Anda di halaman 1dari 18

1

LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Ny TW, usia 40 tahun, Islam, tidak bekerja, pendidikan terakhir S1, menikah,
alamat Jl. Gotong Royong No.1 RT.15 Imo Puro, Metro Pusat, masuk rumah
sakit tanggal 18 Mei 2015.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan di ruangan Melati pada tanggal 9 Agustus 2015 Pk 11.30
dan alloanamnesis dengan Ny.R (pembantu pasien, sudah bekerja selama 18
tahun) pada tanggal 10 Agustus 2015 via telepon pukul 20.00 WIB.
A. Keluhan Utama
Pasien sering marah-marah tanpa sebab kepada keluarga dan tetangga.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Menurut penuturan Ny. R pasien dibawa ke RSJ Daerah Provinsi Lampung
karena sudah 1 bulan terakhir pasien sering marah-marah tanpa sebab yang
jelas terhadap keluarga dan tetangga sekitarnya. Keluarga pasien mendapat
laporan bahwa pasien memarahi beberapa orang tetangganya. Sekitar 8
bulan yang lalu pasien pergi dari rumah suaminya menuju jogjakarta ke
rumah kakak perempuannya. Keluarga tidak tahu apa penyebab pasien
melakukan hal tersebut. Namun, pada bulan april 2015 pasien kembali
kabur dari rumah kakaknya tersebut dan ke rumah orang tua pasien. Di
sana pasien menjadi sering marah-marah tanpa sebab kepada keluarganya,
dasn terakhir orang tua pasien mendapat laporan dari tetangga sekitar
bahwa pasien marah kepada orang-orang di pasar.
Pasien mengaku dibawa ke RSJD Provinsi Lampung oleh ayah kandung
pasien. Pasien tahu kenapa pasien dibawa ke RSJ dan ingat sudah berapa
lama ia dirawat. Sebelumnya pasien mengaku marah-marah dikarenakan ia
merasa stres dan marah kepada kakak perempuannya yang tinggal di
Yogyakarta beserta suaminya perihal uang. Pasien mengatakan kakaknya
mengambil uang tabungannya secara diam-diam beberapa tahun yang lalu.
Selain itu pasien mengaku pasien sulit berhenti berbicara saat sudah mulai
bercerita kepada orang lain. Menurut penuturan pasien, kakek pasien

memiliki 2 orang istri yang memiliki agama yang berbeda dimana istri
pertama yang merupakan nenek kandung pasien beragama katolik dan istri
kedua kakeknya beragama islam; masing-masing nenek melahirkan anakanak yang menjadi tokoh pemuka agama seperti Romo (Pendeta) yang
dianugerahi penghargaan dari Vatikan, sedangkan nenek yang beragama
islam melahirkan anak yang memiliki keturunan yang berhubungan dengan
mamah dede dan Zainuddin MZ (Ustadz).
C. Riwayat Gangguan Dahulu
1.

Riwayat gangguan psikiatri


Menurut keluarga pasien sebelumnya sudah pernah di rawat di RSJ
dengan keluhan yang sama sejak tahun 1990 di rumah sakit jiwa di
Yogyakarta dan pernah pula dirawat di RSJD Provinsi Lampung pada
tahun 1992, 2008, 2012, dan 2013. Saat itu pasien dirawat dengan
keluhan mudah marah, berbicara terus menerus, dan sulit mengontrol
emosi saat berdebat dengan keluarga. Menurut keluarga, pasien diasuh
oleh orang tua angkatnya sejak berusia 3 bulan dan dikembalikan
kepada orang tuanya setelah berusia 13 tahun. Pasien dirawat dan
diperlakukan dengan baik oleh orang tua angkatnya. Selain itu
keluarga juga mengatakan bahwa pasien memiliki sifat iri hati
terhadap kakak-kakaknya. Orang tua pasien telah membelikan rumah
dan tanah kepada keenam anaknya, namun saat kakak pasien membeli
mobil dengan uangnya sendiri pasien menjadi marah dan menyalahkan
keluarganya, orang tua pasien dituduh tidak adil terhadap dirinya, serta
kakak pasien dituduh pula membeli mobil menggunakan uang pasien.
Namun keluarga pasien tidak bercerita lebih banyak tentang keadaan
keluarga pasien di tahun-tahun lain yang melatarbelakangi kambuhnya
penyakit pasien. Menurut keluarga pasien, setiap kali pasien kambuh,
pasien dibawa ke RSJD Provinsi Lampung dan dilakukan perawatan.
Pasien pulang dalam keadaan stabil serta mengkonsumsi obat-obatan
rutin di rumah. Keluarga pasien mengatakan pasien menikah pada
tahun 2004 dan dikaruniai satu orang anak yang telah berusia 9 tahun

