Anda di halaman 1dari 9

Skip to content

DosenPertanian.Com
 Kumpulan Materi Pertanian 

 BERANDA
 PERTANIAN
 HEWAN
 TUMBUHAN
 PERKEBUNAN
 IKAN
 CONTACT US

HOMEPAGE / KAJIAN PERTANIAN / PENGERTIAN SAWAH IRIGASI, CIRI, DAN CONTOHNYA

Pengertian Sawah Irigasi, Ciri, dan


Contohnya
Oleh Materi PertanianDiposting pada 14 September 2019
Sawah merupakan salah satu bentang lahan pertanian buatan yang sangat bermanfaat dalam
menunjang kehidupan kita, karena di tempat inilah makanan pokok yang menjadi kebutuhan primer bagi
diri kita ditanam, padi. Meskipun padi juga bisa ditanam di tegalan, yang biasanya dikenal dengan padi
gogo, tapi kebanyakan ditanam di swah. Sawah yang ditanami padi harus mampu menyangga genangan
air sebab padi membutuhkan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya.

Ada sawah yang sumber pengairannya dari sungai atau waduk melalui sistem irigasi, yang diksebut
dengan sawah irigasi. Ada pula sawah yang pengairannya bersumber dari hujan, yang kita kenal dengan
nama sawah tadah hujan. Salah satu ciri sawah irigasi yaitu cocok dari segi musim sebab untuk
menanam padi tidak harus bergantung pada hujan saja. Contoh pertanian sawah irigasi terdapat di Bali,
Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

Daftar Isi
Sawah Irigasi
Sawah irigasi dapa didefinisikan sebagai sistem pertanian dengan pengairan teratur, tidak bergantung
pada curah hujan, sebab pengairan tersebut bisa diperoleh dari sungai, waduk atau bendungan.

Di Indonesia terdapat kurang lebih 5 juta hektar sawah beirigasi. Sebagai pengguna air terbesar,
diperkirakan sebanyak 85%, sawah beririgasi masih dihadapkan kepada masalah efisiensi,  yang 
disebabkan  oleh  kehilangan air selama proses penyaluran  air irigasi  (distribution  lossses)  dan 
selama  proses  pemakaian  (field  applicationlosses).

Diperkirakan bahwa tingkat efisiensi di saluran primer dan sekunder sebesar 70-87%, saluran tersier
antara 77-81% dan apabila digabungkan dengan kehilangan ditingkat petakan, maka efisiensi
penggunaan air secara keseluruhan baru berkisar antara 40-60% (Kurnia, 1977dalam Kurnia,   2001).

Angka-angka tersebut, dewasa ini diperkirakan akan lebih rendah lagi. Hal tersebut dikarebakan biaya
operasi dan pemeliharaan (OP) dari pemerintah  dikurangi, belum stabilnya penyerahan wewenang dari
pemerintah pusat ke kabupaten/kota dan karena belum siapnyapetani di dalam menerima program
penyerahan irigasi (Kurnia, 2001).

Pengertian Sawah Irigasi


Definisi sawah irigasi merupakan lahan sawah yang mendaptkan pengairan dari sistem irigasi, baik yang
bangunan penyadap dan jaringan-jaringannya diatur dan dikuasai dinas pengairan PU (Pekerjaan Umum)
maupun dikelola sendiri oleh masyarakat.

Sawah yang menggunakan sistem irigasi sebagai sumber pengairannya bisa memperoleh beberapa
manfaat, diantaranya yaitu:

1. Mempermudah pengelolaan media tanah sebelum melakukan penanam sebuah tanaman.


2. Tanaman penangguh lebih mudah diatasi dan dicegah.
3. Pengaturan temperatur tanah dapat berlangsung sesuai dengan keinginan.
4. Peningkatan kesuburan media tanah lebih cepat
5. Memperlancar proses pencucian tanah (leaching)

Pengertian Irigasi Menurut Para Ahli


Adapun definisi irigasi menurut para ahli, antara lain:

Peraturan Pemerintahan No. 22 tahun 1998

Irigasi termasuk kedalam pengertian drainase yaitu pengaturan air dari media tumbuh tanaman agar tidak
menganggu pertumbuhan atau produksi tanaman. 

Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1998

Irigasi  adalah usaha dalam penyediaan dan melakukan pengeturan air nan bertujuan tuk menunjang
pertanian.

Hansen et al., (1992)

Irigasi secara umum dapat didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan
penyediaan lengas tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian air irigasi bisa
dilakukan dalam 5 cara:
1. Dengan penggenangan (flooding);
2. Dengan menggunakan alur, besar atau kecil;
3. Dengan menggunakan air yang terdapat di bawah permukaan tanah melalui sub-irigasi, sehingga
akan mengakibatkan permukaan air tanah naik;
4. Dengan penyiraman (sprinkling).
5. Dengan sistem curahan (trickle),

Selain itu Hansen et al., (1992) juga menyatakan bahwa ada 8 kegunaan sistem irigasi yaitu:

1. Menambah air ke dalam tanah untuk menyediakan lengas tanah yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman.
2. Untuk menyediakan jaminan panen pada saat musim kemarau yang pendek.
3. Untuk mendinginkan tanah dan atmosfir, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman.
4. Untuk mengurangi bahaya pembekuan.
5. Untuk mencuci atau mengurangi garam dalam tanah.
6. Untuk mengurangi bahaya erosi tanah.
7. Untuk melunakkan pembajakan dan gumpalan tanah.
8. Untuk memperlambat pembekuan tunas dengan pendinginan karena penguapan

Small dan Svenden  

Irigasi adalah sebuah tindakan intervasi manusia tuk mengubah aliran air dari sumbernya dan tak
mengganggu produksi pertanian.

Ciri Sawah Irigasi


Karakteristik sawah irigasi diantaranya yaitu:

1. Sistem pertanian irigasi cocok dari segi musim, dikarenakan waktu penanaman padi tidak
bergantung pada air hujan, selam air di waduk atau bendungan masih ada, maka budidaya
beragam jenis padi bisa dilakukan kapan saja tanpa harus menunggu musim hujan.
2. Pada sawah irigasi petani bisa panen 2-3 kali tanaman padi. Pada saat-saat tertentu sawah
tersebut ditanami dengan tanaman palawija, seperti jagung, kacang hijau, kacang tanah, dan lain-
lain.

Dalam memilih dan merencanakan sistem irigasi untuk areal persawahan, terdapat beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan, antara lain:

1. Kemiringan dan topografi lapangan;


2. Tanaman yang akan ditanam – persyaratan air, toleransi terhadap garam, tekanan kelembaban,
permukaan basah, genangan air, nilai tanaman, tinggi tanaman, dan penanaman yang dibutuhkan;
3. Ukuran dan bentuk bidang;
4. Tekstur tanah, struktur, kedalaman, karakteristik infiltrasi, kapasitas penahanan air, erosivitas,
dan variabilitas dalam suatu bidang;
5. Salinitas tanah dan air;
6. Ketersediaan dan kuantitas air, dan ketersediaan waktu;
7. Jumlah dan intensitas curah hujan;
8. Ekonomi – biaya awal, biaya diamortisasi, biaya operasi (bahan bakar, tenaga kerja,
pemeliharaan air), ketersediaan modal, pemasaran tanaman, dan profitabilitas bersih; dan
9. Kendala petani, sosial, dan kelembagaan.

Contoh Sawah Irigasi


Salah satu contoh sawah yang menerapkan sistem irigasi di Indonesia yaitu terdapat di Bali. Di Bali
terdapat sebuah organisasi yang dimiliki oleh masyarakat petani di Bali yang khusus mengatur tentang
manajemen atau sistem pengairan/irigasi sawah secara tradisional.

Kata “Subak” ialah sebuah kata yang berasal dari bahasa Bali, yang pertama kali dilihat di dalam
prasasti Pandak Bandung yang berangka tahun 1072 M. Kata subak mengacu pada sebuah lembaga
sosial dan keagamaan yang unik, mempunyai pengaturan tersendiri, asosiasi-asosiasi yang demokratis
dari petani dalam menetapkan penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.

Bagi masyarakat Bali, subak bukan hanya sekedar sistem irigasi, tapi juga sebagai konsep kehidupan
bagi masyarakat Bali itu sendiri. Dalam pandangan masyarakat Bali, Subak merupakan gambaran
langsung dari filosofi Tri Hita Karana tersebut.

Atau dapat dikatakan bahwa keberadaan subak adalah manifestasi atau perwujudan dari filosofi/konsep
Tri Hita Karana “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan”).

Jaringan Irigasi Subak


Para ahli menyebutkan pula bahwa Subak sebagai sistem teknologi yang telah menjadi budaya di Bali.
Subak menjadi metode teknologi dari budaya asli petani Bali.

Fasilitas yang utama dari irigasi subak (palemahan) untuk setiap petani anggota subak yaitu
berupa pengalapan (bendungan air), jelinjing (parit), dan sebuah cakangan (satu tempat/alat untuk
memasukkan air ke bidang sawah garapan).

Apabila di suatu lokasi bidang sawah ada dua atau lebih cakangan yang saling berdekatan maka
ketinggian cakangan-cakangan tersebut adalah sama (kemudahan dan kelancaran air mengalir masuk ke
sawah masing-masing petani sama),

Akan tetapi, perbedaan lebar lubang cakangan masih bisa ditoleransi yang disesuaikan dengan
perbedaan luas bidang sawah garapan petani. Pembuatan, pemeliharaan, dan pengelolaan dalam
penggunaan fasilitas irigasi subak dilakukan secara bersama-sama oleh anggota (krama) subak.
Jaringan sistem pengairan dalam subak apabila diurutkan berdasarkan sumber air terdiri dari:

 Empelan/empangan sebagai sumber aliran air/bendungan


 Bungas/Buka adalah sebagai pemasukan (in take)
 Aungan adalah saluran air yang tertutup atau terowongan
 Telabah aya (gede), adalah saluran utama
 Tembuku aya (gede), adalah bangunan untuk pembagian air utama
 Telabah tempek (munduk/dahanan/kanca), adalah sebagai saluran air cabang
 Telabah cerik, sebagai saluran air ranting
 Telabah panyacah (tali kunda), dibeberapa tempat dikenal dengan istilah Penasan (untuk 10
bagian), Panca (untuk 5 orang), dan Pamijian (untuk sendiri/1 orang).

Melalui sistem subak inilah, masing-masing petani memperoleh bagian air sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam musyawarah dari warga/krama subak dan tetap dilandasi oleh filosofi Tri Hita
Karana. Oleh sebab itu, kegiatan dalam organisasi/perkumpulan Subak bukan hanya mencakup masalah
pertanian atau bercocok tanam saja, meliankan juga mencakup masalah ritual dan peribadatan untuk
memohon rejeki dan kesuburan.

Sawah, tanaman padi, dan air memiliki peranan penting dalam sistem irigasi Subak bahkan hal tersebut
dikaitkan dengan segi religius. Ketiganya berhubungan dengan kekuasaan Dewi Sri (Dewi kesuburan dan
kemakmuran). Oleh karenanya, subak bukan hanya semata-mata mengatur masalah teknis pengaturan
dan pembagian air semata, tapi juga aspek sosial dan religius (agama).
Setiap Subak biasanya mempunyai pura yang disebut Pura Ulun Carik atau Pura Bedugul, yang secara
khusus dibangun oleh para petani untuk memuja Dewi Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh seorang tokoh
adat dan juga merupakan petani yang dinamakan Kelian (Klian) yang memiliki tugas untuk mengawasi
dan mengelola subak.

Nah, itulah tadi serangkain artikel yang sudah kami tuliskan secara lengkap kepada segenap pembaca
terkait dengan pengertian sawah irigasi menurut para ahli, ciri, dan contohnya. Semoga melalui materi ini
bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan. Trimakasih,

Sebarkan ini:

 Facebook
 Twit
 WhatsApp
Posting terkait:

Kelebihan dan Kekurangan Pertanian Tradisional

Pengertian Amoeba, Ciri, Klasifikasi, dan Contohnya

Pengertian Daun, Bagian, Struktur, Fungsi, dan Contohnya

Posting pada Kajian PertanianDitag bentuk sawah irigasi, ciri sawah irigasi, contoh sawah irigasi, definisi


sawah irigasi, irigasi, kekuarangan sawah irigasi, kelebihan sawah irigasi, pengertian sawah
irigasi, sawah, sawah irigasi, sawah irigasi adalah, sawah irigasi menurut para ahli

Navigasi pos
Pos sebelumnyaJenis Tanaman Indoor dan Manfaatnya
Pos berikutnyaJenis Tanaman Outdor dan Manfaatnya
Tinggalkan Balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Kirim Komentar

Cari untuk:
Pos-pos Terbaru

  Pengertian Diversifikasi Pertanian, Faktor, Manfaat, dan Contohnya


  Jenis Hewan Ternak dan Contohnya
  Pengertian Ternak, Jenis, Manfaat, dan Contohnya
  Jenis Tanaman Pangan dan Manfaatnya
  Pengertian Tanaman Pangan, Jenis, Manfaat, dan Contohnya

Cara Mencangkok Jeruk Nipis


Kategori

 Bayam
 Budidaya
 Ciri
 Contoh Pertanian
 Gandum
 Hewan
 Ikan
 Jehe
 Jenis Pertanian
 Kacang
 Kajian Pertanian
 Kandang
 Karet
 Kelapa
 Kencur
 Klasifikasi
 Lidah Buaya
 Manfaat
 Melinjo
 Padi
 Penelitian
 Pengertian Ahli
 Perkebunan
 Pertanian
 Pupuk
 Rambutan
 Sawit
 Struktur
 Ternak
 Tomat
 Tujuan
 Tumbuhan
 Umbi

Kumpulan Materi Pertanian Terbaik


0
0

0BAGIKAN

 Beranda

 Pertanian

o Budidaya

o Contoh

o Jenis

o Kajian Pertanian

o Manfaat

o Pengertian Ahli
o Penelitian

o Pupuk

 Hewan

 Tumbuhan

 Perkebunan

 Ikan

 Contact Us

o Privacy Policy

o Disclaimer

o Daftar Isi

 Tutup Menu
undefined

Anda mungkin juga menyukai