Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
Dhea Kusumasari
P27820118029
Tingkat II Reguler A
Nosokomial berasal dari bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya
penyakit, dan komeo yang artinya merawat. Nosokomial berarti tempat untuk
merawat / rumah sakit. Jadi nosokial dapat diartikan sebagai infeksi yang
diperolah atau terjadi di rumah sakit (Darmadi, 2008).
Infeksi Nosokomial (INOS) adalah infeksi yang didapat atau timbul pada
waktu pasien dirawat di rumah sakit. Infeksi rumah sakit (nosokomial)
merupakan masalah penting diseluruh dunia dan terus meningkat setiap
tahunnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak tenaga kesehatan untuk
mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Salah satu upayanya adalah
penerapan universal precaution (perlindungan diri). Akan tetapi peningkatan
kejadian infeksi nosokomial tetap terjadi.
Angka kejadian infeksi nosokomial yang tinggi juga terjadi pada negara
maju misalnya, di Amerika Serikat terjadi 20 ribu kematian setiap tahunnya akibat
infeksi nosokomial. Diseluruh dunia, 10% pasin rawat inap dirumah sakit
mengalami infeksi yang baru selama dirawat atau sebesar 1,4 juta infeksi setiap
tahun. Di Indonesia penelitian yang dilakukan di sebelas rumah sakit
menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi baru selama
dirawat. Sebesar 0,0% hingga 12,06% pasien dengan rata-rata keseluruhan 4,26%.
Untuk lama perawatan berkisar 4,3-11,2 hari, dengan rata-rata keseluruhan 6,7
hari. Infeksi nosokomial dapat menyebabkan pasien dirawat lebih lama sehingga
harus mengeluarkan biaya yang lebi banyak. Kejadian Infeksi Nosokomial dapat
berakibat kematian apabila tidak mendapat penanganan yang tepat, menurut
Dewan Penasihat Aliansi Dunia untuk Keselamatan Pasien, infeksi nosokomial
menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Studi yang dilakukan
WHO di 55 rumah sakit di 14 negara diseluruh dunia juga menunjukkan bahwa
8,7% pasien rumah sakit menderita infeksi selama menjalani perawatan dirumah
sakit. Sementara di negara berkembang, diperkirakan lebih dari 40% pasien
dirumah sakit terserang infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun
luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula
memang sudah ada di dalam tubuh dan berpindah ketempat baru yang kita
sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen
(cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah
sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya. Sumber penularan dan cara
penularan terutama melalui tangan personel kesehatan, jarum injeksi, kateter
IV, kateter urine, kasa pembalut atau perban, dan cara yang keliru dalam
menangani luka.
Infeksi nosokomial ini tidak hanya terjadi pada pasien saja tetapi tuga
termasuk personel rumah sakit yang berhungan langsung denganpasien
maupun penunggu dan para pengunjung pasien. Walaupun ilmu pengetahuan
dan penelitian tentang mikrobiologi meningkat pesat pada tiga dekade terakhir
dan sdikit demi sedikit resiko infeksi dapat dicegah, tetapi semakin
meningkatnya pasien-pasien dengan penyakit penurunan daya imun, bakteri
yang resistan antibiotik, super infeksi virus dan jamur, dan prosedur invasif,
masis menyebabkan infeksi nodokomial yang menimbulkan kematian
sebanyak 88.000 kasus setiap tahun. Selain itu, jika kita bandingkan kuman
yang ada di masyarakat, mikroorganisme yang berada dirumah sakit lebih
berbahaya dan lebih resistan terhadap obat, karena itu diperlukan antibiotik
yang lebih paten atau suatu kombinasi antibiotik. Semua kondisi ini dapat
meningkat resiko infeksi kepada pasien.
H. MANIFESTASI KLINIS
Kejadian dan jenis infeksi nosokomial berbeda-beda sesuai dengan
tempat peralatan dan tindakan yang dilakukan terhadap pasien, seperti :
1) Pemakaian infus dan kateter dengan tidak memperhatikan tindakan
antiseptis dapat menyebabkan komplikasi kanula intravena.
2) Infeksi saluran kemih pasca operasi ginekologi.
3) Infeksi luka operasi dan infeksi luka bakar.