saat ini. Anak pasien tinggal bersama mertua pasien karena pasien
tidak pernah mengurusi anaknya.
Menurut pasien sejak berusia 6 tahun ia sering ditampar dan dipukul
oleh ayah angkatnya. Pasien merasa ibu angkatnya tidak dibela
ataupun dirangkul saat terjadi kekerasan, sejak saat itu pasien merasa
diperlakukan tidak adil oleh kedua orang tua angkatnya. Ketika pasien
duduk di bangku kelas II SMP, pasien mengaku dipermalukan oleh
gurunya di depan kelas. Sejak itu pasien merasa stress dan suka mudah
marah tanpa sebab, kemudian pasien dipindahkan sekolah ke Salatiga.
Di Yogyakarta, pasien dibawa berobat ke RS Puri Nirmala oleh
keluarganya dan pasien mendapatkan obat yang diminum selama satu
tahun, lalu ia kembali dibawa ke Lampung dan melanjutkan
pendidikannya di Metro. Pada tahun 1992 pasien mengaku ditolak
cintanya oleh teman laki-laki yang dia sukai dan itu membuat pasien
merasa tertekan. Pasien banyak bicara dan tidak jelas. Lalu keluarga
membawa pasien ke RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung. Sejak duduk
di bangku SMA hingga selesai kuliah pasien mengaku tidak pernah
kambuh karena ia merasa kehidupannya lebih baik dari segi keluarga
dan keuangan. Dalam 10 tahun terakhir ini pasien mengaku telah
kumat pada tahun 2008, 2012, 2013 dan Mei 2015. Pada tahun 2008
pasien mengaku disukai oleh Noe Letto. Namun sekarang pasien sudah
tidak merasa seperti itu lagi. Selain itu pada tahun 2013 pasien
mengaku bersitegang dengan kakak laki-lakinya, pasien pernah
dibentak sehingga pasien merasa sedih dan sakit hati. Saat wawancara
dilakukan pasien tidak pernah menyinggung perihal status pernikahan
2.

dan anaknya.
Riwayat gangguan fisik
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit lain selain penyakit yang
diderita saat ini. Menurut keluarga pasien tidak pernah mengalami
sakit berat, seperti asma, stroke, ataupun sakit berat lainnya.

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif / alkohol


Pasien tidak memiliki riwayat merokok dan pemakaian NAPZA.

D. Riwayat tumbuh kembang


1. Prenatal dan perinatal
Pasien tidak mengetahui berapa usia kehamilan dirinya saat dilahirkan
dan bagaimana proses kelahirannya. Pasien hanya tahu bahwa pasien
2.

anak keenam dari enam bersaudara.


Masa kanak awal (0-3 tahun)
Pasien tinggal dengan kedua orang tua angkatnya sejak usia 3 bulan.
Pasien mengaku sering mendapat perlakuan kasar dari ayah angkatnya,

namun pihak keluarga menyangkal hal tersebut.


3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien mengaku pada usia 6 tahun pasien masuk kelas 1 SD. Pasien
memiliki banyak teman. Lulus SD lalu masuk SMP. Pasien mengaku
4.

mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari guru di sekolahnya.


Masa kanak akhir dan remaja
Pasien mengaku tidak pernah kambuh hingga tamat SMA pada usia 16
tahun.

