Anda di halaman 1dari 43

KONSEP PENULARAN INFEKSI

NS. YUNI ASTUTI , M. KEP


TAHAP INKUBASI
 Adalah interval antara masuknya pathogen ke dalam tubuh dan
munculnya gejala pertama

TAHAP PRODOMAL
 Adalah Interval dari awitan tanda dan gejala non spesifik (
malaise,demam ringan, keletihan ) sampai gejala yang spesifik .
( selama masa ini, mikroorganisme tumbuh dan berkembang
biak dan kien lebih mampu menyebarkan penyakit ke orang lain.
TAHAP SAKIT
 Adalah interval saat klien memanifestasikan tanda dan gejala
yang spesifik terhadap, jenis infeksi ( misalnya : demam di
manifestasikan dengan sakit tenggorokan, kongesti sinus,
rhinitis, dan seperti mumps dimanifestasikan dengan sakit
telinga, demam tinggi, pembengkakan kelenjar paratiroid dan
saliva )
TAHAP PEMULIHAN
 Adalah Interval saat munculnya gejala akut infeksi ( lamanya
penyembuhan bergantung pada beratnya infeksi dan keadaan
umum kesehatan klien, penyembuhan bisa berlangsung dalam
beberapa hari atau bahkan sampai bulanan
PERTAHANAN TERHADAP INFEKSI.

Tubuh memiliki pertahanan normal terhadap infeksi ,


melewati :
 Flora normal yang tinggal di dalam dan di luar tubuh
melindungi individu dari beberapa pathogen.
 Proses peradangan adalah reaksi protektif selular dan
vascular yang menetralisir pathogen dan memperbaiki sel
tubuh.
 Sistem pertahanan tubuh.
PERTAHANAN SISTEM TUBUH.

 Sejumlah sistem organ tubuh memiliki pertahanan yang unik


terhadap mikrooganisme.
 Kulit, saluran pernafasan dan saluran gastro intestinal sangat mudah
di masuki oleh mikroorganisme.
 Organisme pathogen dengan mudah menempel pada kulit, di
inhalasi ke paru atau di cerna dengan makanan.
 Setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan fisiologis di
sesuaikan dengan struktur dan fungsinya.
 Kondisi yang mempengaruhi pertahanan khusus organ
meningkatkan kecenderungan terhadap infeksi.
PENGERTIAN

 infeksi nosokomial adalah istilah yang merujuk pada suatu


infeksi yang berkembang di lingkungan rumah sakit. Artinya,
seseorang dikatakan terkena infeksi nosokomial apabila
penularannya didapat ketika berada di rumah sakit. Termasuk
juga infeksi yang terjadi di rumah sakit dengan gejala yang baru
muncul saat pasien pulang ke rumah, dan infeksi yang terjadi
pada pekerja di rumah sakit.
 infeksi nosokomial terjadi di seluruh dunia dan
berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan di negara-
negara miskin dan berkembang. Selain itu, infeksi
nosokomial termasuk salah satu penyebab terbesar
kematian pada pasien yang menjalani perawatan di
rumah sakit.
BEBERAPA PENYAKITYANG PALING SERING
TERJADI AKIBAT INFEKSI NOSOKOMIAL
ADALAH:
Infeksi aliran darah primer (IADP).
Pneumonia
Infeksi saluran kemih (ISK).
Infeksi luka operasi (ILO).
PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO INFEKSI
NOSOKOMIAL

Patogen (bakteri, jamur, virus, parasit)


Jumlah dan virulensi (kekuatan) bakteri yang tinggi, serta
resistensi bakteri terhadap antibiotik dapat meningkatkan
risiko terjadinya infeksi nosokomial. Umumnya, infeksi
nosokomial disebabkan oleh bakteri yang ada di rumah sakit.
Bakteri tersebut bisa didapat dari orang lain yang ada di
rumah sakit, bakteri yang menjadi flora normal (bakteri yang
secara normal ada di dalam tubuh dan pada keadaan normal
tidak menyebabkan gangguan) orang itu sendiri, atau bakteri
yang mengontaminasi lingkungan dan alat-alat di rumah
sakit.
 Selain bakteri, jamur dan virus atau parasit juga dapat menjadi
penyebab infeksi nosokomial.Yang dimaksud dengan bakteri
yang resisten adalah ketika antibiotik menjadi kurang efektif
untuk membunuh bakteri tersebut. Hal ini disebabkan oleh
penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan anjuran dokter.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan mengakibatkan
bakteri yang ada di dalam tubuh manusia berubah karakter dan
menjadi tahan terhadap antibiotik. Rumah sakit merupakan
tempat beragam jenis pasien, sehingga bakteri yang resisten
tersebut dapat menyebar di lingkungan rumah sakit dan akan
lebih sulit untuk ditangani bila menjangkiti seseorang.
KONDISI PASIEN

 Selain bakteri, kondisi dari pasien tersebut juga memengaruhi


dapat atau tidaknya terkena infeksi nosokomial. Beberapa
kondisi pasien yang membuat lebih mudah terserang infeksi
nosokomial:
 Usia. Pasien lansia (usia di atas 70 tahun) dan bayi lebih mudah
terserang infeksi nosokomial.
 Daya tahan tubuh dan penyakit yang dimiliki. Pasien dengan
penyakit kronis seperti diabetes, gagal ginjal, dan kanker
meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi nosokomial.
Keadaan akut seperti koma, gagal ginjal akut, cedera berat
(seperti habis kecelakaan atau luka bakar), dan syok juga
berkontribusi dalam meningkatkan risiko infeksi nosokomial.
Kondisi yang mengakibatkan daya tahan tubuh turun seperti
pada penyakit HIV/AIDS, malnutrisi, dan menggunakan obat-
obatan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. (misalnya:
immnunosuppresant, kemoterapi) akan meningkatkan risiko
terkena infeksi nosokomial.
FAKTOR LINGKUNGAN

 Lingkungan rumah sakit yang padat, kegiatan


memindahkan pasien dari satu unit ke unit yang lain,
dan penempatan pasien dengan kondisi yang mudah
terserang infeksi nosokomial (misalnya pada ruang
perawatan intensif, ruang perawatan bayi, ruang
perawatan luka bakar) di satu tempat dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi
nosokomial. Lamanya waktu perawatan di rumah sakit
juga semakin meningkatkan risiko terkena penyakit
nosokomial.
GEJALA INFEKSI NOSOKOMIAL

 Gejala yang dialami sama dengan tanda-tanda infeksi


lainnya seperti demam, takikardia, sesak, dan lemas.
Pada pneumonia dapat terjadi batuk dengan dahak
yang kental dan pada infeksi saluran kemih terdapat
nyeri daerah punggung bawah atau perut bawah.
Yang terpenting, seluruh gejala ini timbul setelah
perawatan di rumah sakit dan tidak sesuai dengan
keluhan awal saat masuk rumah sakit.
DIAGNOSIS INFEKSI NOSOKOMIAL

 Dokter dapat mencurigai seorang pasien terkena infeksi


nosokomial berdasarkan tanda-tanda atau gejala yang
dialaminya. Diagnosis infeksi nosokomial dipastikan dengan
menemukan bakteri penyebab dari tempat yang dicurigai
mengalami infeksi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
mengambil sampel urine, dahak, darah, atau cairan lainnya
(misalnya cairan luka operasi) untuk dibiakkan atau dikultur
dalam sebuah medium untuk melihat adanya pertumbuhan
bakteri. Pemeriksaan kultur ini juga dapat dilakukan untuk
jamur, bila dicurigai penyebab infeksi nosokomial adalah jamur.
 Selain pemeriksaan kultur, untuk mendiagnosis infeksi
nosokomial juga didukung dari pemeriksaan lain seperti:
 Analisis urine dan USG saluran kemih untuk mendeteksi
terjadinya infeksi saluran kemih.
 Foto Rontgen dada untuk mendeteksi pneumonia.
PENGOBATAN INFEKSI NOSOKOMIAL

 Sambil menunggu hasil kultur bakteri, pengobatan awal


untuk infeksi nosokomial adalah pemberian antibiotik
secara empiris, yaitu pemberian antibiotik yang tidak
spesifik sebelum ada hasil dari kultur. Biasanya
diberikan antibiotik dengan kemampuan luas yang
dapat menyerang hampir seluruh jenis bakteri. Setelah
ada hasil pemeriksaan, pemberian antibiotik akan
disesuaikan dengan jenis bakteri secara lebih spesifik.
Antijamur maupun antivirus juga dapat diberikan bila
dicurigai penyebabnya dari jamur atau virus.
 Seluruh alat yang menempel pada tubuh dan
mengakibatkan infeksi seperti kateter, selang napas,
selang infus, atau lainnya bila memungkinkan segera
dicabut. Terapi suportif seperti pemberian cairan,
oksigen, atau obat untuk mengatasi demam dapat
diberikan.
 Prosedur operasi debridement dapat dilakukan untuk
infeksi pada luka operasi, dengan cara memmotong
atau mengangkat jaringan yang tidak sehat.
KOMPLIKASI INFEKSI NOSOKOMIAL

 Komplikasi yang dapat terjadi dari infeksi nosokomial


adalah:
 Endokarditis.
 Gagal ginjal.
 Sepsis
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

 Langkah-langkah pencegahan infeksi nosokomial


menjadi tanggung jawab seluruh orang yang ada di
rumah sakit termasuk petugas kesehatan, pasien dan
orang yang berkunjung. Beberapa langkah yang dapat
dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi ini
adalah:
 Cuci tangan. Tangan merupakan media yang paling baik
bagi kuman untuk berpindah. Oleh karena itu penting
bagi seluruh orang yang berada di rumah sakit untuk
mencuci tangan dengan cara dan waktu yang tepat.
Terdapat lima saat yang penting untuk melakukan cuci
tangan:
 Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit. Kebersihan
lingkungan rumah sakit dilakukan dengan cara membersihkan
lingkungan rumah sakit dengan menggunakan cairan pembersih
atau disinfektan dengan frekuensi 2-3 kali per hari untuk lantai
dan 2 minggu sekali untuk dinding.
 Penggunaan alat dan prosedur. Menggunakan alat atau selang
yang menempel pada tubuh seperti alat bantu napas atau
kateter urine, serta melakukan tindakan medis lainnya sesuai
dengan indikasi (tepat guna).
 Penempatan pasien di ruang isolasi. Pasien dengan
daya tahan tubuh yang rendah atau pasien yang
berpotensi untuk menularkan penyakit diharuskan
untuk ditempatkan di ruang isolasi.
 Mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP). Bagi
staf rumah sakit penting untuk mengikuti SOP setiap
melakukan tindakan seperti menggunakan pelindung
standar seperti sarung tangan, masker, atau
perlengkapan lain yang dianjurkan.
BERBAGAI JENIS KUMAN

Anda mungkin juga menyukai