DIARE
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
KOTA BOGOR
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. LATAR BELAKANG
Diare masih merupakan masalah kesehatan dunia dan merupakan salah satu
dari sejumlah penyakit menular dengan rasa sakit dan kematian yang masih relatif
tinggi. Diare salah satu penyumbang angka sakit dan kematian anak-anak di
berbagai negara termasuk Indonesia. Indonesia adalah sebuah negara dengan
potensi Kejadian Luar Biasa (dari wabah) penyakit diare.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko diare yaitu kurangnya air bersih,
pembuangan tinja, persiapan dan penyimpanan makanan yang tidak layak
dilakukan. B. Pencegahan diare yaitu menjaga kebersihan lingkungan, kebersihan
pribadi, pemberian ASI dan nutrisi (Tatik). 2011)
2. TUJUAN
2.1. Tujuan Umum
Setelah adanya kegiatan penyuluhan dirumah salah satu warga di Kp.
Tarikolot selama 30 menit, diharapkan yang menderita atau beresiko dapat
memahami tentang penanggulangan peningkatan resiko diare dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari serta diharapkan dapat mengurangi
angka kejadian diare.
2.2. Tujuan Khusus
Setelah adanya kegiatan penyuluhan ini diharapkan pasien atau
keluarga dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Diare
1
2. Penyebab dan Faktor Resiko terkait Diare
3. Gejala dan Bahaya Diare
4. Pencegahan dan Penanganan Diare
5. Makanan yang Baik untuk Mencegah Diare
6. Personal Hygiene (Kebersihan Individu)
7. Teknik Mencuci Tangan dengan Benar
8. Kebersihan dan Sanitasi Lingkungan
3. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
4. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
2
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian Diare
2. Faktor Resiko terkait Diare
3. Gejala dan Bahaya Diare
2 20 menit 4. Pencegahan dan Penanganan Diare Menyimak dan
5. Makanan yang Baik untuk memperhatikan
Mencegah Diare
6. Personal Hygiene (Kebersihan
Individu)
7. Teknik Mencuci Tangan dengan
Benar
8. Kebersihan dan Sanitasi Lingkungan
Evaluasi :
1. Menyimpulkan inti penyuluhan.
2. Menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan.
3. Memberi kesempatan kepada peserta
untuk mengulang teknik cuci tangan
Menyimak,
yang diajarkan
mempraktekkan,
3 10 menit 4. Memberi kesempatan kepada peserta
menjelaskan
untuk menyampaikan kembali inti
kembali dan
materi penyuluhan (1 atau 2 orang
mendengarkan
peserta)
5. Memberi kesempatan kepada peserta
untuk bertanya. (3 orang peserta)
6. Memberi kesempatan kepada peserta
untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan.
Penutup :
Menyimpulkan materi penyuluhan yang
telah disampaikan.
4 10 menit Menyampaikan terimakasih atas Menjawab salam
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
Mengucapkan salam
6. EVALUASI
Evaluasi Hasil
a. Setelah penyuluhan diharapkan keluarga dan pasien penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan
umum mapun tujuan khusus.
3
4
Lampiran
MATERI
1.1. Pengertian
Menurut World Healt Organization (WHO, 2005), penyakit diare adalah
suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang
lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih
dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan
muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak
balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa
mengalami 1-3 episode diare berat (Simatupang, 2004).
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau
lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). Diare adalah buang air besar pada bayi
atau anak lebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau
tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu minggu (Juffrie, dkk,
2010).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Dan dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air besar
yang bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali perhari dan konsistensi dari
tinja yang melembek sampai mencair.
5
5. Minum air tidak masak
6. Makan jajanan yang tidak bersih
7. Berak disembarang tempat
8. Makan dengan tangan kotor
9. Faktor psikologis. Psikologis ini ternyata juga berpengaruh keada angka
kejadian dari diare. Diantara faktor psikologis yang mempengaruhi terjadinya
diare adalah rasa takut, cemas, dan gelisah.
Menurut jufrri dan Soenarto (2012), ada beberapa faktor resiko diare yaitu :
1. Faktor umur yaitu diare terjadi pada kelompok umur 6-11 bulan pada saat
diberikan makanan pendamping ASI. Pola ini menggambarkan kombinasi efek
penurunan kadar antibody ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan
makanan yang mungkin terkontaminasi bakteri tinja.
2. Faktor musim : variasi pola musim diare dapat terjdadi menurut letak
geografis. Di Indonesia diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi
sepanjang tahun dengan peningkatan sepanjang musim kemarau, dan diare
karena bakteri cenderung meningkat pada musim hujan.
3. Faktor lingkungan meliputi kepadatan perumahan, kesediaan sarana air bersih
(SAB), pemanfaatan SAB, kualitas air bersih.
6
mengakibatkan kematian. Namun pada orang dewasa, kematian akibat dehidrasi
jarang ditemukan.
7
diare serta memberikan vitamin penting, mineral, dan karbohidrat yang mudah
dicerna (diserap).
Menu diatas baik dikonsumsi untuk orang dewasa dan anak-anak, namun
mengenai makanan untuk bayi diare dibawah usia 12 bulan harus berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter. Bagi bayi dibawah usia 12 bulan menyusui adalah
makanan utama yang diberikan. pemberian ASI eksklusif bayi usia 0-6 bulan yaitu
hanya diberikan ASI saja tanpa memberikan makanan atau minuman tambahan.
Pemberian ASI selama 6 bulan pertama kehidupan mampu menurunkan mortalitas
dan morbiditas diare (Helayel et al., 2009).
Cuci tangan 7 langkah adalah tata cara mencuci tangan menggunakan sabun
untuk membersihkan jari-jari, telapak dan punggung tangan dari semua kotoran,
kuman serta bakteri jahat penyebab penyakit.
8
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan tangan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan
secara lembut
9
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
10
Kemudian untuk menciptakan sanitasi lingkungan yang baik yaitu
diantaranya dengan mengembangkan kebiasaan atau perilaku hidup sehat,
membersihkan ruangan dan halaman rumah secara rutin, membersihkan kamar
mandi dan toilet, menguras, menutup dan menimbun, tidak membiarkan adanya air
yang tergenang, membersihkan saluran pembuangan air, mengelola sampah dengan
baik, dan menggunakan air yang bersih.
11