Anda di halaman 1dari 45

Hifema Grade IV

Disusun Oleh:
Dyah Rahayu Utami

Pembimbing :
dr. H. Alie Solahuddin, SpM(K)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN

2
3
Trauma okuli merupakan trauma atau cedera yang terjadi
pada mata yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bola
mata, kelopak mata, saraf mata dan rongga orbita.

Komplikasi trauma okuli  erosi kornea, iridoplegia, hifema,


iridosiklitis, subluksasi lensa, luksasi lensa anterior, luksasi
lensa posterior, edema retina dan koroid, ablasi retina, ruptur
koroid, serta avulsi papil saraf optik.

Kejadian hifema traumatik di AS diperkirakan sebanyak 12


kasus per 100.000 orang  70% kisaran usia 10-20 tahun.

Diagnosis dan tatalaksana  sedini mungkin untuk


mencegah komplikasi seperti pendarahan sekunder,
imbibisi kornea, glaukoma sekunder, uveitis, hingga
kebutaan.
BAB II
STATUS PASIEN

4
Identitas Pasien

Nama : Ny. SNY


Usia : 41 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Mayor Zen Lg. Abadi, Palembang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status : Menikah
SukuBangsa : Sumatera
Tgl Pemeriksaan : 4 Desember 2018
No. RM : 1094132

5
6 Anamnesis

Keluhan Utama
• Penurunan pandangan mata kanan
setelah dipukul linggis pada bagian
kepala kiri sejak 4 jam SMRS.
Keluhan Tambahan
• Tidak ada
Sejak 4 jam SMRS penderita mengeluh pandangan mata kanan
7
kabur mendadak (+) setelah dipukul menggunakan linggis pada
kepala kiri bagian belakang kepala.
• mata kanan merah (+)
• nyeri mata kanan (+)
• mata berair-air (-)
• kelopak mata kanan bengkak (-)
• nyeri saat membuka kelopak mata (-)
• sakit kepala (+)
• mual muntah (+)
• silau (-)
• pandangan seperti melihat pelangi (-)
• keluar darah dari bola mata (-)
• keluar cairan seperti putih telur (-)

Penderita lalu berobat ke IGD RSMH Palembang.


8
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu dalam Keluarga
• Riwayat dengan keluhan • Riwayat penyakit yang
serupa (-) sama dalam keluarga
• Riwayat penggunaan disangkal
kacamata sebelumnya (-)
• Riwayat darah tinggi (-)
• Riwayat kencing manis
(-)
PemeriksaanFisik
9

Status Generalis
Keadaanumum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 kali/menit, reguler, isi dan tegangan
cukup
Frekuensi napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,6oC
Status Gizi : Gizi baik
10 Pemeriksaan Ofthalmologi

OD OS
Visus 1/~ PSS 6/6
TIO P = 42,5 mmHg P = 10.9 mmHg

KBM Ortoforia
GBM
11
Segmen Anterior
Palpebra
Superior Tenang Tenang
Inferior Tenang Tenang
Konjungtiva
Tarsal Tenang Tenang
Bulbi Injeksi kinjungtiva (+), Tenang
Injeksi siliar (+)
Kornea Jernih, fluoresil test (-) Jernih, fluoresil test (-)
BMD Darah (+) di seluruh BMD Sedang
Iris Tidak dapat dinilai Gambaran baik
Pupil Tidak dapat dinilai Bulat, sentral, RC(+) N, Ø
3mm
Lensa Tidak dapat dinilai Jernih
Segmen posterior

Refleks fundus (-) (+)


FODS
Papil Tidak tembus Bulat, Batas Tegas, Warna merah
normal,c/d 0.3, a/v 2/3
Macula Refleks fundus (+) normal Kontur
Retina pembuluh darah baik
13 Pemeriksaan Penunjang

TIODS
Test
Tonometer Roentgen
Laboratorium Konfrontasi/
schiotz/ Cranium
darah rutin Kampimeter/
Aplanasi/ AP/Lateral
Humphrey
NCT
14 Diagnosis

Diagnosis Banding
• Hifema Grade IV OD + Glaukoma Sekunder OD e.c. Trauma
Tumpul Bola Mata
• Erosi Kornea OD + Glaukoma Sekunder OD e.c. Trauma Tumpul
Bola Mata

Diagnosis Kerja
• Hifema Grade IV OD + Glaukoma Sekunder OD e.c. Trauma
Tumpul Bola Mata
Tatalaksana

Non Farmakologi :
• Tirah baring dengan elevasi kepala 30-45°
• Monitoring TIO
• Monitor pewarnaan kornea dan tanda perdarahan sekunder

Farmakologi :
• Tobramycin dexamethasone ED 1 gtt per 4 jam OD
• Timol 0.5% ED 1 gtt per 12 jam OD
• Asam traneksamat tab 3x500 mg per 8 jam per oral
• Paracetamol tab 3x500 mg per 8 jam per oral
• Acetozolamid 250 mg per 8 jam per oral
• KSR 1 tablet per 24 jam per oral

15
16 Prognosis

– Quo ad vitam : Bonam


– Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
– Quo ad Sanationam : Dubia ad Bonam
dokumentasi

17
dokumentasi

18
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

19
Anatomi
20

Identitas Pasien
ANATOMI BILIK MATA DEPAN DAN
JARINGAN SEKITAR
21

Anamnesis
Identitas Pasien
22
Vaskularisasi Segmen Anterior

23
Definisi
24

• Hifema  keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan,


yaitu daerah diantara kornea dan iris yang dapat terjadi akibat trauma
tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan
bercampur dengan aqueous humor.