E. Masa-masa dewasa
1. Riwayat pendidikan
Pasien masuk kelas 1 SD pada usia 6 tahun. Menurut pasien nilai pasien
baik dan pasien tidak pernah tinggal kelas. Lalu pasien melanjutkan ke
SMP dan lulus SMA pada usia 16 tahun dengan nilai yang baik. Pasien
melanjutkan pendidikan S1 di Unila jurusan ISIP dan lulus dengan IPK
3,39.
2. Riwayat pekerjaan
Pasien tidak bekerja, namun pasien pernah mencoba usaha investasi
rumah.
3. Riwayat Pernikahan
Pasien tidak pernah menyinggung soal status pernikahan. Menurut
keluarga pasien sudah menikah pada usia 29 tahun dan memiliki 1 orang
anak berusia 9 tahun. Suami dan anak pasien tinggal di rumah mertua dan
mereka belum bercerai.
4. Militer
Pasien tidak pernah mengalami keadaan militer atau tinggal di daerah
kerusuhan.
5. Hukum
Pasien tidak pernah masuk penjara.
6. Kehidupan sekarang
Pasien tinggal bersama kedua orang tua kandungnya, Tn S dan Ny L di
daerah Metro. Menurut keluarga pasien sudah tidak bekerja.

7. Riwayat sosial ekonomi


Pasien saat ini tidak bekerja. Menurut keluarga pasien sebelum masuk
RSJ yang terakhir, pasien tinggal bersama suaminya.
8. Riwayat agama
Pasien mengaku beragama Islam sejak usia 28 tahun.
9. Riwayat sosial
Pasien lebih senang berkumpul, bergabung dengan yang lainnya.
Hubungan pasien dengan tetangga dan masyarakat baik sebelum sakit.
E.

Persepsi Pasien tentang dirinya


Pasien merasa dirinya mengalami gangguan jiwa saat ini.

III. STATUS PSIKIATRI


A. Deskripsi Umum
1. Sikap : kooperatif
2. Kesadaran : kompos mentis
3. Penampilan :
Seorang perempuan memakai seragam RSJ, baju biru muda motif
polos dan celana biru pendek, perawakan gemuk, kulit putih, rambut
sebahu tampak lembab tersisir rapi, kuku pendek dan cukup bersih.
4. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Selama wawancara pasien duduk tenang. Kontak mata dengan
pemeriksa cukup. Pasien bercerita disertai gerakan anggota tubuh.
5. Pembicaraan
Bicara spontan, cepat, flight of idea, artikulasi jelas, kuantitas cukup,
volume besar, kualitas lebih banyak cenderung ingin mendominasi.

B. Suasana perasaan
1. Mood : Elevated mood
2. Afek : luas
3. Keserasian : serasi
C. Persepsi
1. Halusinasi
2. Ilusi
3. Depersonalisasi
4. Derealisasi
D. Pikiran
1. Proses berpikir

: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada

Produktivitas

: meningkat, pasien

dapat menjawab spontan


bila diajukan pertanyaan

Kontuinitas
: Flight of idea
Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran
Waham kebesaran
E. Fungsi kognitif
1. Memori : jangka panjang, menengah, pendek, dan segera: baik
2. Daya konsentrasi : baik
3. Orientasi : orang, tempat, dan waktu : cukup
4. Pikiran abstrak :baik
F. Tilikan
Tilikan derajat 5, pasien mengakui dirinya sakit jiwa dan mengetahui
sebabnya tetapi tidak menerapkan perilaku yang dapat menyembuhkan
penyakitnya.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, napas:
20x/menit
Status internus tidak ditemukan kelainan
Status Neurologis tidak ditemukan kelainan
V.

IKHTISAR PENEMUAN
Pasien Ny. TW, 40 tahun, berpenampilan sesuai dengan usianya, cara
berpakaian rapi dan perawatan diri baik. Dibawa ke RSJ dengan keluhan
sering marah-marah tanpa sebab kepada keluarga dan tetangganya. Pasien

mengaku sulit berhenti berbicara saat sudah mulai bercerita. Selain itu
pasien juga mengaku bahwa kedua nenek pasien melahirkan anak yang
menjadi pemuka agama.
Pada status mental didapatkan: pada gambaran umum, perawatan diri baik,
bersikap kooperatif selama wawancara. Elevated mood, Afek, appropriate,
serasi. Bicara spontan dan lancar, logorrhea, volume keras. Proses pikir
flight of ideas. Isi pikir terdapat gagasan yang berlebihan dan waham
kebesaran. Tidak ada halusinasi. Penilaian realita terganggu, dengan tilikan
derajat 5.
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan mood yang menyebabkan
hubungan pasien dengan orang lain menjadi tidak baik, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa.
Setelah dilakukan anamnesis, tidak ditemukan riwayat trauma kepala,
kejang sebelumnya ataupun adanya kelainan organik. Hal ini dapat menjadi
dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0) Pasien
juga tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif sehingga diagnosis
gangguan mental dan prilaku karena zat psikoaktif dapat disingkirkan (F.1),
walaupun sebaiknya dilakukan pemeriksaan kandungan NAPZA dalam urin
atau darah untuk mendukung penyingkiran diagnosis. Pada pasien gangguan
afek berupa sering marah tanpa seba, dan sulit berhenti berbicara saat
bercerita sejak tahun 1992. Selain itu pasien mengalami gangguan isi pikir
berupa waham kebesaran, untuk aksis I diagnosisnya Gangguan Afektif
Bipolar Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik (F.31.2) Pasien
selalu naik kelas saat SD, SMP, dan SMA serta menyelesaikan kuliahnya
tepat waktu serta pernah melakukan tes IQ dengan hasil memuaskan
menurut pasien yakni 141 sehingga pasien kecil kemungkinan untuk
mengalami retardasi mental. Tetapi untuk memastikan diagnosis perlu
dilakukan pemeriksaan IQ ulang dan pemeriksaan otak lainnya. Selain itu
menurut keluarga pasien di keluarga ada yang mengalami hal serupa dengan
pasien. Sementara ini aksis II didiagnosis dengan tipe kepribadian
narsistik. Dari alloanamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan

riwayat penyakit fisik, sehingga pada aksis III tidak ada diagnosis. Pasien
dan keluarga memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penyakit. Hal ini
dapat menjadi diagnosis untuk aksis IV. Penilaian Global Assessment of
Fungtional (GAF) Scale yaitu 60-51 karena terdapat gejala dan disabilitas
yang sedang, sedangkan GAF tertinggi selama satu tahun terahir adalah 7061 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik) menjadi diagnosis untuk aksis V.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
1. Aksis I
: Gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan
gejala psikotik
2. Aksis II
: Kesan ciri kepribadian narsistik
3. Aksis III
: Tidak ada
4. Aksis IV
: Pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit
pasien cukup baik
5. Aksis V
: GAF (HLPY) 60 - 51
GAF (current) 70 - 61
VIII. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna dan tidak
terdapat riwayat genetik.
2. Psikologik
Pada pasien ditemukan gangguan afek berupa elevated mood dan
gangguan isi pikir yang berupa waham kebesaran sehingga pasien
membutuhkan psikoterapi.
3. Sosiologik
Pada pasien ditemukan keterbatasan dalam berhubungan sosial sehingga
membutuhkan sosioterapi.
IX. RENCANA TERAPI
A. PSIKOFARMAKA
Carbamazepin 2 x 200 mg
Asam valproat 3 x 250 mg
Risperidone 2 x 3 mg
B. PSIKOTERAPI
Terhadap pasien

Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai


penyakitnya sehingga pasien dapat mengenali keadaannya

Mendorong pasien untuk minum obat secara teratur dengan


mengajarkan manfaat dari obat-obatan yang diberikan

Bila pasien berobat jalan, dianjurkan agar selalu rutin kontrol ke


poliklinik

Terhadap keluarga

Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya dukungan


keluarga dan pentingnya rutinitas minum obat dalam proses
kesembuhan pasien

X. PROGNOSIS
Kondisi yang memberatkan: kekambuhan penyakit, penyakit pasien sendiri,
perhatian keluarga yang kurang karena sibuk bekerja, riwayat anggota
keluarga lain memiliki gangguan jiwa.
Kondisi yang meringankan: pasien mulai kooperatif

Quo ad vitam
: bonam

Quo ad functionam
: dubia ad malam

Quo ad sanationam
: dubia ad malam
XI. PEMBAHASAN
Pada pasien ditegakkan diagnosis gangguan afektif bipolar, epidose kini
manik dengan gejala psikotik, dengan diagnosis banding skizoafektif tipe
manik. Hal ini disesuaikan dengan PPDGJ III, di mana episode sekarang
memenuhi kriteria mania dengan gejala psikotik.
Gangguan ini ditandai oleh episode berulang (sekurang kurangnya dua
episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada
waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan
aktivitas (mania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai
pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah bahwa biasanya
ada penyembuhan sempurna antar episode.
Episode harus berlangsung sekurang kurangnya 1 minggu, dan cukup berat
sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas
sosial yang biasa dilakukan. Perubahan afek harus disertai dengan energiu

10

yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlabihan, percepatan dan


kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide ide perihal
kebesaran/ grandiose ideas dan terlalu optimistik. Harga diri yang
membumbung dan gagasan kebesaran. Pada pasien ini dapat diberikan terapi :
Karbamazepin
Pada pasien ini dapat diberikan karbamazepin yang dapat digunakan untuk
bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik-klonik (antikonvulsan) dan
sebagai mood modulator. Saat ini karbamazepin merupakan antiepilepsi
utama di Amerika Serikat. Karbamazepin juga dapat digunakan sebagai
antimania dan terapi profilaksis. Indikasi penggunaan terapeutik penggunaan
karbamazepin adalah :
- Epilepsi
- Gangguan bipolar (mania, depresi)
- Skizofrenia dan gangguan skizoafektif
- Gangguan depresif
- Gangguan pengendalian impuls
Karbamazepin biasanya dimulai dengan dosis 200-400 mg per hari dalam 3
atau 4 dosis dan ditingkatkan menjadi 800-1000 mg per hari pada akhir
minggu pertama pengobatan. Seperempat dari jumlah pasien yang diobati
mengalami efek samping gejala intoksikasi akut karbamazepin dapat berupa
stupor atau koma, kejang dan depresi nafas.
Valproat
Valproat (depakene) juga disebut asam valproat karena obat ini dengan cepat
diubah menjadi bentuk asam di dalam lambung. Pertama kali diperkenalkan
sebagai obat anti epileptik yang efektif di tahun 1963. Di samping itu valproat
dan karbamazepin telah terbukti efektif dalam terapi gangguan bipolar.
Indikasi pemberian asam valproat adalah :
- Epilepsi
- Gangguan bipolar
- Gangguan skizoafektif

11

Asam valproat tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg dan bentuk sirup 250 per
5 ml. Dosis hari pertama adalah 250 mg diberikan bersama makanan. Dosis
dapat dinaikkan sampai 250 mg per oral 3 kali per hari selama 3 sampai 6 hari.
Toksisitas asam valproat berupa gangguan saluran cerna, sistem saraf, hati,
ruam kulit dan allopesia.
Risperidon
Risperidon sebagai antipsikotik atipikal pada pasien ini dengan pertimbangan
efektivitasnya dalam mengatasi gejala positif maupun gejala negatif yang
sama baik serta efek samping yang lebih kecil disbanding antipsikotik tipikal.
Penggunaan antipsikotik atipikal kini merupakan lini pertama untuk mengaasi
gejala psikotik. Obat ini tidak memiliki efek samping ekstrapiramidal, kecil
kemungkinan dalam peningkatan berat badan dan lebih kecil dalam
menyebabkan terjadinya sindrom metabolik. Dosis terapi risperidon adalah 28 mg yang setara dengan dosis haloperidol 5-20 mg, dengan dosis efektif 6
mg/hari.

12

LAMPIRAN

13

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Mudah marah
Emosi tak
terkontrol
Elevated mood
Flight of idea

1975

1978

1990

0-1 thn 1-3 thn 3-12 thn

Mudah marah
Berbicara terus
menerus
Emosi tak
terkontrol
Elevated mood
Flight of idea

1992

Mudah marah
Berbicara terus
menerus
Emosi tak
terkontrol
Waham kebesaran
(+)

2008

2013

Waham kebesaran (+)


Afek meningkat
Marah-marah
Elevated mood
Flight of idea

sekarang

14

ANAMNESIS YANG DILAKUKAN


Autoanamnesis dilakukan pada hari Minggu, tanggal 9 Agustus 2015 pukul 11.30
WIB. Autoanamnesa kepada pasien dilakukan oleh Wirda Elya Sari, S.Ked dan
Nida Coerunnisa, S.Ked.
DM

: Dokter Muda (Pemeriksa)

: Pasien (Ny. TW)

DM

: Selamat siang mba, saya wirda dan yang ini nida. kami dokter muda

disini, mau ngobrol bisa?


P

: Bisa. Mau ngobrol di dalam (di ruang rawat) apa mau di luar? Di luar aja

ya soalnya di dalam panas.


DM

: iya boleh mba. Silahkan duduk. Nama mba siapa?

: Yulia Titi Wijaya, kamu boleh panggil Tiwi, Wiwi, Yuli atau whatever lah

supaya akrab (benar)


DM

: Umurnya mba Yuli sekarang berapa ya?

: 40 tahun, tapi masih keliatan muda kan? Pasti kalian berfikir saya

seumuran kalian kan? (tertawa) (benar)


DM

: memang mba Yuli lahir tanggal berapa?

: tanggal 11 Juni 1976 (benar)

DM

: mba tinggalnya dimana?

: Metro (Benar)

DM

: Terakhir sekolah atau kuliah?

: Kuliah sarjana Ilmu Ekonomi Study Pembangunan Unila dengan IPK

3,39
DM

: Mba Yuli biasanya kalau sehari hari kerjanya apa?

: ibu rumah tangga ajah, paling masak, ama beres-beres. (benar)

DM

: mba yuli dari kapan disini ?

: sejak tanggal 18 Mei 2015 (benar)

DM

: Mba Yuli tau atau tidak kenapa dibawa kesini ?

15

: Iya tau, jadi waktu itu gue ribut sama kakak perempuan gue yang nomor

satu, dia ngambil duit gue diem-diem, tapi gue baru tau kemaren itu, trus gue
marah deh. Gue kabur dari rumah 2 hari nggak pulang, trus akhirnya gue balik ke
lampung. Nyampe lampung sama bokap gue dibawa kesini (UGD RSJ) gara-gara
gue marah-marah terus di rumah.
DM

: yang membawa Yuli kesini siapa?

: Sama sutrisno (ayah kandung).

DM

: dulu pernah diceritain ga lahirnya mba Yuli gimana?

: gak taulah lupa

DM

: dulu pernah ga kebentur atau pingsan gitu?

: ga kayaknya

DM

: Mba Yuli tau kalau mba yuli sakit ?

: Iya tau, gue sakit bipolar kini manik kan ? gue juga tau kalo penyakit gue

gak bisa sembuh.


DM

: Mba Yuli tau apa bipolar kini manik ? Tau dari siapa ?

: Tau, jadi bipolar kini manik itu kadang-kadang sedih sekali, kadang

sangat bahagia iya kan ? gue tau dari dokter gue


DM

: Mba Yuli bisa cerita gimana awalnya mba yuli sakit ?

: Iya, catet ya.. Jadi awalnya pas gue umur 13 tahun gue mulai sakit.

Waktu itu gue masih SMP, sebenernya yang buat gue sakit adalah keluarga gue
sendiri. Waktu kecil ayah angkat gue suka namparin dan mukulin gue, ya dari situ
gue sakit
DM

: Memang Yuli ada berapa ayah ?

: Gue belum cerita ya? Jadi gue dititipin ke orang tua angkat gue dari kecil

tapi semenjak gue sakit gue dibalikin lagi ke orang tua kandung gue.
DM

: Mba Yuli sering kambuh ? kalau kambuh karena apa ? dari umur 13

tahun itu sering sakit ?


P

: Iya catet ya, jadi gue itu umur 13 sakit, 14 sembuh, 15 sakit, 16 sembuh,

17 sakit, 18 sembuh, terus dari tahun 1995-2004 sembuh kambuh lagi biasanya
gue paling sering kambuh setelah putus cinta apalagi waktu sama Noe letto.
DM

: Noe letto ? artis ?

16

: Iya, tau kan ? Yang nyanyi lagu (menyanyi lagu letto) itu kan liriknya gue

yang ngarang makanya di albumnya itu ada tulisan kepada jiwa yang sakit, itu
gue.
DM

: selama sekolah ada ga masalah?

: Pernah waktu gue SMP kelas 2 gue dipermalukan sama guru bahasa

lampung gue di depan kelas cuma gara-gara gue nanya susu terus gue dipanggil ke
depan kelas dan disuruh nulis kata susu di papan tulis, trus gue diketawain sama
temen-temen sekelas. Dari situ gue stress gue kambuh lagi sakitnya (stressor).
DM

: mba Yuli sempet kerja?

: ngga, kan gue gila (stresor)

DM

: kalau mba dengan kakak-kakak mba sering ribut ga?

: ya sama kakak perempuan gue itu, sama suaminya juga

DM

: kalau dengan tetangga gimana mba? Baik-baik ga?

: gini ya prinsipnya gue ga akan marah kalo orang itu gak macem-macem

sama gue, kalo dia macem-macem ya gue marah


DM

: dirumah dulu ada orang yang sakit kayak Yuli ga? (family history)

: ada kakaknya mamah gue sakit juga dia skizofrenia (herediter)

DM

: mba Yuli selama disini apa yang dirasakan?

: Senang punya teman teman disini. (mood baik)

DM

: mba kayanya ga suka ngerokok ya?

: ga bisa saya (rokok -)

DM

: kalo minum kayanya enggak pernah.

: ga pernah, ga suka. (alkohol -)

DM

: kalo obat obat-obatan gitu juga, ama ngirup aibon gamungkin lah yah.

: ga pernah saya kaya gitu gitu.. (psikotropika -)

DM

: mba pernah denger bisikan-bisikan gak?

: ga pernah.(halusinasi akustik -)

DM

: kalau liat seperti bayangan atau setan gitu pernah ga mba?

: ga pernah juga (halusinasi visual -)

DM

: pernah mencium bau-bauan tapi ga ada sumber baunya?

: ga pernah (halusinasi olfaktorik -)

DM

: kalau ngerasa ada yang jalan-jalan di kulit?

17

: ga pernah (halusinasi taktil -)

DM

: pernah ngerasa apa yang mba pikirin itu orang lain bisa tau ga mba?

: ngga.

DM

: mba yuli ngerasa punya kelebihan ga dibanding orang lain?

: iya gue lebih pinter dibanding kakak-kakak gue, orang gue ranking terus

dari SD. IPK gue aja 3,39, gue suka belajar bahasa inggris yang baukunya tebeltebel (Waham kebesaran)
DM

: lalu merasa ada orang lain yang ingin berbuat jahat ga sama mba yuli?

: nggak ada.

DM

: terimakasih mba

: ya terimakasih

18

DAFTAR PUSTAKA

Elvira, SD dan Hadisukanto G. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta: FKUI.
Maramis W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga
University Press.
Maslim, R. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya : Jakarta
Sadock, Benjamin J, et al. 2007. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition Lippincott Williams
& Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai