DYSPEPSIA
dr. Edwin Prakoso
Latar Belakang Kasus dispepsia sering dijumpai dokter dalam menjalankan profesinya
sehari-hari. Angka kejadian dispepsia di masyarakat masih tinggi dan
tidak mengenal usia.
Oleh sebab itu, dispepsia yang sering dianggap sepele pada masyarakat
umum sebetulnya memerlukan pemantauan klinis apabila kejadiannya
terjadi berulang khususnya pada usia remaja sebelum keluhan pasien
tersebut semakin memberat dan jatuh kedalam anoreksia nervosa.
Permasalahan Identitas
Nama : Nn. DN
Usia : 17 tahun
Alamat : Seneo Seleman Timur, Kutoarjo
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal pemeriksaan : 28 Oktober 2019
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 28 Oktober
2019 di Poliklinik Umum Puskesmas Kutoarjo
- Keluhan Utama
Perut Sesak dan sebah
- Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya
- Riwayat Gizi
Pasien sehari –hari makan dengan nasi sayur satu-dua kali sehari@ 1
piring dengan lauk tahu tempe, kadang telur. Pasien mengaku
terkadang malas makan dan tidak memiliki jadwal makan yang
teratur. Terkadang jika tidak sempat makan, pasien hanya minum teh
manis.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2019
- Keadaan Umum : sakit ringan, compos mentis
- Tanda Vital
a. Tekanan darah : 90/60 mmHg
b. Nadi : 75 x / menit
c. Laju Napas : 18 x / menit
d. Suhu : 36,6⁰C
e. Berat Badan : 52 kg
f. Tinggi Badan : 165 cm
g. Status Gizi : 19,1 (normoweight)
- Status Generalis
a. Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), Sklea ikterik (-/-)
b. Leher : Pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cm H2O
c. Thoraks : bentuk normochest, simetris, retraksi intercostal (-)
Cor : Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : HR 75 x/m, BJ I-II normal regular, murmur(-),
gallop (-)
Pulmo : Inspeksi : simetris, sela iga tidak melebar, pengembangan
dada simetris kanan = kiri.
Palpasi : nyeri tekan (-), stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler (+) normal, wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
d. Abdomen :
Inspeksi : venektasi (-), sikatrik (-)
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani, ascites (-), undulasi (-)
e. Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
f. Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
Edukasi :
a. Makan sedikit tapi frekuensi sering
b. Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan
isi lambung (coklat, keju, dan lain-lain).
c. Hindari makanan yang menimbulkan gas di lambung (kol, kubis,
kentang, melon, semangka, dan lain-lain).
d. Hindari makanan yang terlalu pedas.
e. Hindari minuman dengan kadar caffeine, soda dan alkohol.
f. Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung, misalnya yang
mengandung ibuprofen, aspirin, naproxen, dan ketoprofen..
g. Kelola stress psikologi se-efisien mungkin.
h. Hindari makan sebelum waktu tidur.
i. Hindari faktor-faktor yang membuat pencernaan terganggu, seperti
makan terlalu banyak, terutama makanan berat dan berminyak,
makan terlalu cepat, atau makan sesaat sebelum olahraga.
Upaya pengobatan
Setelah dilakukan anamnesis, didapatkan hal – hal yang mendukung
penegakan diagnosis diantaranya: Pasien datang dengan keluhan perut
sebah yang dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Kurang lebih sejak 1 bulan
yang lalu pasien sering mengeluh nyeri ulu hati. Nyeri hilang timbul.
Nyeri hilang sesudah makan. Mual ada, muntah ± 3 kali sejak tadi pagi,
perut rasa penuh, cepat kenyang jika makan, dan sering sendawa.
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan fisik pada abdomen ditemukan bising usus meningkat dan
terdapat nyeri tekan di bagian epigastrium.
Diagnosis sementara :
Dyspepsia