Anda di halaman 1dari 15

Mengenali Tantrum pada Anak

dr. IkaCitraDewi Tanjung, M. Ked. (Ped), Sp.A(K)


Curriculum Vitae
• Nama : dr. Ika Citra Dewi Tanjung, M.Ked.(Ped),Sp.A(K)
• Tempat/ tanggal lahir : Palembang/ 03-10-1980
• Email : ikacdt@yahoo.com
• Pendidikan:
 Dokter Umum FK USU, lulus tahun 2005
 Magister Kedokteran Klinik FK USU, lulus tahun 2015
 Dokter Spesialis Anak FK USU, lulus tahun 2015
 Konsultan Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Departemen Ilmu Kesehatan
Anak FK UI, lulus tahun 2019
• Pekerjaan:
 Dosen tetap FK USU, 2012-sekarang
 Staf Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSHAM-RS USU, 2015-sekarang
 Staf Medis KSM Ilmu Kesehatan Anak RSU Royal Prima
• Organisasi:
 Ikatan Dokter Indonesia (IDI): 2005-sekarang
 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI): 2010-sekarang
 UKK Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial (TKPS) Indonesia: 2015-sekarang
 International Society for Social Pediatrics and Child Health (ISSOP): sejak
tahun 2019 Ika Citra Dewi Tanjung 2
Ika Citra Dewi Tanjung 3
Suatu episode singkat timbulnya perilaku frustasi atau marah yang ekstrim

Bentuk-bentuk perilaku tantrum:


 Khas dan bagian normal perkembangan anak (Balita)
Menangis
 Mulai usia 12-18 bulan, memburuk usia 2-3 tahun Menjerit
Berteriak
 Berkurang seiring bertambahnya usia
Jatuh ke lantai
 Durasi waktu terbanyak 0,5-1 menit Memukul-mukul ekstremitas
Memukul
 Usia 18-60 bulan  timbul sekali sehari, selama 3 menit
Menendang
 Perilaku kembali seperti semula setelah tantrum Melempar barang
Menahan nafas
Mendorong
Menarik
Menggigit

Ika Citra Dewi Tanjung 4


Prevalensi Tantrum pada Anak Prevalensi Tantrum Terjadi Sekali Sehari

20%
59% 18-24 bulan 18%
87% 30-36 bulan
42-48 bulan
10%

91%

2 tahun 3 tahun 4 tahun

5-7% anak usia 1-3 tahun  tantrum berlangsung 15 menit, ≥ 3x/ minggu

Breath holding events:


0,1-4,6%
Onset usia 6-18 bulan
Menghilang usia 5 tahun

Ika Citra Dewi Tanjung 5


Mengapa Anak Menjadi Tantrum

Lapar
Capek
Sedang sakit
Tidak mengerti apa yang ditanya atau diminta
Kecewa ketika tidak ada yang memahami dirinya
Tidak tahu menyampaikan tentang perasaan atau kebutuhannya
Tidak tahu menyelesaikan masalah yang dihadapinya

Ika Citra Dewi Tanjung 6


Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
 Mulai dengan pertanyaan terbuka kepada orangtua “Coba ceritakan
tentang tantrum si anak”
 Apakah anak sedang sakit
 Penilaian perkembangan anak
 Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan sebelum, selama dan
setelah tantrum: Pemeriksaan fisik anak balita
 Kapan tantrum terjadi? tantrum sering normal
 Apa yang mencetuskan terjadinya tantrum?
 Perilaku apa yang ditunjukkan anak saat tantrum?
 Berapa lama waktunya saat tantrum terjadi?
 Apa reaksi orangtua saat tantrum terjadi?
Tidak ada pemeriksaan
 Bagaimana orangtua menangani tantrum? laboratorium khusus
 Bagaimana mood dan emosi anak setelah tantrum?
 Apakah ada perubahan pada anak di rumah atau sekolah?
 Apakah ada masalah dalam keluarga?
 Apakah ada peristiwa yang tidak menyenangkan terjadi pada anak?
 Apakah ada perilaku lain yang menjadi perhatian orangtua?
Ika Citra Dewi Tanjung 7
Manajemen
R. I. D. D
1. Remain calm. Jika berteriak atau marah, akan membuat situasi semakin
memburuk. Berikan pernyataan yang tegas dan gunakan nada suara tenang.
2. Ignore the tantrum. Sekali anak mulai tantrum, hanya mereka yang dapat
mengakhirinya. Berikan anak waktu dan tempat yang aman untuk tantrum
berjalan dengan sendirinya.
3. Distract the child. Mengalihkan perhatian anak dari penyebab tantrum.
4. Do say “yes” when meeting the child’s physical and safety needs, but don’t give
in to demands.
Ika Citra Dewi Tanjung 8
Manajemen…

Berikan time-out kepada anak untuk meredakan tantrum. The


American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan
waktu time-out 1 menit untuk setiap usia anak.
Jangan pernah menghukum anak karena tantrum.
Jangan menyerah pada anak hanya untuk menghentikan
tantrum.

Ika Citra Dewi Tanjung 9


Beberapa perilaku yang tidak OK dan jangan diabaikan:
Memukul atau menendang orang atau benda
Membuang sesuatu yang dapat mengenai seseorang atau memecahkan
sesuatu
Menjerit atau berteriak untuk waktu yang lama

Jika terjadi:
Bawa anak menjauh dari masalah tersebut
Katakan dengan tegas “tidak boleh memukul” atau “tidak boleh membuang”
agar anak tahu perilaku tersebut tidak IkaOK
Citra Dewi Tanjung 10
Tantrum menjadi serius
Jika anak usia lebih dari 5 tahun mengalami tantrum berulang
Tantrum lebih dari 15 menit dan terjadi lebih dari 5x/hari
Perilaku menyakiti fisik diri sendiri atau orang lain dan merusak benda saat
tantrum
Mengalami gangguan tidur dan perilaku tidak kembali seperti semula
diantara episode tantrum

Konsultasi

Ika Citra Dewi Tanjung 11


Diagnosis Banding

Oppositional defiant disorder


Post traumatic stress disorder
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
Autism
Learning disabilities
Vision or hearing deficits

Ika Citra Dewi Tanjung 12


Prognosis  baik
Tenaga medis harus meyakinkan orangtua, tantrum merupakan bagian
perkembangan normal anak dan diharapkan anak mampu mengatasi tantrum
saat usia sekolah.

Komplikasi:
Tantrum tidak menyebabkan gangguan perkembangan atau fungsi kognitif
Jika tantrum mengganggu dalam kelas, orangtua bertemu dengan guru untuk
merencanakan bagaimana memanajemen perilaku tersebut.

Ika Citra Dewi Tanjung 13


Mencegah Tantrum
C. A. L. M
1. Communicate well. Berikan contoh keterampilan komunikasi yang baik dan
hindari berteriak maupun berdebat di depan anak. Bantu anak menyampaikan
bagaimana perasaannya.
2. Attend to the child’s needs. Berikan anak perhatian yang positif.
3. Let the child share their feelings and listen. Berikan kesempatan kepada anak
untuk membuat keputusan terhadap pilihan yang diberikan dan keputusan itu
dapat diterima oleh orangtua.
4. Make naptimes and mealtimes a daily routine. Jika anak akan bepergian yang
menyebabkan waktu makan terlewat, bawakan
Ika Citra Dewi Tanjung makanan. 14
TERIMA
KASIH
Ika Citra Dewi Tanjung 15

Anda mungkin juga menyukai