Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman1/2


….. /RS.TU.1/AKR.04/... /
…..
RSUD
JARAGA
SASAMEH Ditetapkan oleh:
UPT RSUD Jaraga Sasameh
Tanggal Terbit Direktur,
Januari 2022
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. NORMAN WAHYU
Pembina Tk.I, IV/b
NIP. 19811227 201001 1 006

PENGERTIAN Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris adalah penggunaan an-


tibiotik pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penye-
babnya.
Tujuan pemberian antibiotik untuk terapi empiris adalah eradikasi-
TUJUAN atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penye-
bab infeksi, sebelum diperoleh hasil pemeriksaanmikrobiologi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh No :
/SK/ DIR/RSUD.JS/V/2018
PROSEDUR 1. Dokter menentukan diagnosa penyakit berdasarkan sindrom klinis
yang mengarah pada keterlibatan bakteri tertentu yang paling
sering menjadi penyebab infeksi.
2. Dasar pemilihan antibiotik berdasarkan :
 Data epidemiologi
 Pola resistensi bakteri yang tersedia di rumah sakit.
 Kondisi klinis pasien
 Ketersediaan antibiotik
 Kemampuan antibiotik menembus kedalam jaringan/organ
yang terinfeksi.
 Infeksi berat diduga disebabkan oleh polimikroba dapat
digunaka antimikroba kombinasi.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman 2/2

RSUD ….. /RS.TU.1/


AKR.04/... /…..
JARAGA
SASAMEH Tanggal Terbit
Januari 2022 Ditetapkan oleh:
UPT RSUD Jaraga Sasameh
Direktur,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. NORMAN WAHYU
Pembina Tk.I, IV/b
NIP. 19811227 201001 1 006

PROSEDUR 3. Rute pemberian: antibiotik oral seharusnya menjadi pilihan


pertama untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai
berat dapat dipertimbangkan menggunakan antibiotik
parenteral (Cunha, BA., 2010).
4. Lama pemberian: antibiotik empiris diberikan untuk jangka
waktu48-72 jam. Selanjutnya harus dilakukan evaluasi
berdasarkandatamikrobiologis dan kondisi klinis pasien
serta data penunjang lainnya (IFIC., 2010; Tim PPRA
Kemenkes RI., 2010).
5. Tim PPRA melakukan evaluasi penggunaan antibiotik
empiris.
UNIT TERKAIT Dokter, Ruang Perawatan, Poli klinik, Farmasi.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DEFINITIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/2


….. /RS.TU.1/AKR.04/... /
…..
RSUD
JARAGA
SASAMEH Ditetapkan oleh:
UPT RSUD Jaraga Sasameh
Tanggal Terbit Direktur,
Januari 2022
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. NORMAN WAHYU
Pembina Tk.I, IV/b
NIP. 19811227 201001 1 006

Penggunaan antibiotik untuk terapi definitif adalah penggunaan an-


PENGERTIAN tibiotik pada kasus infeksi yang sudah diketahui jenis bakteri penye-
bab dan pola resistensinya
Tujuan pemberian antibiotik untuk terapi definitif adalah eradikasi
TUJUAN atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang menjadi penyebab in-
feksi, berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh No
: /SK/ DIR/RSUD.JS/V/2018
PROSEDUR 1. Dokter menentukan penggunaan antibiotik sesuai dengan hasil
mikrobiologi yang menjadi penyebab infeksi.
2. Dasar pemilihan jenis dan dosis antibiotik :
 Efikasi klinik dan keamanan berdasarkan hasil uji klinik.
 Sensitivitas.
 Biaya.
 Kondisi klinis pasien.
 Diutamakan antibiotik lini pertama/ spektrum sempit.
 Ketersediaan antibiotik (sesuai formularium rumah sakit).
 Sesuai dengan Pedoman Diagnosis dan Terapi (PDT)
setempat yang terkini.
 Paling kecil memunculkan risiko terjadi bakteriresisten.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DEFINITIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman 2/2


