Pembimbing Klinik:
dr. Dachruddin Ngatimin, Sp.M, M.Kes
Corneal
Ciliary epithelium
Body Sclera
Iris Cornea
Iris
Lens
C : Konjungtiva
S : Sklera
CSJ : Corneosclera Junction
SVS : Sinus Venosa Sclera
AC : Anterior Chamber
PC : Posterior Chamber
CM : Musculus Ciliaris
CP : Processus Ciliaris
CZ : Zonula Ciliaris
VC : Vitreus Chamber
L : Lensa
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang
berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan
warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.
Kelainan mata glaukoma ditandai dengan
meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf
optic, dan menciutnya lapang pandang
Etiologi Glaukoma
• Tonometer Schiozt
• Tonometer Aplanasi
• Non Contact Air-Puff Tonometry
• Tonometri Digital
Pemeriksaan Penunjang
• Gonioskopi
• Funduskopi
• Beta 1: Betaxolol larutan 0.5%, suspension 0.25%,
2/hari, 12-18 jam
• Beta 1 dan Beta 2:
– Timolol, larutan 0.25%, 0.5%, gel 0.25%, 0.5%, 1-
2/hari, 12-24 jam
– Levobunolol, larutan 0.25%, 1-2/hari, 12-24 jam
Karbonik anhidrase inhibitor sistemik:
• Acetazolamide, 250 mg tablet, ½-4 tablet/hari, 6-12
jam
• Topical carbonic anhydrase inhibitors: dorzolamide,
larutan 2%, 2-3/hari, 8-12 jam. Brinzolamide,
suspension 1%, 2-3/hari, 8-12 jam
Meningkatkan pengeluaran akuoshumor dari mata
melalui anyaman trabekulum
• Miotika-parasimpatomimetika langsung
• Pilocarpine, larutan 0.5%, 1%, 2%, 3%, 4%, 6%, 2-
4/hari, 4-12 jam
• Carbachol, larutan 1.5%, 3%, 2-4/hari, 4-12 jam
• Obat Adrenergik- dapat meningkatkan keluarnya
akuos humor melaluio saluran uveo-sklera:
dipivefrine, lauran 0.1%, 2/hari, 12-18 jam
Meningkatkan pengeluaran akuos melalui uveo
sclera yang tidak umum
• Lipid-receptor agonis
• Latanoprost, 0.005%, 1x/hari, 24-36 jam
• Travoprost, 0.004%, 1x/hari, 24-36 jam
• Bimatoprost, 0.03%, 1x/hari, 24-36 jam
• Unoprostone, 0.15%, 1x/hari, 12-18 jam
Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan
pengobatan dini. Pembedahan tidak seluruhnya
menjamin kesembuhan mata. Pada glaukoma
simpleks ditemukan perjalanan penyakit yang lama
kana tetpai berjalan terus sampai berakhir dengan
kebutaan yang disebut sebagai glaukoma absolute.
Karena perjalanan penyakit demikian maka glaukoma
simpleks disebut sebagai maling penglihatan.
BAB III LAPORAN KASUS
IDENTITAS
• Nama : Ny. MS
• Umur : 67 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : IRT
• Alamat : Ampibabo
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
• Mata kiri penglihatan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Keluhan mata kiri kabur dirasakan sejak ± 1 tahun
yang lalu. Penglihatan kabur dirasakan perlahan-
lahan. Pasien juga mengeluhkan adanya rasa perih
dan nyeri. Keluhan tersebut diperberat apabila
pasien menunduk. Pasien juga mengeluhkan
berpenglihatan silau dan berpenglihatan kabut.
Kadang-kadang mata pasien berwarna merah.
• Riwayat Penyakit Mata Sebelumnya :
Tidak ada
• Riwayat Penyakit Lain :
Tidak ada
• Riwayat Trauma :
Pasien memiliki riwayat mata kirinya terbentur batu
sebelum ada keluhan tersebut.
• Riwayat Penyakit Mata dalam Keluarga :
Tidak ada yang menderita penyakit mata dalam keluarga
dan juga tidak ada yang menggunakan kacamata dalam
keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
• Keadaan Umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
Status Oftalmologi
Status Oftalmologi OD OS
Status Oftalmologi OD OS
Status Oftalmologi OD OS
Status Oftalmologi OD OS
• Status Lokalis:
Regio OS: Tampak bilik mata depan dengan kedalaman normal.
Pupil tampak dilatasi. Lensa keruh. Tampak pteregium dari arah
nasal derajat 2, yaitu melewati limbus.
OS
Pemeriksaan TIO
• TIOD : 14.2 mmHg (NCT)
• TIOS: 20.8 mmHg (NCT)
Resume
• PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
• Beta Blocker
Topikal Timoftal 2 x 1 gtt OS
• Inhibitor anhidrase karbonat
Oral Glaucon 3 x 250 mg
• Kalium
Oral KSR 1 x 1 tab
• Non medikamentosa
Memberikan Edukasi : Banyak mengkonsumsi buah pisang
untuk mencegah hipokalemia.
• PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam : dubia ad malam
Quo ad functionam : malam
Dokumentasi Pasien
BAB IV PEMBAHASAN