PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan sector pertanian dewasa ini diarahkan untuk menuju pertanian yang efisien
dan tangguh, mengingat kebutuhan hasil pertanian yang terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Pertanian lahan kering merupakan budidaya yang banyak
mengalami hambatan. Salah satu faktor penghambat adalah terbatasnya air. Lahan kering
merupakan sebidang tanah yang dapat digunakan sebagai lahan pertanian dengan menggunakan
air secara terbatas dan biasanya hanya mengharapkan dari curah hujan. Lebih lanjut lahan kering
dengan hanya 4-5 bulan basah dikategorikan cukup riskan untuk pengembangan palawija
maupun untuk hortikultura, walau lahan tersebut potensial untuk pengembangan peternakan.
Keberhasilan peningkatan produksi tanaman hortikultura di Indonesia tidak terlepas dari peran
irigasi yang merupakan salah satu faktor produksi penting. Usaha untuk mencapai target
produksi di satu sisi, dan teknologi tepat dan murah di sisi lain telah mendorong penggunaan air
secara berlebihan tanpa mempertimbangkan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia.
Teknologi di bidang irigasi merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya meningkatkan
produksi pertanian, khususnya pada pertanian lahan kering. Oleh karena itu, sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan di bidang irigasi, maka teknologi irigasi yang umum dilakukan
oleh petani perlu disempurnakan berdasarkan penelitian dan pengkajian yang terbaru.
Untuk mengatasi masalah pertanian lahan kering, maka dapat dipilih alternatif untuk
menggunakan sistem irigasi tetes. Sistem irigasi tetes dapat mencapai efisiensi 95% dalam
penyerapan air oleh tanaman. Jaringan irigasinya menggunakan pipa-pipa PVC/Paralon yang
kemudian air dikeluarkan dari pipa dengan menggunakan penetes ulir plastik sebagai regulator
penetes, yang diteteskan di dekat tanaman. Sumber air berasal dari air yang ditampung dalam
sebuah kolam yang nantinya akan di pompa menggunakan pompa listrik maupun menggunakan
pompa otomatis.
Irigasi tetes merupakan cara pemberian air dengan jalan meneteskan air melalui pipa-pipa
secara setempat di sekitar tanaman atau di sepanjang tanaman. Disini hanya sebagian dari daerah
perakaran yang terbasahi, tetapi seluruh air yang ditambahkan dapat diserap cepat pada keadaan
kelembaban tanah yang rendah (Hakim dkk, 1986).
Prinsip keja irgasi tetes adalah pemberian air ke tanah untuk pemenuhan kebutuhan air
bagi tanaman, dengan cara meneteskan air melalui emiter, yang mengarah langsung pada zona
perakaran. Irigasi tetes merupakan pengembangan dari irigasi yang sudah ada sebelumnya,
misalnya saja irigasi permukaan, irigasi pancar dll. Irigasi ini sangatlah efektif untuk efisiensi
penggunaan air, karena sasaran irigasi tetes ini langsung ke akar sehingga kecil kemungkinan air
mengalami penguapan.
Beberapa literatur (Roscher, 1990) mengatakan hanya sekitar 10% dari air yang diberikan
yang diserap oleh akar tanaman, selebihnya (90%) terbuang melalui perkolasi, evaporasi dan
lain-lain. Selain itu bila penempatan mesin pompa air terlalu berdekatan, pada beberapa hari
kemudian air menjadi sulit untuk dihisap, sehingga penggunaan mesin pompa menjadi mubazir.
Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sudjarwadi (1987) Irigasi adalah kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan usaha
mendapatkan air sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian, rawa-rawa, perikanan.
Usaha tersebut utama menyangkut pembuatan sarana dan prasarana untuk membagi-bagikan air
ke sawah-sawah secara teratur dan membuang air kelebihan yang tidak diperlukan lagi usaha
pertanian. Berdasarkan definisi irigasi maka tujuan dari irigasi adalah sebagai berikut :
a. Tujuan irigasi secara langsung
Tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar dicapai suatu
kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman dalam hubungannya dengan
presentase kandungan air dan udara di antara butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga
mempunyai tujuan sebagai bahan pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan
tanah.
b. Tujuan Irigasi secara tidak langsung
Tujuan irigasi secara tidak langsung adalah pemberian air yang dapat menunjang
usaha pertanian melalui berbagai cara antara lain : mengatur suhu tanah, membersihkan
tanah dari unsur-unsur racun, memberantas hama penyakit, mempertinggi muka air
tanah, membersikan buangan air dan kolmatasi. Menurut Sudjarwadi (1987) cara
pemberian air berbeda-beda sesuai dengan topografi, ketersediaan air, jenis tanaman,
dan kebiasaan petani.
Kebutuhan pangan terutama beras terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan
bertambahnyajumlah penduduk. Di sisi lain ketersediaan pangan terbatas sehubungan dengan
terbatasnya lahan yang ada untuk bercocok tanam, teknologi, modal dan tenaga kerja, sehingga
defisit penyediaan bahan pangan masih sering terjadi di negeri ini.untuk itu berbagai pihak tidak
henti-hentinya berupaya untuk mengatasi masalah tersebut diatas melalui berbagai kebijaksanaan
dan program (Sudjarwadi, 1990). System irigasi dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang
tersusun dari berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan, pembagian, pengelolaan dan
pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi pertanian. Adapun beberapa komponen
dalam irigasi diantaranya :
Kelemahan atau kekurangan dari metode irigasi tetes adalah sebagai berikut:
a. Memerlukan perawatan yang intensif
Penyumbatan pada penetes merupakan masalah yang sering terjadi pada irigasi
tetes, karena akan mempengaruhi debit dan keseragaman pemberian air. Untuk itu
diperlukan perawatan yang intesif dari jaringan irigasi tetes agar resiko penyumbatan
dapat diperkecil.
b. Penumpukan garam
Bila air yang digunakan mengandung garam yang tinggi dan pada derah yang
kering, resiko penumpukan garam menjadi tinggi.
c. Membatasi pertumbuhan tanaman
Pemberian air yang terbatas pada irigasi tetes menimbulkan resiko kekurangan air
bila perhitungan kebutuhan air kurang cermat.
BAB III
METODOLOGI
Hasil
Berdasarkan dari hasil pengamatan dilapangan mengenai system kerja dari irigasi tetes di
green house Dek Wan sebagai berikut :
a. Layout sistem irigasi tetes
Keterangan
A1&A2 : Sumber Air
E : Filter
B : Pompa
F1&F2 : Kran
C : Ball Valve
G : Kran
Otomatis
D : Controller H : Kabel
Pembahasan
Fungsi fungsi dari komponen irigasi tetes
a. Sumber air
Terdapat 2 buah penampungan yang satu berfungsi sebagai penampung air hujan dan
yang satunya untuk menampung air bersih. Apabila satu sumber air irigasi kehabisan air
maka ada sumber air dari penampungan yang lainya.
gambar 1
gambar 2
b. Pompa air
Pompa ini digunakan untuk mengalirkan air dari sumber air ke dalam lahan pertanian.
gambar 3
c. Pressure relieve
PVR ( pressure relief valve ) merupakan sebuah alat yang bekerja saat adanya over
pressure pada intel nozzle. Di desain sedemikian rupa untuk terbuka secara proporsional
saat adanya abnormal pada sebuah tanaman dan akan menutup saat tanaman kembali
normal.
gambar 4
d. Ball relieve
Ball valve adalah alternative murah dari jenis valve - valve yang lain. Ball valve
menggunakan bola logam yang di tengahnya terdapat lubang tembus, diapit oleh
dudukan valve untuk mengontrol aliran. Sering dipakai pada proses hydrocarbon, ball
valve mampu mengatur besar kecil aliran gas dan uap terutama untuk tekanan rendah.
Valve ini dapat dengan cepat ditutup dan cukup kedap untuk menahan fluida/ zat cair.
Ball valve tidak menggunakan handwheel, tetapi menggunakan ankle untuk membuka
atau menutup valve dengan sudut 90. Disainnya yang simpel, meminimalkan turunnya
tekanan pada saat valve dibuka penuh.
e. Filter
Berfungsi sebagai pembersihan dan pemurnian air dari kotoran. Seperti misalnya
membersihkan dan memurnikan air kotor yang berwarna coklat.
f. Emitter
Berfungsi untuk meneteskan air atau menyalurkan air ke dalam tanah hingga benar
benar di serap oleh tanaman.
Gambar 6
g. Controller
Berfungsi sebagai pembanding nilai masukan dan nilai keluaran sistem, menentukan
penyimpangan, menghasilkan sinyal control untuk mengurangi penyimpangan menjadi
nilai 0 (nol) atau nilai yang kecil.
Gambar 5
h. Kabel
Berfungsi untuk mentransmisikan sinyal atau menyalurkan sinyal daru satu tempat ke
tempat yang lain.
i. Keran otomatis
Berfungsi sebagai control untuk setting penyiraman taman yang difungsikan secara
otomatis untuk penyiraman pada taman.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem irigasi tetes merupakan metode yang sangat baik digunakan, karena dapat
menghemat air dan pupuk. Dengan membiarkan air menetes dengan perlahan ke akar tanaman
maka pemberian nutrisi, air dan pupuk menjadi lebih maksimal. Maka dari itu pemberian air
pada irigasi tetes bertujuan untuk memaksimalkan asupan nutrisi dan pemberian pupuk secara
maksimal, dan dapat menghemat penggunaan air pada saat melakukan penyiraman.
Adapun keunggulan dari sistem ini yaitu, meningkatkan nilai guna air, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan hasil, meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemberian, menekan
resiko penumpukan garam, menekan pertumbuhan gulma, dan menghemat tenaga kerja. Serta
memiliki kekurang yang harus sangat diperhatiakan antara lain, memerlukan perawatan yang
intensif, penumpukan garam, dan membatasi pertumbuhan tanaman
DAFTAR PUSTAKA
(13/03/2017)
Prastowo, A. 2002. Teknologi Irigasi Tetes. Fakultas Teknologi Pertanian. Bogor : Institut
Pertanian Bogor. (13/03/2017)
Apriliani, G. 2005. Kinerja Jaringan Irigasi Tetes Pada Sistem Hidroponik Untuk
Bogor. (15/03/2017)
LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Irigasi dan Drainase
Pengampu :
UNIVERSITAS UDAYANA
2017