Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS

MIOKARDIAK INFARK DENGAN ST ELEVASI

Presentan : Dewi Listiani Solecha

Pembimbing : dr. Ikhwan Handirosiyanto, Sp.Jp


EPIDEMIOLOGI
Sindrom koroner akut (SKA) merupakan suatu masalah kardiovaskular yang utama karena menyebabkan
angka perawatan rumah sakit dan angka kematian yang tinggi.

Secara global, pada tahun 2015 SKA menjadi penyebab kematian tertinggi yang
mencapai 7.4 juta jiwa dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 2030 (WHO).

Survei Sample Registration System (SRS) pada tahun 2014


menunjukan pada tahun 2014, penyakit jantung coroner (PJK) menjadi
penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke sebesar
12.9%.
TUJUAN SKDI
3B
1 Mampu membuat diagnosis klinis dan memberikan
terapi pendahuluan pada keadaaan gawat darurat.

2 Mampu menentukan rujukan paling tepat bagi


penanganan pasien selanjutnya

3 Mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari


rujukan
LAPORAN KASUS STEMI
IDENTITAS
• Nama : Tn. AR
• Usia : 56 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Karyawan PNS
• Alamat : Jl Taweuran Rt 03 Rw 09 Tegal Gundul
• Tanggal masuk : 26 Juli 2019
• Tanggal pemeriksaan : 27 Juli 2019
ANAMNESIS
o Keluhan utama : Nyeri dada kiri
o Riwayat penyakit saat ini
Pasien di rujuk dari RS Etty dengan keluhan nyeri dada sejak kurang lebih sejak
1 jam SMRS. Nyeri dada dirasakan dibagian dada kiri. Nyeri seperti ditindih beban
berat. Nyeri dada diakui tidak menjalar ke bagian tubuh lainnya. Nyeri dada
dirasakan pasien lebih dari 20 menit. Nyeri dada muncul tiba-tiba saat pasien
sedang bersiap-siap untuk pulang dari hotel. Nyeri tidak hilang dengan istirahat.
Keluhan nyeri dada disertai badan berkeringat dan badan lemas. Keluhan sesak (-),
mual (-), muntah (-).
o BAB dan BAK tidak dikeluhkan pasien.
ANAMNESIS
o Riwayat penyakit dahulu
Riwayat nyeri dada sebelumnya (-), riwayat terbangun malam karena sesak
(-), hipertensi (-), diabetes mellitus (-), penyakit jantung sebelumnya (-),
hiperkolesterol (+).
Riwayat merokok (-), konsumsi alcohol (-), makan makanan tinggi lemak (+),
kurang aktifitas fisik (+).
Pasien sering memeriksakan kolesterolnya dan meminum obat artrovastatin
bila kolesterolnya tinggi atau pasien mulai merasa berat pada bagian kepala
belakang.
o Riwayat Keluarga
Riwayat hipertensi dimiliki oleh ibu pasien, diabetes mellitus dan penyakit
jantung pada keluarga (-).
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Pasien tampak berbaring di ranjang ruang dengan kesadaran
komposmentis, keadaan sakit sedang, keadaan gizi cukup.
• Tanda vital
• Tekanan darah : 176/118
• Nadi : 98x/menit
• Laju nafas : 30x/menit
• Suhu : 36 celcius
• SaO2 : 99%
• Kepala : Normocephali, deformitas (-)
• Mata : KA (-/-), SI (-/-), pupil bulat/bulat, isokor 3mm/3mm, RCL +/+,
RCTL +/+, sianosis (-/-)
• Hidung : deviasi septum (-), sekret -/-
PEMERIKSAAN FISIK
• Jantung :
• I : IC tidak terlihat
• P : IC tidak teraba
• P : Atas : ICS 3 linea parasternalis sinistra
Kanan : ICS 4 linea sternalis dekstra
Kiri : ICS 5 linea midklavikularis sinistra
• A : S1 & S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
• I : tampak datar
• A : BU (+) 10x/menit
• P : supel, NT (-), H/L tidak teraba
• P : timpani seluruh regio
• Ekstrimitas : akral hangat, CRT <2, edema -/-/-/-
DIAGNOSIS BANDING

