Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PETAK IRIGASI

1.1 Pendahuluan
Petak irigasi adalah sebidang lahan yang dibatasi oleh saluran irigasi tertentu untuk
keperluan penyiraman atau pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman. Petak irigasi
biasanya merupakan bagian dari suatu sistem irigasi yang lebih besar, seperti saluran
air atau jaringan pipa yang digunakan untuk mengalirkan air ke petak-petak irigasi
tersebut.

Saluran irigasi berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air, seperti sungai,
waduk, atau sumur, ke petak irigasi. Air yang mengalir melalui saluran irigasi
tersebut kemudian didistribusikan secara merata ke setiap petak irigasi, sehingga
tanaman yang ada di setiap petak dapat mendapatkan pasokan air yang cukup.

Petak irigasi biasanya memiliki ukuran dan batasan tertentu, tergantung pada sistem
irigasi yang digunakan dan kebutuhan petani. Petak irigasi dapat berukuran kecil
untuk pertanian skala kecil atau berukuran lebih besar untuk pertanian komersial.
Penentuan ukuran petak irigasi juga memperhatikan faktor-faktor seperti topografi
lahan, jenis tanaman yang ditanam, dan kebutuhan air tanaman tersebut.

Dengan adanya petak irigasi, petani dapat mengatur dan mengontrol aliran air yang
masuk ke lahan mereka, sehingga mereka dapat mengoptimalkan penggunaan air dan
memastikan tanaman mereka mendapatkan pasokan air yang cukup. Hal ini sangat
penting dalam mempertahankan produktivitas pertanian dan menjaga keseimbangan
ekosistem yang terkait dengan sistem irigasi tersebut.

Petak irigasi adalah sebidang lahan yang dibatasi oleh saluran irigasi tertentu, yang
digunakan untuk memasok air kepada tanaman yang ada di dalamnya. Petak irigasi
merupakan komponen penting dalam sistem irigasi untuk memastikan pasokan air
yang cukup dan merata kepada tanaman. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai
petak irigasi:
1. Fungsi Petak Irigasi:
a. Pasokan Air: Petak irigasi berfungsi sebagai tempat dimana air dialirkan
secara langsung kepada tanaman yang ada di dalamnya. Air yang mengalir
melalui saluran irigasi akan didistribusikan secara merata ke setiap petak
irigasi, sehingga tanaman dapat mendapatkan kebutuhan air yang cukup.
b. Penyiraman: Petak irigasi digunakan untuk melakukan penyiraman tanaman
secara teratur. Penyiraman yang dilakukan pada setiap petak dapat
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, seperti frekuensi, durasi, dan jumlah
air yang diperlukan.
c. Pengontrolan Air: Dengan adanya petak irigasi, petani dapat mengontrol
aliran air yang masuk ke lahan mereka. Mereka dapat membuka atau menutup
saluran irigasi untuk mengatur pasokan air yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman pada setiap petak.
d. Pemisahan Tanaman: Petak irigasi juga dapat digunakan untuk memisahkan
jenis tanaman yang berbeda. Petani dapat menanam jenis tanaman yang
memiliki kebutuhan air yang serupa pada petak-petak yang berdekatan,
sehingga pengaturan penyiraman menjadi lebih efisien dan efektif.

2. Pembagian Petak Irigasi:


a. Ukuran Petak: Ukuran petak irigasi dapat bervariasi tergantung pada
kebutuhan dan skala pertanian. Petak irigasi dapat memiliki ukuran kecil
untuk pertanian skala kecil atau berukuran lebih besar untuk pertanian
komersial. Standar ukuran petak irigasi juga dapat ditetapkan berdasarkan
jenis tanaman yang ditanam, kondisi topografi, dan kebutuhan air.
b. Pembagian Saluran: Petak irigasi biasanya dibagi dengan saluran kecil yang
menghubungkan saluran utama dengan setiap petak. Pembagian saluran ini
memungkinkan air mengalir secara teratur ke setiap petak dan memastikan
pasokan air yang merata.
c. Nomenklatur: Untuk mengidentifikasi setiap petak irigasi, nomenklatur
digunakan dengan memberikan nomor atau kode pada setiap petak.
Nomenklatur dapat berupa nomor urut, kode angka, atau kombinasi huruf dan
angka. Nomenklatur ini membantu dalam administrasi dan pemantauan petak
irigasi.

3. Manajemen Petak Irigasi:


a. Pengaturan Air: Petani atau pengelola irigasi bertanggung jawab untuk
mengatur aliran air yang masuk ke setiap petak. Mereka harus memastikan
jumlah air yang diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman di
setiap petak.
b. Pemeliharaan Saluran: Saluran irigasi yang mengalirkan air ke petak irigasi
perlu dipelihara agar tetap berfungsi dengan baik. Pembersihan, perbaikan,
dan pemeliharaan saluran harus dilakukan secara teratur untuk mencegah
penyumbatan atau kebocoran yang dapat mengganggu pasokan air.
c. Pengukuran dan Pemantauan: Pengukuran dan pemantauan terhadap jumlah
air yang masuk dan keluar dari petak irigasi perlu dilakukan. Hal ini
membantu untuk mengevaluasi efisiensi penggunaan air, mengidentifikasi
kebutuhan pemeliharaan, dan memastikan pasokan air yang optimal.
d. Pengelolaan petak irigasi yang baik sangat penting untuk menjaga
produktivitas pertanian dan efisiensi penggunaan air. Dengan memahami
fungsi, pembagian, dan manajemen petak irigasi, petani dapat
mengoptimalkan penggunaan air dan mendukung pertumbuhan tanaman
dengan lebih baik.

1.2 Petak Irigasi Beserta Standar dan Nomenklatur


Untuk membuat petak irigasi, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Berikut
adalah penjelasan singkat mengenai cara membuat petak irigasi beserta standar dan
nomenklatur yang biasa digunakan:
1. Identifikasi area: Tentukan area yang akan dibagi menjadi petak-petak irigasi.
Pertimbangkan topografi lahan, jenis tanaman, dan kebutuhan air yang berbeda-
beda dalam menentukan ukuran dan jumlah petak.
2. Penentuan ukuran petak: Standar ukuran petak irigasi dapat bervariasi tergantung
pada wilayah dan jenis irigasi yang digunakan. Biasanya, petak irigasi memiliki
panjang dan lebar yang seragam, seperti 20 meter x 20 meter atau 30 meter x 30
meter. Namun, ukuran petak juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman
dan sistem irigasi yang digunakan.
3. Pembuatan saluran irigasi: Saluran irigasi digunakan untuk mengalirkan air ke
setiap petak irigasi. Saluran dapat berupa saluran terbuka seperti parit atau kanal,
atau saluran tertutup seperti pipa. Pastikan saluran irigasi memiliki dimensi yang
sesuai dengan kapasitas air yang diperlukan oleh petak irigasi.
4. Pembagian petak: Setelah saluran irigasi dibuat, petak irigasi dapat dibagi dengan
menggunakan parit atau alur kecil yang menghubungkan saluran utama dengan
setiap petak. Jumlah dan pola pembagian petak dapat disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman dan sistem irigasi.
5. Nomenklatur: Nomenklatur digunakan untuk memberikan identifikasi atau nomor
pada setiap petak irigasi. Biasanya, petak-petak irigasi diberi nomor secara
berurutan, misalnya mulai dari petak 1 hingga petak N. Nomenklatur juga dapat
mencakup informasi tambahan seperti nama pemilik lahan atau jenis tanaman
yang ditanam di petak tersebut.

Standar dan nomenklatur dapat bervariasi tergantung pada praktik dan kebijakan
setempat. Oleh karena itu, penting untuk mengacu pada pedoman dan peraturan yang
berlaku di wilayah tempat petak irigasi dibuat. Jika ada badan irigasi atau lembaga
terkait, mereka biasanya memiliki pedoman yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam membuat petak irigasi dan menetapkan standar serta nomenklatur yang sesuai.
BAB 2
SALURAN PEMBAWA DAN PEMBUANG

2.1 Pendahuluan
Saluran adalah bagian dari bangunan pernbawa yang mempunyai fungsi
mernbawa/mengalirkan 2. air dari surnbernya menuju petak irigasi.Bangunan
pernbawa meliputi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier, saluran kuarter,
dan saluran pembuang. Termasuk dalam bangunan pernbawa adalah talang, gorong-
gorong, siphon, tedunan, dan got miring. Saluran primer biasanya dinamakan sesuai
dengan daerah irigasi yang dilayaninya. Sedangkan saluran sekunder sering
dinamakan sesuai dengan nama desa yang terletak pada petak sekunder tersebut.

Saluran primer adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap menuju
saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer
adalah pada bangunan bagi yang terakhir. Saluran sekunder adalah saluran
yangmembawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer menuju petak-
petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran
sekunder adalah bangunan sadap terakhir.

Saluran tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan yang menyadap dari
saluran sekunder menuju petak-petak kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks tersier terakhir.
Saluran kuarter adalah saluran yang mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari
boks tersier menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan bokskuarter terakhir. Saluran
pembuang adalah saluran yang berada pada daerah irigasi yang terletak diantara
petak-petak lahan tersier yang dapat difungsikan juga sebagai pembatas area antara
petak-petak tersier ataupun kuarter serta kegunaan yang paling pentingnya adalah
untuk membuang kelebihan air ke sungai atau saluran- saluran alamiah.
2.2 Pelengkap Saluran dan Bangunan Ukur
Bangunan bagi merupakan bangunan yang terletak pada saluran primer, sekunder,
dan tersier yang berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh saluran yang
bersangkutan. Khusus untuk saluran tersier dan kuarter bangunan bagi ini masing-
masing disebut boks tersier dan boks kuarter. Bangunan sadap adalah sebuah
bangunan yang digunakan untuk menyadap / mengambil air dari saluran primer ke
saluran sekunder / tersier dan atau dari saluran sekunder ke saluran tersier. Bangunan
sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder menuju saluran tersier
penerima.Dalam rangka penghematan bangunan bagi dan sadap dapat digabung
menjadi satu rangkaian bangunan.

Bangunan ukur adalah bangunan yang dapat digunakan untuk mengukur aliran yang
melewatinya. Bangunan ukur baik itu alat ukur Ambang Lebar ataupun alat ukur
Cipolleti, mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengatur debit air yang keluar
dari intake bendung. Bangunan alat ukur yang dilengkapi dengan peil schal biasanya
jaraknya tidak lebih dari 100 meter dari intake bendung. Ada yang berjarak 25 meter
ataupun 50 meter. Dengan adanya bangunan ukur tersebut, diharapkan debit air
normal ataupun di saat banjir bisa tercatat dan terkontrol secara berkala dan aliran air
tetap terjaga secara kontinyu.

2.3 Jenis-Jenis Persimpangan Saluran Irigasi


Terdapat beberapa jenis persimpangan saluran irigasi yang umum digunakan dalam
sistem irigasi. Berikut adalah beberapa jenis persimpangan saluran irigasi beserta
penjelasannya:
1. Persimpangan Sederhana (Cross Culvert):
Persimpangan sederhana adalah persimpangan yang terdiri dari saluran utama
yang melintasi saluran irigasi yang lebih kecil. Biasanya, saluran utama memiliki
dimensi yang lebih besar dan digunakan untuk memasok air ke beberapa saluran
irigasi yang lebih kecil. Persimpangan ini dirancang agar air dapat mengalir
dengan lancar dari saluran utama ke saluran irigasi yang lebih kecil.
2. Persimpangan Tipe T (T-Type Junction):
Persimpangan tipe T adalah persimpangan yang terdiri dari saluran utama dan dua
saluran irigasi yang bertemu membentuk sudut tumpul (90 derajat). Saluran utama
memasok air ke dua saluran irigasi yang berbeda secara bersamaan. Persimpangan
ini biasanya digunakan jika terdapat dua saluran irigasi yang membutuhkan
pasokan air dari satu sumber.
3. Persimpangan Tipe Y (Y-Type Junction):
Persimpangan tipe Y adalah persimpangan yang terdiri dari saluran utama dan
dua saluran irigasi yang bertemu membentuk sudut lancip (120 derajat). Saluran
utama memasok air ke dua saluran irigasi yang berbeda secara bersamaan.
Persimpangan ini biasanya digunakan jika terdapat dua saluran irigasi yang
membutuhkan pasokan air dari satu sumber, namun sudut pertemuan lebih lebar
daripada persimpangan tipe T.
4. Persimpangan Menara (Tower Junction):
Persimpangan menara adalah persimpangan yang terdiri dari saluran utama yang
melintasi saluran irigasi dengan bantuan menara atau jembatan. Saluran utama
ditempatkan di atas saluran irigasi, sehingga air dapat mengalir di bawah saluran
utama. Persimpangan ini digunakan jika perbedaan tinggi antara saluran utama
dan saluran irigasi cukup signifikan.
5. Persimpangan Pengelolaan Air (Water Control Junction):
Persimpangan pengelolaan air adalah persimpangan yang memiliki mekanisme
pengendalian air seperti pintu pengatur. Persimpangan ini digunakan untuk
mengontrol aliran air di antara saluran utama dan saluran irigasi yang terhubung.
Dengan menggunakan pintu pengatur, pengguna air dapat mengatur aliran air
sesuai kebutuhan irigasi di setiap saluran.
Penjelasan berikut merupakan beberapa jenis persimpangan saluran irigasi yang
umum digunakan. Setiap jenis persimpangan tersebut memiliki tujuan dan kegunaan
yang berbeda tergantung pada kondisi dan kebutuhan sistem irigasi yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai