Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 4

KETUA : ESTI OKTOVIANA


ANGGOTA: LAILUL HUSNATUL
: PUTRI FAJRIATI
:NUR SUCIATI
:FITRI MARYANI SASTRA
:HANDIKA HANARDIN
:NURDIN
INFEKSI NOSOCOMIAL
A.Pengertian
A. Infeksi Nosocomial
Infeksi nosocomial atau infeksi yang diperoleh dari rumah sakit adalah infeksi
yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah ±72 jam
berada di tempat tersebut.Contoh penyenan terjadinya infeksi nosokomial adalah
apabila dokter atau suster merawat seseorang pasien yang menderita infeksi karena
mikroorganisme patogen tertentu kemudian mikroorgaanisme dapt ditularkan ketika
terjadi kontak.
B.Faktor yang Mempengaruhi Proses Infeksi
Semua penderita rawat inap di rumah sakit beresiko mendapatkan infeksi dari pengobatan atau tindakan
operatif yang diterimanya.Anak-anak kecil,orang berusia lanjut,dan orang dengan system imun tubuh yang lemah
(compromised immune system) mempunyai resiko lebih besar mendapatkan infeksi nosocomial.
 Faktor-faktor resiko lainnya yang dapat meningkatkan resiko penderita rawat inap, dewasa,maupun anak,
untuk mendapatkan infeksi nosocomial di rumah sakit adalah:
1. Masa rawat inap yang panjang
2. Adanya penyakit tersamar (underlying disease) yang berat
3. Status imun penderita yang lemah dan nutrisi yang buruk
4. Penggunaan katetar yang menetap (indwelling chateter)
5. Petugas kesehatan yang lalai mencuci tangan sebelum maupun sesudah menangani penderita
6.Terjadinya bakteri resisten antibiotic karena penggunaan antibiotic yang tidak tepat atau berlebihan.
C.Proses Terjadinya Infeksi Nosocomial

1.Mekanisme penularan menurut Darmadi (2008)


Penyebab mikroba patogen ketubuh manusia melalui mekanisme tertentu, yaitu mekanisme penularan (Mode
Of)Transmission). Dalam garis besarnya, mekanisme transmisi mikroba patogen ke pejamu yang rentang (Susceptable Host)
melalui dua cara :
a.Transmisi Langsung (Direct Transmission) Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari
pejamu. Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, batuk, berbicara, atau saat transfusi darah yang
terkontaminasi mikroba pathogen.
b.Transmisi tidak langsung (indirect transmision) Penularan mikroba pathogen yang penularanya “media perantara” baik
berupa barang-barang air, udara,makanan/minuman, maupun vector.
2.Tahapan transmisi mikroba patoghen menurut Darmadi (2008).
Dalam riwayat penyakit, pejamu yang peka (susceptable host) akan berinteraksi dengan mikroba patogen, yang
secara alamiah akan melewati 4 tahap, yaitu :
a.Tahap rentan Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relatif sehat, namun peka atau labil, disertai faktor
presdisposisi yang mempermudah terkena penyakit seperti umur, keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, sosial
ekonomi, dan lainlain.
b.Tahap inkubas,Setelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen mulai beraksi,namun tanda dan gejala penyakit
belum tampak (subklinis).
c.Tahap klinis merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan gejala (sign and
symptoms) penyakit.
d.Tahap akhir penyakit perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir pula.
D.Diagnosis Infeksi Nosocomial
Daignosis infeksi nosokomial ditetapkan berdasarkan atas gejala klinis infeksi ditempat dilakukan operasi dan di tempat
terjadinya infeksi.
1.Gambaran Klinis daerah infeksi

a.Ditempat dilakukan operasi terjadi pengeluaran nanah, abses, atau penyebaran selulitis pada tempat operasi, beberapa
bulan sesudah dilakukannya operasi.
b.Infeksi pada saluran kencing menunjukkan kultur urine positif 1 atau 2 spesies bakteri dengan konsentrasi lebih dari 105
bakteri per ml, dengan atau tanpa gejala klinis.
c.Infeksi pada saluran pernafasan, terdapat sedikitnya dua gejala klinis yang dialami selama dirawat di rumah sakit, antara
lain, batuk, dahak purulent, dan adanya infiltrate baru di paru yang tampak pada gambaran radiografi dada yang terkait
dengan infeksi yang sedang berlangsung.
2.Sebaran infeksi nosocomial
Sebaran infeksi nosokomial menunjukkan bahwa saluran kemih merupakan sumber utama terjadinya infeksi nosokomial,
diikuti oleh saluran pernafasan bagian bawah, tempat pembedahan, bagian lain saluran pernafasan, serta jaringan kulit dan
jaringan lunak.
a.Infeksi saluran kemih
Infeksi nosocomial yang paling sering terjadi disebabkan penggunaan kateter kandung kemih. Infeksi pada saluran kencing
meskipun morbiditasnya lebih rendah disbanding infeksi nosocomial lainnya, tetapi kadang-kadang menyebabkan terjadinya
bakteremia dan kematian penderita.
b.Infeksi di meja operasi

Infeksi pada luka bedah dapat terjadi si tempat luka bedah selama operasi sedang berlangsung, dapat bersifat eksogen yang
berasal dari luar daerah operasi, misalnya dari udara, berasal dari alat-alat bedah, dari dokter bedah dan perawat, atau bersifat
endogen yang berasal dari flora kulit, atau dari tempat operasi.

c.Pneumonia nosocomial

Pneumonia nosokomial dapat terjadi pada berbagai kelompok penderita yang berbeda, yang dirawat di unit perawatan
intensif (ICU) yang dilengkapi ventilator.
E.Penyebab Infeksi Nosocomial
 Infeksi nosocomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh.
Infeksi endogen disebebkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada di dalam
tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut self infection atau autoinfection,
sementara infeksi eksogen atau cross infection disebabkan oleh mikroorganisme yang
berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya (Soeparman, 2001). Infeksi
nosocomial disebabkan oleh patogen yang mudah menyebar ke seluruh tubuh.Banyak
pasien di rumah sakit yang terganggu system kekebalan tubuhnya, sehingga mereka kurang
mampu melawan infeksi. Dalam beberapa kasus, pasien mengalami infeksi akibat prosedur
yang buruk dari rumah sakit atau fasilitas kesehatan, atau karena staf rumah sakit yang tidak
mengikuti prosedur yang tepat. 
F.Pencegahan Infeksi Nosocomial
Pencegahan infeksi nosocomial adalah mencegah dan mendeteksi infeksi pada pasien yang beresiko infeksi. Pencegahan
infeksi nosocomial dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan
infeksi mikroorganisme dari lingkungan rumah sakit (Maryunani, 2011). Berikut adalah pengertian-pengertian yang perlu
diketahui dalam pencegahan infeksi menurut Hidayat (2006), yaitu :
a.Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan Kesehatan.Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua
usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi.
b.Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
c.Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara
aman,terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan.
Kesimpulan
Nosocomial berasal dari Bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit dan komeo yang artinya merawat.
Nosocomion berarti tempat untuk untuk merawat/rumah sakit. Jadi, infeksi nosocomial dapat diartikan sebagai infeksi
yang diperoleh atau terjadi di rumah sakit. Infeksi nosocomial saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya
angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortility) di rumah sakit sehingga dapat menjadi masalah kesehatan
baru, baik di negara berkembang maupun dinegara maju.
Infeksi ini dikenal pertama kali pada tahun 1847 oleh Semmelweis dan saat ini tetap menjadi masalah yang cukup
menyita perhatian.Faktor yang memengaruhi terjadinya infeksi nosocomial menurut Hidayat (2006) antara lain, sumber
penyakit, kuman penyebab, cara pembebasan sumber dari kuman, cara masuknya kuman dan daya tahan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai