Anda di halaman 1dari 2

PENCEGAHAN DEMAM TIFOID

Pencegahan demam tifoid melalui gerakan nasional sangat diperlukan karena alcan
berdampak cukup, besar terhadap penurunan kesakitan dan kematian akibat demam
tifoid, menurunkan anggaran pengobatan pribadi maupun negara, mendatangkan
devisa negara yang berasal dari wisatawan mancanegara, karena telah hilangnya
predikat negara endemik dan hiperendemik sehingga mereka tidak takut lagi terserang
tifoid saat berada di daerah kunjungan wisata.
Preventif dan Kontrol Penularan
Tindakan preventif sebagai upaya pencegahan penularan dan peledakan kasus luar
biasa (KLB) demam tifoid mencakup banyak aspek, mulai dari segi kuman Salmonella
typhi sebagai agen penyakit dan faktor pejamu (host) serta faktor lingkungan.
Secara garis besar ada 3 strategi pokok untuk memutuskan transmisi tifoid, yaitu 1.
Identifikasi dan eradikasi Salmonella typhi baik pada kasus dernam tifoid maupun kasus
karler tifoid, 2. Pencegahan transmisi langsung dari pasien terinfeksi S. typhi akut
maupun karier, 3. Proteksi pada orang yang berisiko terinfeksi.
Identifikasi dan eradikasi S. Typhi pada pasift tifoid asimtomatik, karier, dan
akut. Tindakan identifikasi atau penyaringan pengidap kuman S.typhi ini cukup sulit
dan memerlukan biaya cukup besar baik ditinjau dari pribadi maupun skala nasional.
Cara pelaksanaannya dapat secara aktif yaitu mendatangi sasaran maupun pasif
menunggu bila ada penerimaan pegawai di suatu instansi atau swasta. Sasaran aktif
lebih diutamakan pada populasi tertentu seperti pengelola sarana makanan-minuman
baik tingkat usaha rumah tangga, restoran, hotel sampai pabrik beserta distributomya.
Sasaran lainnya adalah yang terkait dengan pelayanan masyarakat, yaitu petugas
kesehatan, guru, petugas kebersihan, pengelola sarana umum lainya.
Pencegahan transmisi langsung dari penderita terinfeksi S. Typhi akut maupun
karier. Kegiatan ini dilakukan di rumah sakit, klinik maupun di rumah dan lingkungan
sekitar orang yang telah diketahui pengidap kuman S. typhi.
Proteksi pada orang yang berisiko tinggi tertular dan terinfeksi. Sarana proteksi pada
populasi ini dilakukan dengan cara vaksinasi tifoid di daerah endemik maupun
hiperendemik. Sasaran vaksinasi tergantung daerahnya endemis atau non-endemis,
tingkat risiko tertularnya yaitu berdasarkan tingkat hubungan perorangan dan jumlah
frekuensinya, serta golongan individu berisiko, yaitu golongan imunokompromais
maupun golongan rentan.

Tindakan preventif berdasarkan lokasi daerah, yaitu:


Daerah non-endemik. Tanpa ada kejadian outbreak atau epidemi
- Sanitasi air dan kebersihan lingkungan
- Penyaringan pengelota pembuatan/distributor/
penjualan makanan-minuman
- Pencarian dan pengobatan kasus tifoid karier
Bila ada kejadian epidemi tifoid
- Pencarian dan eliminasi sumber penularan
- Pemeriksaan air minum dan mandi-cuci-kakus
- Penyuluhan higiene dan sanitasi pada populasi umum daerah tersebut

Daerah endemik
- Memasyarakatkan pengelolaan bahan makanan dan minuman yang memenuhi
standar.prosedur kesehatan (perebusan > 570C, iodisasi, dan klorinisasi)
- Pengunjung ke daerah ini harus minum air yang telah melalui pendidihan, menjauhi
makaftan segar (sayur/ buah)
- Vaksinasi secara menyeluruh ppda masyarakat setempat maupun pengunjung

Anda mungkin juga menyukai