Anda di halaman 1dari 55

SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS

PRESEPTOR : Dr. IRA RAMADHANI Sp.PD

ROSSIANA TANTRI 102118106


ULFAH WIDYA YULYA PUTRI 102118027
FADIAH TALITHA MAULIDINA 102118138
DEFINISI

Lupus Eritematosus Sistemik (LES) Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Dengan Adanya
Inflamasi Tersebar Luas, Mempengaruhi Setiap Organ Atau Sistem Dalam Tubuh. Penyakit Ini
Berhubungan Dengan Deposisi Autoantibodi Dan Kompleks Imun, Sehingga Mengakibatan
Kerusakan Jaringan.1
EPIDEMIOLOGI
WHO mencatat jumlah penderita penyakit lupus diseluruh dunia mencapai lima juta orang.
Sebagian besar adalah perempuan usia produktif dan setiap tahun ditemukan lebih dari 100 ribu
penderita baru.3
Dalam 30 tahun terakhir, LES telah menjadi salah satu penyakit reumatik utama di dunia. LES
lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti bangsa negro, cina dan mungkin juga filipina. LES
dapat ditemukan pada semua usia, namun paling banyak pada usia 15-40 tahun (masa reproduksi).
Frekuensi pada wanita dibandingkan dengan pria yaitu berkisar (5,5-9) : 1. Pada LES yang
disebabkan obat, rasio ini lebih rendah, yaitu 3:2. 1
ETIOLOGI
Etiologi dari LES belum diketahui secara pasti namun diduga melibatkan interaksi yang
kompleks dan multifaktorial antara variasi genetik dan faktor lingkungan.
Interaksi antara jenis kelamin, status hormonal, dan aksi hipotalamus-hipofisis-adrenal
(HPA) mempengaruhi kepekaan dan ekspresi klinis LES. Adanya gangguan dalam mekanisme
pengaturan imun seperti gangguan pembersihan sel-sel apoptosis dan kompleks imun
merupakan konstributor yang penting dalam perkembangan penyakit ini.1
FAKTOR RESIKO
1. Faktor genetik
Faktor genetik memegang peranan pada banyak penderita lupus dengan resiko yang meningkat pada saudara
kandung dan kembar monozigot.
2. Faktor hormonal
SLE adalah penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan. Serangan pertama kali SLE jarang terjadi pada
usia prepubertas dan setelah monopause.
3. Faktor lingkungan
Agen infeksi seperti epstein-barr (EBV) mungkin menginduksi respon spesifik melalui kemiripan molekular
(molecular mimicri) dan gangguan terhadap regulasi imun; diet mempengaruhi produksi mediator inflamasi;
toksin/obat-obatan memodifikasi respon seluler dan imunogenisitas dari self antigen; dan agen fisik/kimia seperti
sinar ultraviolet (UV) dapat menyebabkan inflamasi, memicu apoptosis sel dan menyebabkan kerukasan jaringan.
PATOFISIOLOGI
1. Inisiasi
Respon autoantibodi yang kuat pada lupus ditujukan pada kelompok self-antigen yang sangat spesifik.
2. Propagasi
Autoantibodi pada lupus dapat menyebabkan cedera jaringan melalui berbagai mekanisme:
a. Mekanisme patogenik tersering adalah pembentukan dan pengendapan komples imun, dengan antigen yang berasal dari sel yang
rusak dan mati.
b. Autoantibodi berikatan dengan molekul ekstrasel di organ sasaran dan mengaktifkan fungsi efektor inflamasi ditempat tersebut, yang
kemudian merusak jaringan.
c. Autoantibodi secara langsung memicu kematian sel dengan mengikat molekul-molekul permukaan sel atau dengan menembus sel
hidup dan menimbulkan efek.
3. Kekambuhan
Salah satu gambaran khas respons imun adalah terbentuknya ingatan imunologis sehingga jika organisme kembali bertemu dengan
antigen yang sama, sistem imun akan berespons dengan lebih cepat dan hebat pada konsentrasi antigen yang lebih rendah daripada
konsentrasi yang dibutuhkan untuk memicu respons primer.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Diagnosis SLE dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan laboratorium american college of reumatology
