DosenPertanian.Com
Kumpulan Materi Pertanian
BERANDA
PERTANIAN
HEWAN
TUMBUHAN
PERKEBUNAN
IKAN
CONTACT US
Ada sawah yang sumber pengairannya dari sungai atau waduk melalui sistem irigasi, yang diksebut
dengan sawah irigasi. Ada pula sawah yang pengairannya bersumber dari hujan, yang kita kenal dengan
nama sawah tadah hujan. Salah satu ciri sawah irigasi yaitu cocok dari segi musim sebab untuk
menanam padi tidak harus bergantung pada hujan saja. Contoh pertanian sawah irigasi terdapat di Bali,
Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Daftar Isi
Sawah Irigasi
Sawah irigasi dapa didefinisikan sebagai sistem pertanian dengan pengairan teratur, tidak bergantung
pada curah hujan, sebab pengairan tersebut bisa diperoleh dari sungai, waduk atau bendungan.
Di Indonesia terdapat kurang lebih 5 juta hektar sawah beirigasi. Sebagai pengguna air terbesar,
diperkirakan sebanyak 85%, sawah beririgasi masih dihadapkan kepada masalah efisiensi, yang
disebabkan oleh kehilangan air selama proses penyaluran air irigasi (distribution lossses) dan
selama proses pemakaian (field applicationlosses).
Diperkirakan bahwa tingkat efisiensi di saluran primer dan sekunder sebesar 70-87%, saluran tersier
antara 77-81% dan apabila digabungkan dengan kehilangan ditingkat petakan, maka efisiensi
penggunaan air secara keseluruhan baru berkisar antara 40-60% (Kurnia, 1977dalam Kurnia, 2001).
Angka-angka tersebut, dewasa ini diperkirakan akan lebih rendah lagi. Hal tersebut dikarebakan biaya
operasi dan pemeliharaan (OP) dari pemerintah dikurangi, belum stabilnya penyerahan wewenang dari
pemerintah pusat ke kabupaten/kota dan karena belum siapnyapetani di dalam menerima program
penyerahan irigasi (Kurnia, 2001).
Sawah yang menggunakan sistem irigasi sebagai sumber pengairannya bisa memperoleh beberapa
manfaat, diantaranya yaitu:
Irigasi termasuk kedalam pengertian drainase yaitu pengaturan air dari media tumbuh tanaman agar tidak
menganggu pertumbuhan atau produksi tanaman.
Irigasi adalah usaha dalam penyediaan dan melakukan pengeturan air nan bertujuan tuk menunjang
pertanian.
Irigasi secara umum dapat didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan
penyediaan lengas tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian air irigasi bisa
dilakukan dalam 5 cara:
1. Dengan penggenangan (flooding);
2. Dengan menggunakan alur, besar atau kecil;
3. Dengan menggunakan air yang terdapat di bawah permukaan tanah melalui sub-irigasi, sehingga
akan mengakibatkan permukaan air tanah naik;
4. Dengan penyiraman (sprinkling).
5. Dengan sistem curahan (trickle),
Selain itu Hansen et al., (1992) juga menyatakan bahwa ada 8 kegunaan sistem irigasi yaitu:
1. Menambah air ke dalam tanah untuk menyediakan lengas tanah yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman.
2. Untuk menyediakan jaminan panen pada saat musim kemarau yang pendek.
3. Untuk mendinginkan tanah dan atmosfir, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman.
4. Untuk mengurangi bahaya pembekuan.
5. Untuk mencuci atau mengurangi garam dalam tanah.
6. Untuk mengurangi bahaya erosi tanah.
7. Untuk melunakkan pembajakan dan gumpalan tanah.
8. Untuk memperlambat pembekuan tunas dengan pendinginan karena penguapan
Irigasi adalah sebuah tindakan intervasi manusia tuk mengubah aliran air dari sumbernya dan tak
mengganggu produksi pertanian.
1. Sistem pertanian irigasi cocok dari segi musim, dikarenakan waktu penanaman padi tidak
bergantung pada air hujan, selam air di waduk atau bendungan masih ada, maka budidaya
beragam jenis padi bisa dilakukan kapan saja tanpa harus menunggu musim hujan.
2. Pada sawah irigasi petani bisa panen 2-3 kali tanaman padi. Pada saat-saat tertentu sawah
tersebut ditanami dengan tanaman palawija, seperti jagung, kacang hijau, kacang tanah, dan lain-
lain.
Dalam memilih dan merencanakan sistem irigasi untuk areal persawahan, terdapat beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan, antara lain:
Kata “Subak” ialah sebuah kata yang berasal dari bahasa Bali, yang pertama kali dilihat di dalam
prasasti Pandak Bandung yang berangka tahun 1072 M. Kata subak mengacu pada sebuah lembaga
sosial dan keagamaan yang unik, mempunyai pengaturan tersendiri, asosiasi-asosiasi yang demokratis
dari petani dalam menetapkan penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.
Bagi masyarakat Bali, subak bukan hanya sekedar sistem irigasi, tapi juga sebagai konsep kehidupan
bagi masyarakat Bali itu sendiri. Dalam pandangan masyarakat Bali, Subak merupakan gambaran
langsung dari filosofi Tri Hita Karana tersebut.
Atau dapat dikatakan bahwa keberadaan subak adalah manifestasi atau perwujudan dari filosofi/konsep
Tri Hita Karana “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan”).
Fasilitas yang utama dari irigasi subak (palemahan) untuk setiap petani anggota subak yaitu
berupa pengalapan (bendungan air), jelinjing (parit), dan sebuah cakangan (satu tempat/alat untuk
memasukkan air ke bidang sawah garapan).
Apabila di suatu lokasi bidang sawah ada dua atau lebih cakangan yang saling berdekatan maka
ketinggian cakangan-cakangan tersebut adalah sama (kemudahan dan kelancaran air mengalir masuk ke
sawah masing-masing petani sama),
Akan tetapi, perbedaan lebar lubang cakangan masih bisa ditoleransi yang disesuaikan dengan
perbedaan luas bidang sawah garapan petani. Pembuatan, pemeliharaan, dan pengelolaan dalam
penggunaan fasilitas irigasi subak dilakukan secara bersama-sama oleh anggota (krama) subak.
Jaringan sistem pengairan dalam subak apabila diurutkan berdasarkan sumber air terdiri dari:
Melalui sistem subak inilah, masing-masing petani memperoleh bagian air sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam musyawarah dari warga/krama subak dan tetap dilandasi oleh filosofi Tri Hita
Karana. Oleh sebab itu, kegiatan dalam organisasi/perkumpulan Subak bukan hanya mencakup masalah
pertanian atau bercocok tanam saja, meliankan juga mencakup masalah ritual dan peribadatan untuk
memohon rejeki dan kesuburan.
Sawah, tanaman padi, dan air memiliki peranan penting dalam sistem irigasi Subak bahkan hal tersebut
dikaitkan dengan segi religius. Ketiganya berhubungan dengan kekuasaan Dewi Sri (Dewi kesuburan dan
kemakmuran). Oleh karenanya, subak bukan hanya semata-mata mengatur masalah teknis pengaturan
dan pembagian air semata, tapi juga aspek sosial dan religius (agama).
Setiap Subak biasanya mempunyai pura yang disebut Pura Ulun Carik atau Pura Bedugul, yang secara
khusus dibangun oleh para petani untuk memuja Dewi Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh seorang tokoh
adat dan juga merupakan petani yang dinamakan Kelian (Klian) yang memiliki tugas untuk mengawasi
dan mengelola subak.
Nah, itulah tadi serangkain artikel yang sudah kami tuliskan secara lengkap kepada segenap pembaca
terkait dengan pengertian sawah irigasi menurut para ahli, ciri, dan contohnya. Semoga melalui materi ini
bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan. Trimakasih,
Sebarkan ini:
Facebook
Twit
WhatsApp
Posting terkait:
Navigasi pos
Pos sebelumnyaJenis Tanaman Indoor dan Manfaatnya
Pos berikutnyaJenis Tanaman Outdor dan Manfaatnya
Tinggalkan Balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
Kirim Komentar
Cari untuk:
Pos-pos Terbaru
Bayam
Budidaya
Ciri
Contoh Pertanian
Gandum
Hewan
Ikan
Jehe
Jenis Pertanian
Kacang
Kajian Pertanian
Kandang
Karet
Kelapa
Kencur
Klasifikasi
Lidah Buaya
Manfaat
Melinjo
Padi
Penelitian
Pengertian Ahli
Perkebunan
Pertanian
Pupuk
Rambutan
Sawit
Struktur
Ternak
Tomat
Tujuan
Tumbuhan
Umbi
0BAGIKAN
Beranda
Pertanian
o Budidaya
o Contoh
o Jenis
o Kajian Pertanian
o Manfaat
o Pengertian Ahli
o Penelitian
o Pupuk
Hewan
Tumbuhan
Perkebunan
Ikan
Contact Us
o Privacy Policy
o Disclaimer
o Daftar Isi
Tutup Menu
undefined