Anda di halaman 1dari 8

REVIEW SISTEM IRIGASI PERTANIAN

Tugas Mekanisasi Pertanian

Disusun oleh :

Moh Ridlwan 20170210158

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi
rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan tempat media
pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku
(subjek) atau air sebagai media (objek).
Proses-proses utama yang menciptakan kesuburan tanah atau sebaliknya yang
mendorong degradasi tanah hanya dapat berlangsung apabila terdapat kehadiran air. Oleh
karena itu, tepat kalau dikatakan air merupakan sumber kehidupan.
Irigasi secara umum didefinisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan
penyediaan cairan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Hansen, Israelsen,
dan Stringham, 1992). Salah satu sistem irigasi yang memungkinkan untuk mengatur jumlah
air sesuai dengan kebutuhan tanaman adalah sistem irigasi tetes (drip irrigation).

Irigasi curah (springkle irigation) adalah cara membasahi tanaman dengan cara
menyemprotkan air ke udara, sehingga tanaman mendapatkan air dari atas seperti hujan. Alat
ini ditempatkan pada interval tertentu sesuai kebutuhan. jenis irigasi dilengkapi dengan bak
penampung air dan mesin pengatur atau pusat pengaturan irigasi.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem irigasi tetes
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem irigasi curah
II. PEMBAHASAN

A. Sistem Irigasi Tetes


Irigasi tetes (trickle irrigation) merupakan sistem irigasi yang pemberian airnya

melalui jalur pipa ekstensif biasanya dengan diameter kecil ke tanah dekat tanaman. Pada

sistem irigasi tetes, pemberian air dilakukan dengan menggunakan beberapa nozel yang

diletakkan di permukaan tanah dekat dengan perakaran tanaman. Alat pengeluaran air pada

pipa disebut emitter (penetes) yang mengeluarkan air hanya beberapa liter per jam. Dari

penetes, air menyebar secara horizontal dan vertikal oleh gaya kapiler tanah yang diperbesar

pada arah gerakan vertikal oleh gravitasi. Luas daerah yang terbasahi oleh penetes tergantung

pada besarnya aliran, jenis tanah, kelembaban tanah, dan permeabilitas tanah vertikal dan

horizontal (Hansen et al., 1986).

Tujuan dari irigasi tetes adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tanpa harus

membasahi keseluruhan lahan, sehingga dapat mereduksi kehilangan air akibat penguapan

yang berlebihan, pemakaian air lebih efisien, mengurangi limpasan, serta menekan atau

mengurangi pertumbuhan gulma (Hansen, 1986).

Kelebihan dan Kekurangan

Sistem irigasi tetes ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan sistem irigasi

lainnya antara lainnya (Keller dan Bliesner, 1990):

1. Efisiensi irigasi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sistem irigasi lain, karena

pemberian air dilakukan dengan kecepatan lambat dan hanya dilakukan di daerah

perakaran tanaman sehingga mengurangi penetrasi air berlebihan, evaporasi dan

limpasan permukaan.
2. Mencegah timbulnya penyakit leaf burn (daun terbakar) pada tanaman tertentu, karena

hanya daerah perakaran yang terbasahi sedangkan bagian tanaman lain dibiarkan dalam

kondisi kering.

3. Mengurangi terjadinya hama penyakit tanaman dan timbulnya gulma yang disebabkan

kondisi terlalu basah. Hal ini karena pada sistem irigasi tetes hanya membasahi daerah

perakaran tanaman.

4. Pemberian pupuk ataupun pestisida dapat dilakukan secara efektif dan efisien, karena

pemberian pestisida ataupun pupuk dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian air

irigasi.

5. Menghemat kebutuhan akan tenaga kerja untuk kegiatan pemberian air irigasi dan

pemupukan, karena sistem irigasi tetes bisa dioperasikan secara otomatis.

Selain mempunyai kelebihan, sistem irigasi tetes juga mempunyai kekurangan dalam

penerapannya, antara lain :

1. Terjadinya penyumbatan yang disebabkan oleh faktor fisik, kimia, dan biologi yang

dapat mengurangi efisiensi dan kinerja irigasi tetes.

2. Terjadinya penumpukan garam di daerah yang tidak terbasahi.

3. Pemberian air yang tidak memenuhi kebutuhan air tanaman karena kurangnya kontrol

terhadap pengoperasian jaringan irigasi, menyebabkan terhambatnya pertumbuhan

tanaman.

4. Membutuhkan investasi yang relatif tinggi dan membutuhkan penguasaan teknik yang

tinggi dalam desain, instalasi, dan pengoperasian.


B. Sistem Irigasi Curah

Irigasi curah adalah cara membasahi tanaman dengan cara menyemprotkan air ke
udara, sehingga tanaman mendapatkan air dari atas seperti hujan. Alat ini ditempatkan pada
interval tertentu sesuai kebutuhan. jenis irigasi dilengkapi dengan bak penampung air dan
mesin pengatur atau pusat pengaturan irigasi. Pemberian air secara curah atau irigasi
bertekanan dilakukan dengan pipa-pipa yang dipasang atau ditanam dengan bertekanan
tertentu diperkirakan pancaran air dapat membasahi seluruh tanah dan tanaman di lahan.

Tujuan dari irigasi curah adalah agar air dapat diberikan secara merata dan efisien
pada areal pertanaman dengan jumlah dan kecepatan yang sama atau kurang dari laju
infiltrasi air ke dalam tanah (kapasitas infiltrasi). Kebutuhan kapasitas irigasi bertekanan
tergantung pada luas areal irigasi, jumlah dan kedalaman air irigasi, efisiensi permukaan air
dan lama operasi irigasi. Besarnya kapasitas system irigasi ini dapat dihitung berdasarkan.

Fungsi dari system irigasi curah adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman
dengan melakukan pemberian air yang efisien dengan perhitungan yang tepat. Selain itu
fungsi system irigasi curah juga untuk mengurangi erosi air akibat adanya aliran permukaan
air yang deras dan dapat mengikis tanah, sehingga terjadinya erosi, jika dilakukan irigasi
dengan system irigasi curah, maka aliran permukaan air menjadi lebih kecil, karena air
diberikan dengan cara disiram/curah sehingga tanah tidak menjadi terkikis karena air yang
jatuh ketanah memiliki ukuran partikel yang lebih kecil.

Kelebihan dan Kekurangan


Setiap system irigasi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, Kelebihan system
irigasi curah :

1. Pengukuran kebutuhan air lebih mudah.


2. Lebih sedikit gangguan penanaman dan pekerjaan usahatani serta lebih luas areal
penanaman.
3. Efesiensi penggunaan air lebih tinggi.
4. Aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya erosi.
5. Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil daripada irigasi permukaan
6. Jika instalasi telah terpasang, maka untuk penambahan jaringan akan lebih murah.
7. Jaringan distribusi dapat digunakan bersama untuk keperluan domestik.
Kekurangan system irigasi curah :

1. Memerlukan biaya investasi dan operasional cukup tinggi.


2. Memerlukan teknologi tinggi
3. Pemeliharaan jaringan intensif
4. Penyumbatan jaringan.
5. Kecepatan dan arah angin berpengaruh
6. Memerlukan rancangan dan tata letak yang teliti untuk memperoleh efisiensi yang tinggi
KESIMPULAN
Setiap system irigasi memiliki kelebihan masing-masing dan memiliki kekurangan
masing-masing. Untuk itu penentuan system irigasi yang digunakan sebaiknya disesuaikan
dengan keadaan sekitar lingkungan lahan pertanian, sehingga system irigasi yang digunakan
menjadi berfungsi dengan baik dan dapat menunjang penyediaan, pemberian dan
pemanfaatan air yang baik diareal pertanian.
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, V.E. Israelsen, O.W. Glen, E.S. Endang, P.T dan Soetjipto., 1986. Dasar-Dasar dan
Praktek Irigasi. Erlangga, Jakarta.

Hansen, V.E., O.W. Israelsen dan G.E. Stringham. 1992. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi
Edisi ke-IV. Penerjemah Endang P. Tachyan. Erlangga: Jakarta

Hartono, 1983. Penggunaan Irigasi di Lahan Kering. CV. Yasaguna, Jakarta.

Keller, J. dan Ron D. Bliesner. 1990. Sprinkle and Trickle Irrigation. New York. Van
Nostrand Reinhold.

Anda mungkin juga menyukai