(ACR), pada tahun 1982, mengajukan 11 kriteria untuk klasifikasi SLE, dimana bila didapatkan 4 kriteria, maka
diagnosis SLE dapat ditegakkan . kriteria tersebut adalah:
Kriteria Batasan
1. Ruam malar Eritema menetap, datar atau menonjol, pada malar eminence dan lipat nasolabial.
2. Ruam diskoid Bercak eritema menonjol dengan gambaran SLE keratotik dan sumbatan folikular. Pada SLE
lanjut dapat ditemukan parut atrofik
3. Fotosensitifitas Ruam kulit yang diakibatkan reaksi abnormal terhadap sinar matahari, baik dari anamnesis
pasien atau yang dilihat oleh dokter pemeriksa.
4. Ulkus mulut Ulkus mulut atau orofaring, umumnya  dak nyeri dan dilihat oleh dokter pemeriksa.
5. Artritis non-erosif Melibatkan dua atau lebih sendi perifer, ditandai oleh nyeri tekan, bengkak atau efusia.
6. Pleuritis atau peri-karditis Pleuritis - Riwayat nyeri pleuriitik atau pleuritc friction rub yang didengar oleh dokter
pemeriksa atau terdapat buk efusi pleura.
atau
Perikarditis - Bukti rekaman EKG atau pericardial friction rub yang didengar oleh Sumber; IPD jilid III, 2009
dokter pemeriksa atau bukti efusi perikardial.
1. Antibodi antinuklear positif (ANA) Titer abnormal dari antibodi anti-nuklear berdasarkan pemeriksaan imunofl uoresensi atau pemeriksaan setingkat pada setiap kurun waktu perjalan penyakit tanpa keterlibatan obat .
Kriteria Batasan
7. Gangguan Renal a. Proteinuria menetap >0,5 gram per hari atau >3+
Atau
b. Cetakan selular- dapat eritrosit, hemoglobin, granular, tubular atau gabungan
8. Gangguan neurologi a. Kejang-tanpa disebabkan oleh obat-obatan atau gangguan metabolik, misalnya uremia, ketoasidosis, atau
ketidakseimbangan elektrolit
Atau
b. Psikosis- tanpa disebabkan oleh obat-obatan atau gangguan metabolik, misalnya uremia, ketoasidosis, atau
ketidakseimbangan elektrolit
9. Gangguan hematologik a. Anemia hemolitik dengan retikulosis
Atau
b. Leukopenia - <4.000/mm2 pada dua kali pemeriksaan
Atau
c. Limfopenia - < 1.500/mm2 pada dua kali pemeriksaan
Atau
d. Trombositopenia - < 100.000/mm2 tanpa di-sebabkan oleh obat-obatan
10. Gangguan imunologik a. Anti -DNA: antibodi terhadap native DNA dengan titer yang abnormal
atau
b. Anti -Sm: terdapatnya antibodi terhadap antigen nuklear Sm
atau
c. Temuan positif terhadap antibodi antifosfolipid yang didasarkan atas: Sumber; IPD jilid III, 2009
1) kadar serum antibodi antikardiolipin abnormal baik IgG atau IgM,
2) Tes lupus antikoagulan positif menggunakan
3) metoda standard, atau
4) hasil tes serologi positif palsu paling tidak selama 6 bulan dan dikonfirmasi dengan test imobilisasi Treponema
Bila Dijumpai 4 Atau Lebih Kriteria Diatas, Diagnosis SLE Memiliki Sensitifitas 85% dan
Spesifisitas 95%. Sedangkan Bila Hanya 3 Kriteria Dan Salah Satunya ANA Positif, Maka Sangat
Mungkin SLE Dan Diagnosis Bergantung Pada Pengamatan Klinis. Bila Hasil Tes ANA Negatif,
Maka Kemungkinan Bukan SLE. Apabila Hanya Tes ANA Positif Dan Manifestasi Klinis Lain Tidak
Ada, Maka Belum Tentu SLE, Dan Observasi Jangka Panjang Diperlukan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin, Lekosit, Hitung Jenis Sel, Laju Endap Darah (LED)*
2. Urin Rutin Dan Mikroskopik, Protein Kwantitatif 24 Jam, Dan Bila Diperlukan
3. Kreatinin Urin.
4. Kimia Darah (Ureum, Kreatinin, Fungsi Hati, Profil Lipid)*
5. PT, Aptt Pada Sindroma Antifosfolipid
6. Serologi ANA , Anti-dsdna†, Komplemen †(C3,C4))
7. Foto Polos Thorax
Pemeriksaan Hanya Untuk Awal Diagnosis, Tidak Diperlukan Untuk Monitoring.
Setiap 3-6 Bulan Bila Stabil
Setiap 3-6 Bulan Pada Pasien Dengan Penyakit Ginjal Aktif.
PENATALAKSANAAN
Pilar Pengobatan Lupus Eritematosus Sistemik

1. Edukasi Dan Konseling d. Azati oprin

2. Program Rehabilitasi e. Siklofosfamid

3. Pengobatan Medikamentosa f. Metrotreksat

a. Oains g. Siklosporin A

b. Kortikosteroid h. Mikofenolat mofetil

c. Klorokuin 4. Terapi Lain


DIAGNOSIS BANDING
1. Undifferentiated connective tissue disease
2. Sindroma sjögren
3. Sindroma antibodi antifosfolipid (APS)
4. Fibromialgia (ANA positif)
5. Purpura trombositopenik idiopatik
6. Lupus imbas obat
7. Artritis reumatoid dini
8. Vaskulitis
PROGNOSIS
Prognosis penyakit ini sangat tergantung pada organ mana yang terlibat. Apabila mengenai organ
vital, mortalitasnya sangat tinggi. Mortalitas pada pasien dengan LES telah menurun selama 20 tahun
terakhir. Sebelum 1955, tingkat kelangsungan hidup penderita pada 5 tahun pada LES kurang dari
50%. Saat ini, tingkat kelangsungan hidup penderita pada 10 tahun terakhir rata-rata melebihi 90%
dan tingkat kelangsungan hidup penderita pada 15 tahun terakhir adalah sekitar 80%.
Penurunan angka kematian yang berhubungan dengan LES dapat dikaitkan dengan diagnosis
yang terdeteksi secara dini, perbaikan dalam pengobatan penyakit LES, dan kemajuan dalam
perawatan medis umum.5
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

STATUS ORANG SAKIT


ANAMNESA PRIBADI
NAMA : CHAIRINA AULIA SYHUHADA
UMUR : 26 TAHUN
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
STATUS KAWIN : BELUM MENIKAH
AGAMA : ISLAM
PEKERJAN : KARYAWAN SWASTA
ALAMAT : DSN XVII JL PUSAKA DESA BANDAR KHALIFFA
ANAMNESA PENYAKIT

KELUHAN UTAMA : NYERI SENDI

TELAAH :
PASIEN DATANG KE RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN DENGAN KELUHAN NYERI PADA SENDI ± 2 MINGGU YANG LALU. NYERI

DIRASAKAN SEPERTI TERTUSUK TUSUK BERSIFAT TERUS MENERUS DAN LEBIH MEMBERAT ± 2 HARI YANG LALU.

PASIEN JUGA MENGELUHKAN ADANYA BINTIK-BINTIK MERAH DI WAJAHNYA TERUTAMA DIDAERAH PIPI DAN PANGKAL HIDUNG. BINTIK–

BINTIK MERAH SEMAKIN MEMBURUK SETELAH TERKENA PAPARAN SINAR MATAHARI LEBIH DARI 2 JAM. KELUHAN INI MUNCUL SEJAK 4

MINGGU YANG LALU.

PASIEN JUGA MENGELUHKAN PERNAH KEJANG-KEJANG SEJAK 2 MINGGU YANG LALU. KEJANG YANG DIALAMI SECARA TIBA-TIBA.

  PASIEN JUGA MENGELUHKAN SARIAWAN DIDAERAH BIBIR ± 2 MINGGU YANG LALU.

PASIEN MENYANGKAL ADANYA BATUK, SESAK NAFAS, DAN NYERI DADA AKHIR-AKHIR INI.
BAK : 3-4 X/HARI, BERWARNA KUNING JERNIH
BAB : 1 X/HARI, BERWARNA KUNING KECOKLATAN KONSISTENSI
PADAT
RPT : SLE 1 TAHUN YANG LALU
RPO : PASIEN LUPA NAMA OBAT
RPK : TIDAK ADA
R.ALERGI : TIDAK ADA
R.KEBIASAAN : TIDAK ADA
ANAMNESA UMUM
-Badan Kurang Enak : Ya - Tidur : Tidak
-Merasa Capek/Lemas : Ya - Berat Badan : Tetap
-Merasa Kurang Sehat : Ya - Malas : Tidak
- Menggigil : Tidak - Demam : Ya
-Nafsu Makan : Baik - Pening : Tidak

ANAMNESIS ORGAN
1.Cor
- Dyspneu d’effort : Tidak - Cyanosis :Tidak
- Dyspneu d’repost : Tidak - Angina pectoris :Tidak
- Oedema : Tidak - Palpitasi cordis : Tidak
- Nocturia : Tidak - Asma cardial : Tidak
2. Sirkulasi Perifer

- Claudicatio Intermitten : Tidak - Gangguan Tropis : Tidak


- Sakit Waktu Istirahat : Tidak - Kebas-kebas : Tidak
- Rasa Mati Ujung Jari : Tidak

3. Tractus Respiratorius
- Batuk : Tidak - Stridor : Tidak
- Berdahak : Tidak - Sesak nafas : Tidak
- Hemaptoe : Tidak - Suara parau : Tidak
- Sakit dada waktu bernafas : Tidak
- Pernafasan cuping hidung : Tidak
4. Tractus Digestivus
A. Lambung

- Sakit Diepigastrium Sblm/Ssdh Makan : Tidak - Sendawa : Tidak


- Rasa Panas Di Epigastrium : Tidak - Anoreksia : Ya
- Muntah (Freq, Warna, Isi, Dll) : Tidak - Dysphagia : Tidak
- Mual–mual : Tidak - Foetor Es Ore : Tidak
- Hematemesis : Tidak - Pyrosis : Tidak
- Ructus : Tidak
B. Usus
Sakit di abdomen : Tidak - Melena : Tidak
- Borborygmi : Tidak - Tenesmi : Tidak
- Obstipasi : Tidak - Flatulensi : Tidak
- Defekasi (freq, warna, konsistensi) : - Haemorrhoid :Tidak
Ya, (1-2x/hari, konsistensi
Padat, warna kuning kecoklatan)
-Diare (freq, warna,konsistensi) : Tidak
C. Hati Dan Saluran Empedu

- Sakit Perut Kanan : Tidak - Gatal-gatal Di Kulit : Tidak


- Memancar Ke : Tidak - Asites : Tidak
- Kolik : Tidak - Oedema : Tidak

- Ikterus : Tidak - Berak Dempul :Tidak


5. Ginjal Dan Saluran Kencing

- Muka Sembab : Tidak


- Miksi (Freq, Warna, Sebelum/Sesudah Miksi, Mengedan) : Ya (3-4x/Hari,warna Kuning Jernih)
- Sakit Pinggang : Tidak
- Memencar Ke :-
- Kolik : Tidak
- Oliguria : Tidak
- Poliuria : Tidak
- Anuria : Tidak
- Polakisuria :Tidak
6. Sendi
- Sakit : Ya- Sakit Digerakkan: Tidak
- Sendi Kaku : Tidak - Bengkak : Tidak
- Merah : Tidak - Stand Abnormal : Tidak
7. Tulang
- Sakit : Tidak - Fraktur Spontan : Tidak
- Bengkak : Tidak - Deformasi : Tidak
8. Otot
- Sakit : Tidak - Kejang-kejang : Tidak
- Kebas-kebas : Tidak - Atrofi: Tidak
9. Darah
- Sakit Di Mulut Dan Lidah: Tidak -Muka Pucat : Tidak
- Mata Berkunang-kunang : Tidak - Bengkak :Tidak
- Pembengkakan Kelenjar : Tidak - Penyakit Darah :Tidak
- Merah Di Kulit : Tidak - Perdarahan Subkutan :Tidak
10.Endokrin
A. Pankreas
- Polidipsi : Tidak - Pruritus : Tidak
- Polifagi : Tidak - Pyorrhea : Tidak
- Poliuri : Tidak
B. Tiroid
- Nervositas : Tidak - Struma : Tidak
- Exoftalmus : Tidak - Miksodem : Tidak
C. Hipofisis
- Akromegali : Tidak
- Distrofi Adipos Congenital : Tidak
11. Fungsi Genital - Hipoastesia : Tidak

- Menarche : 15 Tahun - Sakit Kepala : Ya

- Siklus Haid : Teratur - Parastesia : Tidak

- Menopause : - - Gerakan Tics : Tidak

-G/P/Ab : -/-/- - Paralisis : Tidak

- Ereksi : Tidak Ditanyakan 13. Panca Indera

- Libido Seksual : Tidak Ditanyakan - Penglihatan : Normal - - Pengecapan

- Coitus : Tidak Ditanyakan : Normal

- Pendengaran : Normal - - Perasaan


12. Susunan Saraf
: Normal

- Penciuman : Normal
14. Psikis -Bengkak Kelenjar Regional : Tidak Ditanyakan

- Mudah Tersinggung : Tidak - Pyuria : Tidak Ditanyakan

- Pelupa : Tidak - Luka – Luka Di Kemaluan : Tidak Ditanyakan

- Takut : Tidak - Bisul – Bisul : Tidak Ditanyakan

- Lekas Marah : Tidak Anamnesa Intoksikasi : Tidak

- Gelisah : Tidak Anamnesa Makanan :

15. Keadaan Sosial Nasi : Ya, Freq 3x/Hari

- Pekerjaan : Karyawan Swasta Sayur : Ya

- Hygiene : Baik Ikan : Ya - Daging : Ya

Anamnesa Penyakit Terdahulu Anamnesa Family :

SLE 1 Tahun Yang Lalu Penyakit-penyakit Family : Tidak Ada

Riwayat Pemakaian Obat: Penyakit Seperti Orang Sakit : Tidak Ada

Os Lupa Nama Obat Anak-anak : -, Hidup : -, Mati : -


Status Presents - Turgor : Baik

Keadaan Umum : - Sianosis : Tidak - Gerakan Aktif :


Ya
- Sensorium : Compos Mentis
- Dispnoe : Tidak - Sikap Tidur
- Tekanan Darah : 100/60 Mmhg
Paksa : Tidak
- Temperatur : 37°C
- Edema : Tidak
- Pernafasan : 20x/Menit,reg,tipe Pernafasan:
Keadaan Gizi
Thoraco Abdominal
BB : 42 Kg TB : 150 Cm
- Nadi : 80x/Menit,equal,tegangan
Sedang,volume Sedang IMT = BB : (TB/100)2 = 17,5 Kg/M

Keadaan Penyakit (Kesan : Underweight )

- Anemi : Tidak RBW = BB : TB-100 X 100% = 76,36%

- Eritema : Tidak (Kesan : Underweight)

- Ikterik : Tidak
Pemeriksaan Fisik - Exoftalmos : Tidak

Kepala - Reaksi Pupil : RC(+/+) Isokor 3mm

- Pertumbuhan Rambut : Normal - Ptosis : Tidak

- Sakit Kalau Dipegang : Tidak - Gangguan Lokal : Tidak

- Perubahan Lokal : Tidak C. Telinga

A. Muka -Sekret : Tidak

- Sembab : Tidak - Kuning : Tidak - Bentuk :Normal

- Parese : Tidak - Radang : Tidak

- Pucat : Tidak - Atrofi : Tidak

- Gangguan Lokal : Tidak D. Hidung

B. Mata - Sekret : Tidak

- Stand Mata : Normal - Benjolan-benjolan : Tidak


E. Bibir

- Sianosis : Tidak - Kering : Tidak

- Pucat : Tidak - Radang : Ya

F. Gigi

- Karies : Tidak - Jumlah : Tidak Dihitung


- Pertumbuhan : Normal - Pyorrhoe Alveolaris : Tidak

G. Lidah

- Kering : Tidak - Beslag : Tidak

- Pucat : Tidak - Tremor : Tidak


- Oral Trush: Tidak

H. Tonsil

- Merah : Tidak - Membran : Tidak

- Bengkak : Tidak - Angina Lacunaris : Tidak

- Beslag : Tidak
2. Leher

Inspeksi

Struma : Tidak - Torticolis : Tidak

Kelenjar Bengkak : Tidak - Venektasi : Tidak

Pulsasi Vena : Tidak

Palpasi

Posisi Trachea : Medial

Tekanan Vena Jugularis : R-2 Cm H2O

Sakit/Nyeri Tekan : Tidak

Opistotonus : Tidak

Kosta Servikalis : Tidak


3. Thorax Depan

Inspeksi

- Bentuk : Fusiformis Palpasi


- Nyeri Tekan : Tidak
- Venektasi : Tidak
- Fremitus Suara : Kanan = Kiri
- Simetris/Asimetris : Simetris
- Fremissement : Tidak
- Pembengkakan : Tidak
- Iktus Kordis : Tidak Teraba
- Bendungan Vena : Tidak
Lokalisasi :-
- Pulsasi VerbaL : Tidak
Kuat Angkat :-
- Ketinggalan Bernafas : Tidak
Melebar :-
- Mammae : Normal
Iktus Negatif :-
Perkusi Auskultasi

- Suara Perkusi Paru : Sonor Pada Kedua Lapang - Paru-paru


Paru a. Suara Pernafasan : Vesikuler

- Batas Paru Hati b. Suara Tambahan : Tidak Ada

a. Relatif : ICS V Linea Midclavicularis c. Ronkhi Basah : (-)

Dextra d. Ronkhi Kering : (-)

b. Absolut : ICS VI Linea Midclavicularis e. Krepitasi : (-)

Dextra f. Gesek Pleura : (-)

- Gerakan Bebas : 2 Cm

- Batas Jantung :

a. Atas : ICS II Linea Parasternalis


Sinistra

b. Kanan : ICS VI Linea Sternalis Dextra


- Cor 4. Thorax Belakang

a. Heart Rate : 80 X/Menit, Reguler, Intensitas : Sedang Inspeksi

b. Suara Katup :
Bentuk : Fusiformis
M1 > M2 A2 > A1
Simetris/Asimetris : Simetris
P2 > P1 A2 > P2
Benjolan-benjolan : Tidak
c. Suara Tambahan :
Scapula Alta : Tidak
d. Desah Jantung Fungsionil/Organis : Tidak
Ketinggalan Bernafas : Tidak
e. Gesek Pericardial/Pleurocardial : Tidak
Venektasi : Tidak

Palpasi

Nyeri Tekan : Tidak

Fremitus Suara : Kanan = Kiri (Kesan:normal)


Perkusi

Suara Perkusi Paru : Sonor Pada Kedua Paru

Batas Bawah Paru :

Kanan : Proc. Spin. Vert. Thorakalis IX

Kiri : Proc. Spin. Vert. Thorakalis X

Gerakan Bebas : 2 Cm

Auskultasi

Suara Pernafasan : Vesikuler

Suara Tambahan : Tidak Ada

 
Dalam Batas Normal
5. Abdomen Lien : Tidak Teraba

Inspeksi Ren : Tidak Teraba

Bengkak : Tidak Hepar : Tidak Teraba

Venektasi/Pembentukan Vena : Tidak Perkusi

Gembung : Tidak Pekak Hati : Ya

Sirkulasi Kolateral : Tidak Pekak Beralih : Tidak

Pulsasi : Tidak Auskultasi

Palpasi Peristaltik Usus : 8x/Menit

Defens Muskular : Tidak

Nyeri Tekan : Tidak


6. Genitalia Triceps : ++ | ++

- Luka : TDP Radio Periost : + | +

- Nanah : TDP Bawah Dextra |Sinistra

- Hernia : TDP Bengkak : Tidak | Tidak

- Sikatriks : TDP Merah : Tidak | Tidak

Oedem : Tidak | Tidak

Pucat : Tidak | Tidak

Gangguan Fungsi : Tidak | Tidak

Varises : Tidak | Tidak


7. Extremitas
Reflex KPR : ++ | ++
Atas Dextra |Sinistra
APR : ++ | ++
Bengkak : Tidak | Tidak
Struple :+ |+
Merah : Tidak | Tidak
8. Pemeriksaan Laboratorium

Darah Rutin    

Hb 11,9 g/dL 12 - 16

Hitung Eritrosit 5,5 6/µL 3.9 – 5.6

Leukosit 3.210 /µL 4.000 – 11.000

Hematokrit 37,1 % 36 – 47

Trombosit 238,000 /µL 150.000 – 450.000

Index Eritrosit    

MCV 82 fL 80 – 96

MCH 28,2 pg 26– 31

MCHC 33,3% 30 – 34
Hitung Jenis Leukosit    

Eosinofil 1% 1–3

Basofil 0% 0–1

N.Stab 0% 2–6

N.Seg 66 % 53 – 75

Limfosit 30 % 20. – 45

Monosit 4% 4– 8
Glukosa Darah    
132 mg/dl < 140
Glukosa Darah Sewaktu    
   
Fungsi Hati
   

Bilirubin Total 0,34 mg/dl 0,3 - 1


   
Bilirubin Direk 0,18 mg/dl < 0,25
   
Alkali Phospat
44 U/l 15 - 70
   
ALT (SGPT)
22 U/l < 40

Fungsi Ginjal    
 
Ureum 11 mg/dl 20 - 40
   
Kreatinin
0,68 mg/dl 0,6 - 1,1
   
Asam Urat  5,3 mg/dl  3,4 - 7,0
   
Elektrolit

137 mmol/L  135 - 155


Natrium (Na)
   

Kalium (K) 3,5 mmol/L 3,5 - 5,5


   
Chlorida (Cl) 99 mmol/L 98 – 105
   
Profil Arthritis
   
   
Anti ds DNA
Positif 49,2 IU/mL Negatif < 20
Positif >= 20
Resume

Anamnesa

Keluhan Utama : Arthritis

Telaah: Pasien Datang Ke Rumah Sakit Umum Haji Medan Dengan Keluhan

Arthritis (+)
Kejang (+)

Sariawan (+)

Ruam Malar (+)

Fotosensitifitas (+)

Batuk (-)

Sesak Nafas (-)

Nyeri Dada (-)

BAK : 3-4 X/Hari, Berwarna Kuning Jernih

BAB :1-2x/Hari, Konsistensi Padat, Berwarna Kuning Kecoklatan

RPT : SLE 1tahun Yang Lalu

RPO : Os Lupa Nama Obat

RPK : Tidak Ada

R.ALERGI : Tidak Ada

R.KEBIASAAN : Tidak Ada


Status Present:

Keadaan umum Keadaan Penyakit Keadaan Gizi


Anemia : Tidak
Sensorium: Compos Mentis TB : 150cm
Ikterus : Tidak
Tekanan Darah :100/60 mmHg BB : 45 kg
Sianosis : Tidak
Nadi : 80x/menit Dyspnoe : Tidak  

Nafas: 20x/menit Edema : Tidak RBW = 76,36%


Eritema : Tidak
Suhu : 37°C Kesan:Underweight
Turgor : Baik
  Gerakan aktif : Ya  

  Sikap paksa : Tidak IMT : 17,5 kg/m

  Kesan :Underweight
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Dibagian wajah terdapat ruam malar dan ulkus pada mulut
Leher : Dalam batas normal
Thoraks : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium

Darah Rutin dan Kimia Darah

Darah : HB , Hitung leukosit , N Stab


Urin : -
Tinja :-
DLL : Anti ds DNA Positif (49,2 IU/mL)
Diagnosa Banding : Metilprednisolon 8 Mg 3x1

1. Systemic Lupus Erythematosus (SLE ) Asam Folat 400 µg 1x1

2. Rheumatoid Arthritis Meloksikam 7,5 Mg 1x1

3. Osteoarthritis Pemeriksaan Anjuran/Usul :

Diagnosa Sementara : • Darah Rutin/24 Jam

• ANA Test
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
• Anti Ds DNA
Terapi :
• Tes Sel Lupus Erythematosus (LE Test)

Aktifitas : Tirah Baring • Renal Function Test (RFT)

Diet : MB • Urinalisa

Medikamentosa :
• C- Reactive Protein (CRP)

• Anti- Streptolisin O (ASTO)


IVFD RL 20 Gtt/I
Led
DISKUSI KASUS
SLE TEORI KASUS

Anamnesa 1. Ruam malar (+) 1. Ruam malar (+)


2. Ruam diskoid (+) 2. Ruam diskoid (-)
3. Fotosensitifitas (+) 3. Fotosensitifitas (+)
4. Ulkus mulut (+) 4. Ulkus mulut (+)
5. Atritis non-eritrosit (+) 5. Atritis non-eritrosit (+)
6. Pleuritis atau perikarditis (+) 6. Pleuritis atau perikardis (-)
7. Gangguan Renal (+) 7. Gangguan Renal (-)
8. Gangguan neurologi (+) 8. Gangguan neurologi (+)
9. Gangguan Hematologi 9. Gangguan Hematologi
a. Anemia hemolitik (+) a. Anemia hemolitik (-)
b. Leukopenia <4.000/mm2 (+) b. Leukopenia < 4.000/mm (+)
c. Limfopenia <1.500/mm (+) c. Trombositopenia < 100.000/mm (-)
d. Trombositopenia < 100.000/mm (+) 10. Gangguan imunologi
10. Gangguan imunologi a. Anti-DNA (-)
a. Anti-DNA (+) b. Anti-Sm (-)
b. Anti-Sm (+) c. Antibodi antifosfolipid (-)
c. Antibodi antifosfolipid (+) d. Antibodi antinuklear positif (ANA) (-)
d. Antibodi antinuklear positif (ANA) (+)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Keadaan umum
Sensorium: Compos Mentis Sensorium: Compos Mentis
Tekanan Darah :120/80 mmHg Tekanan Darah :100/60 mmHg
Nadi : 80x/menit Nadi : 80x/menit
Nafas: 20x/menit Nafas: 20x/menit
Suhu : hipertermi Suhu : 37°C

Keadaan penyakit Keadaan penyakit


Anemia : Ya Anemia : Tidak
Ikterus : Tidak Ikterus : Tidak
Sianosis : Tidak Sianosis : Tidak
Dyspnoe : Tidak Dyspnoe : Tidak
Edema : Tidak Edema : Tidak
Eritema : Tidak Eritema : Tidak
Turgor : Baik Turgor : Baik
Gerakan aktif : Ya Gerakan aktif : Ya
Sikap paksa : Tidak Sikap paksa : Tidak

Keadaan gizi Keadaan gizi


Kesan: Underweight TB : 150cm
Kesan : Underweight BB : 42 kg
Pemeriksaan fisik : RBW = 76,36%
Kepala : dalam batas normal Kesan: underweight
Leher : dalam batas normal IMT : 17,5 kg/m
Abdomen : dalam batas normal Kesan : underweight
Pemeriksaan penunjang  Darah Rutin  Darah Rutin

 ANA test  Anti ds DNA

 Anti ds DNA  

 Tes Sel Lupus Erythematosus (LE Test)

Pemeriksaan lab  Darah Rutin :  Darah Rutin :

1. Leukopenia (<4.000/mm3 pada dua kali 1. Leukopenia (3.210/mm3)

pemeriksaan)  

2. Limfopenia (<1.500/mm3 pada dua kali

pemeriksaan)

3. Trombositopenia (<100.000/mm3)

Diagnosa 1. SLE 1. SLE

 
Penatalaksanaan
Non farmakologi : Non farmakologi :
 Tirah baring  Tirah baring
 Diet : MB  Diet : MB

Farmakologi : Farmakologi :
 IVFD RL 20 gtt/i IVFD RL 20 gtt/i
Rumus cairan kristaloid perhari: Inj. Ranitidine 50 mg/12jam
1500 + (20 x (BB dalam Kg – 20)) Sucralfat syr 100 ml 3x1c
Metilprednisolon 8 mg 3x1
 
Asam folat 400 µg 1x1
Meloksikam 7,5 mg 1x1 
KESIMPULAN

Lupus eritematosus sistemik (LES) adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan adanya inflamasi tersebar

luas, mempengaruhi setiap organ atau sistem dalam tubuh yang akan menimbulkan beberapa gejala. Dalam

penegakkan diagnosis dapat berdasarkan gambaran klinik dan laboratorium american college of

reumatology (ACR), yaitu terdapatnya 4 kriteria dari 11 kriteria yang terdapat dalam ACR.
• 
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo W. Aru Dkk,. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5 Jilid III , 2009; Interna Publishing Pusat Penerbit Ilmu Penyakit
Dalam; Jakarta

2. Perhimpunan Raumatologi Indonesia, Diagnosis Dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik , 2011; Jakarta

3. Infodatin,. Situasi Lupus Di Indonesia , 2017; Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI; Jakarta

4. Wuthasamy. Vikneswaran,. Systemic Lupus Erithematosus (SLE) , 2017; Repository UNUD Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP
Sanglah; Bali

5. Rindhi W. Dinda,. Lupus Eritematosus Sistemik, 2010 ; Repository UNDIP ; Semarang

6. Mcphee J. Stephen Dan William Ganong,. Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis Edisi 5 , 2011;
Penerbitan EGC; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai