Anda di halaman 1dari 25

Asuhan Keperawatan

pada Appendisitis
Nama Kelompok :

1. Anggun Dindayana Mukthi (2720190034)

2. Devina Anggraini (2720190014)

3. Gita Angelina (27201901120

4. Rafika Afriyani (2720190028)

5. Rima Rosiana (2720190031)


Anatomi Appendisitis
•Appendiks vermiformis atau yang sering disebut sebagai appendiks
adalah organ berbentuk tabung dan sempit yang mempunyai otot
dan banyak mengandung jaringan limfoid.
•Panjang appendiks vermiforms mulai dari 3-5 inci (8-13 cm),
dasarnya melekat pada permukaan aspek posteromedial caecum, 2,5
cm dibawah junctura iliocaecal dengan lainnya bebas. Lumennya
melebar di bagian distal dan menyemoit dibagian proksimal (S. H.
Sibuea, 2014).
•appendiks vermiforms terletak pada kuadran kanan bawah abdomen
hingga region iliaca dextra. Pangkalnya diproyeksikan ke dinding
anterior abdomen pada titik segitiga bawah yang menghubungkan
spina iliaca anterior superior dan umbilicus yang disebut titik
McBurney (Siti Hardiyanti Sibuea, 2014).
•Hampir seluruh permukaan apendiks dikelilingi oleh peritoneum
dan mesoapendiks (mesenter dari apendiks) yang merupakan lipatan
peritoneum berjalan continue disepanjang apendiks dan berakhir di
ujung Date
apendiks (Eylin,2009). Your Footer Here 2
Fisiologi Appendisitis
• Secara fisiologis, apendiks menghasilkan lender 1 – 2 ml
per hari. Lender normalnya dicurahkan ke dalam lumen
dan selanjutnya mengalirkan ke sekum

• Hambatan aliran lender di muara apendiks berperan pada


pathogenesis apendiks

• Immunoglobulin sekreator yang dihasilkan oleh GALT


(Gut Associated Lympoid Tissue) yang terdapat di
sepanjang saluran pencerna termasuk apendiks ialah IgA.
Imunoglobulin berperan efektif sebagai perlindungan
terhadap infeksi

Date Your Footer Here 3


Konsep Dasar Penyakit Appendisitis

A. Pengertian dan Epidemiologi Appendisitis

• Appendisitis adalah peradangan pada appendiks


vermiformis dan merupakan penyebab nyeri
abdomen akut yang paling sering (Smeltzer &
Bare, 2013).

• Penyakit ini umumnya menyerang laki – laki dan


perempuan namun lebih sering menyerang pada
4
B. Etiologi
Berbagai hal merupakan sebagai faktor pencetus
seperti:

• Sumbatan lumen apendiks, hiperplasia jaringan


limfe, fekalit, tumor apendiks, dan cacing askaris.
Penyebab lain yang diduga seperti erosi mukosa
apendiks karena parasite E. histolycia (Jong, 2010).

• Peran kebiasaan makanan rendah serat dan


pengaruh konstipasi (ditemukan pada penelitian
epidemiologi)

5
P
a
t
h
w
a
y Your Footer Here 6
C. Penatalaksanaan
a. Tindakan Diagnostik
• Laboratorium, : pemeriksaan darah b. Tindakan Medis
lengkap C-reactive protein (CRP) • Penanggulangan konservatif, diberikan
antibotik (diberikan pada pasien yang
• Radiologi : pemeriksaan tidak mmpunyai akses ke pelayanan
ultrasonografi (USG) dan computed bedah)
tomography scanning (CT-scan) • Operasi membuang appendiks
(appendektomi)
• Analisa urine : jika pada pasien • Pencegahan tersier, mencegah
perempuan dilakukan pemeriksaan terjadinya komplikasi yang lebih berat
serum beta human chorionic seperti komplikasi intra-abdomen
gonadotrophin (B-HCG)

• Pengukuran enzim hati dan tingkat


c. Terapi farmakologi
Sebelum tindakan operasi hanya di berikan
amilase cairan infus lewat IV.
Setelah operasi diberikan obat anti nyeri
• Pemeriksaan barium enema (misalnya ketorolac atau ketosic) dan Obat
Antibiotik (ex: Ceftriaxone atau cefotaxime)
• Pemeriksaan foto polos abdomen c. c.
Lanjutan…
d. Terapi Diet

1) Batasi diet dengan makan sedikit dan sering

2) Minum cairan adekuat pada saat makan

3) Makan perlahan dan mengunyah sempurna

4) Hindara makan bersuhu ekstrim (pedas, berlemak, alkohol,

kopi, coklat dan jus jeruk).

5) Hindari makan dan minum 3 jam sebelum istirahat

6) Tinggikan kepala tidur 6 – 8 inci 8


D. Komplikasi dan Upaya Pencegahan

Upaya pencegahannya sbb :


Jenis komplikasi 1. Makan makanan
menurut berserat
(Sulekale,2016) : 2. Minum air putih
1. Abses 3. Makan dengan tenang
2. Perforasi 4. Konsumsi makanan
3. Peritonitis yang mengandung
c. c.
probiotik 9
CONTOH TINJAUAN KASUS
Tn.W, usia 40 tahun dirawat di RS karena mengeluh nyeri di perut bagian kanan
bawah. Hasil anamnesa diketahui

Hal ini sudah dialami oleh pasien sejak 2 hari lalu dan semakin memberat 1 hari ini.
Awalnya nyeri ulu hati 2 hari lalu, seperti tertusuk-tusuk, hilang timbul hingga
menjalar ke perut kanan bawah. Mual dijumpai. Muntah dijumpai,frekuensi 3x sehari,
isi makanan. Penurunan nafsu makan dijumpai. Tubuh merasalemas dijumpai.
Demam tidak dijumpai. BAK (+) Normal. BAB (+) Normal. Pemeriksaan tanda vital
diketahui Tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Pernafasan : 20 x/menit,
Suhu : 37oC. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan hasil supel, nyeri tekan +,
Mc Burney Sign + Rovsing sign +, Rebound tenderness +

Hasil Pemeriksaan CT-Scan Lower Abdomen ( 12 Januari 2018)

Vesica urinaria berdinding licin, tidak tampak batu maupun massa.Uterus ukuran
normal, parenkim homogen dan tidak tampak lesi lokal.Tidak tampak lesi solid
maupun kistik pada kedua adnexa.Rectum dan pararectal fatty tissu tampak
normal.Tidak tampak cairan bebas pada rongga abdomen dan pelvis.Tidak tampak
pembesaran kelenjar lymphe paraaorta dan pelvis.Appendix tampak membesar
dengan diameter 0,7cm.
Date Your Footer Here 10
A. Pengkajian
Askep pada appendisitis

1. Data demografi

• Identitas klien : Tn. W usia 40 tahun, jenis kelamin laki-laki,


sudah menikah, agama islam, suku bangsa Indonesia

2. Riwayat kesehatan

• Keluhan utama : nyeri pada daerah abdomen bawah

• Riwayat kesehatan sekarang : klien mengatakan nyeri pada


daerah abdomen kanan bawah yang menembus kebelakang
sampai pada punggung dan mengalami demam tinggi

• Riwayat kesehatan dahulu : apakah klien pernah mengalami


operasi sebelumnya pada colon.

• Riwayat kesehetan keluarga : apakah anggota keluarga ada


yang mengalami jenis penyakit yang sama.
3. Pemeriksaan Fisik

•Keadaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai, konjungtiva anemis

•System kardiovaskuler : ada distensi vena jugularis, pucat, edema, TD >110/70mmHg; hipertermi.

•System respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya sumbatan

jalan nafas, tidak ada gerakan cuping

•System hematologi : terjadi peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan

pendarahan.

•System urogenital : ada ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang serta tidak bisa

mengeluarkan urin secara lancer.

•System muskulokeletal : ada kesulitan dalam pergerakkan karena proses perjalanan penyakit.

•System integument : terdapat oedema, turgor kulit menurun, sianosis, pucat.

•Abdomen : terdapat nyeri lepas, peristaltik pada usus ditandai dengan distensi abdomen.
12
4. Pola fungsi kesehatan
• Pola persepsi dan tatalaksana hidup : kaji kebiasaan merokok, penggunaan obat-
obatan, dll

• Pola nutrisi dan metabolism : klien biasaya akan mengalai ganggaun


pemenuhan nutrisi akibat pembatasan intake makanan/minuman

• Pola eliminasi : kandung kemih terasa nyeri atau karena tidak biasa BAK
ditempat tidur(bersifat sementara)

• Pola aktivitas : aktivitas akan terasa malas bergerak karena bedrest

• Pola sensorik dan kognitif : kaji ada tidaknya gangguan sensorik, penglihatan
serta pendegaran

• Pola tidur dan istirahat : kaji ada atau tidaknya kenyamanan pola tidur klien

• Pola konsepsi dan konsep diri : kaji ada atu tidaknya kecemasan dan emosi pada
klien

• Pola hubungan : bangun komunikasi antara klien dan keluarga

• Pemeriksaan diagnostic : USG, foto polos abdomen, pemeriksaan darah rutin


dan urine
Date Your Footer Here 13
B. Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Nursing Probelm
1. DS: klien mengeluh nyeri di Appendisitis Nyeri akut b.d agen
perut bagian bawah kanan pencedera fisiologis d.d nadi
sejak 2 hari yang lalu dan meningkat
semakin memberat 1 hari ini Erosi Mukosa Appendiks
- Nyeri seperti di tusuk – tusuk
- Nyeri hilang timbul hingga
menjalar ke perut kanan Obstruksi
bawah

DO: Appendiks Teregang


- pemeriksaan fisik abdomen
nyeri tekan (+), Mc Burney
Sign (+), Rebound Tenderness Tekanan Intraluminal
(+).
- Appendix tampak membesar
dengan diameter 0,7 cm. MK : Nyeri Akut
- Nadi 90x/ menit.

14
No Data Fokus Etiologi Nursing Probelm

2. DS: - Klien mengeluh nyeri Appendisitis Resiko defisit nutrisi d.d


ulu hati 2 hari yang lalu ketidakmampuan
mecerna makanan
DO: Asam lambung
- dijumpai mual meningkat
- Dijumpai muntah 3x
sehari.
- Di jumpai Penurunan Mual dan muntah
nafsu makan

MK : Resiko Defisit
Nutrisi

15
No Data Fokus Etiologi Nursing Probelm

3. DS: Klien merasa lemas Appendisitis


Resiko Intoleransi
DO: klien dijumpai lemas. Aktivitas d.d
Erosi mukosa apendiks
Ketidakbugaran status
fisik
Obstuksi

Apendiks teregang

Tekanan intraluminal

Nyeri

Tubuh terasa lemas

MK: Risiko Intoleransi


Aktivitas
16
C. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d nadi meningkat

2. Resiko defisit nutrisi d.d ketidakmampuan mecerna

makanan

3. Resiko Intoleransi Aktivitas d.d Ketidakbugaran status fisik

Date Your Footer Here 17


D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Tindakan
1.   Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis Tujuan : Observasi:
d.d nadi meningkat. Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Identifikasi lokasi, karakteristik,
DS:
diharapkan klien mampu mengatakan nyeri durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
- klien mengeluh nyeri di perut bagian
berkurang. nyeri
bawah kanan sejak 2 hari yang lalu
Kriteria hasil: - Identifikasi skala nyeri
dan semakin memberat 1 hari ini
1. Keluhan nyeri menurun - Identifikasi respons nyeri non verbal
- Nyeri seperti di tusuk – tusuk
2. Klien bisa mengontrol nyeri - Identifikasi faktor yang memperberat
- Nyeri hilang timbul hingga menjalar
3. Fungsi gastrointerestinal membaik. dan memperingan nyeri.
ke perut kanan bawah.

- DO: - pemeriksaan fisik abdomen Terapeutik:

nyeri tekan (+), Mc Burney Sign (+), - berikan Teknik nonfarmakologis untuk

Rebound Tenderness (+). mengurangi rasa nyeri.


- Appendix tampak membesar dengan - Control lingkungan yang memperberat
diameter 0,7 cm.
rasa nyeri.
- Nadi 90x/ menit.
- Fasilitasi istirahat tidur
N0 Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan

Edukasi:

- Jelaskan penyebab, periode

dan pemicu nyeri.

- Jelaskan strategi meredakan

nyeri

- Anjurkan memonitor nyeri

secara mandiri.

- Ajarkan Teknik

nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi:

- Kolaborasi pemberian

analgetic, jika perlu

Date Your Footer Here 19


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan

2. Resiko defisit nutrisi d.d Tujuan: Observasi:


ketidakmampuan mecerna makanan Setelah dilakukan tindakan -- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan dan jenis nutrient
DS: perawatan diharapkan tingkat
- Monitor asupan makanan
- Klien mengeluh nyeri ulu hati 2 hari pengetahuan klien meningkat. Terapeutik:
yang lalu Kriteria hasil: - Fasilitasi menentukan pedoman diet
DO: 1. Nafsu makan meningkat - Sajikan makanan secara menarik dan suhu
- dijumpai mual 2. Mual dan muntah berkurang. yang sesuai
- Berikan makanan sedikit tapi sering
- Dijumpai muntah 3x sehari. 3. Fungsi gastroenterestinal
Edukasi:
- Di jumpai Penurunan nafsu makan membaik.
- Anjurkan posisi duduk
- Ajarkan diet yang diprogramkan Identifikasi
status nutrisi
Kolaborasi:
- - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan, jika perlu
- - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan
- jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

Date Your Footer Here 20


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

3 Resiko Intoleransi Aktivitas Tujuan: Observasi:


d.d Ketidakbugaran status Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
fisik keperawatan diharapkan mengakibatkan kelelahan.
DS: Klien merasa lemas risiko menurun. - Monitor kelelahan fisik dan emosional.
DO: dijumpai lemas. Hasil: - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
1. Tingkat keletihan menurun melakukan aktivitas.
2. Konservasi energi Terapeutik:
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus.
- Berikan aktivitas
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan.
Edukasi:
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang.
- - Anjurkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi:
- - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.

Date Your Footer Here 21


d. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah

status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik

yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

(Potter, P., & Perry, 2014).

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses

keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan

melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada

tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan

aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. 22


e. Evaluasi keperawatan

Menurut (Setiadi, 2012) dalam buku konsep dan


penulisan asuhan keperawatan tahapan penilaian
atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya.

23
KESIMPULAN
Appendisitis merupakan peradangan pada appendiks
vermiformis dan merupakan penyebab nyeri abdomen
akut yang paling sering. Dari kasus diatas, maka
appendicitis ditemui dengan pasien mengeluh nyero di
perut bagian bawah, disertai gejala mual dan muntah.
Dengan hasil pemeriksaan fisik abdomen didapatkan
hasil supel, nyeri tekan +, Mc Burney Sign +, Rovsing
sign +, dan Rebound Tenderness +. Jika dilakukan CT-
Scan maka terlihat hasil appendik yang membesar.

Date Your Footer Here 24


Maternitas II
Kelompok 1
Semester 4 P2K

THANK YOU 
ANYQUESTION
??

Date Your Footer Here 25

Anda mungkin juga menyukai