BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
memanfaatkan air yang tersedia baik dari sungai maupun dari sumber air yang
Pengairan juga dapat di definisikan sebagai usaha untuk memberikan air pada
suatu lahan pertanian yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lembab pada
membagi bagikan air ke sawah sawah secara teratur, apabila air di dalam tanah
Pengairan pada tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
d) Pengairan tets (irigasi tetes) , untuk tanaman padi teknik pengaran yang di
5
Menurut Hansen Vaugh (1992), irigasi secara umu di definisikan
sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperlan penyediaan cairan yang di
butuhkan untuk prtumbuhan tanam tanaman. Suatu definisi yang lebih umum
irigasi di definisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk setiap kegunaan
seagai berikut :
b. Pada saat musim kemarau yang pendek sebagai penyedia jaminan panen
pertumbuhan tunas
Pemberian air pada padi sawah dalam jaringan irigasi terdapat tiga
system. System irigasi terus menerus, system irigasi rotasi, dan system irigasi
mulai beberapa hari setelah tanam hingga beberapa hari menelang panen,
6
penggunaan sistem ini dengan mempertimbangkan, penermaan respon yang baik
pada waktu pemupukan. Kekerasan pertubuhan gulma, dan sangat tenaga untuk
pengolahan tanah selain tidak efisien cara ini juga mengurangi efisien serta
pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian.
a) Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas
perkebangan akar
f) Mengurangi kerebahan
gabah)
7
2.2. irigasi
Tekada, 2003). Irigasi adalah usaha penyediaan dan pembuangan air irigasi
sistematis pada tanah secara buatan yakni dengan memberikan air secara
sistematis pada tanah yang di olah. Kebutuhan air irigasi untuk pertumbuhan
tergantung pada banyaknya atau tingkat pemakaian dan efisiensi jaringan irigasi
upaya pemberian air dalam membuat saluran saluran untuk mengalirkan air
pada tanaman dalam bentuk lengas tanah sebanyak keperluan untuk tumbuh
yang di dukung oleh teknologi ddan perangkat hukum yang baik. Pemanfaatan
sumber daya air diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan keperluan tanaman.
Pengolahan yang baik berarti bangunan dan jaringan irigasi serta fasilitasnya
8
perlu di kelola scara tertib dan teratur di bawa pengawaasan dan pertanggung
jawaban suatu instansi atau organisasi perkumoulan petani pemakai air (P3A)
pemerintah tahun 2001; BAB 1 pasal 2). Tersedianya air irigasi memberikan
di pergunakan untuk mengairkan air dari sungai ke sawah atau lahan pertanian.
Jaringan irigasi sangat penting bagi paara petani karena pada dasarnya air yang
di aliri oleh jaaringan irigasi sangat di perlukan untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi bagi tanaman dan lahan pertanian mulai dari pengambian, pembagian,
adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem irigasi. Mulai dari
9
bangunan induk, bangunan utama, saluran primer dan bangunan saluran
sekunder, dan bangunan pelengkapnya serta bangunan sadap. Pada hal ini
berfungsi sebagai pelayanan air irigasi pada petaktersier yang terdiri dari
salurana tersier, saluran kuartel dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuater,
pelayanan di dalam petak terier yang terdiri dari saluran pembawa yang di
sebut saluran tersier, saluran pembagi yang di sebut saluran kuarter dan
10
mendistribusikan air kelahan pertanian antara bedengan biasanya, jenis
irigasi pertana ini juga dilakukan dengan cara mengenangi lahan pertanian
lapisan tanah, sehingga air bisa meresap hingga kebagian dasar tanah hingga
Sederhananya, irigasi ini fokus pada bagian akar. Nutrisi yang di dapat akar
penopang.
Jenis irigasi yang di sebut juga dengan nama irigasi tetes ini adalah
dilakukan pada prmukaan tanah ataupun di dalam tanah lewat tetean secara
perlahan pada tanah sekitar tumbuhan. Jenis irigasi ini menggunakan alat
pengeluaran air yang di sebut emiter. Air yang sudah keluar dari emitter
dapat menyebar kedalam profil tanah secara horizontal dan vertikal berkat
11
2.4.5. irigasi curah
Irigasi yang natura memang baik, itulah yang menjadi ide awal irigasi
curah. Irigasi ini dilakukan dengan cara menyemprotkan air keudara untuk
kemudian jatu ke permukaan tanah, layaknya air hujan . fungsi jenis irigasi ini
adalah agar distrbusi ai bisa dilakukan secara merata. Jadi, tidak akan terjadi
kehilangan air dalam bentuk limpasan selama proses irigasi. Sistem irigasi ini
cocok untuk daerah pertanian dengan kecepatan angin tidak terlalu besar,
sehingga membuat efisiensi penggunaan air irigasi yang ebih tinggi bisa di
cara pengukuran aliran air dan fasilitasnya, di bedakan atas tiga tingkatan, yaitu:
diukur atau di atur sehingga air lebih akan mengalir ke saluran pembuang.
dan curam. Oleh karna itu hampir tidak di perlukan teknik yang sulit untuk
12
a) Ada pemborosan air dank area pada umumnya jaringan ini terletak di
darah yang tinggi, air yang terbuang tidak selalu dapat mencapai
jaringan sederhana.
13
sawah dan saluran pebuang mengalirkan kelebihan air dari sawah ke
jaringan irigasi teknis. Sebuah petak tersier terdiri dari sejumlah sawa
pada prinsip prinsip diatas adalah cara pembagian air yang palig efisien
lebih cepat dan efisien. Jika petak tersier hanya memeroleh air pada satu
tempat saj dari jaringan utama, hal ini akan memerlukan jumah
bangunan yang lebih sedikit disaluran primer, eksploitasi yag lebih baik
jaringan utama
pengambilan dan pengaturan air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang
14
2.6.1. Bangunan Utama
utama, pintu bilas, kolam olak, kantung lumpur, dan tanggl banjir.
hingga dapat di sadap. Selain itu, ada penyadapan bebas atau penyadapan
jaringan tersier terdiri dari saluran gizi serta saluran kuarter di petak
bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap dan bok bok tersier.
Bangunan sadap tersebut dapat pulah berfungsi sebagai bangunan ukur atau
hanya dapat berfungsi sebagai pengukur debit. Dalam saluran primer atau
15
saluran degan aliran super kritis di lengkapi dengan bangunan terjun. Pada
jalan jembatan.
bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun mring. Jika
perlu di coba
(Sumber : Google)
16
2.6.4. Bangunan Bagi Dan Sadap
tititk cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau
lebih. Bangunan sadap tersier mengalirkan udara dari saluran primer atau
gabung menjadi satu rangkaian bangunan. Boks boks bagi dalam saluran
tersier membagi aliran untuk dua saluran atau lebi (tersier, subtersier,
dan/atau kuarter).
(Sumber : Google)
17
2.6.5. Bangunan Pengatur Dan Pengukur
jaringan primer dan prime dan di bangun sadap sekunder maupun tersier.
Peralatan alat ukur yang dapat di bedakan menjadi alat ukur aliran atas
bebas (free overflow) dan alat ukur aliran bawah (underflow). Beberapa
dari alat ukur dapat juga dipakai untuk pembantuan aliran udara
jaringan irigasi utama samai batas bats yang di perlukan unruk dapat
pengatur yang mempunyai bagian pengontrol aliran yang akan di setel atau
tetap.
memperhatikan jumlah air yang di berikan oleh alam melalui hujan dan
18
1. Cara penyiapan lahan
2. Penggunaan komsumtif
4. Pergantian lapisan ar
Angka kebutuhan air berdasarkan lieratur yang ada adalah sebagai berikut
a. Pengelolaan tanah dan ersemaian, selama 1-1,5 bulan dengan kebuthan air
10-14 mm/hari
b. Pertumbuhan pertama (vegetatif), selama 1-2 bulan dengan kebutuhan air 4-6
mm/hari
c. Pertumbuhan kedua (vegetatif), selama 1-1,5 bulan dengan kebutuhan air 6-8
mm/hari
d. Pemasakan selama lebih kurang 1-1,5 bulan dengan kebutuhan air 5-7
mm/hari
e. Kedalaman air sawah yang selama ini dilakukan oleh petani yaitu
19
2.8. efisiensi irigasi
merupakan perbandingan antara jumlah air yang di gunakan dengan jumlah air
m3
debit air yang keluar( )
det ❑
Efisiensi = x 100
m3
debit air yang masuk ( )
det
Bila angka kehilangan air naik maka efisiensi akan turun dan begitu pula
efisiensi irigasi diteyapkan sebagai berikut (kp-01, 1986:10) : (1) jaringan tersier
= 65 %
Jumlah zat cair yang mengadu melalui tampang lintang satuan waktu
disebut debut aliran (Q) debit aliran diukur dalam volume zat cair tiap satuan
waktu, sehingga satuannya adalah meter kubik per detik (m 3/detik)atau satuan
20
lintang yang besarnya sama dengan kecepatan rerata V, sehingga debit aliran
Q= AV
Dimana :
dengan :
A = (B + mh) h
Dimana =
21
A = luas penampang basah
h = kedalaman saluran
m = kemiringan saluran
basah saluran dengan bidang penampang melintang yang tegak lurus arah
aliran
P = B + 2h √ 1+m2
Dimana =
m = kemiringan saluran
lebar permukaan
22
A
R =
P
Dimana =
manning.
1
V = x R2/3x I1/2
n
Dimana :
ini :
23
Tabel 2.1 Kekasaran Manning
kasar, karena alat ini hanya mengamati kecepatan permukaan maupun pada
kedalaman tertentu sesuai tinggi air yang ada di saluran. Untuk itu
persamaan :
24
L
V=
t
Dimana :
tepi sungai hingga ke tepi sungai yang berlawanan, lalu diukur dengan
pelampung untuk mengalirkan dari titik awal menuju titik akhir. Setelah
data secara keseluruhan, yaitu berupa data waktu yang dibutuhkan bola
penampung, data panjang dan lebar sungai, serta dari luas penampang dari
lebar sungai telah diperoleh, akan dilakukan perhitungan debit dari aliran
sungai tersebut.
2.10. evaporasi
25
Evaporasi adalah penguapan yang terjadi dari permukaan (seperti laut,
danau, sungai), permukaan tanah (genangan diatas tanah dan penguapan dari
permukaan dari permukaan air tanah yang dekat dengan volume air yang
dihilang oleh proses tersebut tiap satuan luas dalam satu satuan waktu, yang
klimatologi, meliputi (triatmodjo B, 2008: 49-50) : (a) radiasi matahari (%) (b)
temperatur udara (0C) : (c) kelembapan udara (%) : (d) kecepatan angin
(km/hari)
Eloss = E A
Dimana :
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 Oleh Muhamad Khairul Fajri
Saputra dengan judul “Analisa efisiensi penyaluran air irigasi di daerah irigasi
lempake kota samarinda” bertujuan untuk mengetahui besar debit yang akan
26
dialiri serta kecepatan rata rata pada daerah irigasi lempake kota samarinda.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 Oleh Malmun Rizalihadi, Amir
Fauzi, Dan Reza Tanzil dengan judul “Evaluasi kinerja irigasi dari aspek
konsistensi efisiensi irigasi pada daerah irigasi pandrah, biruen, aceh” yang
debit masuk dan keluar pada saluran, menghitung faktor kehilangan air akibat
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 oleh Suroso, PS. Nugroho Dan
Pasrah Pamuji yang berjudul “Evalusi kinerja jaringan irigasi banjaran untuk
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 oleh ida bagus, krisna kurniari,
imade nada, ni kadek sriartha dewi yang berjudul “analisis efiiensi saluran
daerah irigasi tinjak menjangan pada daerah irigasi sungai (das) tukad sungi di
irigasi tinjak menjangan sudah efisien untuk penggunaan air dilahan pertanian
27
Kabupaten menjangan.metode penelitian yang digunakan adalah metode
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2022 oleh “ridha sari, hanifah asnur yang
irigasi batang agam” yang bertujuan untuk menganalisis efisiensi dari saluran
irigasi, analisa curah hujan,analisa kebutuhan air, mrnghitung debit andalan, dan
Penelitan yang dilakukan pada tahun 2011 oleh agus sumadiyono yang berjudul
“analisis efisiensi pemberian air dijaringan irigasi karau kabupaten barito timur
jaringan daerah irigasi karau. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 oleh achmad rafiud darajat, fathan
28
yang digunakan adalah prinsip neraca air (water balance) antara input output
pada saluran.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 oleh wilhelmus bunganaen yang
berjudul “analisis efisiensi dan kehilangan air pada jaringan utama daerah
irigasi air sagu” yang bertujuan menganalisis besaarnya efisiensi dan kehilangan
air pada jaringan irigasi air sagu. Metode yang digunakan adalah pengambilan
data primer dan sekunder. Data primer meliputi kecepatan aliran, debit aliran,
luas penampang basah, dan panjang saluran, data sekunder berupa skema
Peelitian yang dilakukan pda tahun 2020 oleh dwi meyta sari, endro rasetyo
mengetahui kondisi fisik saluran dan nilai efisiensi yang tercapai serta untuk
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2023 oleh Agung Setiawan, Akhmad
29
kali semo di daerah irigasi kalisemo. Metode yang digunakan adalah metode
30