Anda di halaman 1dari 16

KONSEP MANAJEMEN

INFEKSI NOSOKOMIAL

DHEA KUSUMASARI
(P27820118029)
DEFINISI INFEKSI NOSOKOMIAL

Infeksi Nosokomial merupakan masalah


penting diseluruh dunia dan terus meningkat
setiap tahunnya. Infeksi ini dapat timbul pada
waktu pasien dirawat dirumah sakit. Rumah
sakit merupakan suatu tempat orang sakit
dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang
dekat akan tetapi rumah sakit dapat juga
merupakan depot bagi berbagai macam
penyakit yang berasal dari penderita maupun
dari pengunjung yang berstatus pembawa
(carier).
KONSEP INFEKSI NOSOKOMIAL

Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh


penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen
disebabkan oleh mikroorganisme yang semula
memang sudah ada di dalam tubuh dan berpindah
ketempat baru yang kita sebut dengan self infection
atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross
infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang
berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke
pasien lainnya. Sumber penularan dan cara penularan
terutama melalui tangan personel kesehatan, jarum
injeksi, kateter IV, kateter urine, kasa pembalut atau
perban, dan cara yang keliru dalam menangani luka.
MANIFESTASI KLINIS

Kejadian dan jenis infeksi nosokomial


berbeda-beda sesuai dengan tempat
peralatan dan tindakan yang dilakukan
terhadap pasien, seperti:
 Pemakaian infus dan kateter yang tidak
mengindahkan antisepsis dapat menyebabkan
komplikasi kanulasi intravena.
 Infeksi saluran kemih pasca operasi ginekologi.
 Infeksi luka operasi dan luka bakar
 Infeksi bakteri gram (-) diruang rawat intensif
dapat menyebabkan pneumoni.
Faktor Penyebab Infeksi Nosokomial

 Agen
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat menyebabkan
infeksi nosokomial.
 Bakteri.
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat.
Sebagai contoh adalah beberapa ciri berikut ini.
 Bakteri gram positif, Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan
hidung yang dapat menyebabkan gangguan pada paru, pilang, jantung dan infeksi
pembuluh darah serta seringkali resistan terhadap antibiotik;
 Bakteri gram negatif, Enterobacteriacae, contohnya Escherchia coli, Proteus,
Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, sering kali ditemukan di air dan
penampungan air yang menyebabkan infeksi disaluran pencernaan dan psien yang
dirawat.
 Serraia marcescens dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan,
paru, dan peritoneum.
 Virus .
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus,
termasuk virus hepatitis B
dan C media penularan dari transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi.
 Parasit dan jamur.
PENYAKIT PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL

 Infeksi saluran kemih


Penyebab paling utama adalah kontaminasi tangan atau
sarung tangan ketika pemasangan kateter atau air yang
digunakan untuk membesarkan balon kateter.
 Pneumonia nosokomial.
Penyebab infeksi pneumonia adalah cytomegalovirus,
influenzavirus, adenovirus, parainfluenzavirus, enterovirus,
dan coronvirus.
 Bakteri nosokomial.
Faktor utama penyebab infeksi ini adalah panjangnya
kateter, suhu tubuh saat melakukan prosedur invasif, dan
perawatan dari pemasangan kateter atau infus.
LANJUT...
 Infeksi pembuluh darah.
Infeksi ini dibagi menjadi 2 kategori utama:
 Infeksi pembulu darah primer, muncul tanpa adanya

tanda infeksi sebelumnya, dan berbeda dengan


organisme yang ditemukan dibagian tubuh yang lain.
 Infeksi sekunder, muncul sebagai akibat dari infeksi

organisme yang sama dari sisi tubuh yang lain.


 Infeksi jaringan kulit/luka operasi.
Infeksi kulit dan jaringan lunak, luka terbuka seperti ulkus,
bekas terbakar, dan luka bekas operasi membesar dan
kemungkianan terinfeksi bakteri dan berakibat terjadinya
infeksi sistemi. Dari golongan virus yaitu herpes simplex,
varicella zooster, dan rubella.
LANJUT...
 Infeksi hepatitis akut
Timbul setelah 2 minggu dirawat inap atau atau 6
bulan setelah keluar dari rumah sakit. Dengan
tanda-tanda klinik yang khas yaitu kenaikan SGOT,
SGPT dan billirubi.
 Infeksi saluran cerna
Infeksi saluran cerna yang terjadi diruang rawat
inap dengan tanda dan gejala seperti mencret
dengan atau tanpa muntah, nyeri perut, dan
disertai demam.
 Infeksi saluran napas bagian bawah
Infeksi ini terjadi setelah 3x24 jam sejak mulai
dirawat gejala demam 38,8oC, lekositosis, batuk
CONTOH INFEKSI
NOSOKOMIAL
 Infeksi Luka Operasi (ILO)
Merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari
paska operasi jika tidak menggunakan implan atau dalam
kurun waktu 1 tahun jika terdapat implan dan infeksi
tersebut memang tampak berhubungan dengan operasi dan
melibatkan suatu bagian anotomi tertentu.
 Infeksi Saluran Kencing (ISK )
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis infeksi yang sangat
sering terjadi. ISK dapat terjadi di saluran ginjal (ureter),
kandung kemih (bladder), atau saluran kencing bagian luar
(uretra).
 nfeksi Saluran Napas (ISN)
Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi
menjadi infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas
bawah. Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis,
faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis. Sedangkan
DAMPAK INFEKSI NOSOKOMIAL

 Bagi pasien, infeksi nosokomial menambah tekanan


emosional, menurunkan fungsi organ, dan pada
beberapa kasus dapat juga menyebabkan kecacatan
dan kematian.
 Bagi keluarga dan masyarakat, infeksi nosokomial
memerlukan biaya yang tinggi, hari rawat meningkat
yang pada gilirannya akan menurunkan tingkat
produktivitas kerja.
 Bagi sarana pelayanan kesehatan, infeksi nosokomial
memberi citra buruk. Selain itu, infeksi nosokomial
dapat berdampak hukum berupa tuntutan pengadilan
yang menimbulkan kerugian materi maupun non-
materi, baik pasien maupun pelayanan kesehatan.
RESPON DAN TOLERANSI TUBUH

 Faktor terpenting yang memengaruhi


tingkat toleransi dan respon tubuh
pasien terhadap infeksi dalam usia,
status imunitas penderita, penyakit
yang diderita, obesitas dan malnutrisi,
penggunaan obat-obatan
imunosupresi dan steroid, serta
intervensi yang dilakukan pada tubuh
untuk melakukan diagnosis dan terapi.
RESISTENSI TERHADAP AGEN
ANTIBIOTIK

Banyak mikroorganisme yang kini menjadi lebih


resistan. Meningkatnya risistan bakteri dapat
meningkatkan angka mortalitas terutama terhadap
pasien yang rentan. Resitansi dari bakteri
ditransmisikan antarpasien dan faktor resistansinya
dipindahkan antara bakteri. Infeksi nosokomial
menjadi sangat penting karena peningkatan jumlah
penderita yang dirawat, seringnya imunitas tubuh
melemah karena faktor-faktor yang memengaruhi
imunitas menurun, terdapatnya mikroorganisme
yang baru (mutasi), dan peningkatan resistansi
bakteri terhadap antibiotik.
FAKTOR ALAT
Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan
mekanis, fisik dan kimiawi. Komplikasi tersebut berupa:
 Ekstravasasi infiltrat: cairan infus masuk ke jaringan sekitar
insersi kanula;
 Penyumbatan: infus tidak berfungsi sebagaimana mestinya
tanpa dapat dideteksi melaui gangguan lain;
 Flebitis: terdapat pembengkakan, kemerahan dan nyeri
sepanjang vena;
 Trombosit: terdapat pembengkakan disepanjang pembuluh vena
yang menghambat aliran infus;
 Kolonisasi kanul: bila sudah dapat dibiakkan mikroorganisme dari
bagian kanula yang ada dalam pembuluh darah;
 Septikemia; bila kuman menyebar hematogen dari kanul.
 Sepurasi; bila telah terjadi bentukan pus di sekitar insersi kanul.
PENCEGAHAN INFEKSI
NOSOKOMIAL
 Program yang bertujuan sebagai pengawasan
infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol
penyebaran infeksi, yaitu:
 Dekontaminasi.
Transmisi penyakit melalui tangan dapat
diminimalisasi dengan menjaga kebersihan tangan.
 Instrumen yang sering digunakan rumah sakit.
Sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang
isolasi, tetapi bila sedang terjadi kejadian luar biasa
dan penderita melebihi kapasitas, beberapa pasien
dalam satu ruangan tidaklah apa-apa selama
mereka menderita penyakit yang sama.
LANJUT...
 Menaati praktik pencegahan infeksi yang
dianjurkan terutama kebersihan dan kesehatan
tangan serta pemakaian sarung tangan(alat
pelindung diri)
 Memperhatikan dengan seksama proses yang telah
terbukti bermanfaat untuk dekontaminasi dan
pencucian peralatan dan benda lain yang kotor,
diikuti sterilisasi untuk desinfeksi tingkat tinggi.
 Meningkatkan keamanan dan kesehatan
lingkungan, terutama ditempat-tempat yang
beresiko tinggi, misalnya di kamar operasi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai