Anda di halaman 1dari 11

Laporan Tutorial

BLOK BUDAYA ILMIAH

SKENARIO I

Kelompok B7

Anton Giri M. G0012022


Amanda Diah M. G0012012
Putu Putri Andiyani D. G0012014
Atika Iffa G0012034
Bramasta Agra Sakti G0012044
Dewi Nareswari G0012058
Grace Kalpika Taruli S. G0012086
Muhammad Yusuf K. G0012140
Mutiani Rizki G0012142
Reinita Vany G0012176
Rianita Palupi G0012180
Wahyu Tri K. G0012228
Yakobus Amnan G0012248

Ipop Sjarifah, Dra, Msi.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
BAB I
PENDAHULUAN

SKENARIO 1

KONTROVERSI INFORMASI

Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan
panas dan batuh darah. Laki-laki tersebut mengeluh bahwa sakitnya sudah lama dan
berkali-kali opname di rumah sakit dengan keluhan serupa. Pasien membawa salah
satu hasil pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan jumlah Limfosit T Helper
(CD4) yang menunjukkan hasil sangat rendah, sehingga dokter menduga pasien
menderita HIV AIDS. Anamnesis lebih lanjut ternyata sebelumnya pasien ada
riwayat memakai injeksi Narkoba (IVDU) dan sering berganti-ganti pasangan
seksual. Diskusi seru terjadi antara dokter IGD dan pasien tersebut. Pasien tersebut
berkata kepada dokter: “Penyakit saya ini gara-gara kencing di kamar mandi umum.”
Dokter menjelaskan kepada pasien bahwa penularan penyakitnya dari hubungan
seksual atau injeksi jarum suntik yang dipakai bersama, tetapi pasien meyakini
karena kencing di kamar mandi umum.
Memperhatikan hal diatas yaitu masalah kontroversi penularan penyakit HIV
AIDS di masyarakat maka,
1. Langkah-langkah apakah yang harus saudara lakukan untuk menjelaskan
masalah kontroversi tersebut?
2. Manakah yang benar secara ilmiah mengenai penularan HIV AIDS?
BAB II

DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Seven Jump
1. Langkah I: Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah
dalam skenario
Dalam skenario ini kami mengklarifikasi istilah sebagai berikut:

a. Anamnesis yaitu pengingatan; riwayat khusus pasien medis/ psikiatri


terutama menggunakan ingatan pasien; riwayat kasus pasien; wawancara
medis dalam upaya mencari data pasien (Dorland,)
b. Opname yaitu perawatan klinis dengan menginap di rumah sakit (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).
c. Limfosit T Helper (CD4) yaitu limfosit yang membantu mengatur sistem
kekebalan imun, bersifat fagositosik; target utama virus HIV-AIDS (CD4)
(, 2011)
CD4 = Cluster of Differentiation 4

d. HIV-AIDS yaitu Human Immunodefieciency Virus-Aquired


Immunodefficiency Syndrome
e. IVDU yaitu Intravenous Drugs Users, melewati pembuluh darah.
f. Injeksi narkoba yaitu penggunaan injeksi narkoba yang digunakan
bersama.
g. Sumber referensi ilmiah yaitu sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
isinya secara ilmiah karena disertakan bukti dari riset atau penelitian.
h. Artikel populer yaitu tulisan yang tidak dapt dipertanggungjawabkan isinya
secara ilmiah.
2. Langkah II: Menentukan/mendefinisikan permasalahan
Permasalahan pada skenario ini yaitu sebagai berikut:

a. Apakah hubungan hasil pemeriksaan limfosit T-helper dengan penyakit?


b. Bagaimana cara menjelaskan hasil diagnosis pada pasien?
c. Mengapa bisa timbul kontroversi antara dokter dengan pasien?
d. Apakah info dari masyarakat bisa dijadikan pertimbangan?
e. Bagaimanakah penjelasan cara penularan HIV/AIDS?

3. Langkah III: Menganalisis permasalahan dan membuat penyataan sementara


mengenai permasalahan (tersebut dalam langkah 2)
a. Pada manusia normal jumlah Limfosit T-Helper 800-1000 . Sedangkan

pada penderita AIDS jumlah Limfosit T-Helper di bawah 200 . Hal ini
menyebabkan homeostasis terganggu. Contoh gejala penurunan sistem imun
pada penderita AIDS adalah penurunan berat badan, diare kronis, dan
panas/demam.
b. Dokter dapat menjelaskan hasil diagnosis kepada pasien dengan terlebih
dahulu melakukan uji laboratorium lebih lanjut, memberikan penjelasan
ilmiah pada pasien, membangun hubungan yang baik dengan pasien, menjaga
kerahasiaan hasil diagnosis (no.72/MENKES/INS/11/1988).
c. Terdapatnya kontroversi antara dokter dengan pasien disebabkan karena
keprecayaan pasien dengan stigma penularan HIV/AIDS, hubungan antara
pasien dan dokter yang belum akrab, penyakit HIV/AIDS yang masih tabu di
tengah masyarakat, dan ketakutan masyarakat terhadap ODA.
d. Tidak, karena info yang berkembang di masyarakat yang dasarnya tidak jelas
dan tingkat pendidikan masyarakat yang cenderung rendah.
e. Penularan HIV/AIDS bisa melalui alat yang tidak steril pada proses transfusi
darah. Selain itu penularan juga bisa terjadi melalui hubungan seksual dengan
media cairan tubuh seperti cairan semen dan cairan vagina. Sedangkan
kencing di kamar mandi umum tidak bisa menularkan HIV/AIDS.

4. Langkah IV: Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan pernyataan


sementara mengenai permasalahan pada langkah 3.
Penelusuran penyakit HIV/AIDS dapat dengan mencari artikel-artikel
ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian yang dapat dipercaya.
Contohnya sebuah jurnal yang didapat dari CDK yang mengatakan bahwa
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak sehat,
penggunaan jarum suntik bergantian, dan ibu hamil kepada anaknya.

Penyampaian diagnosis HIV/AIDS oleh dokter kepada pasiennya terlebih


dahulu membangun komunikasi yang baik secara ilmiah dengan pasien. Dokter
juga memiliki kewajiban untuk memberikan bukti yang akurat melalui hasil uji
laboratorium serta menjaga kerahasiaan informasi.

5. Langkah V: Merumuskan tujuan pembelajaran


1. Menerapkan Evidence-Based Medicine kepada pasien dalam hal
diagnosis.
2. Mengasah kemampuan komunikasi dalam menyampaikan diagnosis pada
pasien.
3. Menyeleksi sumber ilmiah yang relevan dengan valid.

6. Langkah VI: Mengumpulkan informasi baru


Terlampir.
7. Langkah VII: Melaporkan, membahas dan menata kembali informasi baru
yang diperoleh.
Berdasarkan informasi baru yang diperoleh pada langkah VI, terdapat beberapa
jurnal dan artikel ilmiah yang membuktikan dan mendukung hipotesa
sementara bahwa penularan HIV AIDS bukan melalui kencing di kamar mandi
umum, melainkan melalui hubungan seksual yang tidak aman dan IVDU.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari jurnal ilmiah serta hasil riset
penelitian terkait, kami berhipotesis bahwa pasien terjangkit virus HIV/AIDS bukan
karena kencing di kamar mandi umum, melainkan penyakitnya tersebut merupakan
akibat dari berhubungan seksual dengan pasangan yang berbeda-beda dan
menggunakan jarum suntik narkoba secara bergantian atau Intravenous Drug User
(IvDU). Menurut penelitian yang kami peroleh melalui penelusuran pustaka ilmiah,
virus HIV/AIDS tidak menular melalui kontak fisik seperti berpelukkan, berjabat
tangan, makan dan minum bersama serta berenang di permandian umum. Virus
HIV/AIDS menular melalui cairan tubuh yang berupa semen atau cairan dari vagina
atau serviks, berganti-gantian jarum suntik serta penularan dari ibu ke bayi melalui
ASI.

BAB IV
SARAN
Pasien tersebut perlu dibekali ilmu pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan
cara edukasi, penyuluhan dan penjelasan mengenai penyakit yang diderita secara
ilmiah disertai bukti-bukti valid terkait.
Bagi dokter, diharapkan membangun komunikasi yang baik dengan pasien
agar pasien bisa lebih terbuka dan dapat menerima penjelasan ilmiah dokter.
Saran untuk pembuat skenario, diharapkan kedepannya dapat memberikan
penjelasan terperinci mengenai identitas dan riwayat kesehatan pasien sebagai bahan
pertimbangan.

DAFTAR PUSTAKA
Hammer Scott M (2005). Management of Newly HIV Infection. The New England
Journal Medicine, 353:1702-10.

Masharky Alexey K,Dukhovlinova Elena N,Verevochkin Sergei V,Toussova Olga


V,Skochilov Roman V,Anderson Jeffrey A,Hoffman Irving, et al (2010). A
Substantial Transmission Bottleneck among Newly and Recently HIV-1
Infected Injection Drug Users in St Petersburg,Rusia. Journal of Infectious
Diseases, 201(11):1697-1702.

Gunawan Suriadi (1992). Perkembangan Masalah AIDS. Cermin Dunia Kedokteran,


75.1992.

Mc KInstry B,Ashcroft R,Freeman GK,Sheikh A (2008). Interventions for Improving


Patients’ Trust in Doctors and Groups of Doctor.The Cochrane Collaboration,

Depkes (2000). Petaka Infeksi HIV Berawal dari Seks Beresiko. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. http://
www.depkes.go.id/index.php/berita/advertorial/2000-petaka-infeksi-hiv-
berawal-dari-seks-beresiko.html. Diakses September 2012.

Vidanapathirana J,Abramson MJ,Forbes A,Fairley C (2009). Mass Media Campaign


Designed to Raise Awareness of HIV and AIDS Have Shown Immediate and
Significant Effects in the Promotion of Voluntary Counseling and Testing for
HIV. Cochrane,

Stevens Kelly M,Pippin Tina,Magill Dagny,Kelly Daniel,Salas Maria L,Padilla


Tasha,Paulson Susan (2012). HIV Infection and Hiv Associated Behsaviours
Among Injection Drug Users-20 Cities,United States. Center for disease
control and Prevention, 61:133-138.
Medscape (2010).HIV Disease. http://emedicine.medscape.com/article/211316-
overview. Diakses September 2012.

Depkes(2012). One Health One Spirit Tanggulangi Epidemi HIV/AIDS di Indonesia.


www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1984-one-health-one-spirit-
tanggulangi-epidemi hivaids-di-indonesia.html. Diakses September 2012.

Jansson Marianne,Fenyo Eva Maria,Medstrand Patrick,Norrgren Hans,Kvist


Anders,Mansson Fredrik,Isberg Per-Erik,et al (2012). Inhibition of HIV-1
Disease progression by Comparneous HIV-2 Infection.the New England
Journal of Medicine, 367:224-32.

Lopman Ben A,garnett Geoff P,Mason Peter R,Gregson Simon (2005). Individual
Level Injection History: a Lack of Association with HIV Incidence in Rural
Zimbabwe. Plos Medicine, 2:37.

Pilcher Crishtopher D,Eron joseph J,Vernazza Pietro L,Stewart Paul W,Cohen Miron
S,Li-Ean goh,Szu-Yun Leu (2004). Brief but efficient: Acute HIV Infection
and the Sexual transmission of HIV.Journal of Infectious Disease.189:1785-
92.

Stebbing Justin,Gazzard Brian,douek Daniel C (2004). Where Does HIV Lives?.The


New England Journal of Medicine, 350:1872-80.

Janssen Robert S,Satten Glen A,Critchley Sara E,Peterson Lyle R,Stafford Randall
S,Ward John W,Hanson Debra L,et al (1992). HIV Infection Among Patients in
U.S. Acute Care hospital-strategies for the Counceling and Testing of Hospital
Patients. The New England Journal of medicine,327:445-452.
Cohen Myron S,Chen Ying Q,McCauley marybeth,Gamble Theresa,hakim James
G,Kumwenda Johnstone,Santos Breno R,et al (2011).Prevention of HIV-1 Infection
with Early Antiretroviral Therapy.The New England Journal of Medicine,365:495-
505.

Tsantes A,Nikoloopoulos G,Masgala A,Paraskeva D (2005). Assessing the Secular


Trends in the Transmission of HIV in Greece. Sex Tansm Infect,81:230-232.

Medline Plus (2012).ELISA/Western Blot Tests for HIV.


http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003538.html . Diakses September
2012.

Anda mungkin juga menyukai