Disusun oleh :
A. Latar Belakang
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi
rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan tempat media
pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku
(subjek) atau air sebagai media (objek).
Proses-proses utama yang menciptakan kesuburan tanah atau sebaliknya yang
mendorong degradasi tanah hanya dapat berlangsung apabila terdapat kehadiran air. Oleh
karena itu, tepat kalau dikatakan air merupakan sumber kehidupan.
Irigasi secara umum didefinisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan
penyediaan cairan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Hansen, Israelsen,
dan Stringham, 1992). Salah satu sistem irigasi yang memungkinkan untuk mengatur jumlah
air sesuai dengan kebutuhan tanaman adalah sistem irigasi tetes (drip irrigation).
Irigasi curah (springkle irigation) adalah cara membasahi tanaman dengan cara
menyemprotkan air ke udara, sehingga tanaman mendapatkan air dari atas seperti hujan. Alat
ini ditempatkan pada interval tertentu sesuai kebutuhan. jenis irigasi dilengkapi dengan bak
penampung air dan mesin pengatur atau pusat pengaturan irigasi.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem irigasi tetes
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem irigasi curah
II. PEMBAHASAN
melalui jalur pipa ekstensif biasanya dengan diameter kecil ke tanah dekat tanaman. Pada
sistem irigasi tetes, pemberian air dilakukan dengan menggunakan beberapa nozel yang
diletakkan di permukaan tanah dekat dengan perakaran tanaman. Alat pengeluaran air pada
pipa disebut emitter (penetes) yang mengeluarkan air hanya beberapa liter per jam. Dari
penetes, air menyebar secara horizontal dan vertikal oleh gaya kapiler tanah yang diperbesar
pada arah gerakan vertikal oleh gravitasi. Luas daerah yang terbasahi oleh penetes tergantung
pada besarnya aliran, jenis tanah, kelembaban tanah, dan permeabilitas tanah vertikal dan
Tujuan dari irigasi tetes adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tanpa harus
membasahi keseluruhan lahan, sehingga dapat mereduksi kehilangan air akibat penguapan
yang berlebihan, pemakaian air lebih efisien, mengurangi limpasan, serta menekan atau
Sistem irigasi tetes ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan sistem irigasi
1. Efisiensi irigasi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sistem irigasi lain, karena
pemberian air dilakukan dengan kecepatan lambat dan hanya dilakukan di daerah
limpasan permukaan.
2. Mencegah timbulnya penyakit leaf burn (daun terbakar) pada tanaman tertentu, karena
hanya daerah perakaran yang terbasahi sedangkan bagian tanaman lain dibiarkan dalam
kondisi kering.
3. Mengurangi terjadinya hama penyakit tanaman dan timbulnya gulma yang disebabkan
kondisi terlalu basah. Hal ini karena pada sistem irigasi tetes hanya membasahi daerah
perakaran tanaman.
4. Pemberian pupuk ataupun pestisida dapat dilakukan secara efektif dan efisien, karena
pemberian pestisida ataupun pupuk dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian air
irigasi.
5. Menghemat kebutuhan akan tenaga kerja untuk kegiatan pemberian air irigasi dan
Selain mempunyai kelebihan, sistem irigasi tetes juga mempunyai kekurangan dalam
1. Terjadinya penyumbatan yang disebabkan oleh faktor fisik, kimia, dan biologi yang
3. Pemberian air yang tidak memenuhi kebutuhan air tanaman karena kurangnya kontrol
tanaman.
4. Membutuhkan investasi yang relatif tinggi dan membutuhkan penguasaan teknik yang
Irigasi curah adalah cara membasahi tanaman dengan cara menyemprotkan air ke
udara, sehingga tanaman mendapatkan air dari atas seperti hujan. Alat ini ditempatkan pada
interval tertentu sesuai kebutuhan. jenis irigasi dilengkapi dengan bak penampung air dan
mesin pengatur atau pusat pengaturan irigasi. Pemberian air secara curah atau irigasi
bertekanan dilakukan dengan pipa-pipa yang dipasang atau ditanam dengan bertekanan
tertentu diperkirakan pancaran air dapat membasahi seluruh tanah dan tanaman di lahan.
Tujuan dari irigasi curah adalah agar air dapat diberikan secara merata dan efisien
pada areal pertanaman dengan jumlah dan kecepatan yang sama atau kurang dari laju
infiltrasi air ke dalam tanah (kapasitas infiltrasi). Kebutuhan kapasitas irigasi bertekanan
tergantung pada luas areal irigasi, jumlah dan kedalaman air irigasi, efisiensi permukaan air
dan lama operasi irigasi. Besarnya kapasitas system irigasi ini dapat dihitung berdasarkan.
Fungsi dari system irigasi curah adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman
dengan melakukan pemberian air yang efisien dengan perhitungan yang tepat. Selain itu
fungsi system irigasi curah juga untuk mengurangi erosi air akibat adanya aliran permukaan
air yang deras dan dapat mengikis tanah, sehingga terjadinya erosi, jika dilakukan irigasi
dengan system irigasi curah, maka aliran permukaan air menjadi lebih kecil, karena air
diberikan dengan cara disiram/curah sehingga tanah tidak menjadi terkikis karena air yang
jatuh ketanah memiliki ukuran partikel yang lebih kecil.
Hansen, V.E. Israelsen, O.W. Glen, E.S. Endang, P.T dan Soetjipto., 1986. Dasar-Dasar dan
Praktek Irigasi. Erlangga, Jakarta.
Hansen, V.E., O.W. Israelsen dan G.E. Stringham. 1992. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi
Edisi ke-IV. Penerjemah Endang P. Tachyan. Erlangga: Jakarta
Keller, J. dan Ron D. Bliesner. 1990. Sprinkle and Trickle Irrigation. New York. Van
Nostrand Reinhold.