1 STEMI
2 NSTEMI
3 UNSTABLE ANGINA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG RS Etty Asharto
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG RS Karsa Husada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ronsen Thorax
RS Karsa Husada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (serum markers) 26/07/2019
Hematologi Hasil Unit Nilai Rujukan
HB 14.8 g/dL 14.0-17.5
RBC 5.61 10^6/uL 4.5-5.9
HCT 45.4 % 40.0-52.0
WBC 7.53 10^3/uL 4.4-11.3
PLT 189 10^3/uL 150-450
SGOT 55.0 U/L <41
SGPT 31.0 U/L <37
Trop I 0.05 ng/ml <0.8
CKMB 5.90 ng/ml 0.251-5.0
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (serum markers) 26/07/2019

Hematologi Hasil Unit Nilai Rujukan


Kolesterol 264 mg/dL <200
Trigliseride 185 mg/dL <200
HDL 50.0 mg/dL 50.0
LDL-C 177.0 mg/dL <150
GDP 104 mg/dL <126
DIAGNOSIS
1
STEMI anteroseptal
onset < 12 jam (pro fibrinolitik)

2
Dislipidemia
TERAPI

IGD (Konsul Sp.EM) 13.30

• O2 nasal canule 4 lpm


• IVFD NS 20 tpm
• Inj ISDN 1 mg/jam
• Inj Pantoprazole 40 mg IV
• Inj Metoclorpramid 10 mg IV
TERAPI
IGD (Konsul Sp.JP) 16.30
• Jalankan fibrinolitik dengan Fibrion
(Streptokinase) 1.5 jt unit dalam 100cc NS
• Captopril 3x12.5 mg PO
• ISDN 3x5 mg PO
• Atrovastatin 0-0-40 mg
• ASA 0-0-80 mg
• CPG 75 mg-0-0
• Inj Lovenox 2x0.6cc SC 2 jam post trombolitik
TERAPI
Ruangan
• O2 nasal canule 4 lpm • CPG 75 mg-0-0
• IVFD NS 0.9% 500cc/24 jam • Captopril 3x25 mg
• Intake cairan PO 1000cc/24 jam • Amplodipin 5mg-0-0
• Diet 1500 kcal • Concor 1.25mg-0-0
• Inj Lovenox 2x0.6cc SC • Alprazolam 0-0-0.5mg
• Inj Lansoprazole 1x30mg
• ISDN 3x5 mg PO
• Atrovastatin 0-0-40 mg
• ASA 0-0-80 mg
FOLLOW UP
POST FIBRINOLITIK
FOLLOW UP
Subjective Objective Assesment Plan
27/07/19 Keluhan : sesak TD: 137/85 • STEMI anteroseptal Inj : ISDN 3x5mg
berkurang, nyeri mmHg • onset < 12 jam Lovenox 2x0.6cc ASA 0-0-80mg
dada berkurang
HR: 102x/m • (post fibrinolitik) Lansoprazole 1x30mg CPG 75mg-0-0
RR: 20x/m • Dislipidemia PO : Atrovastatin 0-0-40mg
SatO2: 100 % Captopril 3x25mg Concor 1.25mg-0-0
Amlodipin 5mg-0-0 Alprazolam0-0-0.5mg

Keluhan : sesak TD: 129/86 mmHg • STEMI anteroseptal ons Inj : ISDN 3x5mg
28/07/19 berkurang, nyeri HR: 96x/menit et < 12 jam (post fibrinolit Lovenox 2x0.6cc ASA 0-0-80mg
dada berkurang ik)
RR: 20x/menit Lansoprazole 1x30mg CPG 75mg-0-0
• Dislipidemia
SatO2: 100 % PO : Atrovastatin 0-0-40mg
Captopril 3x25mg Concor 1.25mg-0-0
Amlodipin 5mg-0-0 Alprazolam0-0-0.5mg
FOLLOW UP
Subjective Objective Assesment Plan
29/07/19 Keluhan : sesak (-), TD: 120/69 mm • STEMI anteroseptal o Inj : ASA 0-0-80mg
nyeri dada Hg nset < 12 jam Lovenox 2x0.6cc CPG 75mg-0-0
berkurang HR: 84x/menit (post fibrinolitik) Lansoprazole 1x30mg Atrovastatin 0-0-40mg
RR: 20x/menit • Dislipidemia PO : Concor 1.25mg-0-0
SatO2: 100 % Captopril 3x25mg Alprazolam0-0-0.5mg
Amlodipin 5mg-0-0
ISDN 3x5mg

Keluhan : sesak (-), TD: 114/74mm • STEMI anteroseptal Inj : ISDN 3x5mg
30/07/19 nyeri dada Hg onset < 12 jam (pos Lovenox 2x0.6cc ASA 0-0-80mg
berkurang HR: 83x/menit t fibrinolitik) Lansoprazole 1x30mg CPG 75mg-0-0
RR: 20x/menit • Dislipidemia PO : Atrovastatin 0-0-40mg
SatO2: 100 % Captopril 3x25mg Concor 1.25mg-0-0
Amlodipin 5mg-0-0 Laxadin 3x1

Mobilisasi
FOLLOW UP
Subjective Objective Assesment Plan
31/07/19 Keluhan : sesak (-), TD: 142/94 • STEMI anteroseptal Inj : ISDN 3x5mg
nyeri dada (-) mmHg onset < 12 jam (pos Lovenox 1x0.6cc ASA 0-0-80mg
HR: 88x/menit t fibrinolitik) Lansoprazole 1x30mg CPG 75mg-0-0
RR: 20x/menit • Dislipidemia Atrovastatin 0-0-40mg
SatO2: 100 % PO : Concor 1.25mg-0-0
Captopril 3x25mg
Amlodipin 5mg-0-0 Mobilisasi

Keluhan : sesak (-), TD: 128/94mm • STEMI anteroseptal PO : CPG 75mg-0-0


01/08/19 nyeri dada(-) Hg onset < 12 jam (pos Captopril 3x25mg Atrovastatin 0-0-40mg
HR: 84x/menit t fibrinolitik) Amlodipin 5mg-0-0 Concor 1.25mg-0-0
RR: 20x/menit • Dislipidemia ISDN 3x5mg
SatO2: 100 % ASA 0-0-80mg Acc KRS
PERBANDINGAN EKG

1
PERBANDINGAN EKG

2
PERBANDINGAN EKG

3
PERBANDINGAN EKG

4
PERBANDINGAN EKG

5
PERBANDINGAN EKG

6
PERBANDINGAN EKG

7
PERBANDINGAN EKG

8
PEMBAHASAN
SINDROM KORONER AKUT
VASKULARISASI JANTUNG
VASKULARISASI JANTUNG
VASKULARISASI JANTUNG
SINDROM KORONER AKUT
• Definisi : merupakan salah satu kegawatdaruratan jantung karena
manifestasi akut dari plak atheroma pembuluh darah coroner
yang koyak atau pecah.

• Klasifikasi :
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan marka jantung, Sindrom Koroner Akut di
bagi menjadi:
1. Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI: ST segment
elevation myocardial infarction)
2. Infark miokard dengan non elevasi segmen ST (NSTEMI: non ST
segment elevation myocardial infarction)
3. Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina pectoris)
PATOFISIOLOGI
Pembentukan plak atheroma di pembuluh
darah coroner  Perubahan komposisi plak dan
penipisan tudung fibrus yang menutupi plak 
plak atheroma pecah  Agregasi trombosit dan
aktivasi jalur koagulasi  Terbentuk white
thrombus  Thrombus menyumbat pembuluh
darah coroner secara total/parsial/menjadi
mikroemboli dan menyumbat coroner distal
+ pelepasan zat vasoaktif (vasokonstriksi) 
Gangguan aliran darah coroner 
Kurang O2 miokardium selama > 20 menit 
Miokardium infark
ATEROSKLEROSIS
DIAGNOSIS
Diagnosa adanya suatu SKA harus ditegakkan secara cepat dan tepat dan
didasarkan pada tiga kriteria, yaitu gejala klinis nyeri dada spesifik, gambaran EKG
(elektrokardiogram) dan evaluasi biokimia dari enzim jantung.
• Anamnesis :
Gambaran Klinis Infark Miokard Dengan Elevasi Segmen ST (STEMI)
• Nyeri dada dengan lokasi substernal, retrosternal, dan prekordial.
• Sifat nyeri seperti rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk,
rasa diperas, dan dipelintir.
• Penjalaran biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah, gigi, punggung/interskapula, perut, dan d
apat juga ke lengan kanan.
• Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat, atau obat nitrat.
• Berlangsung intermiten atau persisten (>20 menit)
• Gejala yang menyertai seperti mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin, cemas dan lemas.
DIAGNOSIS

Pemeriksaan fisik :
(Untuk mengidentifikasi faktor pencetus iskemia, komplikasi iskemia,
penyakit penyerta dan menyingkirkan diagnosis banding)
• TTV : Tekanan darah (hiper/normo/hipotensi) sering ditemukan hipertensi pada p
asien SKA. Nadi normal/takikardi/ bradikardi, nyeri bisa menyebabkan takikardi. Per
nafasan dan suhu dalam batas normal
• Leher : distensi vena jugular (+/-)
• Thorax : inspeksi dalam batas normal. Palpasi dalam batas normal. Perkusi dalam b
atas normal/pelebaran batas jantung. Auskultasi paru (ronchi basah halus/edema
paru), jantung (suara jantung abnormal : murmur/S3/S4)
• Ekstrimitas : diaphoresis, akral dingin
DIAGNOSIS
• EKG
Perekaman EKG harus dilakukan dalam 10 menit sejak kontak medis pertam
a. Bila bisa didapatkan, perbandingan dengan hasil EKG sebelumnya dapat sangat
membantu diagnosis. Setelah perekaman EKG awal dan penatalaksanaan,
perlu dilakukan perekaman EKG serial atau pemantauan terus-menerus.

Hasil EKG 12 sadapan yang normal tidak menyingkirkan kemungkinan diagn


osis SKA tanpa elevasi segmen ST, misalnya akibat iskemia tersembunyi di daerah sirku
mfleks atau keterlibatan ventrikel kanan, oleh karena itu pada hasil EKG normal perlu di
pertimbangkan pemasangan sadapan tambahan.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
• Biomarka Jantung
• Pemeriksaan troponin I/T adalah standard baku emas dalam diagnosis NSTEM
I, di mana peningkatan kadar marka jantung tersebut akan terjadi dalam waktu
2 hingga 4 jam. Tes yang negatif pada satu kali pemeriksaan awal tidak dapat dip
akai untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard akut.
• Apabila pemeriksaan troponin tidak tersedia, pemeriksaan CKMB dapat diguna
kan. CKMB akan meningkat dalam waktu 4 hingga 6 jam, mencapai puncaknya sa
at 12 jam, dan menetap sampai 2 hari.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Invasif (Angiografi Koroner).
Angiografi koroner memberikan informasi mengenai keberadaan dan
tingkat keparahan PJK, sehingga dianjurkan segera dilakukan untuk tujuan
diagnostik pada pasien dengan risiko tinggi dan diagnosis banding yang tidak
jelas. Penemuan oklusi trombotik akut, misalnya pada arteri sirkumfleksa,
sangat penting pada pasien yang sedang mengalami gejala atau peningkatan
troponin namun tidak ditemukan perubahan EKG diagnostik.
FAKTOR RESIKO
Dapat dimodifikasi
• Dislipidemia (peningkatan LDL, penurunan HDL)
• Merokok
• Hipertensi
• Diabetes mellitus, sindroma metabolic
• Kurang aktifitas fisik
Tidak dapat dimodifikasi
• Usia
• Jenis Kelamin (laki-laki)
• Riwayat keluarga (keturunan) dengan penyakit jantung
TATALAKSANA
TATALAKSANA

PCI (percutaneous coronary intervention) merupakan


metode utama untuk reperfusi pasien MI. Bila kontak
medis pertama tidak memungkinkan untuk PCI maka
metode reperfusi yang dapat dipilih selanjutnya adalah
terapi fibrinolitik (jika tidak ada kontraindikasi).
TATALAKSANA
MORTALITAS
• Stratifikasi risiko berdasarkan kelas Killip merupakan klasifikasi risiko berdasarkan indikator klinis gagal
jantung sebagai komplikasi infark miokard akut dan ditujukan untuk memperkirakan tingkat mortalitas dalam
30 hari.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai