Anda di halaman 1dari 32

Laporan Kasus

Katarak Senilis Mature Oculi Dextra


Pembimbing:
dr. Aryanti, Sp.M

Disusun oleh:
Meta Sakina, S.Ked (1018011076)
Sri Puji Hartini, S.Ked
(0918011136)
M. Agung Prasetya (1118011069)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek
2015

LAPORAN KASUS

STATUS PASIEN
Identitas
Pasien

Anamnesa
(17 Nov 2015)

Nama : Ny. TH
Umur
: 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kota Gajah, Lampung
Tengah

Keluhan Utama :
Penglihatan mata kanan kabur
Keluhan Tambahan :
Seperti melihat kabut putih, gatal, berair
dan sering merasa silau terutama pada
siang hari.

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT


Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSAM dengan keluhan penglihatan
mata kanannya kabur. Penglihatan mulai kabur sejak
1 tahun lalu dan mulai dirasakan makin berat sejak
1 bulan lalu.
Pasien mengatakan pada penglihatannya terhalang
kabut putih tebal. gatal, berair dan sering merasa
silau terutama pada siang hari. Keluhan pasien tidak
disertai dengan mata merah ataupun nyeri pada
matanya. Riwayat trauma pada mata disangkal.

Riwayat
Penyakit
Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami


keluhan seperti ini sebelumnya
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat DM
: disangkal

Riwayat
Penyakit
Keluarga

Tidak ada dalam keluarga pasien


yang mengalami keluhan serupa
seperti pasien.

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN
(17 NOVEMBER 2015)
STATUS PRESENT
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi
: 72 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu
: 36,3 oC

STATUS GENERALIS
Status generalis dalam
batas normal

DEXTRA

SINISTRA

1/300 (BS)

Visus

4/60 (BS)

Tidak dilakukan

Koreksi

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Siaskopi

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Sensus coloris

Tidak dilakukan

Ortoforia, kedudukan normal

Bulbus oculi

Ortoforia, kedudukan normal

Tidak ada kelainan

Supersilia

Tidak ada kelainan

Tidak ada

Parese

Tidak ada

Tidak ada kelainan

Palpebra superior

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Palpebra inferior

Tidak ada kelainan

Tenang

Conjungtiva palpebra

Tenang

Tenang

Conjungtiva fornices

Tenang

Tenang

Conjungtiva bulbi

Tenang

Putih, anikterik

Sclera

Putih,anikterik

Jernih, arcus senilis (+)

Cornea

Jernih, arcus senilis (+)

Sedang

Camera oculi anterior

Sedang

Gambaran kripta baik

Iris

Gambaran kripta baik

Sentral, Bulat, refleks cahaya (+)

Pupil

Sentral, Bulat, refleks cahaya (+)

Keruh, Shadow test (-)

Lensa

jernih, Shadow test (-)

Tidak dilakukan

Fundus refleks

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Corpus vitreum

Tidak dilakukan

Normal (palpasi)

Tensio oculi

Normal (palpasi)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah
Rutin
Hb : 14
gr/dL

Homeostasis
CT : 13 menit
BT : 2 menit

Kimia Darah

SGOT : 19 u/l
SGPT
: 16 u/l
Ureum : 25mg/dl
Creatinin
: 0,6mg/dl
GDS
: 112mg/dl

RESUME
Pasien Ny.TH, usia 53 tahun, datang ke RSAM dengan keluhan
penglihatan mata kanannya kabur sejak 1 tahun lalu dan mulai
dirasakan makin berat sejak 1 bulan lalu. Pasien mengatakan
penglihatannya terhalang kabut putih tebal, gatal, berair dan sering
merasa silau terutama pada siang hari. Keluhan pasien tidak
disertai dengan mata merah ataupun nyeri pada matanya. Riwayat
trauma pada mata disangkal.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
Status generalis : Dalam batas normal
Status oftalmologis :Visus
: OD 1/300 BS; OS 4/60 BS,
Kornea : OD/S jernih, arcus senilis (+),
Lensa : OD keruh, shadow test (-)
OS jernih, shadow test (-)
Keadaan lain dalam batas normal.

DIAGNOSA

Diagnosa
Kerja

Katarak Senilis Mature


Oculi Dextra

Diagnosa
Banding

Katarak Senilis
Immature Oculi Dextra

TATALAKSANA
Umum
Preoperatif

Operatif

Phacoemulsifikasi + IOL (Intra


Okuler Lens) OD

Inform consent
Rontgent Thorax
Konsul pre-operatif

Umum Postoperatif

Medikamentosa
(Post operatif)

Menjaga kebersihan mata kanan, yaitu


dengan menutup dengan kasa steril yang
diganti setiap harinya.
Mengikuti instruksi perawatan mata post-op
katarak selama satu bulan (mata tidak basah,
terbentur/ diucek-ucek, menunduk berlebihan,
miring ke mata sakit, mengedan, mengangkat
beban >5 kg).

Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Antasida 3x
Gentamisin 0,3% ED gtt 1 / jam OD
Gliserol ED 2 gtt 1/jam OD
Inmatrol ED 2 gtt1 diberikan selama 5 hari

PROGNOSA
Quo ad vitam:
ad bonam
Quo ad functionam:
dubia ad bonam
Quo ad sanationam:
ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

KATARAK

Merupakan keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat


hidrasi (penambahan cairan) lensa, atau denaturasi protein lensa, atau
keduanya. Cahaya sulit mencapai retina sehingga bayangan pada
retina menjadi tidak jelas atau kabur.
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif, terjadi pada
usia lanjut, tapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit
penyakit mata lokal menahun.

Epidemiologi
Sperduto dan Hiller
Katarak ditemukan lebih sering pada wanita dibanding pria.

Nishikori dan Yamomoto


Rasio pria dan wanita adalah 1:8 dengan dominasi pasien
wanita yang berusia lebih dari 65 tahun.

Prevalensi
Prevalensi kebutaan di Indonesia berkisar 1,5% dari jumlah
penduduk Indonesia dengan presentase penyebab kebutaan:
Katarak 0,78%, Glaukoma 0,20%, Kelainan refraksi 0,14%
dan Penyakit karena faktor usia 0,38%.

ETIOLOGI
Paparan radiasi
Kontak jangka panjang dengan UV
Paparan radiasi gelombang mikro
Kekurangan yodium
Genetik
Cedera mata dan trauma fisik
Alergi mata
Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dan obat-obatan
yang mengandung bahan kimia Quetiapine
Hipertensi
Diabetes
Merokok
Obesitas

KLASIFIKASI
Menurut kejadiannya
KATARAK KONGENITAL
KATARAK JUVENILE
Katarak Traumatik
Katarak Sekunder

SENILIS

Stadium
INSIPIEN
IMATUR
MATUR
HIPERMATUR

PERBEDAAN
Insipien

Imatur

Matur

Hipermatur

Kekeruhan lensa Ringan

Sebagian

Komplit

Masif

Cairan Lensa

Bertambah (air masuk) Normal

Normal

Berkurang (air + masa


lensa keluar)

Iris

Normal

Terdorong

Normal

Tremulans

Bilik Mata Depan Normal

Dangkal

Normal

Dalam

Sudut Bilik Mata

Normal

Sempit

Normal

Terbuka

Shadow Test

Negatif

Positif

Negatif

Pseudopositif

Visus

(+)

<

<<

<<<

Penyulit

Glaukoma

Uveitis+glauKoma

PERBEDAAN

GEJALA KLINIS
Penurunan visus
Silau
Perubahan miopik
Diplopia monocular
Noda, berkabut pada lapangan pandang
Ukuran kaca mata sering berubah

PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan sinar celah (slit lamp)


Funduskopi pada kedua mata
Tonometer
Pemeriksaan prabedah
Adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva,
Penyulit yang berat berupa panoftalmitis,
Pemeriksaan tajam penglihatan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mata yang lengkap
Pemeriksaan adneksa okular dan struktur intraokular
Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas
lensa, tapi juga struktur okular lain
Ofthalmoskopi direk dan indirek

TATALAKSANA
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi.
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa.

Intra Capsuler Cataract Ekstraksi


(ICCE)
Extra Capsular Cataract
Extraction (ECCE)

Phakoemulsifikasi

KOMPLIKASI
Edema kornea
COA dangkal
Ruptur kapsul posterior
Prolaps iris
Perdarahan atau efusi suprakoroid
Pendarahan suprakoroid ekspulsif
Disrupsi vitreus
Incacerata kedalam luka
Retinal light toxicity
Ablasio retina
Endoftalmitis kronik
Post kapsul capacity

PROGNOSIS
Dengan teknik bedah yang mutakhir, komplikasi atau
penyulit menjadi sangat jarang.
Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%.
Pada bedah katarak resiko ini kecil dan jarang terjadi.
Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan
dengan ECCE atau fakoemulsifikasi menjanjikan
prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga
2 garis pada pemeriksaan dengan menggunakan
snellen chart.

PEMBAHASAN

Apakah diagnosa yang ditegakkan sudah tepat?


Katarak senilis mature OD
Ya.
Gejala-gejala yang dialami pasien ini sesuai dengan kepustakaan yang
menuju kearah katarak. Katarak merupakan kekeruhan pada lensa sehingga
mengakibatkan penurunan tajam penglihatan. Tingkat kekaburan yang dialami
pasien bervariasi tergantung dari tingkat kekeruhan lensa. Usia pasien yang
lebih dari 50 tahun merupakan salah satu penentu jenis katarak. Jenis katarak
yang sesuai adalah katarak senilis.
Pada pemeriksaan fisik, visus pasien kurang dari 6/6 (1/300), dan terdapat
kekeruhan pada lensa mata kanan. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang
menyatakan bahwa pada pasien yang mengalami katarak akan mengalami
penurunan visus, dan pasien ini hanya bisa melihat lambaian tangan pada
jarak 1 meter yang orang normal dapat melihatnya pada jarak 300 meter.pada
pasien didapatkan kekeruhan lensa hingga menutupi seluruh lensa.

Apakah penatalaksanaan sudah tepat?


Pasien dengan kelainan katarak tidak dapat diatasi dengan
pemberian obat tetes mata maupun peroral. Sampai saat ini
penanganan katarak yang terbaik adalah melalui tindakan
operasi dengan mengambil lensa yang keruh dan menggantinya
dengan lensa buatan (IOL) yang jernih.
Pada pasien ini penatalaksanaan yang diberikan untuk
mengatasi penyakit kataraknya adalah dengan dilakukan operasi
atas indikasi untuk perbaikan visus. Tindakan operasi yang
dilakukan adalah Phacoemulsifikasi. Dipilih phacokoemulsifikasi
+ IOL, karena insisi pada kornea yang dibutuhkan lebih kecil
dengan resiko astigmatisme post-operatif yang lebih kecil
daripada ICCE. Komplikasi yang lebih sedikit dan pemulihan
visus yang lebih cepat.

Bagaimana prognosis dan konseling yang diberikan pada


pasien?
Prognosis pasien ini baik.
Hal ini disebabkan karena katarak senilis merupakan suatu kekeruhan
pada lensa yang dapat diperbaiki. Sehingga tajam penglihatan pasien
setelah dioperasi akan lebih baik dibandingkan dengan sebelum
dioperasi.
Konseling
Perlu dijelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dialaminya adalah
penyakit kekeruhan lensa yang mengenai matanya akibat proses
ketuaan. Oleh karena itu pasien harus memperhatikan gejala gejala
pada penyakit ini, yaitu penurunan penglihatan, tampak seperti melihat
asap, seperti melihat pelangi dan terasa silau.

Pada mata kanan yang telah menjalani operasi disarankan untuk


mengikuti instruksi post operatif katarak selama satu bulan:
Mata tidak boleh basah. Jika mandi hanya dari leher kebawah, dan
usahakan berwudhu dengan tayamum.
Mata tidak boleh terbentur atau diucek-ucek.
Tidak boleh menunduk secara berlebihan. Diperhatikan pada posisi
sembahyang duduk atau tidur, tidak boleh sujud dan rukuk.
Tidak boleh miring pada mata yang sakit.
Tidak boleh mengedan.
Tidak boleh memangku atau mengangkat beban > 5 kg.
Banyak makan buah dan sayur.
Perban mata diganti tiap pagi dan sore
Bila terjadi keluhan cepat lapor ke dokter mata

DAFTAR PUSTAKA
Ilyas. S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI
Anna. 2007. Mengenal Penyakit Katarak. Dalam
http://www.obi.co.id/index2.php.
Perdami Katarak :
http://www.perdami.or.id/?page=news_seminat.detail&id=2
Vaughan, Daniel G; Asbury, Taylor and Eva, Paul Riordan. 2000.
Oftalmologi Umum. 14th ed. Jakarta : Widya Medika.
Victor, Vicente. 2012. Senile Cataract. Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview#a0199

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai