Anda di halaman 1dari 23

PERENCANAAN IRIGASI TETES

BUDIDAYA TANAMAN CABAI

Presented By
KELOMPOK 3

SA-3212 Perencanaan Irigasi Modern


ANGGOTA

ERLANGGA WICAKSONO
15820006
RAFIQ EKA PRAMDANI
15820017

KALEB DWI MULIA SIMANJUNTAK


15820021
MUHAMAD LUQMAN
15820030

06
LATAR BELAKANG
Salah satu sektor pertanian yang cukup penting di Indonesia adalah budidaya
tanaman cabai. Cabai merupakan bahan pangan yang sangat populer di
Indonesia, baik sebagai bahan makanan maupun bahan rempah-rempah. Oleh
karena itu, produksi cabai di Indonesia sangat tinggi dan menjadi salah satu
komoditas ekspor yang cukup menjanjikan.

Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman cabai, perlu dilakukan


perencanaan irigasi yang baik. Irigasi tetes merupakan teknologi irigasi yang
cukup efektif dan efisien dalam mengoptimalkan penggunaan air.

Dengan perencanaan irigasi tetes yang baik, diharapkan dapat meningkatkan


produktivitas dan kualitas tanaman cabai di Indonesia, serta mengoptimalkan
penggunaan sumber daya air yang semakin terbatas. Selain itu, perencanaan
irigasi tetes juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan
berkontribusi pada pembangunan pertanian yang berkelanjutan di Indonesia.

01
LOKASI STUDI
Lokasi penelitian terletak di wilayah
Kecamatan Cibeber, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat yang memiliki
luas 2 hektar.

Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena


teknologi irigasi tetes cocok untuk
diterapkan pada lahan yang mengalami
kekeringan.

02
TUJUAN
Melakukan perencanaan teknologi irigasi tetes yang
01 sesuai dengan wilayah Kecamatan Cibeber,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

02 Menganalisis kebutuhan air yang dibutuhkan untuk


irigasi tetes pada wilayah yang terletak di Kecamatan
Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

03 Mengevaluasi kelayakan ekonomi dari perencanaan


irigasi tetes di wilayah Kecamatan Cibeber, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat.

04
IRIGASI TETES
irigasi tetes adalah suatu cara pemberian air dengan meneteskan air
melalui pipa-pipa secara terlokalisasi di sekitar tanaman atau sepanjang
barisan tanaman (Hakim, dkk, 2005).

Metode ini hanya memberikan air pada sebagian wilayah perakaran


tanaman, sehingga tanah dengan kelembaban yang rendah dapat
menyerap seluruh air yang ditambahkan dengan cepat. Penggunaan sistem
irigasi tetes mampu menghemat pemakaian air hingga 87%-95% (Direktorat
Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air Depatemen Pertanian, 2008).

03
KELEBIHAN

1. Keefektifan irigasi tetes relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sistem irigasi lainnya. Hal ini
disebabkan karena air hanya diberikan pada kecepatan yang telah ditentukan dan hanya di daerah
perakaran tanaman. Sehingga, hal ini dapat mengurangi penyerapan air yang berlebihan, evaporasi,
dan limpasan permukaan.

2. Menghindari terjadinya penyakit daun terbakar pada tanaman tertentu, karena hanya daerah
perakaran yang terbasahi, sedangkan bagian tanaman lainnya tetap kering.

3. Mengurangi kemungkinan terjadinya hama penyakit tanaman dan pertumbuhan gulma yang
disebabkan oleh tanah terlalu basah, karena sistem irigasi tetes hanya memberikan air pada daerah
perakaran tanaman.
05
Komponen Irigasi Tetes
01 02 03
PENETES PIPA LATERAL PIPA MANIFOLD
Berfungsi menyebarkan Digunakan sebagai berfungsi menyalurkan
air dari pipa lateral ke tempat pemasangan air dari pipa utama ke
tanah sekitar tanaman penetes. pipa lateral.
dengan tekanan yang
hampir sama dengan
tekanan atmosfer.
Komponen Irigasi Tetes
04 05 06
KOMPONEN
PIPA UTAMA POMPA
PENDUKUNG
Berfungsi sebagai Digunakan untuk LAINNYA
jalur utama dalam memompa air dari
Seperti katup, pengatur
menyalurkan air ke sumber air ke dalam
tekanan, pengatur
pipa manifold. jaringan perpipaan
debit, tangki, dan
untuk mengairi
sistem pengontrol.
tanaman.
SKEMA IRIGASI

05
SKEMA IRIGASI
Lahan 2 ha dibagi menjadi 4 petak irigasi, yang masing-masing petak memiliki luas 5.000 m2Adapun skema irigasi
tetes untuk budidaya tanaman cabai adalah seperti gambar di atas. Lahan 2 ha dibagi menjadi 4 petak irigasi, yang
masing-masing petak memiliki luas 5.000 m2..

Dalam perencanaan irigasi tetes tersebut, terdapat pipa utama yang mengalirkan air dengan total 4 petak irigasi,
masing-masing petak terdapat sebuah pipa pembagi untuk mengaliri perpetaknya, kemudian setiap pipa pembagi
terdapat 34 pipa lateral, dimana pipa lateral tersebut berada di tengah antara dua baris tanaman cabai, telah
ditentukan pula jarak antara tanaman adalah 70x70 cm yang menyebabkan jarak antara pipa lateral sejauh 140 cm
atau 1.4 m.

Sehingga total tanaman cabai dalam 1 petak adalah 10.200 tanaman cabai, secara keseluruhan untuk lahan sebesar 2
ha, tanaman cabai dapat ditanami sebanyak 10.200 tanaman x 4 petak, yakni 40.800 tanaman.

05
PERHITUNGAN KEBUTUHAN
IRIGASI TETES TANAMAN CABAI

08
KEBUTUHAN DAN
KETERSEDIAAN AIR
Kebutuhan air untuk irigasi tetes budidaya tanaman cabai ditetapkan
sebesar 600 ml/hari/tanaman yang disalurkan melalui emitter berkapasitas
debit 4 L/jam. Masa tanam tanaman cabai berlangsung selama 130 hari
dalam satu siklus. Sehingga dalam jangka waktu 130 hari, tanaman cabai
diberi air setiap harinya sebanyak 350 hingga 600 ml tergantung fase
tumbuh cabai.
Untuk 40.800 tanaman cabai, diperlukan air sebanyak 24.480 L setiap
harinya untuk mengairinya dalam satu siklus. Pada lokasi studi, air tanah
yang tersedia ditetapkan mampu mengairi irigasi tetes tersebut.
12
SALURAN PEMBAWA AIR
-Pipa Utama
Pipa utama yang digunakan untuk membawa air dari sumber ke pipa pembagi adalah pipa polyvinylchlorida
berdiameter 4 inch atau sebesar 11 cm, sepanjang 100 m masing-masing pipa utama.

-Pipa Pembagi
Pipa pembagi yang digunakan untuk menyalurkan air dari pipa utama ke pipa lateral adalah pipa
polyvinylchlorida berdiameter 2 inch atau sebesar 6 cm, sepanjang 47 m masing- masing pipa pembagi.

-Pipa Lateral
Pipa lateral yang digunakan untuk membawa air dari sumber ke pipa pembagi adalah pipa polyvinylchlorida
berdiameter 1/2 inch atau sebesar 16 mm, sepanjang 45,5 m masing-masing pipa lateral.

-Emitter
Pemasangan emitter adalah dengan cara melubangi pipa lateral, dipastikan pula pelubangan tidak
menyebabkan bocor pada pipa lateral, kemudian air dibiarkan menetes dari emitter ke tanaman.
10
SALURAN PEMBAWA AIR
Hasil perhitungan debit untuk setiap saluran pembawa air perencanaan irigasi tetesnya,

-Waktu Operasional Irigasi Tetes


Perhitungan waktu operasional irigasi tetes ditentukan dengan periode tumbuh tanaman yang dipilih
dengan rata-rata kebutuhan air tanaman cabai pada periode vegetatif dan generatif, didapatkan hasil
sebagai berikut :

10
PERHITUNGAN POMPA AIR
-Kehilangan Energi
Dalam perhitungan kehilangan energi dimensi pipa yang dipilih adalah pipa utama 4 inch, pipa pembagi 2
inch, dan pipa lateral ½ inch. Perhitungan Major Headloss merupakan kehilangan energi akibat gesekan
sepanjang pipa, didapatkan hasil sebagai berikut :

-Menentukan Major Headloss


Perhitungan Minor Headloss merupakan kehilangan energi akibat banyak factor seperti belokan,
percabangan, sambungan, valve, dll. didapatkan hasil sebagai berikut :

10
PERHITUNGAN POMPA AIR
-Daya pompa
Berdasarkan daya pompa yang telah dimiliki yaitu sebesar 4.59 HP atau 3422.73 Watt
maka daya pompa yang dimiliki telah memenuhi kebutuhan daya pompa minimum
untuk menjalankan sistem irigasi tetes.

-Menentukan Minor Headloss


Pada perhitungan yang telah dilakukan, minor headloss sangatlah kecil sehingga tidak dimasukkan
dalam perhitungan.
10
ANALISIS UJI KELAYAKAN

Tanaman cabai merah memiliki siklus tanam selama 130 hari, dimana hal ini
menyatakan bahwa dalam 1 tahun petani dapat menanen hasilnya sebanyak
kurang lebih 3 kali.

Lalu tanaman cabai ini juga setelah dipanen masih dapat berbuah lagi artinya
dalam siklus tanam petani tidak perlu melakukan pembibitan ulang, hanya perlu
mengeluarkan dana untuk perawatan dan biaya listrik untuk pompa air.

-Menentukan Minor yang


Menurut referensi Headloss
digunakan, untuk 1 tanaman cabai dapat menghasilkan 1 kg
Pada perhitungan
cabai dan untukyang telah dilakukan,
harga 1 kg cabai minor headloss
sebesar Rp.sangatlah
9.000 . kecil sehingga tidak dimasukkan
dalam perhitungan.
10
RAB Modal Awal

Biaya Periode

Pendapatan

11
NPV NPV adalah hasil pengurangan antara Present Value Benefit dan
Present Value Cost.
Dengan mengacu kepada data The World Bank untuk Real interest rate (%) Indonesia
terbaru tahun 2020 adalah 10%, maka data NPV yang didapat adalah sebesar 𝑅𝑝.111,378,394.

EIRR Economic internal rate of return (EIRR) adalah suatu tingkat


pengembalian yang didasarkan pada penentuan tingkat bunga diskonto, di
mana semua keuntungan masa depan dinilai sekarang dengan
menggunakan tingkat diskonto tertentu sehingga sama dengan biaya
modal atau nilai sekarang dari total biaya.
Dengan metode Trial and Error untuk mencapai NPV = 0 didapat IRR sebesar 87.69%.

11
BCR NPV adalah hasil pengurangan antara Present Value Benefit dan
Present Value Cost.

𝑃𝑉 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 = 𝑅𝑝.
289,047,272.73
𝑃𝑉 𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝑅𝑝.
177,205,787.39
𝐵𝐶𝑅 = 1.63

11
KESIMPULAN
1. Perencanaan irigasi tetes pada wilayah seluas 2 ha di Kecamatan Cibeber, Kabupaten
Cianjur menggunakan sumber air baku dari air tanah, komoditas tanaman yang ditanam
adalah cabai, kebutuhan air untuk tanaman cabai sebesar 600 ml/hari/tanaman, cabai
yang dapat dihasilkan sekali panen sebanyak 40.800 kilogram, pipa utama yang
digunakan berdiameter 11 cm, pipa pembagi berdiameter 6 cm, dan pipa lateral
berdiameter 16 mm, serta kebutuhan pompa pada lokasi studi terpenuhi. Sedangkan
untuk waktu operasional irigasi tetes untuk tanaman cabe merah yaitu 0.0875 jam/hari
untuk tanaman cabai berumur 1 s.d. 3 bulan saat fase vegetatif dan 0.15 jam/hari untuk
tanaman cabai berumur 4 s.d. 5 bulan saat fase generatif dengan debit rata-rata 4 l/jam.

2. Berdasarkan uji kelayakan, sistem irigasi tetes tersebut layak untuk dilakukan karena
akan menghasilkan keuntungan secara finansial maupun kebermanfaatan untuk
masyarakat luas.
10

Anda mungkin juga menyukai