/….. /RS.TU.1/
AKR.04/... /…..
RSUD
JARAGA
SASAMEH Ditetapkan oleh:
UPT RSUD Jaraga Sasameh
Tanggal Terbit Direktur,
Januari 2022
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. NORMAN WAHYU
Pembina Tk.I, IV/b
NIP. 19811227 201001 1 006

PROSEDUR 3. Rute pemberian: antibiotik oral seharusnya menjadi pilihan


pertama untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai
berat dapat dipertimbangkan menggunakan antibiotik
parenteral (Cunha,BA.,2010). Jika kondisi pasien
memungkinkan, pemberian antibiotik parenteral harus segera
diganti dengan antibiotik per oral.
4. Lama pemberian antibiotik definitif berdasarkan pada efikasi
klinis untuk eradikasi bakteri sesuai diagnosis awal yang
telah dikonfirmasi. Selanjutnya harus dilakukan evaluasi
berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis pasien
serta data penunjang lainnya (IFIC., 2010; Tim PPRA
Kemenkes RI.,2010).
UNIT TERKAIT Dokter, Ruang Perawatan, Poli klinik, Farmasi.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/2


….. /RS.TU.1/
AKR.04/... /…..
RSUD
JARAGA
SASAMEH Ditetapkan oleh:
UPT RSUD Jaraga Sasameh
Direktur,
Tanggal Terbit
STANDAR Januari 2022
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. NORMAN WAHYU
Pembina Tk.I, IV/b
NIP. 19811227 201001 1 006

Pemberian antibiotika sebelum (30–60 menit sebelum insisi pertama), saat


PENGERTIAN dan hingga 24 jam pasca operasi pada kasus yang secara klinis tidak didap-
atkan tanda- tanda infeksi
TUJUAN 1. Penurunan dan pencegahan kejadian Infeksi Luka Operasi(ILO).
2. Penurunan morbiditas dan mortalitas pascaoperasi.
3. Penghambatan muncul flora normalresisten.
4. Meminimalkan biaya pelayanankesehatan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Jaraga Sasameh No :
/SK/ DIR/RSUD.JS/V/2018
PROSEDUR 1. Dokter menggunakan antibiotik profilaksis didasarkan kelas
operasi, yaitu operasi bersih dan bersih kontaminasi.
2. Dasar pemilihan jenis antibiotik untuk tujuan profilaksis :
 Sesuai dengan sensitivitas dan pola bakteri patogen terbanyak
pada kasus bersangkutan.
 Spektrum sempit untuk mengurangi risiko resistensi bakteri.
 Toksisitas rendah.
 Tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap
 pemberian obat anestesi.
 Bersifat bakterisidal.
 Harga terjangkau.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman 2/2


….. /RS.TU.1/AKR.04/... /
…..
RSUD
JARAGA
SASAMEH Ditetapkan oleh:
UPT RSUD Jaraga Sasameh
Tanggal Terbit Direktur,
Januari 2022
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. NORMAN WAHYU
Pembina Tk.I, IV/b
NIP. 19811227 201001 1 006

PROSEDUR
3. Rute pemberian
 Antibiotik profilaksis diberikan secara intravena.
 Untuk menghindari risiko yang tidak diharapkan dianjurkan
pemberian antibiotik intravena drip.
4. Antibiotik profilaksis diberikan ≤ 30 menit sebelum insisi kulit.
5. Pada jaringan target operasi kadar antibiotik harus mencapai
kadar hambat minimal hingga 2 kali lipat kadar terapi.
6. Durasi pemberian adalah dosis tunggal. Dosis ulangan dapat
diberikan atas indikasi perdarahan lebih dari 1500 ml atau
operasi berlangsung lebih dari 3 jam

UNIT TERKAIT Dokter, Kamar Operasi, Farmasi

Anda mungkin juga menyukai