• Darah yang terkumpul di bilik mata depan biasanya terlihat dengan


mata telanjang, walaupun darah yang terdapat di bilik mata depan
berjumlah sedikit, tetap dapat menyebabkan penurunan visus.

• Hifema dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh


darah iris atau badan siliar. Terkadang terdapat iridoplegia dan
iridodialisis.
25 Epidemiologi

hifema traumatik, diperkirakan sebanyak 12 kasus per


100.000 orang populasi.

Anak-anak dan remaja usia 10-20 tahun memiliki


persentase penderita terbanyak, yaitu sebesar 70%.

Hifema lebih sering terjadi pada pria dibandingkan


wanita dengan perbandingan 3 : 1.
26 Etiologi

Hifema
spontan
Hifema
iatrogenic

Hifema
traumatic
Gambar 9. Proses trauma dari arah anterior bola mata dapat
mengakibatkan distorsi dimensi antero-posterior dan ekuatorial yang
mengakibatkan perubahan tekanan intraokular mendadak dan
menyebabkan ruptur pembuluh darah (Kanski, 2011)
28 Klasifikasi
(Berdasarkan penyebabnya )

Hifema traumatika

Hifema akibat tindakan medis  kesalahan


prosedur operasi mata

Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan


badan silier

Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh


darah

Hifema akibat neoplasma


29 Berdasarkan waktu terjadinya,
hifema dibagi atas 2 yaitu:

– Hifema primer, timbul segera setelah trauma


hingga hari ke 2.
– Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5
setelah terjadi trauma.
Grade hifema
30
Patofisiologi
Lanjutan…

Identitas Pasien

Hifema  mengganggu media refraksipenurunan visus

Darah mengisi kamera okuli bertambahnya isi kamera


anterior oleh darah tekanan intraokuler meningkat. 
glaukoma sekunder.

Glaukoma sekunder terjadi akibat massa darah yang


menyumbat jaringan trabekulum (berfungsi membuang
humor aqueous yang
diagnosis
• Anamnesis
a. Adanya riwayat trauma.
b. Nyeri pada mata disertai dengan mata yang berair.
c. Penglihatan pasien menurun (derajat penurunan
bervariasi tergantung jumlah darah yg
mengisi COA).
d. Bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di
bagian bawah COA, dan memenuhi seluruh ruang
COA.
e. Fotofobia, penglihatan ganda, blefarospasme,
edema palpebra, dan sukar melihat dekat,
kemungkinan disertai gangguan umum yaitu letargic,
disorientasi atau somnolen.
Lanjutan…

• Pemeriksaan Oftalmologi
a. Perdarahan pada COA (dapat diperiksa dengan penhlight).
b. Kadang-kadang ditemukan gangguan visus.
c. Tanda-tanda iritasi dari conjunctiva dan pericorneal.
d. Fotofobia, penglihatan ganda, blefarospasme, edema
palpebra, midriasis, dan sukar melihat dekat, kemungkinan
disertai gangguan umum yaitu letargic, disorientasi atau
somnolen.
e. Otot sfingter pupil mengalami kelumpuhan, pupil tetap
dilatasi (midriasis), dapat terjadi pewarnaan darah (blood
staining) pada kornea, anisokor pupil.
Lanjutan…

• Pemeriksaan ketajaman penglihatan: menggunakan kartu


mata Snellen; visus dapat menurun akibat kerusakan
kornea, aqueous humor, iris dan retina.
• Lapangan pandang: penurunan dapat disebabkan oleh
patologi vaskuler okuler, glaukoma.
• Pengukuran tonografi: mengkaji tekanan intra okuler.
• Slit Lamp Biomicroscopy: untuk menentukan kedalaman
COA dan iridocorneal contact, aqueous flare, dan synechia
posterior.
• Pemeriksaan oftalmoskopi: mengkaji struktur internal
okuler.
• Tes provokatif: digunakan untuk menentukan adanya
glaukoma bila TIO normal atau meningkat ringan.
Tatalaksana

Identitas Pasien

• Pasien hifema disarankan untuk tirah baring dan mengurangi


aktivitas. Pasien diistirahatkan dengan posisi kepala yang agak
ditinggikan sekitar 30-60 derajat dan kedua mata ditutup untuk
memberikan istirahat pada mata.

Penatalaksanaan medikamentosa yang dapat diberikan untuk


pasien hifema yaitu :
• Untuk mengurangi rasa sakit dapat digunakan analgesik
asetaminofen.
• Pemberian sikoplegik seperti atropin 1% tetes mata bermanfaat
untuk mencegah kontraksi badan siliar agar tidak terjadi
perdarahan ulang.
Identitas Pasien

• Steroid dapat diberikan setelah hari ke-3 dari terjadinya hifema.


Steroid bermanfaat untuk mencegah terjadinya komplikasi
seperti sinekia posterior, sinekia anterior perifer, atau
iridosiklitis.

• Pemberian antiglaukoma lokal seperti timolol atau golongan


penghambat kolinesterase apabila terjadi peningkatan tekanan
intra okular. Apabila dengan pengobatan tersebut TIO masih
tetap tinggi, perlu ditambahkan antiglaukoma sistemik seperti
asetazolamid.
38
Apabila diperlukan, dapat dilakukan tindakan pembedahan atau
parasintesis di samping pengobatan medikamentosa tersebut.
Indikasi dilakulakannya parasintesis antara lain:
• Hifema grade 3 atau grade 4 tanpa tanda-tanda absorpsi darah
setelah 8 hari
• Tidak ada tanda-tanda berkurangnya darah setelah 5 hari pada
hifema grade 4
• Imbibisi kornea
• Hifema grade 3 dengan TIO tetap ≥ 25 mmHg selama 6 hari
meskipun telah diberikan antiglaukoma secara optimal
• Hifema grade 4 dengan TIO tetap ≥ 50 mmHg selama 4 hari
meskipun telah diberikan antiglaukoma secara optimal
• Pasien hifema grade berapapun yang menderita sickle cell dengan
TIO tetap ≥ 35 mmHg dalam24 jam 5,7
Komplikasi

• Perdarahan sekunder
Identitas Pasien

• Glaukoma sekunder
• Hemosiderosis kornea
• Sinekia posterior
• Atrofi optic
• Uveitis
prognosis
Prognosis
Prognosis tergantung pada banyaknya darah yang
tertimbun pada kamera okuli anterior.
Identitas Pasien

• Hifema tanpa glaukoma prognosis bonam.


• Hifema dengan glaucomaprognosis bergantung
pada seberapa besar glaukoma tersebut
menimbulkan defek pada ketajaman penglihatan.
Bila tajam penglihatan telah mencapai 1/60 atau
lebih rendah maka prognosis penderita adalah
buruk (malam) karena dapat menyebabkan
kebutaan.
BAB IV
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS

Seorang wanita, 41 tahun, datang ke IGD RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
dengan keluhan penurunan pandangan mata kanan setelah dipukul linggis pada
bagian kepala kiri pasien sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit.

Trauma tumpul
• Perdarahan Konjungtiva,
• Hifema,
• Subluksasi Lensa,
• Ruptur Sklera,
• Hemoftalmos,
• Ablasi Retina,
• Edema Berlin (Komosio Retina),
• Fraktur  Blow Out Fracture.

42
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Penurunan pandangan mata kanan • VOD 1/~ dan VOS 6/6;
(+), • TIOD 42,5 mmHg dan TIOS 10,9
• Mata kanan merah (+), mmHg;
• Nyeri mata kanan (+), • Injeksi konjungtiva dan injeksi siliaris
• Berair-air (-), pada OD sedangkan OS tenang,
• Sakit kepala (+), • Hifema (+) seluruh bilik mata depan
• Kelopak mata bengkak (-), OD,
• Nyeri saat membuka kelopak mata (-), • BMD OS sedang; iris pupil dan lensa
• Mual (+), OD tidak dapat dinilai sedangkan
• Muntah (+), pada OS gambaran iris baik, pupil
• Kotoran mata (-), bulat, sentral, refleks cahaya (+)
• Silau (-), dengan diameter 2 mm,
• Keluar darah dari bola mata (-), • Pada segmen posterior OD tidak
• Keluar cairan seperti putih telur (-). tembus, OS normal

Diagnosis: Trauma Tumpul Bola Mata dengan Komplikasi Hifema Grade IV dan
Glaukoma Sekunder OD.

43
Tatalaksana
• Tirah baring dengan elevasi 30-450  membantu proses penyerapan darah
karena hifema biasanya akan mengalami penyerapan spontan setelah 5-7 hari
pascatrauma.
• Monitoring TIO  rencana parasentesis hifema dengan indikasi peningkatan TIO
tidak dapat diatasi dengan obat (>35mmHg selama 7 hari atau >50mmHg selama
5 hari dan adanya corneal blood staining.
• Monitor pewarnaan kornea dan tanda perdarahan sekunder

• Tobramycin dexamethasone ED 1 gtt per 4 jam OD sebagai kortikosteroid topikal


untuk mengurangi inflamasi iritis/iridosiklitis dan antibiotik topikal
• Timol 0,5% ED 1 gtt per 12 jam OD,
• Asam traneksamat 500 mg per 8 jam per oral  agen fibrinolitik diberikan
untuk mengurangi risiko perdarahan ulang,
• Paracetamol 500 mg per 8 jam per oral sebagai analgesik,
• Acetozolamid 250 mg per 8 jam per oral  terapi anti-glukoma dan
• KSR 1 tablet per 24 jam per oral.

44
Terima kasih 

45

Anda mungkin juga menyukai