Anda di halaman 1dari 3

PENYUSUNAN CLINICAL PATHWAY

(LOGO RS) NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


002/PMK/II/2018 00 1/3

Ditetapkan,
DIREKTUR RS

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR OPERASIONAL 20 Oktober 2018

(NAMA DIREKTUR)
Pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada
diagnosis, masalah klinis dan tahapan pelayanan atau dapat
PENGERTIAN diartikan sebagai suatu alur yang menunjukkan secara detail tahap-
tahap penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang
diharapkan.
Menyediakan standar pelayanan minimal dan memastikan bahwa
pelayanan tersebut tidak terlupakan dan dilaksanakan tepat waktu
atau dengan kata lain menjamin tidak ada aspek-aspek penting dari
TUJUAN
pelayanan yang dilupakan, memastikan semua intervensi dilakukan
secara tepat waktu dengan mendorong staf rumah sakit untuk
bersikap pro-aktif dalam perencanaan pelayanan.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit (NAMA RS) No.
KEBIJAKAN 78/SK/RSIACA/2018 tentang Clinical Pathway di Rumah Sakit
(NAMA RS)
1. Pembentukan tim penyusun clinical pathway. Tim penyusun
clinical pathway terdiri dari staf multi disiplin dari semua tingkat
dan jenis pelayanan. Bila diperlukan, tim dapat mencari
dukungan dari konsultan atau institusi diluar rumah sakit seperti
organisasi profesi sebagai narasumber. Tim bertugas untuk
menentukan dan melaksanakan langkah-langkah penyusunan
clinical pathway.
2. Identifikasi key players. Identifikasi key players bertujuan untuk
PROSEDUR
mengetahui siapa saja yang terlibat dalam penanganan kasus
atau kelompok pasien yang telah ditetapkan untuk
merencanakan focus group dengan key players bersama dengan
pelanggan internal dan eksternal.
3. Pelaksanaan site visit di rumah sakit. Pelaksanaan site visit di
rumah sakit bertujuan untuk mengenai praktik yang sekarang
berlangsung. Menilai sistem pelayanan yang ada dan
memperkuat alasan clinical pathway perlu disusun.
PENYUSUNAN CLINICAL PATHWAY
(LOGO RS)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
002/PMK/II/2018 00 2/3

Jika diperlukan, site visit internal perlu dilanjutkan dengan site


visit eksternal setelah sebelumnya melakukani dentifikasi
partner bench marking. Hal ini juga diperlukan untuk
mengembangkan ide.
4. Studi literatur. Studi literatur diperlukan untuk menggali
pertanyaan klinis yang perlu dijawab dalam pengambilan
keputusan klinis dan untuk menilai tingkat dan kekuatan bukti
ilmiah. Studi ini sebaiknya menghasilkan laporan dan
rekomendasi tertulis.
5. Diskusi kelompok terarah. Diskusi kelompok terarah atau focus
group discussion (FGD) dilakukan untuk mengenal kebutuhan
pelanggan (internal dan eksternal) dan menyesuaikan dengan
kemampuan rumah sakit dalam memenuhi kebutuhan tersebut
serta untuk mengenal kesenjangan antara harapan
pelanggandan pelayanan yang diterima. Lebih lanjut diskusi
kelompok terarah juga perlu dilakukan untuk memberi masukan
dalam pengembangan indikator mutu pelayanan klinis dan
kepuasan pelanggan serta pengukuran dan pengecekan.
PROSEDUR
6. Penyusunan pedoman klinik. Penyusunan pedoman klinik
dilakukan dengan mempertimbangkan hasil site visit, hasil studi
literatur (berbasis bukti ilmiah) dan hasil diskusi kelompok
terarah. Pedoman klinik ini perlu disusun dalam bentuk alur
pelayanan untuk diketahui juga oleh pasien.
7. Analisis bauran kasus. Analisis bauran kasus dilakukan untuk
menyediakan informasi penting baik pada saat sebelum dan
setelah penerapan clinical pathway, meliputi: length of stay,
biaya per kasus, obat-obatan yang digunakan, tes diagnosis
yang dilakukan, intervensi yang dilakukan, praktisiklinis yang
terlibat dan komplikasi.
8. Menetapkan sistem pengukuran proses dan outcome. Contoh
ukuran-ukuran proses antara lain pengukuran fungsi tubuh dan
mobilitas, tingkat kesadaran, temperatur, tekanan darah, fungsi
paru dan skala kesehatan pasien (wellness indicator).
9. Mendesain dokumentasi Clinical Pathway. Penyusunan
dokumentasi clinical pathway perlu memperhatikan format
clinical pathway, ukuran kertas, tapi dan perforasi untuk filling.
PENYUSUNAN CLINICAL PATHWAY
(LOGO RS)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
002/PMK/II/2018 00 3/3

10. Perlu diperhatikan bahwa penyusunan dokumentasi ini perlu

PROSEDUR mendapatkan ratifikasi oleh Instalasi Rekam Medis untuk


melihat kesesuaian dengan dokumentasi lainnya.

1. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien

UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rekam Medis


3. Seluruh Unit

Anda mungkin juga menyukai