4) Infeksi bakteri gram negative di ruang rawat intensif dapat menyebabkan
pneumonia.
Manifestasi klinis infeksi nosokomial dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Spesifik
Ini merupakan tanda gejala yang semakin menjurus ke setiap penyakit
yang telah disebutkan di atas. Misalkan pada pneumonia dapat terjadi
batuk dengan dahak yang kental maka sekret akan diambil dan diperiksa,
pada infeksi saluran kemih terdapat nyeri daerah punggung bawah atau
perut bawah yang biasanya diakibatkan dari adanya pemasangan kateter.
Yang terpenting, seluruh gejala ini timbul setelah perawatan di rumah
sakit dan tidak sesuai dengan keluhan awal saat masuk rumah sakit.
b. Non spesifik
Tanda secara umum mengawali sebelum ke spesifik. Jadi tanda dan
gejala ini pasti dialami oleh semua pasien yang sedang terinfeksi, bukan
hanya infeksi nosokomial saja melainkan infeksi yang lain juga. Gejala
yang muncul masih bersifat umum dimana gejala yang muncul
merupakan ciri umum dari beberapa penyakit seperti:
a. Demam tinggi
b. Takikardi
c. Sel darah putih tinggi
d. Lemas
e. Nyeri punggung dan pembengkakan di area infeksi
1. Agen Infeksi
Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain
bakteri, virus, jamur dan protozoa. Mikroorganisme dapat menyebabkan
infeksi tergantung pada jumlah mikroorganisme,virulensi, kemampuan
untuk masuk dan bertahan hidup.
2. Reservoir
Tempat dimana mikroorganisme patogen dapat hidup baik
berkembang biak atau tidak. Yang berberan dalam resirvoir adalah
manusia, binatang, makanan, air, serangga dan benda lainnya. Kebanyakan
reservoir adalah tubuh manusia misalnya dikulit, mukosa, cairan maupun
drainase.
3. Portal Of Exit
Mikroorganisme yang hidup di dalam reservoir harus menemukan
jalan keluar untuk masuk kedalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
Sebelum menimbulkan infeksi, mikroorganisme harus keluar terlebih dulu
dari reservoirnya.
4. Cara Penularan Infeksi
Kuman dapat menular atau berpindah ke orang lain dengan berbagai
cara seperti kontak langsung dengan penderita melalui oral, fekal, kulit
atau darahnya.
5. Portal Of Entry
Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk dalam
tubuh. Mikroba dapat masuk ke dalam tubuh melalui rute atau jalan yang
sama dengan portal keluar.
6. Daya tahan manusia
Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan terhadap agen
infeksi. Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu
terhadap patogen.
2. Pneumonia
Jenis infeksi silang yang paling umum kedua yang didefinisikan
sebagai infeksi paru-paru yang berkembang 48 jam atau lebih setelah
masuk. Mikroorganisme yang diperkenalkan dengan cepat menjajah area
tenggorokan, tetapi belum menyebabkan infeksi. Setelah tenggorokan
dijajah, mudah bagi pasien untuk menghirup mikroorganisme ke dalam
paru-paru dan sebagian besar pneumonia nosokomial berkembang dalam
dua hari setelah prosedur infeksi.
3. Infeksi situs bedah
Karean operasi adalah invasi langsung dari tubuh pasien, penghalang
alami kulit rusak, memberikan bakteri masuh ke dalam tubuh yang
biasanya steril. Infeksi ini biasanya diperoleh dari peralatan bedah yang
sudah terkontaminasi, pelayan kesahatan menggunakan teknik yang tidak
tepat untuk mengganti perban pasca operasi, intubasi, dan sistem
kekebalan tubuh yang tertekan dapat terjadinya bakteri alami dalam
tubuh berkoloni.
4. Infeksi sistem darah
Infeksi yang penularannya melalui lingkungan, peralatan yang
terkontaminasi, tangan petugas kesehatan melalui tempat pemasangan
kateter. Infeksi dapat berkembang dikulit sekitar kateter, atau lebih serius
bakteri dapat masuk melalui aliran darah vena dan menyebabkan infeksi
umum. Infeksi ini lebih parah dari infeksi silang karena dapat
menyebabkan kematian terbanyak, memperpanjang rawat inap, biaya
mahal.