Anda di halaman 1dari 23

HISPRUNG

Starly Lita Timporok


Nim : 2014201085

Jeine Wentuk
Nim : 2014201084

Viviyanti Manope
Nim : 2014201086
Definisi

• Disebut juga Mega Kolon


• Hisprung : anomali kongenital yang mengakibatkan
obstruksi mekanik karena ketidakadekuatan
motalitas sebagian usus.
Etiologi

• Faktor genetik atau sindrom down


• Tidak adanya sel-sel ganglion dalam rektum atau bagian rektosigmoid kolon
• Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus
• Ketidakmampuan sfingter rektum berelaksasi
Klasifiksi

1. Tipe kolon spastik, biasanya dipicu oleh makanan, menyebabkan konstipasi


berkala(konstipasi periodik) atau diare disertai nyeri.
2. Tipe yang kedua menyebabkan diare tanpa rasa nyeri dan konstipasi yang relatif tanpa
rasa nyeri.

 Menurut letak segmen aganglionik maka penyakit ini dibagi dalam :


1) Megakolon kongenital segmen pendek, bila segmen aganglionik meliputi rektum
sampai sigmoid (70-80%).
2) Megakolon kongenital segmen panjang, bila segmen aganglionik lebih tinggi dari
sigmoid (20%).
3) Kolon aganglionik total, bila segmen aganglionik mengenai seluruh kolon (5-10%).
4) Kolon aganglionik universal, bila segmen aganglionik meliputi seluruh usus sampai
pylorus (5%).
Manifestasi Klinik

1)Periode Neonatal
• Pengeluaran mekonium yang terlambat (lebih dari 24-28 jam pertama)
• Muntah hijau dan distensi abdomen.
• Gejalanya berupa diarrhea
• Distensi abdomen
•  Feces berbau busuk dan disertai demam
2)Anak
• Pada anak yang lebih besar, gejala klinis yang menonjol adalah konstipasi kronis
• Gizi buruk (failure to thrive)
• Dapat pula terlihat gerakan peristaltic usus di dinding abdomen
• Jika dilakukan pemeriksaan colok dubur, maka feces biasanya keluar menyemprot, konsistensi semi-liquid
dan berbau tidak sedap
• Penderita biasanya buang air besar tidak teratur, sekali dalam beberapa hari dan biasanya sulit untuk
defekasi.
Pathway
Penatalaksanaan

1. Medis
• Konservatif.
• Tindakan bedah sementara.
• Tindakan bedah defenitif.
2. Pembedahan
Pembedahan dilakukan dalam 2 (dua) tahap mula-mula dilakukan kolostomi loop
atau double-barrel sehingga tomus dan ukuran usus yang dilatasi dan hipertropi
dapat kembali normal. (memerlukan waktu kira-kira 3-4 bulan).
• Prosedur Duhamel
• Prosedur Swenson
• Prosedur Soave
Lanjutan…

3. Perawatan
• Perhatikan perawatan tergantung pada umur anak dan tipe pelaksanaannya bila
ketidakmampuan terdiagnosa selama periode neonatal, perhatikan utama antara
lain :
• Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada anak
secara dini
• Membantu perkembangan ikatan antara orang tua dan anak
• Mempersiapkan orang tua akan adanya intervensi medis ( pembedahan )
• Mendampingi orang tua pada perawatan colostomy setelah rencana pulang.
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan colok anus


Pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan pada waktu jari dilepaskan tinja akan
menyemprot. Pemeriksaan ini untuk mengetahui juga bau dari tinja karena kotoran yang yang
menumpuk dan menyumbat pada usus di bagian bawah terlalu lama akan terjadi pembusukan.
2. Radiologi
Yaitu dengan memasukkan suatu cairan zat radioaktif melaui anus, sehingga nantinya dapat
terlihat jelas saat difoto roentgen, sampai sejauh manakah usus besar yang terjadi pembesaran.
3. Biopsi
Biopsi rektum untuk melihat ganglion pleksus submukosa meisner, apakah terdapat ganglion
atau tidak. Pada penyakit hirschprung ganglion ini tidak ditemukan.
4. Laboratorium Darah
Tidak ditemukan adanya sesuatu yang khas kecuali jika terjadi komplikasi, misal: enterokolitis
atau sepsis .
Komplikasi

