk
• Keluarga dan anak mampu memfasilitasi perkembangan
menggunakan koping terhadap anak yang optimal
tantangan karena adanya • Tingkatkan komunikasi verbal
ketidakmampuan. dan stimulasi taktil
• Keluarga mampu mendapatkan • Berikan instruksi berulang dan
sumber – sumber sarana sederhana
komunitas • Dorong anak melakukan
• Kematangan fisik : wanita : sosialisasi dengan kelompok
perubahan fisik normal pada • Berikan reinforcement positif
wanita yang terjadi dengan atas hasil yang dicapai anak
transisi dari masa kanak – kanak • Nutritional Management :
ke dewasa • Kaji keadekuatan asupan nutrisi
• Kematangan fisik : pria : • Tentukan makanan yang disukai
perubahan fisik normal pria yang anak
terjadi dengan transisi dari masa • Pantau kecenderungan kenaikan
kanak – kanak ke dewasa dan penurunan BB anak
• Status nutrisi seimbang
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai