Anda di halaman 1dari 17

PRESENTASI

MODIFIKASI IKLIM MIKRO


Sistem Irigasi (Springkle dan Drip)
Greenhouse 
Oleh :

 Sri Wahyuni. Y : 1805150010033


 Maisarah. B : 1805150010023
 Firman Azhar : 1805150010036
 Muhammad Haekal : 1805150010028
 Nurhasanah : 1805150010038
 Dilla Safira Pelis : 1805150010040
 Nurul Huda : 1805150010003
 Elia Mutiara : 1805150010029
 Suhada : 1705150010025
 Pirta Damayanti : 1905150010014
 Lia Sudarti : 1905150010020
SRI WAHYUNI Y
1 PENDAHULUAN
Irigasi atau pengairan merupakan upaya yang
dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia
modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat
dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air
melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber
mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air
tersebut ke lahan pertanian.
Namun, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air
dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada
tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di
Indonesia biasa disebut menyiram. Sebagaimana telah
diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang
dapat dilakukan untuk melakukan irigasi seperti irigasi Sprinkle
dan irigasi Drip (tetes).
NURHASANAH
2

Green House adalah sebuah bangunan kontruksi yang berfungsi untuk


menghindari dan memanipulasi kondisi lingkungan agar tercipta kondisi
lingkungan yang dikehendaki dalam pemeliharaan tanaman. Dengan Green
House beberapa kondisi lingkungan berikut dapat dihindari, antara lain
sebagai berikut:
 Perubahan suhu dan kelembaban yang fluktuatif.
 Akibat buruk yang di timbulkkan dari radiasi sinar matahari jenis sinar
ultra violet dan sinar infra red.
 Kekurangan air pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim
penghujan.
 Hama dan binatang pengganggu serta penyakit tanaman seperti jamur
dan bakteri.
 Tiupan angin kencang yang dapat merobohkan tanaman dan merusak
daun.
 Tiupan angin dan serangga yang dapat menggagalkan proses
penyerbukan bunga.
 Akibat buruk dari polusi udara.
NURHASANAH
3 LANJUTAN...........

Kondisi lingkungan yang dapat di ciptakan dengan adanya Green


House, antara lain sebagai berikut:
 Kondisi cuaca yang mendukung pertumbuhan tanaman.

 Suhu , kelembaban dan intensitas cahaya matahari dapat di atur

sesuai kebutuhan.
 Penyiraman tanaman dapat diatur berkala.

 Kebersihan lingkungan dapat dijaga dengan baik sehingga

terhindar dari penyakit tanaman.


 Kenyamanan terhadapa aktivias produksi dan pengendalian mutu.

 Udara yang bersih dari polutan.

 Insklusi (terlindung) terhadap gangguan binatang/hama dan

serangga penggangu.
IRIGASI SPRINGKLE MAISARAH. B
5

Irigasi sprikler adalah salah satu irigasi pertanian paling modern saat ini. Sprinkler
or spray irrigation ialah suatu model pemberian air ke seluruh permukaan lahan
yang akan diirigasi dengan bantuan pipa bertekanan melalui nozzle.

Sistem ini dapat diklasifikasikan menjadi sistem permanen, portable/semi portable,


traveling irrigator, center pivot atau linear move.

Irigasi sprinkler merupakan suatu metode irigasi yang fleksibel dimana selain
dapat digunakan untuk menyiram tanaman, juga dapat digunakan untuk
pemupukan dan pengobatan serta menjaga kelembaban tanah dan mengontrol
kondisi iklim sesuai dengan kondisi tanaman.
IRIGASI SPRINGKLE MAISARAH. B
5
M. HAEKAL
5 Penggunaan Irigasi Drip (Tetes) menurut para peneliti:

 Kinerja (performance) alat pencurah (James, 1988) dinyatakan


dalam lima parameter, yaitu debit sprinkler (sprinkler discharge),
jarak pancaran (distance of throw), pola sebaran air (distribution
pattern), harga pemberian air (application rate), dan ukuran rintik
(droplet size). Kinerja irigasi sprinkler yang optimal merupakan hasil
dari perancangan dan pengelolaan sistem irigasi yang baik. Oleh
karena itu kriteria teknis perancangan perlu digunakan untuk
mengoptimalkan pengelolaan irigasi sprinkler berdasarkan faktor-
faktor perancangan dan parameter iklim (Sheikhemaeili et al., 2016).

 Sistem irigasi curah dapat digunakan untuk hampir semua tanaman


kecuali padi dan yute, pada hampir semua jenis tanah. Akan tetapi
tidak cocok untuk tanah bertekstur liat halus, dimana laju infiltrasi
kurang dari 4 mm/jam dan atau kecepatan angin lebih besar dari 13
km/jam (Keller, 1990).
DILLA SAFIRA FELIS

KELEBIHAN IRIGASI SPRINGKLE

 Sistem irigasi sprinkler cocok untuk semua jenis tanah bila application rate
nya sesuai dengan kapasitas infiltrasi tanahnya. Hal ini termasuk juga  pada
lahan marginal yang punya kapasitas infiltrasi rendah.
 Dapat mengontrol tingkat pemberian air pada tanaman sehingga dapat
mengurangi pertumbuhan tanaman yang vegetatif dan memperbesar peluang
tanaman untuk tumbuh secara generatif dimana akan meningkatkan
produktifitas panen.
 Desain dapat dirancang secara fleksibel sesuai dengan jenis tanaman, tenaga
kerja yang tersedia dan penghematan energi.
 Dapat dilakukan fertigation atau pemberian nutrisi tanaman melalui sistem
irigasi.
 Dapat mengontrol iklim mikro tanaman.
 Dapat menjaga tanah tetap lembut agar cocok untuk penyemaian (seeding).
 Mempercepat perkecambahan dan prediksi panen.
SUHADA
5 KEKURANGAN IRIGASI SPRINGKLE

 Memerluakan biaya investasi tinggi.


 Keseragaman distribusi air dapat menurun seiring
berjalannya waktu.
 Angin memengaruhi distribusi air.
 Dapat mengakibatkan kanopi tanaman lembab dan
mendatangkan penyakit.
 Dapat merusak tanaman muda saat penyiraman.
LIA SUDARTI
IRIGASI DRIP

Irigasi tetes adalah suatu sistem untuk memasok air (dan


pupuk) tersaring ke dalam tanah melalui suatu pemancar
(emitter). Irigasi tetes menggunakan debit kecil dan
konstan serta tekanan rendah. Air akan menyebar di tanah
baik ke samping maupun ke bawah karena adanya gaya
kapiler dan gravitasi. Bentuk sebarannya tergntung jenis
tanah, kelembaban, permeabilitas tanah, dan jenis tanaman.
LIA SUDARTI
5 LANJUTAN...........

Prinsip keja irgasi tetes adalah  pemberian air ke tanah


untuk pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman, dengan cara
meneteskan air melalui emiter, yang mengarah langsung pada
zona perakaran. Irigasi tetes merupakan pengembangan dari
irigasi yang sudah ada sebelumnya, misalnya saja irigasi
permukaan, irigasi pancar dll. Irigasi ini sangatlah efektif untuk
efisiensi penggunaan air, karena sasaran irigasi tetes ini
langsung ke akar sehingga kecil kemungkinan air mengalami
penguapan.
LIA SUDARTI
Contoh Irigasi Drip (tetes)
ELIA MUTIARA
Penggunaan Irigasi Drip (Tetes) menurut para peneliti:

 Irigasi tetes merupakan cara pemberian air dengan jalan


meneteskan air melalui pipa-pipa secara setempat di sekitar
tanaman atau sepanjang larikan tanaman. Disini hanya sebagian
dari daerah perakaran yang terbasahi, tetapi seluruh air yang
ditambahkan dapat diserap cepat pada keadaan kelembaban
tanah yang rendah. Jadi keuntungan cara ini adalah penggunaan
air irigasi yang sangat efisien (Hakim dkk, 2005).

 Inovasi teknologi jaringan irigasi tetes di tingkat petani perlu


dilakukan sehingga keuntungan yang didapatkan dalam irigasi
tetes (penggunaan air efisien dan mempermudah pemberian air)
dapat diraih dengan biaya investasi yang terjangkau Setiapermas
& Zamawi (2015).
NURUL HUDA
Penggunaan Irigasi Drip (Tetes) menurut para peneliti:

 Pemberian air yang ideal adalah sejumlah air yang dapat


membasahkan tanah diseluruh daerah perakaran sampai
keadaan kapasitas lapang. Jika air diberikan berlebihan
mengakibatkan penggenangan di tempat-tempat tertentu
yang memburukkan aerasi tanah. Pedoman yang umum
tentang waktu pemberian air adalah sekitar 60 % air yang
tersedia di tanah (Hakim dkk, 2005).

 Tujuan dari irigasi tetes adalah untuk memenuhi


kebutuhan air tanaman tanpa harus membasahi
keseluruhan lahan, sehingga dapat mereduksi kehilangan
air akibat penguapan yang berlebihan, pemakaian air
lebih efisien, mengurangi limpasan, serta menekan atau
mengurangi pertumbuhan gulma (Hansen, 1986).
PIRTA DAMAYANTI
5 KELEBIHAN IRIGASI DRIP

 Meningkatkan nilai guna air.


 Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil.
 Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemberian air dan pupuk.
Pemberian pupuk atau bahan kimia pada metode ini dicampur dengan
air irigasi, sehingga pupuk atau bahan kimia yang digunakan menjadi
lebih sedikit, frekuensi pemberian lebih tinggi dan distribusinya hanya di
sekitar daerah perakaran.
 Menekan resiko penumpukan garam. Pemberian air yang terus menerus
akan melarutkan dan menjauhkan garam dari daerah perakaran.
 Menekan pertumbuhan gulma. Pemberian air pada sistem irigasi tetes
hanya terbatas di daerah sekitar tanaman, sehingga pertumbuhan
gulma dapat ditekan.
 Menghemat tenaga kerja..
FIRMAN AZHAR
5 KEKURANGAN IRIGASI DRIP

 Memerlukan perawatan yang intensif. Penyumbatan pada penetes merupakan


masalah yang sering terjadi pada sistem irigasi tetes, karena akan
mempengaruhi debit dan keseragaman pemberian air. Untuk itu diperlukan
perawatan yang intesif pada jaringan sistem irigasi tetes agar resiko
penyumbatan dapat diperkecil.
 Penumpukan garam. Bila air yang digunakan mengandung garam yang tinggi dan
pada derah yang kering, resiko penumpukan garam menjadi tinggi.
 Membatasi pertumbuhan tanaman. Pemberian air yang terbatas pada sistem
irigasi tetes menimbulkan resiko kekurangan air bila perhitungan kebutuhan air
kurang cermat.
 Keterbatasan biaya dan teknik. Sistem irigasi tetes memerlukan investasi yang
tinggi dalam pembuatannya. Selain itu, diperlukan teknik yang tinggi untuk
merancang, mengoperasikan dan memeliharanya.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai