I. IDENTITAS
Umur : 23 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Lampung/Indonesia
II. ANAMNESIS
Keluhan utama
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai nyeri dan mata merah. 4
telah dipukul dibagia wajah dan mengenai bagian mata kanan. Lalu
pasien merasa matanya terasa kabur secara tiba-tiba dan pasien tidak
Riwayat kebiasaan
Status Generalis
Kesadaran : Composmentis
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36.0 OC
STATUS OFTMOLOGIS
Anamnesa :
Pemeriksaan :
konjungtiva dan injeksi siliar. Tampak adanya darah pada 1/3 COA mata
kanan, kornea tampak edema, iris tidak terdapat sinekia, pupil tidak
V. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Komplikasi glaucoma
- Juvenile xanthogranuloma
VIII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
- Prednison tab 3 x 1
Non-Mendikamentosa
Operatif
disease.
c. Peningkatan TIO tidap dapat diatasi dengan obat- obatan ( >35
pemberian medikamentosa.
- Kriteria rujukan :
Semua kasus.
IX. PROGNOSIS
Definisi
depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma
tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur
dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih. Darah yang terkumpul di bilik
mata depan biasanya terlihat dengan mata telanjang. Walaupun darah yang
terdapat di bilik mata depan sedikit, tetap dapat menurunkan penglihatan. Hifema
atau darah didalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul yang
Pengihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk hifema akan terlihat
terkumpul dibagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh
Patofisiologi
Hifema terjadi pada pembuluh darah perifer iris dan korpus siliaris anterior.
Trauma menyebabkan perubahan sementara pada anatomi antara lensa dan iris,
dan ekspansi sklera pada zona ekuatorial, yang menyebabkan gangguan pada
disebabkan pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat trauma
3. hifema akibat inflamasi yang arah pada iris dan badan silier, sehingga
1. hifema primer terjadi langsung sampai 2 hari setelah trauma pada mata
d). Berdasarkan pemenuhan darah dibilik mata depan, hifema dapat dibagi
menjadi:
Grade 3, darah mengisis 1/2 – kurang dari seluruh bilik mata depan
Grade 4, darah mengisi seluruh bilik mata depan, dikenal dengan total
Penegakan Diagnosis
Adanya riwayat trauma, terutama mengenai matanya dapat memastikan
adanya hifema. Pada gambaran klinik ditemukan adanya perdarahan pada COA
midriasis, dan sukar melihat dekat, kemungkinan disertai gangguan umum yaitu
Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan mata yang berair.
terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak. Bila pasien duduk,
hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah COA, dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang COA. Otot sfingter pupil mengalami kelumpuhan, pupil
tetap dilatasi (midriasis), dapat terjadi pewarnaan darah (blood staining) pada
mengganggu media refraksi. Darah yang mengisi kamera okuli ini secara
bertambahnya isi kamera anterior oleh darah. Kenaikan tekanan intra okuler ini
disebut glaucoma sekunder. Glaukoma sekunder juga dapat terjadi akibat massa
aqueous yang berada di kamera anterior. Selain itu akibat darah yang lama berada
di kamera anterior akan mengakibatkan pewarnaan darah pada dinding kornea dan
Perawatan Konservatif
kepala diangkat (diberi alas bantal) dengan elevasi kepala 30º - 45 o (posisi
semi fowler). Hal ini akan mengurangi tekanan darah pada pembuluh
Ada banyak pendapat dari banyak ahli mengenai tirah baring sempurna ini
2. Bebat mata
pendapat di antara para ahli. Penggunaan bebat mata pada mata yang
terkena trauma yaitu untuk mengurangi pergerakan bola mata yang sakit.
5,6
3. Pemakaian obat-obatan
Koagulansia
hifema yang baru dan terisi darah segar diberi obat anti fibrinolitik
sehingga bekuan darah tidak terlalu cepat diserap dan pembuluh darah
Midriatika Miotika
tekanan intraokuler.
- Memberitahu pasien dan keluarga agar pasien harus istirahat total dan
- Kontrol rutin
Komplikasi
kematian keratosit.
- Glaukoma
Prognosis
kehidupan ( ad bonam )