• Kebocoran Anastomose (penggabungan dua ujung usus yang sehat


setelah usus yang sakit usus dipotong oleh dokter bedah)
• Stenosis (penyempitan)
• Enterokolitis (suatu keadaan dimana lapisan dalam usus mengalami
cedera dan meradang)
• Gangguan Fungsi Sfinkter
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, Tanggal lahir, Umur, Jenis kelamin, Agama, Suku bangsa, Status
pernikahan, Pekerjaan, Alamat, diagnosa medis, tanggal pengkajian, tanggal masuk
RS, N.Rm.
b. Keluhan utama
ibu klien mengatakan, sulit BAB, distensi abdomen, kembung, muntah.
c. Riwayat kesehatan sekarang
ibu klien mengatakan, Kembung, pasien muntah setelah minum susu, muntah
sejak 1 hari yang lalu.
d. Riwayat kesehatan dahulu
ibu klien mengatakan, Tidak ada penyakit terdahulu yang mempengaruhi
terjadinya penyakit Hirschsprung.
e. Riwayat kesehatan keluarga
ibu klien mengatakan, tidak ada anggota keluarganya yang memiliki sakit seperti
anaknya.
Lanjutan…
f. Nutrisi
ibu klien mengatakan, Nutrisi kurang dari kebutuhan karena anak malas makan, mual dan
muntah
g. Istirahat tidur
ibu klien mengatakan, klien terkadang mengalami kesulitan tidur, karna kesulitan dalam
bernafas akibat abdomen membesar dan distensi abdomen.
h. Personal hygine
ibu klien mengatakan selama di rumah sakit anknya mandi 1x dalam 1 hari.
i. Eliminasi
ibu klien mengatakan saat BAK tidak mengalami gangguan, tetapi saat BAB mengalami
konstipasi.
j. Psikososial
ibu klien tetap menjalani ibadah tepat pada waktunya, terkadang merasa cemas saat
melihat kondisi anaknya.
k. Keadaan umum
1. GCS
Eye= Verbal= Motorik=
Lanjutan…

2. Vital sign
1. Suhu: ºc
2. Nadi: x/menit
3. Respirasi: x/menit
4. Tekanan darah:

m. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi.
Palpasi : saat ditekan tidak ada nyeri tekan.
2. Mata :inspeksi : bentuk simetris, sklera bening, konjungtiva an anemis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Hidung : inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi,dan tidak ada sekret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
4. Telinga : Inspeksi : bentuk simetris, telinga bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut :inspeksi : mukosa bibir lembab, kebersihan gigi baik.
Palpasi : lidah tidak ada nyeri tekan.
6. Leher :inspeksi : tidak ada pembesaran jaringan limfatik di kedua sisi orofaring.
7. Kardiovaskuler
inspeksi: bentuk dada simetris, saat bernafas pengembangan rongga dada sama
Palpasi : tidak ada benjolan pada bagian aorta dan pulmonal
Perkusi : biasanya saat di perkusi suara redup pekak.
Auskultasi : saat di auskultasi tidak ada suara tambahan (ronkhi, murmur)
8. Paru paru
inspeksi : biasanya bentuk dada simetris (normal)
Perkusi : saat di perkusi ada nyeri tekan
Auskultasi : irama nafas tidak teratur karna membesarnya abdomen
Palpasi : pergerakan paru paru sama.
9. Abdomen
inspeksi: perut tampak buncit, tidak ada lesi
Palpasi : saat ditekan adanya nyeri tekan.
Auskultasi : bising usus tidak normal
Perkusi : perut kembung, dan tegang.
10. Gasointenstinal
Palpasi : saat di palpasi adanya nyeri tekan pada usus
11. Integumen
Inspeksi : adanya gangguan integritas kulit post op.
Palpasi : ada nyeri tekan post op
12. Muskuloskeletal
inspeksi : klien terlihat tidak nyaman, dan lemas
Diagnosa Keperawatan

1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien


2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala peyakit
3. Ketidakmampuan Koping keluarga b.d resistensi keluarga terhadap
perawatan/pengobatan yang kompleks
Intervensi
Intervensi
Intervensi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai