Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

TUBERKULOSIS PADA ANAK


Disusun Oleh: Richky Nurhakim
Pembimbing : dr. Hj.Rini Sulviani, Sp.A, M.Kes
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
RSUD. R. SYAMSUDIN,SH SUKABUMI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA

Pendahuluan
Tuberculosis (TB) lebih dari 100 tahun
yang
lalu
kuman
penyebab
TB,
Mycobacterium tuberculosis pertama kali
ditemukan oleh Rober Koch, 1882.
Berbeda dengan TB dewasa, gejala TB
pada anak seringkali tidak khas. Karena
sulitnya mendiagnosis TB pada anak, sering
terjadi
overdiagnosis
yang
diikuti
overtreatment.

Definisi
Tuberkulosis (TB) penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri mikobakterium,
biasanya Mycobacterium tuberculosispada
manusia terutama menyerang paru-paru, dan
dapat juga menyerang organ dan jaringan lain

Epidemiologi
Total estimasi insidens (kasus Baru) TB
di Indonesia yang dilaporkan oleh WHO
dalam Global report 2011 adalah 450.000
pertahun sedangkan prevalensinya sekitar
690.000 pertahun.

Sejak tahun 2010 WHO tidak lagi


menyebutkan
ranking
negara,
tetapi
Indonesia memang masih termasuk 10
besar
negara
TB
dengan
beban
permasalahan TB terbesar (22 negara).

Etiologi
Agen

tuberculosis,
Mycobacterium
tuberculosis, M. bovis
dan M. africanum.
Batang lengkung, gram
positif lemah, pleomorfik,
tidak
bergerak,
tidak
membentuk
spora,
panjang sekitar 2-4 m.
merupakan aerob obligat
Tumbuh paling baik pada
suhu 37-41C
Gambar Mycobacterium tuberculosis
dilihat dengan mikroskop elektron

Faktor Resiko
Resiko Infeksi TB

Resiko Penyakit TB

- Anak yang memiliki kontak


dengan orang dewasa dengan
TB aktif
- Daerah endemis
Penggunaan
obat-obat
intravena
- Kemiskinan
- Serta lingkungan yang tidak
sehat

Faktor
Resiko
pertama
adalah usia. Anak 5 tahun
mempunyai resiko lebih besar
untuk mengalami progresi
infeksi menjadi sakit TB
- Faktor resiko yang lain
adalah konversi tes tuberkulin
dalam 1-2 tahun terakhir,
malnutrisi,
keadaan
imunocompromise

PATOGENESIS

DIAGNOSIS
Diagnosis TB anak didasarkan atas
gambaran klinis, gambaran radiologis dan
uji tuberkulin, pemeriksaan laboratorium
dan pada foto rontgen dada.

Gejala dan tanda umum atau


nonspesifik tuberkulosis anak :
1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
2. Nafsu makan tidak ada (anorexia) dan berat
3.
4.
5.
6.

badan tidak naik dengan adekuat.


Demam lama dan berulang tanpa sebab
yang jelas, dapat disertai keringat malam.
Pembesaran kelenjar limfe superfisial yang
tidak sakit dan biasanya multipel.
Batuk lama lebih dari 30 hari.
Diare persisten yang tidak sembuh dengan
pengobatan diare.

MANIFESTASI KLINIK

Gejala dan tanda spesifik sesuai organ


yang terkena :
1. TB kulit / skrofuloderma
2. TB tulang dan sendi
- Tulang punggung
(spondilitis) : gibbus
- Tulang panggul
(koksitis) : pincang
- Tulang lutut : pincang
dan / bengkak
3. TB otak dan saraf
- Meningitis
4. TB mata
- Conjunctivitis
phlyctenularis
5. TB paru
6. TB abdomen/usus
7. TB diseminasi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji tuberkulin
Radiologis
Serologis
Patologi anatomik
Bakteriologis

Pemeriksaan penunjang
Uji tuberkulin

Uji tuberkulin positif

pada:
1.Infeksi alamiah TB
infeksi TB tanpa sakit
Infeksi TB dan sakit TB
Pasca terapi TB

2.Imunisasi BCG
3.Infeksi M.atipik/M.leprae
Uji tuberkulin negatif

pada:
1.Tidak ada infeksi TB
2.Masa inkubasi infeksi TB
3.Anergi/penekanan sistem
imun

Radiologi
Secara umum gambaran

rontgen sugestif TB:


(sebaiknya PA dan
lateral)
Pembesaran kelenjar hilus

atau paratrakeal dengan


atau tanpa infiltrate
Konsolidasi
segmental/lobar
milier
kalsifikasi,atelektasis,kavi
tas
Efusi pleura
Gambar: adanya kalsifikasi parahiler kanan
(Ghon kompleks) disertai pembesaran kelenjar
hillus kanan. (Courtesy: Andrea T Cruz).

Gambar: TB milier dengan gambaran


badai salju.

Penegakan diagnosis
Karena sulitnya menegakkan diagnosis
TB pada anak, banyak usaha membuat
pedoman diagnosis TB dengan sistem
skoring dan alur diagnostik. Misalnya
pedoman yang dibuat oleh WHO,Stegen
and jones, dan UKK Pulmonologi PP IDAI.

Petunjuk WHO untuk diagnosis TBC pada anak:


1. Dicurigai TBC ( suspected TBC)
Anak sakit dengan riwayat kontak penderita TBC dengan BTA positif
;
keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk

rejan
berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, batuk dan mengi yang
tidak membaik dengan pengobatan antibiotika untuk penyakit
pernafasan
pembesaran kelenjar superfisial yang tidak sakit

2. Mungkin TBC ( probable TBC )


Uji tuberculin positif ( 10 mm atau lebih )
Foto roentgen paru sugestif TBC
Pemeriksaan histopatologis biopsy sugestif TBC
Respon yang baik pada pengobatan dengan OAT
3. Pasti TBC ( confirmed TBC )
Ditemukan basil TBC pada pemeriksaan langsung atau biakan.

Tabel: Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan


penunjang TB (Buku Ajar Respirologi Anak, IDAI 2010)

Catatan :
Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter
Jika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit),

pasien dapat langsung didiagnosis tuberkulosis


Berat badan dinilai saat pasien datang (moment opname)
Foto toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak
Semua anak dengan reaksi cepat BCG (reaksi lokal timbul
< 7 hari setelah penyuntikan) harus dievaluasi dengan
sistem skoring TB anak
Anak didiagnosis TB jika jumlah skor > 6, (skor maksimal
14)
Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS
untuk evaluasi lebih lanjut

Terapi
Obat TB utama ( first line)
rifampisin, INH, pirazinamid, etambutol,
dan streptomisin

Obat TB lain (second line)


PAS, viomisisn, sikloserin, etionamid,
kanamisin,
dan
kapreomisin,
yang
digunakan jika terjdi multi drug resistance
(MDR)

Nama obat

Dosis harian
(mg)kg)hr)

Dosis maksimal
(mg)kg)hr)

Efek samping

Isoniazid

5-15

300

Hepatitis,neuritis
perifer,hipersensitifitas.

Rifampisin

10-20

600

Gastrointestinal, reaksi
kulit, hepatitis,
trombositopeni,
peningkatan enzim hati,
cairan tubuh berwarna
merah oranye kemerahan.

Pirazinamid

15-30

2000

Toksisitas hepar, atralgia,


gastrointestinal.

Etambutol

15-20

1250

Neuritis optic, ketajaman


mata berkurang, buta
warna merah hijau,
hipersensitivitas,
gastrointestinal.

Steptomicin

15-40

1000

Ototoksik, nfrotoksik.

PANDUAN OBAT TB
Prinsip dasar pengobatan
TB : minimal
2 macam
obat, 6-12 bulan
Pengobatan dibagi dalam 2
fase :
- Fase intensif (2 bulan
pertama); RHZ
- Fase lanjutan;RH

Pada TB berat (pulmonal/


ekstrapulmonal);TB milier,
Meningitis TB, TB tulang
dan lain-lain:
- Fase intensif minimal 4
macam obat; (RHZE/S)
- Fase lanjutan; RH selama
10 bulan
Diberikan
kortikosteroid
(prednison) 1-2 mg/kg/hari,
dibagi 3 dosis selama 2-4
minggu
dosis
penuh,
dilanjutkan tappering off 24 mgg.

Fixed Dose Combination (FDC)


Untuk megatasi masalah ketidakpatuhan pasien untuk
meminum obat maka dibuat suatu sediaan obat kombinasi
dalam dosis yang telah ditentukan.
Berat badan
2 bulan
4 bulan
(kg)
RHZ (75/50/150
RH (75/50 mg)
mg)
5-9
1 tablet
1 tablet
10-19
2 tablet
2 tablet
20-32
4 tablet
4 tablet

Catatan
Bila BB > 33 kg dosis disesuaikan (perhatikan dosis maksimal)
Bila BB < 5 kg sebaiknya di rujuk ke RS
Obat harus diberikan secara utuh.

Tabel: dosis OAT Kombipak pada anak ( WHO 2009 )

Evaluasi Hasil Pengobatan


Dilakukan setelah 2 bulan
Apabila respons baik; gejala klinis hilang,
BB naik, obat diteruskan
Apabila respons kurang baik; gejala masih
ada, BB tetap, OAT terus sambil merujuk ke
sarana yang lebih tinggi atau konsulen paru
anak

Multi-Drug Resistant (MDR-TB)


MDR-TB:M.tbc yang resisten terhadap 2

atau lebih OAT biasanya INH dan Rifampisin


Penyebab:
- Pemakaian obat tunggal
- Pencampuran obat yang tidak benar
- Kurangnya kepatuhan minum obat

Alur diagnosis dan tatalaksana TB anak


di puskesmas

PENCEGAHAN
- Imunisasi BCG
- Kemoprofilaksis
INH 5-10 mg/kg bb/hari
- Primer
: mencegah terjadinya infeksi TB
- Sekunder : mencegah berkembangnya
infeksi menjadi sakit TB

Tata laksana dengan keadaan


khusus
Tuberculosis milier
Penatalaksanaan
pemberian 4-5 macam OAT selama 2 bulan
pertama, dilanjutkan dengan isoniazid dan
rifampisisn
selam
2
bulan
pertama,
dilnjutkan dengan isoniazid selama 4-6 bulan
sesuai dengan perkembangan klinis.
Kortikosteroid Prednisone diberikan dengan
dosis 1-2 mg/kg BB/ hari selama 4-8 minggu
kemudian diturunkan perlahan-lahan hingga
2-6 minggu kemudian.

DAFTAR PUSTAKA
1. Nastiti

2.
3.
4.

5.

6.

N Rahajoe, Darfioes Basir, Makmuri MS, Cissy B


Kartasasmita: Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak 2005, Unit
Kerja Koordinasi Pulmonologi IDAI.
Nastiti N Rahardjo, Bambang, Darmawan, Buku Ajar Respirologi
Anak. Edisi ke-2. Jakarta: Badan Penerbit IDAI 2010.
Behrman, Kliegman, Arvin : Ilmu Kesehatan Anak 2 edisi 15,
Nelson, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.2000
Depkes RI. Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2002. Diakses
tanggal
25
des
2011.
Di
kutip
dari
:
www.slideshare.net/mbagiansah
WHO Indonesia. 2009. Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di
Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. Alih
bahasa: Tim Adaptasi Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
State of Lung Disease in Diverse Communities. Tuberculosis in
the United States. American Lung Association. 2010;1-800. Di
kutip dari : www.slideshare.net/mbagiansah

Terima kasih

36

Anda mungkin juga menyukai