Infeksi nosocomial (INOS) adlah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien di
rawat dirumah sakit. Rumah sakit merupakan suatu tempat orang sakit dirawat dan ditempatkan
dalam jarakl yang sangat dekat. Di tempat ini pasien mendapatkan terpai dan perawatan untuk
agar mendapat kesembuhan. Akan tetapi, rumah sakit dapat juga merupakan depot bagi berbagai
macam penyakit yang bersal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus pembawa
(carier). Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang dilingkungan rumah sakit, seperti
udara, air, lantai, makanan, dan benda-benda medis maupun non medis. Mulai tahun 2001,
Depkes RI telah memasukkan pengendalian infeksi nosocomial sebagai salah satu tolak ukur
akreditasi rumah sakit.
Infeksi rumah sakit (nosocomial) merupakan masalah penting diseluruh dunia dan terus
meningkat setiap tahunnya. Berbagai upaya telah dilakuikan oleh pihak tenaga kesehatan untuk
mencegah terjadinya infeksi nosocomial. Salah satu upayanya adalah penerapan universal
precaution (perlindungan diri). Akan tetapi peningkatan kejadian infeksi nosocomial tetap
terjadi.
Angka kejadian infeksi nosocomial yang tinggi juga terjadi pada Negara maju, missal, di
Amerika Serikat terjadi 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi nosocomial. Diseluruh
dunia, 10% pasien rawat inap dirumah sakit mengalami infeksi yang baru selama dirawat atau
sebesar 1,4 juta infeksi setiap tahun. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit
menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama di rawat.
Sebesar 0,0% hingga 12,06%, dengan rata-rata keseuruhan 4,26%. Untuk lama perawatan
berkisar 4,3-11,2 hari, dengan rata-rata keseluruhan 6,7 hari. Indeks nosocomial dapat
menyebabkan pasien pasien dirawat lebih lama hingga harus mengeluarkan biaya yang lebih
banyak. Demikian pula dengan pihak rumah sakit karena harus mengeluarkan biaya lebih besar
untuk pelayanan. Kejadian infeksi nosocomial dapat berakibat kematian apabila tidak mendapat
penanganan yang tepat. Menurut Dewan Penasihat Aliansi Dunia untuk Keselamatan Pasien,
infeksi nosocomial menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Study yang
dilakukan WHO di 55 rumah sakit di 14 negara di seluruh dunia juga menunjukkan bahwa 8,7%
pasien rumah sakit menderita infeksi selama menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara
dinegara berkembang, diperkirakan lebih dari 40% pasien dirumah sakit terserang infeksi
nosocomial.
Berbagai tindakan pelayanan medis dapat berisiko kepada terjadinya infekso nosocomial,
misalnya suntikan atau pengambilan darah, tindakan bedah dan kedokteran gigi, persalinan,
pembersighan cairan tubuh dll. Salah satu upaya pengendalian infeksi dirumah sakit dilakukan
universal precauntion yang telah dikembangkan sejak tahun 1980. Universal precauntion
merupakan upaya pencegahan infeksi yang mengalami perjalan panjang, dimulai sejak
dikenalnya infeksi nosocomial yang terus menjadi ancaman bagi petugas kesehatan dan pasien
(Depkes,2011) unsur universal precaution meliputi cuci tangan, alat pelindung yang sesuai,
pengelolaan alat tajam (disediakan tempat khusus untuk jarum suntik bekas botol ampul, dan
sebagainya), dekontaminasi, sterilisasi, disinfeksi dan pengeloaan limbah.
Bakteri dapat ditemukan sebagi flora normal dalm tubuh manusia yang sehat.
Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya
bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia
tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap mikroorganisme. Contohnya
Esherichia coli paling banayak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih.
Bakteri pathogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara sporadic
maupun endemis.
c. Virus
Dari suatu penelitian klinis infeksi nosokomial disebabkan infeksi saluran napas, infeksi kulit,
infeksi dari luka operasi dan sepyikemi, serta terutama pada pemakaian infus dan kateter urine
yang lama dan tidak dapat di gantisesuai standar waktu pemakaian. Komplikasi kanulasi
intravena ini dapet berupa gangguan mekanis, fisik, dan kimiawi. Koplikasi tersebut berupa:
Pencegahan dari ini infeksi nosokomial ini memerlukan suatu tencana yang terintregrasi,
monitoringdan program2 yang bertuuan membatasi penyebaran organisme, mengontrol dan
membatasi resiko infeksi, serta melindungi pasien. Dengan cara memcuci tangan dan
penggunakan sarung tangan, tindakan aspsis dan aseptik, strerililisai dan disenfeksi.
a. Dekomtaminasi
Transmisi penyakit malalui tangan dapat diminimalisasikan denagn menjaga kebersihan
tangan.
b. Instrumen yang sering digunakan di rumah sakit.
Lebih dari 50% suntikan yang dilakukan di negara berkembangan tidak aman(contohnya
jarum, tabung atau keduanya yang di pakai berulang ulang)
c. Mencegah penularan dari lingkungan di rumah sakit
Pembersihan yang rutin sangat penting untuk memastikan bahwa rumah sakit benar2
bersih dari debu, minyak dan kotoran. Perlu di ingat bahwa di sekitar rumah sakit 90%
dari kotoran yang terlihat pasti mengandung kuman.
d. Perbaiki tahanan tubuh
e. Ruang isolasi
Infeksi nosokomial dapat di cegah dengan memisahkan ruang pasien yang menular
seperti HIV,DHF,TBC,Hepatitis B.