GREENHOUSE CIKABAYAN
PENDAHULUAN
Pemberian air pada tanaman untuk memenuhi kekurangan air di zona perakaran
merupakan hal yang diperlukan dalam pertanian. Pemberian air irigasi
membutuhkan sumber air yang cukup. Namun saat ini tidak semua wilayah yang
dapat dipenuhi kecukupan sumber air untuk irigasinya. Sehingga diperlukan
efisiensi irigasi agar sumber air yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan irigasi.
Saat ini telah banyak teknologi yang dapat diterapkan untuk pencapaian efisiensi
irigasi. Teknologi saat ini yang mempunyai efisiensi irigasi yang terbesar adalah
irigasi tetes. Pemberian irigasi tetes ini berguna untuk memberikan air secukupnya
di zona perakaran sehingga air untuk irigasi tidak terbuang sia-sia. Irigasi tetes
dapat dimanfaatkan pada tanaman konfensional dan buah-buahan. Penggunaan
irigasi tetes juga berfungsi agar meningkatkan mutu dari suatu tanaman yang
ditanam. Pemanfaatan irigasi tetes ini pun banyak dimanfaatkan pada greenhouse.
Sistem irigasi tetes pada greenhouse terdiri dari beberapa sub system dan satu
sumber air. Pada suatu sistem irigasi tetes ini terdiri dari pipa manifold dan lateral.
Pipa manifold ini biasanya berbahan lunak dan lateral berbahan PVC. Pada pipa
manifold terdapat emitter yang menyalurkan air ke akar tanaman.
Kebutuhan air pada setiap taneman tentu berbeda-beda, sehingga pada irigasi
tetes diperlukan pengaturan banyak dan intensitas air yang akan diberikan.
Pengaturan debit pada irigasi tetes dapat dilakukan dengan mengatur melalui katup
yang terdapat pada pipa lateral. Hal ini pada greenhouse perlu dilakukan agar
tanaman dapat tumbuh subur dengan efisiensi yang tinggi. Biasanya pada
greenhouse jenis tanaman yang ditanam merupakan tanaman yang mempunyai nilai
harga jual yang tinggi dan mutu yang tinggi. Praktikum ini bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai penerapan irigasi tetes di dalam greenhouse
(Takeda et al 2006).
TINJAUAN PUSTAKA
Irigasi adalah segala kegiatan yang mempunyai hubungan dengan usaha untuk
mendapatkan air guna keperluan pertanian. Usaha yang dilakukan tersebut dapat
meliputi perencanaan, pembuatan, pengelolaan, serta pemeliharaan sarana untuk
mengambil air dari sumber air dan membagi air tersebut secara teratur. Salah satu
metode irigasi yang pada umumnya diterapkan di beberapa Kawasan pertanian dan
perkebunan antara lain ialah irigasi tetes. Irigasi tetes merupakan sebuah sistem
yang menggunakan jaringan pipa dan penetes (drippers/emitter) untuk
mengantarkan air pada tekanan rendah langsung ke daerah perakaran tanaman.
Sistem ini dilakukan dengan memberikan air tanaman secara kontinu dan
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman sehingga dapat menghemat air dan nutrisi
dengan membiarkan sir menetes pelan-pelan ke daerah perakaran, baik mmelalui
permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa, dan emitor.
Sistem irigasi tetes mencegah sebagian besar kehilangan air melalui penguapan,
limpasan, erosi tanah dan angina. Sistem irigasi tetes memiliki efisiensi hingga
95%, dengan sistem ini kita akan menghemat penggunaan air untuk menyiram
tanaman. Selain itu, air dialirkan secara lambat juga untuk menjaga kelembaban
tanah dalam rentang waktu yang diinginkan bagi tanaman (Michael 1978).
Irigasi tetes dapat dibedakan atas dua yaitu irigasi tetes dengan pompa dan irigasi
tetes dengan gaya gravitasi. Irigasi tetes dengan pompa yaitu irigasi tetes yang
sistem penyaluran air diatur dengan bantuan pompa. Irigasi tetes pompa ini
umumnya memiliki alat dan perlengkapan yang lebih mahal daripada sistem irigasi
gravitasi. Berbeda dengan sistem sebelumnya, irigasi tetes dengan sistem gravitasi
didefinisikan sebagai irigasi tetes dengan memanfaatkan gaya gravitasi dalam
penyaluran dari sumber. Cara kerja irigasi tetes sederhana adalah menampung air
dalam wadah dengan mengalirkannya ke tanaman menggunakan gaya gravitasi
melalui lubang yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Greenhouse merupakan suatu bangunan untuk budidaya tanaman yang memiliki
struktur atao dan dinding yang bersifat tembus cahaya (Nelson 1978). Menurut
Herry (2009), penggunaan greenhouse dalam budidaya tanaman merupakan salah
satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum
bagi pertumbuhan tanaman. Keuntungan yang didapat dari penggunaan greenhouse
yang paling dominan adalah terjaminnya kualitas lingkungan bagi pertumbuhan
tanaman. Herry (2009) menjelaskan bahwa cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman
dapat masuk ke dalam greenhouse sedangkan tanaman terhindar dari kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, yaitu suhu udara yang terlalu rendah, curah
hujan yang terlalu tinggi, dan tiupan angin yang terlalu kencang. Dalam
greenhouse, parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, yaitu cahaya matahari, suhu udara, kelembaban udara, pasokan nutrisi,
kecepatan angin, dan konsentrasi karbindioksida dapat dengan mudah.
Teknik bertanam di dalam greenhouse tidak memiliki kekhususan, artinya
Teknik apapun yang digunakan dapat diterapkan di greenhouse. Teknik bertanam
tersebut seperti teknik konvensional, hidroponik, aquaponic dan sebagainya.
Tanaman yang biasa di tanam di greenhouse adalah tanaman yang rentan terhadap
perubahan lingkungan. Tanaman tersebut diantaranya adalah sayuran dan tanaman
buah, namun saat ini tanaman hias maupun bunga potong sudah mulai di
budidayakan di greenhouse atau rumah tanaman ini.
METODE PRAKTIKUM
Pengamatan teknologi irigasi tetes pada greenhouse kebun percobaan Cikabayan
dilakukan dengan pengamatan sistem dan subsistem dari setiap instalasi irigasi tetes
yang ada. Instalasi tersebut dari sumber air dan penyalurannya yang dilakukan di
setiap subsistem dari greenhouse. Langkah-langkah pengamatan irigasi tetes di
greenhouse kebun percobaan Cikabayan dapat dilihat pada Gambar 1 diagram alir
dibawah ini.
Mulai
selesai
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada subsistem greenhouse I digunakan pipa
manifold yang memiliki panjang 6,30 m dengan diameter sebesar ¾ inch dan
panjang antar manifold sebesar 1,25 m. Sedangkan pipa lateral yang digunakan
memiliki panjang 16,80 m dengan diameter sebesar ¾ inch. Jarak antar penetes
pada subsistem ini sebesar 0,5 m. Berdasarkan hasil pengamatan pada subsistem
greenhouse III digunakan pipa manifold yang memiliki panjang 6,30 m dengan
diameter sebesar 1 inch. Sedangkan pipa lateral yang digunakan sebanyak 5 buah.
Panjang satu buah pipa lateral adalah 17 m dengan diameter sebesar ¾ inch dan
jarak antar lateral 1,25 m.
SARAN
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan seharusnya lebih kodusif, dan
pemahaman mengenai metode yang digunakan harus lebih diperhatikan, agar hasil
data yang didapatkan sesuai atau akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Michael, AM. 1978. Irrigation Theory and Practies. New Delhi: Vikas Publishing
Housw PVT LTD.
Nelson, Paul V. 1978. Greenhouse: Operation and Management. Virginia: Reston
Publishing Company, Inc.
Sismiyati, D. 2003. Efektivitas Pemberian Air dengan Irigasi Tetes pada Tanaman
Melon (Cucumis Melo). Skripsi. Departemen Teknik Pertanian. Fateta. IPB,
Bogor.
Suhardiyanto, Herry. 2009. Teknologi Rumah Tanaman untuk Iklim Tropika Basah:
Pemodelan dan Pengendalian Lingkungan. Bogor: IPB Press
Takeda, Kensaku dan Sosrodarsono, Suyono. (2006). Hidrologi untuk Pengairan.
Pradnya Paramita : Jakarta