Anda di halaman 1dari 6

PROJEK PENGAIRAN

SATUAN PENDIDIKAN : SMK NEGERI 1 SEBATIK BARAT


NAMA PENYUSUN : MUH ALI HANAFI, S.P
MATA PELAJARAN : PENGAIRAN
FASE/KELAS : F/XI
TOPIK : (Praktik Dan Pembuatan sistem irigasi/pengairan)
ELEMEN
Pengairan
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan pengairan meliputi berbagai sistem/teknik
pengairan untuk pengembangan tanaman perkebunan tahunan/semusim dan/atau herbal
menggunakan metode konvensional dan/ atau alat modern
KONTEN/ MATERI
Pembuatan jaringan irigasi
TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik mampu melakukan pembuatan sistem pengairan meliputi berbagai


sistem/teknik pengairan untuk pengembangan tanaman perkebunan tahunan

Bahan : paralon ¾ inch, springkler, mesin pompa, lem pipa, kabel


Alat : parang, gergaji besi

Materi

 Menentukan Persyaratan Perencanaan


Irigasi Istilah pengairan tidak lepas dari pengertian dasar, yaitu air. Kegiatan pengairan
mencakup pengelolaan tata air pada budi daya tanaman. Pengairan ini sangat penting,
karena berdampak langsung pada metabolisme tanaman. Apabila tanaman kekurangan
air, maka unsur hara sulit terserap tanaman. Sedangkan lahan yang terlalu banyak air,
maka aerasi tanah tidak berjalan dengan lancar, akibatnya akar membusuk dan pada
akhirnya tanaman mati. Tindakan pengairan meliputi pemberian air dan pengurangan
air. Pemberian air disebut dengan irigasi, sedangkan pengurangan air disebut dengan
drainase.

Pengertian irigasi adalah kegiatan pemberian air pada suatu lahan pertanian yang
bertujuan untuk menciptakan kondisi lembab pada daerah perakaran tanaman untuk
memenuhi kebutuhan air bagi partumbuhan tanaman. Menurut Basri (1987), irigasi
adalah pemberian air pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan air bagi
pertumbuhannya.
Air yang pada umumnya diambil dari sungai atau bendungan yang dialirkan melalui
sistem jaringan irigasi untuk menjaga keseimbangan jumlah air di dalam tanah.

Irigasi diberikan pada tanaman karena ada faktor pembatas dalam budi daya tanaman.
Faktor pembatas tersebut apabila tidak dilakukan rekayasa, maka akan mengakibatkan
kerugian. Pemberian air pada tanaman biasanya diberikan pada saat kondisi kekurangan
air. Dengan demikian, air merupakan faktor pembatas, yang direkayasa sedemikian
hingga dapat mencukupi kebutuhan air. Hal tersebut selaras dengan pendapat seorang
peneliti, di mana Linseley, mendefinisikan bahwa

pengairan adalah pemberian air kepada tanah untuk menunjang curah hujan yang tidak
cukup agar tersedia lengas tanah bagi pertumbuhan tanaman.

Irigasi selain bertujuan menyediakan air bagi pertumbuhan tanaman, juga memberikan
manfaat lain, seperti berikut ini:

1. Mempermudah pekerjaan pengolahan tanah.


2. Menekan pertumbuhan gulma, hama dan penyakit.
3. Mengatur suhu tanah dan iklim mikro.
4. Memperbaiki kesuburan tanah.
5. Menurunkan kadar garam dalam tanah.

A. Menyiapkan Peralatan Pembuatan Jaringan Irigasi dan Drainase


Kegiatan berikutnya adalah mempersiapkan peralatan pembuatan jaringan irigasi dan
drainase. Sebelum melakukan persiapan, terlebih dahulu kita harus memahami hal-hal
sebagai berikut.

1. Teknik pemberian air


Pemberian air irigasi pada suatu lahan Pertanian dapat dilakukan dengan berbagai cara
atau metode disesuaikan dengan kondisi tofografi jenis tanah dan jenis atau macam
tanaman yang diusahakan. Metode pemberian air irigasi dapat digolongkan menjadi
empat, yaitu sebagai berikut:

a. Irigasi permukaan (irigasi gravitasional) Irigasi golongan ini banyak dijumpai


pada sistem irigasi pada tanaman hortikultura dan perkebunan. Cara ini
masih dapat dibedakan lagi menjadi beberapa cara, yaitu sebagai berikut :
1) Penggenangan

2) Pemberian air dalam selokan-selokan

3) Pemberian air di antara baris tanaman


 Pemberian air bawah permukaan (subsurface irrigation)
Sistem irigasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan meresapkan air ke dalam tanah
bawah zona perakaran melalui sistem saluran terbuka ataupun menggunakan pipa
porous. Lengas tanah digerakan oleh gaya kapiler menuju zona perakaran dan
selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman.

 Pemberian air dengan cara siraman (Trickle/Springkler Irrigation) Irigasi cara


siraman ini biasnya digunakan pada perkebunan terutama pada usaha budi
daya tanaman tembakau dan kegiatan pembibitan tanaman perkebunan,
seperti pada kegiatan pembibitan kelapa sawit, pembibitan kakao, dan
pembibitan kopi. Cara ini relatif efisien dan dapat diterapkan pada lahan-
lahan dengan topografi yang bergelombang.

a. Irigasi tetes (drip)


Sistem irigasi tetes adalah teknik pemberian air dengan kecepatan yang rendah dan
bersifat lokal. Arti secara harfiah adalah tetes demi tetes atau irigasi yang diberikan
pada suatu titik atau tempat tertentu atau suatu area berbentuk kisi di permukaan tanah.
Selama laju pemberian air masih berada di bawah laju infiltrasi air ke bawah tanah, air
dapat masuk ke dalam tanah dan kondisi tanah dalam keadaan tak jenuh dan tidak ada
air berlebihan atau mengalir di atas permukaan tanah. Dengan sistem irigasi tetes, air
dialirkan ke titik (tempat tanaman) melalui tabung plastik yang umumnya tahan
terhadap pelapukan, karena terbuat dari bahan polietilen hitam atau Poly Vinil Chlorida
(PVC). Pipa-pipa lateral mendapat suplai air dari pipa utama, yang terletak di
permukaan tanah. Pipa-pipa lateral biasanya berdiameter 10-25 mm dengan salah satu
bagian dilubangi atau dipasang penates (emiter). Hal ini bertujuan agar meneteskan air
ke permukaan tanah pada kecepatan yang dapat diatur.

 Sumber air irigasi


Irigasi merupakan kegiatan penyediaan, pengaturan, dan pemberian air untuk
memenuhi kepentingan Pertanian dengan memanfaatkan air yang bersumber dari air
permukaan dan air tanah. Ketersedian air bagi tanaman sanngat bergantung pada curah
hujan, di mana curah hujan akan mempengaruhi ketersediaan air permukaan dan air
tanah.

a. Air Permukaan
Sumber air permukaan untuk memenuhi kebutuhan irigasi tanaman dapat diperoleh dari
sungai, waduk, danau, dan curah hujan. Curah hujan merupakan sumber air utama bagi
tersedianya air permukaan. Air hujan yang jatuh sebagian akan terinfiltrasi melalui pori-
pori tanah dan sebagian lagi akan membentuk aliran permukaan (surface run off) yang
pada akhirnya akan mengalir pada sungai atau mengisi cekungan-cekungan sebagai
tampungan.

 Air tanah
Air tanah dapat diartikan sebagai air yang terdapat yang ruang-ruang antara butir-butir
tanah. Secara umum keberadaan aiar tanah dapat dipisahkan dalam dua lapisan, yaitu,
lapisan tidak jenuh air (zone of unsaturation) dan lapisan jenuh air (zone of saturation).
Penggunaan air tanah untuk keperluan irigasi tanaman dengan cara penggalian dan
penyedotan relatif masih terbatas, itupun hanya dilakukan pada beberapa daerah tertentu
serta pada saat-saat musim kemarau saja. Mengingat cara ini dianggap masih relatif
mahal dan membutuhkan investasi yang cukup besar.

 Kebutuhan air irigasi


Kebutuhan air irigasi perlu dianalisis, ini merupakan salah satu tahapan penting
yang diperlukan dalam merancang dan mengelola sistem irigasi. Agar kebutuhan air
irigasi dapat terpenuhi, maka dapat diperkirakan kebutuhan air irigasi perlu
memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan dan ketersediaan,
seperti hal berkut ini.

a. Jenis dan sifat tanah


b. Macam dan jenis tanaman
c. Keadaan iklim
d. Keadaan topografi
e. Luas areal pertanaman
f. Kehilangan air selama pengaliran dan penyaluranya
Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh
tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh secara normal. Penggunaan air untuk
kebutuhan tanaman dapat diprediksi dengan menghitung evapotranspirasi tanaman,
yang besarnya dipengaruhi oleh jenis tanaman, umur tanaman, dan faktor klimatologi.

 Jaringan irigasi dan drainase


Jaringan irigasi asdalah prasarana irigasi yang digunakan untuk mengatur dan
menyalurkan mulai dari penyediaaan, pengambilan pembagian, pemberian dan
penggunaan. Secara hirarki jaringan atau saluran irigasi dibagi mennjadi yakni saluran
utama atau primer, saluran sekunder, saluran tersier, dan saluran kuarter. Berdasarkan
kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu sebagai
beikut.

a. Jaringan irigasi sederhana


1. Jaringan irigasi semi teknis
2. Jaringan irigasi tekhnis
Pembuatan sistem drainase di perkebunan ditujukan untuk mengendalikan
kelembaban tanah, sehingga kadar airnya stabil, 20-25%. Sistem drainase dibuat
berdasarkan kemamouab saluran air untuk mengeluarkan kelebihan air dalam sehari.
Volume air yang akan dikeluarkan melalui sistem drainase berkisar 60-80% ari curah
hujan. Hal ini tergantung dari jenis tanah,topografi dan lamanya periode kering suatu
wilayah.

Prinsip dasar dari sistem drainase adalah menyekap air, menngumpulkan air dan
akhhirnya membuang keluar areal. Drainase harus dirancang dalam bentuk jaringan
yang memanfaatkan topologi dan mengalirkan kelebihan air berdasarkan gaya berat.
Merancang saluran drainase harus berdasar pada topografi wilayah.

LEMBAR PROJEK
PROSES PEMBUATAN KOMPOS DAN CATATAN PENGAMATAN

Nama :
Kelas :

Kegiatan pembuatan system pengairan


No pengamatan hasil Pembahasan
1

Anda mungkin juga menyukai