Anda di halaman 1dari 20

Muhammad Ibrahim Sugiyono

Rahadian Nugi Sutrisno


Muhammad Ikhlas Abdian Putra
PUSAT TRAUMA PSIKOLOGIS DI SEKOLAH DASAR
SEBAGAI PENCEGAHAN TERHADAP
POST-TRAUMA STRESS DISORDER
Latar Belakang
Letak geografis Indonesia di pertemuan antar
empat lempeng tektonik
Rawan terjadi bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami, dan gunung meletus
Dampak bencana bersifat komplek seperti
rusaknya infrastruktur dan trauma psikologis pada
korban
trauma terjadi secara mendadak, sehingga
memaksa korban untuk menguasai dan
menghadapi perasaannya
Dampak paling besar terjadi pada anak-anak karena
mereka akan lebih mudah merekam kejadian buruk
di dalam hidupnya karena mereka akan lebih mudah
merekam kejadian buruk di dalam hidupnya
Seto Mulyadi (2005) bahwa permasalahan pada
masa anak harus segera diselesaikan, sebab
pengalaman pada masa kanak-kanak memiliki
pengaruh yang sangat kuat pada pola kehidupan di
masa dewasa nanti.
Rumusan Masalah
Mengapa penyelesaian masalah psikologis
akibat bencana perlu ditekankan pada anak
usia sekolah 6 sampai 12 tahun - ?
Bagaimana peran pemerintah selama ini dalam
menanggulangi masalah psikologis pada anak
usia sekolah ?
Apa itu trauma centre dan apa peran trauma
centre di sekolah?
Jenis pelayanan apakah yang perlu diterapkan
dalam jangka panjang untuk menurunkan
angka stress pada anak usia sekolah?
Apa peran guru dalam penyelesaian masalah
psikologis pasca bencana pada anak usia
sekolah?
Apa dampak yang dapat ditimbulkan jika
permasalahan psikologis pada anak usia
sekolah tidak segera ditanggulangi?
Tujuan Penelitian
Menjelaskan dampak bencana pada anak usia
sekolah.
Mendeskripsikan Post-Trauma Stress Disorder
sebagai akibat buruknya penanggulangan masalah
psikologis pada anak usia sekolah.
Membuktikan urgensi didirikannya trauma centre di
sekolah (termasuk perana elemen sekolah dan
kegiatan di dalamnya)
Manfaat Penelitian
Memberikan informasi
dampak bencana terhadap anak usia sekolah dan
efek jangka panjang yang dapat ditimbulkan.
Post-Trauma Stress Disorder dan ciri-cirinya.
Membantu pemerintah dalam menanggulangi
dampak psikologis yang disebabkan oleh
bencana terhadap anak usia sekolah
mencegah PTSD.
Mengoptimalkan peran guru dan elemen
sekolah sebagai salah satu faktor pendukung
penanggulangan masalah psikologis bencana
terhadap anak usia sekolah.
Tinjauan Pustaka
Trauma
trauma adalah setiap luka, kesakitan atau shock yang terjadi pada
fisik dan mental individu yang berakibat timbulnya gangguan
serius sehingga akan meninggalkan bekas (kesan) yang mendalam
pada jiwa seseorang yang mengalaminya (Murthy, 2006)
Karakteristik dari trauma adalah tidak dapat diduga dan korban
yang mengalami trauma memiliki perasaan yang luar biasa tak
berdaya setelah mereka terpapar bencana.
Stres
Stress merupakan istilah yang menggambarkan suatu
reaksi fisik dan psikis seseorang terhadap keadaan
tertentu yang mengancam (Carlson, 2005).
Sumber stres (Brannon & Feist, 2007),
1. Katastrofi
2. Perubahan kehidupan
3. Kejadian sehari-hari
Post-Traumatic Stress Disorders
gangguan stres dengan lama gejala minimal
selama satu bulan
Seseorang yang mengalami stress emosional
yang bersifat traumatic dapat diklasifikasikan
sebagai penderita stres pasca-trauma (Kaplan,
et al, 2003)
Trauma Center
Tempat ini merupakan pusat pemulihan trauma
yang bertujuan menyembuhan trauma
psikologis dari seseorang. Beberapa kegiatan
yang dilakukan oleh terapis, guru, teman
sebaya anak-anak, dan anggota keluarga yang
memberikan pengobatan trauma.
Metode penulisan
Metode pengumpulan literatur pustaka
Dikumpulkan dari buku, jurnal yang sesuai dengan
penulisan karya tulis
Metode pengambilan jurnal
Jurnal yang diambil bersifat full text
Metode penulisan
Penulisan diawali dengan dampak negatif bencana terhadap
anak yang bisa menimbulkan PTSD sehingga diperlukan
pusat penanganan trauma psikologis.
Pembahasan
A. Resiko PTSD pada Anak
- Tingkat kerentanan psikis anak dan risiko
terhadap PTSD
- Letak geografis Indonesia memiliki risiko
sangat tinggi terhadap bencana.
- Pengetahuan bencana yang minim
- PTSD muncul sebagaiversi akhir dari
tingkatan stress pada individu.
B. Urgensi Pusat Trauma Psikologis
- Memberikan pelayanan yang efektif dan
efisien.
- Diperlukan jembatan tikus yang dapat
menengahi anak dengan dirinya sendiri dan
anak dengan faktor pemapar.
C. Peran Pusat Trauma Psikologis di sekolah
- memulihkan dan mempertahankan kondisi
mental anak agar tetap stabil.
- menjadi wadah agar orang di lingkungan
terdekat anak dapat memberikan intervensi
terhadap interaksi antara anak dan faktor
pemapar.
- memantau perkembangan mental anak
berdasarkan evaluasi yang dilakukan secara rutin
dalam jangka waktu minimal 1 tahun terhitung
setelah bencana terjadi.
- Guru sebagai orang tua sekunder berperan
sebagai pengarah dan pemerhati anak di
sekolah.
- Orang tua perlu berkonsultasi langsung dengan
guru dan penyedia pelayanan kesehatan mental
anak di sekolah.
Kesimpulan
Anak usia 6-12 tahun rentan terhadap trauma psikologis karena
mereka memiliki ingatan kuat.
Diperlukannya pusat trauma psikologis di sekolah sebagai
sarana memulihkan kondisi kesehatan psikis anak yang tertimpa
bencana.
Pusat trauma psikologis didirikan dengan kerja sama yang kuat
antara pemerintah, guru, dan orang tua untuk menanggulangi
kondisi kesehatan psikis anak yang buruk.
Pelayanan yang diberikan berupa kegiatan penghilang stres dan
dilakukan secara kontinyu melalui evaluasi yang rutin agar
kontrol terhadap kondisi psikologis anak dapat dilakukan
semaksimal mungkin.
Bila permasalahan psikologis pada anak tidak ditanggulangi,
anak akan mengalami PTSD.
Saran
Pemerintah melakukan mitigasi berupa sekolah
darurat dan pusat trauma psikologis jangka
panjang pada wilayah rawan bencana.
Dilakukannya training khusus pada guru,
psikolog, dokter anak, dan penyedia pelayanan
kesehatan psikis anak agar dapat melakukan
intervensi terdapat hubungan faktor pemapar
dan anak usia sekolah.

Anda mungkin juga menyukai