Anda di halaman 1dari 46

Prinsip Pemberian

Antibiotik Empiris ~ PPAB

DA N I RO S D I A N A
KO M I T E P EN GEN DA LI A N R ES I ST EN S I A N T I B IOTIK
RSUD ARI F I N ACHMAD P EKANBARU RI AU
Case Wanita, 20 tahun
Diagnosis?

demam tinggi selama 3 hari Infeksi?


Nyeri kepala, otot dan
persendian Hb 14,3 g/dL, Hct 50,2%, WBC Organisme
Nyeri perut dan 14.500/mL, PLT 70.000/mL, penyebab? Daya tahan
mual/muntah Batuk, dahak, turun?
GDS 110 mg/dL;
disertai pilek.
Need
T:120/80, N:104x/mnt. OT/PT, UR/CR, Urinalisis dbn
antibiotik?
T:39,6 0C, uji torniket
negatif.
Need Non
antibiotik?
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

Terapeutik Profilaksis

Diberikan pada Mencegah


Terapi Empirik keadaan tidak/belum infeksi pada
Terapi definitive
(proposional) terdapat gejala pasien risiko
infeksi tinggi

Burke A, Cunha. Antibiotic Essentials, 2010


Alur pengobatan infeksi bakteri
Terduga
SEMBUH infeksi
bakteri
Antibi
otik
TERAPI
spektr EMPIRIS Biakan /kultur
um
sempi
t
Identifi
kasi
Th DEFINITIF
Patoge
n
Indikasi Terapi Antibiotik Empirik
Klinis dan laboratorium penunjang mendukung adanya infeksi, tetapi belum ada
bukti pemeriksaan mikrobiologis yg memastikan penyebab infeksi

Pilihan antibiotik Extended empirical • Hasil kultur belum


therapy diketahui
• Hasil kultur negative
• Bdskan pola • Terapi empiris
sementara data
epidemiologi diperpanjang,
klinis/lab
• Kepekaan kuman antibiotik
mendukung adanya
setempat diperpanjang lebih
infeksi bakterial
• “seharusnya” tidak dari 72 jam
> 72 jam krn ada
hasil biakan
PEMAKAIAN ANTIBIOTIK RASIONAL- BIJAK

Prinsip AB Rasional Bijak

• Profilaksis • Efficacy • RASIONAL +


• Terapeutik • Safety • Pola Kuman
• Quality setempat
• Tepat: Indikasi, • Pk /pd
penderita, dosis, • Harga
jenis, durasi
• Waspada efek
samping
LANGKAH DALAM MEMUTUSKAN ANTIBIOTIK USAGE
1 • Tentukan masalah / diagnosis klinis ?

2 • Apakah merupakan penyakit infeksi ?

3 • Apakah ada penurunan daya tahan tubuh?

4 • Apa organisme penyebab infeksi?

5 • Bahan / specimen untuk tes diagnosis…

6 • Adakah pengobatan non Antibiotik?

7 Tepat kah kondisi yang diberikan Antibiotik?


8 • APA DASAR pemilihan Antibiotik?

9 • Tentukan dosis ?

10 • Informasi kepada penderita?


11 • Follow up?
12 • Streamline antibiotik
13 • Alasan mengapa antibiotik gagal?
1. TENTUKAN MASALAH DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik

Pemeriksaan Pemeriksaan
Laboratorium Radiologi
2. PENEGAKKAN DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI

Lokasi Respon
Infeksi imun Host

Derajat Pola kuman


Keparahan setempat
3. Apakah ada penurunan daya tahan tubuh?

Non Specific Specific Examples


Barrier function Skin, mucous, Immunoglobulins Wound, catheter,
membrane, antibiotic
secretions, flow,
normal microflora
Humoral defance Complement Immunoglobulins Splenectomy
cytokines
Cellullar defance Phagocytes, natural T cells AIDS, steroid,
killer cells lymphoma
4. Apakah “organisme penyebab”?

 Aerob / anaerob
 Gram negative
 Gram positif

•Pola mikroba di rumah sakit ?


5. Bahan yang dapat dipakai untuk pemeriksaan tes diagnostik

 Material :
o Sputum Pemeriksaan:
o Darah o Pengecatan
o Urine sediment o Kultur
o Skin smear o rapid test
o CSF
o Cervical smear
o Faeces
o Aspirated material (abcess, empyema,
Etc)
6. Apakah ada indikasi pengobatan non-antibiotik ?

• Removal of • debridement • drainage


foreign body
(i.v. line,
catheter)
7. Apakah antibiotik tepat diberikan pada kondisi ini ?

1. Self-limiting, no antibiotics indicated


2. Decreases morbidity
3. Prevents complications
4. Prevents carriership/spread
5. Risk of SBI (+) eq:
- Infant < 3 months old + high fever
8. Dasar pemilihan antibiotik ?

1. Sensitivity of suspected micro-organism(s)


2. Efficacy
3. Safety
4. Route of administration (parenteral/oral /topical)
5. Availibility and agreed standard treatment
6. Emergence of resistance
7. Costs
9. Tentukan dosis berdasarkan PK / PD

Berapa besar dosis ?


– Type infection : e.g. Berapa frekuensi Berapa lama pemberian ?
higher dose amoxicillin in pemberian ? – Clinical response
sepsis than in (temperature, physical signs,
– Aminoglycosides 1
pneumoniae ESR),
(or 2) times daily
– Penetration : e.g. lower – Microbiological response
dose amoxicillin in urinary – Ampicillin 4-6 times
daily – Radiological response
tract infection than in
pneumoniae
Pola Aktivitas Antibiotik berdasarkan parameter PK/PD
10. Pemberian informasi kepada pasien

Perawat / staff lain


Penderita – Dosis
– Rute pemberian
Penggunaan yang benar
– Cara rekonstitusi
Efek samping – Stabilitas sediaan
– Efek samping
INDIKATOR KESEMBUHAN

Membaik
secara teratur Demam (-)

KONDISI PERBAIKAN Gejala


FISIK KLINIS sistemik (-)

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Ulangan
pemeriksaan
lab
Penilaian evaluasi pemberian antibiotik
PADA PASIEN

Pemantauan :
Penghentian AB hati-hati.
1. menilai/evaluasi hasil
( khusus infeksi bakteri tanpa pengobatan
fokus )
2. Tujuan tercapai?

Jika pasien sembuh :


- Pengobatan stop ?
Jika pasien tidak sembuh
- Pengobatan lanjut
kaji ulang dari diagnosis sd
terapi & kepatuhan ( pedoman )
Tugas Komite PRA
(Pengendalian Resistensi Antimikroba)

1. Pembuatan peta medan kuman


2. Menilai sensitifitas antibiotik
3. Melakukan pengawasan dan penanganan terhadap kuman
resisten.
4. Mengendalikan penggunaan antibiotik di RS
5. Membuat pedoman pemakaian antibiotik dan antibiotik
profilaksis update.
Pedoman Penggunaan Antibiotik (PPAB)

DASAR PENYUSUNAN :
1. Pedoman umum penggunaan antibiotik
(KemKes RI 2011)
1. Pedoman praktek klinis Faskes primer (2014)
2. Pola mikroba dan kepekaan antibiotik setempat
3. Formularium RS setempat
Pedoman Penggunaan Antibiotik (PPAB)
Isi :
 pendahuluan
 tujuan
 prinsip penggunaan AB
 golongan antibiotik
 penggunaan antibiotik
 penilaian penggunaan antibiotik
KASUS 1
Case 1
PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESIS
Perempuan , 52 tahun, sesak napas, • TD : 160/90 mmHg
• HR : 108 x/m
batuk produktif sejak 1 minggu • Suhu : 38,5 0C
terakhir, demam (+), • RR : 28 kali/menit
• Mata : sklera ikterik (-), konjungtiva tidak anemis
Mual (+), Muntah (+), intake (-)  • JVP Normal
UGD. BAK sedikit • Paru : ronchi (+) di paru kanan
• Abdomen : datar, ikterik (-), supel, hepar lien tak
Riwayat hipertensi (+), Riwayat teraba
• Ekstremitas : edema (+)
Diabetes tidak tahu, Riwayat dirawat
di RS sebelumnya (-)
Case 1
Penunjang
•Hb : 11,5 g/dL
•Ht : 33,0 %
•Leu : 15.800/ mm3
•PLT : 300.000/ mm3
•Gula darah : 669 mg/dl
•Ureum: 56
•Creatinin: 1.5
•Na : 115
•K : 4.0
•Cl : 94
PERTANYAAN ……….
1. Apakah perlu pemberian antibiotik pada kasus tersebut?
Bila jawaban “YA” mohon dijelaskan antibiotik yang direkomendasikan untuk kasus tersebut:
 Jenis
 Indikasi
 Dosis
 Interval
 Lama pemberian

2. Bila jawaban “TIDAK” mohon dijelaskan alasannya


PEMBAHASAN
Diagnosis : Pneumonia – Community Acquired Pneumonia
 dasar diagnosis: anamnesis, PF, Penunjang
Pilihan antibiotik?
 terapi empirik sesuai PPAB RS Biduk Besar
Paru – paru
Pneumonia
a. CAP (Community Acquired Pneumonia)
 CAP rawat K pneumoniae (28,8%), Tidak ada faktor Komorbid:  Azitromic
jalan S aureus (14,4%),  Azitromicin 500 mg PO per in (5
E cloacae (10,7%), 24 jam, kemudian 250 mg hari)
A baumannii (9,8%), P PO per 24 jam ATAU  Levo/Mo
aeruginosa (7%)  Claritromocin 500 mg PO xi (5 – 14
per 12 jam. hari)

Jika ada faktor Komorbid: Jika ada faktor


 Moxifloxacin 400 mg PO per Komorbid:
10. 24 jam ATAU  Co amoxiclav
 Levofloxacin 750 mg PO per 1000/62.5 mg PO
24 jam per 12 jam ATAU
 Amoxillin 1 g PO per
8 jam
(+)Azitromicin 500 mg
PO per 24 jam,
kemudian 250 mg PO
per 24 jam. ATAU
Claritromocin 500 mg
PO per 12 jam.
Faktor Komorbid: pernah menggunakan antibiotik dalam 3 bulan
 CAP rawat inap K pneumoniae (18%),  Levofloxacin 750  Ceftazidime 1 g IV per 8 jam 7 – 21 hari. Kultur
non ICU A baumannii (13%), mg IV per 24 jam ATAU Sputum
C albicans (11%), ATAU  Ampicillin sulbactam 3 g IV
S aureus (6%),  Moxifloxacin 400 per 6 jam
P aeruginosa (4%) mg IV per 24 jam (+) Azitromicin 500 mg PO per 24
jam, kemudian 250 mg PO per 24
jam. ATAU Claritromocin 500 mg
PO per 12 jam.
PEMBAHASAN
Jenis Dosis
• Ampicillin • Ampicillin
sulbactam 3 gr/ sulbactam 3 gr/
6 jam 6 jam

Interval Lama pemberian


• 6 jam • 7-14 hari
• Atau setelah
hasil kultur
keluar
Dasar pemilihan antibiotik ?
1. Sensitivity of suspected micro-organism(s) : pola kuman lokal
2. Efficacy : absorbsi, penetrasi
3. Safety : harus dipertimbangkan AB yang tidak memperberat fungsi
ginjal….. (Cr 1,5 dengan ureum 56 )
4. Route of administration (parenteral/oral /topical) : parenteral
5. Availibility and agreed standard treatment : sesuai formularium
6. Emergence of resistance
7. Costs : terjangkau
KASUS 2
Case 2. Tn. S, 30 tahun

ANAMNESIS: PF PF

• Keluhan utama: demam • Keadaan Umum


sejak 7 hari, terus menerus, :tampak sakit • Lidah kotor(+),
tinggi pada sore-malam sedang, CM
• nyeri tekan di
hari, cephalgia (+), nyeri ulu • TD : 110/70 mmHg epigastrium(+),
hati (+). Mual(+), muntah • Nadi : 92x/menit hepatomegali (+).
(+), diare (+) • Nafas : 19x/menit • Paru : suara dasar
• Tidak ada riwayat dirawat • Suhu : 39,1C vesikuler
di rumah sakit sebelumnya • BB 60 kg, TB 160 • Akral dingin (-)
• Pengobatan : baru minum cm
parasetamol
Pemeriksaan Pemeriksaan
Penunjang Penunjang

• Hb : 12,4 g/dL • Urin rutin :


• Ht : 36,8% jernih, sedimen
• Leu : 3.900/ mm3 leukosit : 1-2
• Baso/Eu/Neut/Lim/Mon : /LPB, sed
0/1/85/7/7 eritrosit : 1/LPB.
• PLT : 114.000/ mm3 Proteinuria (-)
• Ig M anti Salmonella : +6
PERTANYAAN ……….
1. Apakah perlu pemberian antibiotik pada kasus tersebut?
Bila jawaban “YA” mohon dijelaskan antibiotik yang direkomendasikan untuk kasus tersebut:
 Jenis
 Indikasi
 Dosis
 Interval
 Lama pemberian

2. Bila jawaban “TIDAK” mohon dijelaskan alasannya


PEMBAHASAN
Diagnosis : Demam Typhoid
 dasar diagnosis: anamnesis, PF, Penunjang
Pilihan antibiotik?
 terapi empirik sesuai PPAB RS Biduk Besar
PPAB RS …………..
PEMBAHASAN
Jenis Dosis
• Ceftriaxone • Ceftriaxone: 2
gram iv per 24
jam

Interval Lama pemberian


• 24 jam • 5-7 hari
• Atau 2 hari
bebas demam
stop
KASUS 3
Case 3. Tn. A , 20 tahun

ANAMNESIS: PF
• demam tinggi selama 5 hari, kontinyu,
disertai nyeri kepala, otot dan persendian, • T:120/80, N:104x/mnt. T:39,6
nyeri perut dan mual/muntah 0C,
• Pekerjaan : buruh peternakan sapi • uji torniket negatif.
• Tidak ada riwayat dirawat di rumah sakit • Nyeri gastrocnemius (+)
sebelumnya • Cor dan paru normal
• Abdomen : nyeri abdomen
Pemeriksaan Pemeriksaan
Penunjang Penunjang
• Hb : 11,4 g/dL
• Ht : 34,8%
• Leu : 16.000/ mm3
• PLT : 74.000/ mm3

• Bilirubin total =6 g/dl


• SGOT : 120
• SGPT : 80
PERTANYAAN ……….
1. Apakah perlu pemberian antibiotik pada kasus tersebut?
Bila jawaban “YA” mohon dijelaskan antibiotik yang direkomendasikan untuk kasus tersebut:
 Jenis
 Indikasi
 Dosis
 Interval
 Lama pemberian

2. Bila jawaban “TIDAK” mohon dijelaskan alasannya


PEMBAHASAN
Diagnosis : klinis leptospirosis
 terapi empirik sesuai “ adopt”
 Leptospirosis Leptospirosis sp  doksisiklin 100 wanita hamil 7 – 14 Kultur
(rawat jalan) mg po per 12 • Amoksisilin 500 po per 8 hari. Sputum
jam ATAU jam
 azitromisin 500
po per 24 jam
 Leptospirosis  Penicillin 1,5 juta iv per 6 jam atau
(rawat inap)  Ampisilin 0.5-1 gr iv tiap 6 jam atau
 seftriakson 1 gr iv tiap 24 jam atau
 cefotaxim 1 gr iv tiap 6 jam.
PEMBAHASAN
Jenis Dosis
• Penicillin • Penicillin: 1.5
jt iv per 24 jam

Interval Lama pemberian


• 6 jam • 7 - 14 hari
• Terapi definitif
sesuai hasil
kultur

Anda mungkin juga menyukai