Anda di halaman 1dari 19

Hisprung

Kelompok 1 :
Dede Hidayat
Desiyanti
Muhammad Zulham Utomo
Nurma Insani
Riyanti Saputri
Syahara Ardita
Zia rahmah
Fauziah
Definisi

• Disebut juga Mega Kolon


• Hisprung : anomali kongenital yang
mengakibatkan obstruksi mekanik karena
ketidak ada kekuatan motalitas sebagian
usus.
Etiologi

• Faktor genetik atau sindrom down


• Tidak adanya sel-sel ganglion dalam rektum atau bagian rektosigmoid kolon
Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus
• Ketidakmampuan sfingter rektum berelaksasi

Klasifikasi

1. Tipe kolon spastik, biasanya dipicu oleh makanan, menyebabkan konstipasi


berkala(konstipasi periodik) atau diare disertai nyeri.
2. Tipe yang kedua menyebabkan diare tanpa rasa nyeri dan konstipasi yang relatif
tanpa rasa nyeri.

 Menurut letak segmen aganglionik maka penyakit ini dibagi dalam :


1) Megakolon kongenital segmen pendek, bila segmen aganglionik meliputi rektum
sampai sigmoid (70-80%).
2) Megakolon kongenital segmen panjang, bila segmen aganglionik lebih tinggi dari
sigmoid (20%).
3) Kolon aganglionik total, bila segmen aganglionik mengenai seluruh kolon (5-
10%).
4) Kolon aganglionik universal, bila segmen aganglionik meliputi seluruh usus
sampai pylorus (5%).
Manifestasi Klinik
1) Periode Neonatal
• Pengeluaran mekonium yang terlambat (lebih dari 24-28 jam pertama)
• Muntah hijau dan distensi abdomen.
• Gejalanya berupa diarrhea
• Distensi abdomen
• Feces berbau busuk dan
disertai demam
2) Anak
• Pada anak yang lebih besar, gejala klinis yang menonjol adalah konstipasi kronis Gizi
• buruk (failure to thrive)
• Dapat pula terlihat gerakan peristaltic usus di dinding abdomen
• Jika dilakukan pemeriksaan colok dubur, maka feces biasanya keluar menyemprot,
konsistensi semi-liquid dan berbau tidak sedap
• Penderita biasanya buang air besar tidak teratur, sekali dalam beberapa hari dan biasanya
sulit untuk defekasi.
Pathway
Penatalaksanaan
1. Medis
• Konservatif.
• Tindakan bedah sementara.
• Tindakan bedah defenitif.
2. Pembedahan
Pembedahan dilakukan dalam 2 (dua) tahap mula-mula dilakukan kolostomi loop atau
double-barrel sehingga tomus dan ukuran usus yang dilatasi dan hipertropi dapat
kembali normal. (memerlukan waktu kira-kira 3-4 bulan).
• Prosedur Duhamel
• Prosedur
• Swenson
Prosedur Soave
Lanjutan…

3. Perawatan
• Perhatikan perawatan tergantung pada umur anak dan tipe
pelaksanaannya bila ketidakmampuan terdiagnosa selama periode
neonatal, perhatikan utama antara lain :
• Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada
anak secara dini
• Membantu perkembangan ikatan antara orang tua dan anak
• Mempersiapkan orang tua akan adanya intervensi medis
( pembedahan )
• Mendampingi orang tua pada perawatan colostomy setelah rencana
pulang.
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan colok anus
Pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan pada waktu jari dilepaskan
tinja akan menyemprot. Pemeriksaan ini untuk mengetahui juga bau dari tinja
karena kotoran yang yang menumpuk dan menyumbat pada usus di bagian bawah
terlalu lama akan terjadi pembusukan.
2. Radiologi
Yaitu dengan memasukkan suatu cairan zat radioaktif melaui anus, sehingga
nantinya dapat terlihat jelas saat difoto roentgen, sampai sejauh manakah usus besar
yang terjadi pembesaran.
3. Biopsi
Biopsi rektum untuk melihat ganglion pleksus submukosa meisner, apakah
terdapat ganglion atau tidak. Pada penyakit hirschprung ganglion ini tidak
ditemukan.
4. Laboratorium Darah
Tidak ditemukan adanya sesuatu yang khas kecuali jika terjadi komplikasi, misal:
enterokolitis atau sepsis .
Komplikasi

• Kebocoran Anastomose (penggabungan dua ujung usus


yang sehat setelah usus yang sakit usus dipotong oleh
dokter bedah)
• Stenosis (penyempitan)
• Enterokolitis (suatu keadaan dimana lapisan dalam usus
mengalami cedera dan meradang)
• Gangguan Fungsi Sfinkter
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, Tanggal lahir, Umur, Jenis kelamin, Agama, Suku bangsa, Status pernikahan,
Pekerjaan, Alamat, diagnosa medis, tanggal pengkajian, tanggal masuk RS, N.Rm.
b. Keluhan utama
ibu klien mengatakan, sulit BAB, distensi abdomen, kembung, muntah.
c. Riwayat kesehatan sekarang
ibu klien mengatakan, Kembung, pasien muntah setelah minum susu, muntah sejak 1
hari yang lalu.
d. Riwayat kesehatan dahulu
ibu klien mengatakan, Tidak ada penyakit terdahulu yang mempengaruhi
terjadinya penyakit Hirschsprung.
e. Riwayat kesehatan keluarga
ibu klien mengatakan, tidak ada anggota keluarganya yang memiliki sakit
seperti anaknya.
Lanjutan…
f. Nutrisi
ibu klien mengatakan, Nutrisi kurang dari kebutuhan karena anak malas
makan, mual dan muntah
g. Istirahat tidur
ibu klien mengatakan, klien terkadang mengalami kesulitan tidur, karna
kesulitan dalam bernafas akibat abdomen membesar dan distensi abdomen.
h. Personal hygine
ibu klien mengatakan selama di rumah sakit anknya mandi 1x dalam 1 hari.
i. Eliminasi
ibu klien mengatakan saat BAK tidak mengalami gangguan, tetapi saat BAB
mengalami konstipasi.
j. Psikososial
ibu klien tetap menjalani ibadah tepat pada waktunya, terkadang merasa cemas
saat melihat kondisi anaknya.
k. Keadaan umum
1. GCS
Eye= Verbal= Motorik=
Lanjutan…
2. Vital sign
1. Suhu: ºc
2. Nadi: x/menit
3. Respirasi: x/menit
4. Tekanan darah:

m. Pemeriksaan fisik
1. Kepala :inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi.
Palpasi : saat ditekan tidak ada nyeri tekan.
2. Mata :inspeksi : bentuk simetris, sklera bening, konjungtiva an anemis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Hidung :inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi,dan tidak ada sekret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
4. Telinga :inspeksi : bentuk simetris, telinga bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut :inspeksi : mukosa bibir lembab, kebersihan gigi baik.
Palpasi : lidah tidak ada nyeri tekan.
6. Leher :inspeksi : tidak ada pembesaran jaringan limfatik di kedua sisi orofaring.
Lanjutan…
7. Kardiovaskuler
inspeksi : bentuk dada simetris, saat bernafas pengembangan rongga
dada sama
Palpasi : tidak ada benjolan pada bagian aorta dan pulmonal
Perkusi : biasanya saat di perkusi suara redup pekak.
Auskultasi : saat di auskultasi tidak ada suara tambahan (ronkhi,
murmur)
8. Paru
paru
inspeksi : biasanya bentuk dada simetris (normal)
Perkusi : saat di perkusi ada nyeri tekan
Auskultasi : irama nafas tidak teratur karna membesarnya abdomen
Palpasi : pergerakan paru paru sama.
9. Abdomen
inspeksi : perut tampak buncit, tidak ada lesi
Palpasi : saat ditekan adanya nyeri tekan.
Auskultasi : bising usus tidak normal
Perkusi : perut kembung, dan tegang.
10. Gasointenstinal
Palpasi : saat di palpasi adanya nyeri tekan pada usus
11. Integumen
Inspeksi : adanya gangguan integritas kulit post op.
Palpasi : ada nyeri tekan post op
12. Muskuloskeletal
inspeksi : klien terlihat tidak nyaman, dan lemas
Diagnosa Keperawatan

1. Kurangnya nutrisi dari kebutuhan tubuh b.d


anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya
distensi abdomen
3. Koping keluarga tidak efektif b.d
keadaan kesehatan anak
Intervensi

Diagnosa 1 : Kurangnya nutrisi dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia


1. Berikan nutrisi melalui parenteral sesuai kebutuhan
2. pantau pemasukan makanan selama proses perawatan
3. pantau berat badan anak, dan mengatur pola diet yang
dibutuhkan.
Diagnosa 2 : . Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya distensi
abdomen
4. Kaji tanda tanda nyeri
5. berikan tindakan yang membuat anak merasa nyaman
(menggendong, menimang degan nyanyian)
6. kolaborasi dengan memberikan obat analgesik sesuai
program.
• Diagnosa 3 : . Koping keluarga tidak efektif b.d
keadaan kesehatan anak
1.Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang status
kesehatan klien
2.Berikan informasi yang tepat tentang kondisi serta
program pengobatan dan perawatan klien
3. Berikan motivasi pada keluarga.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai