Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah

Irigas Air

Disusun Oleh

Agung Praditias
(201931410001)

Judul:
Sistem Saluran Irigasi Air
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................... 3

1.2 TUJUAN ....................................................................................................... 3

BAB II JARINGAN IRIGASI DAN SALURAN IRIGASI .............................. 4

2.1 JARINGAN IRIGASI ................................................................................... 4

2.1.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi ..................................................................... 4

2.2 SALURAN IRIGASI ............................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam
tanah yang merupakan tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi
apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai media
(objek).
Proses-proses utama yang menciptakan kesuburan tanah atau sebaliknya
yang mendorong degradasi tanah hanya dapat berlangsung apabila terdapat
kehadiran air. Oleh karena itu, tepat kalau dikatakan air merupakan sumber
kehidupan.
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia
kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian
tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada
saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan
tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi yang
efisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan
air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini untuk mengetahuai jaringan irigasi dan saluran irigasi.
BAB II
JARINGAN IRIGASI DAN SALURAN IRIGASI
2.1 JARINGAN IRIGASI
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan
untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian dan penggunaannya. Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi
jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran
primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan
saluran yang berada dalam petak tersier. Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan
air dari suatu jarigan irigasi disebut dengan Daerah Irigasi.

2.1.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi


Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas, jaringan
irigasi dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu

a. Jaringan irigasi sederhana


b. Jaringan irigasi semi teknis
c. Jaringan irigasi teknis.

Tabel 2.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi

Sumber: Standar perencanaan Irigasi (KP01)


1. Luasan petak irigai
Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen.
Bangunan sadap serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur.
Disamping itu terdapat pemisahan antara saluran pemberi dan pembuang.
Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari bangunan penyadap sampai ke petak
tersier. Untuk memudahkan sistem pelayanan irigasi kepada lahan pertanian,
disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari petak primer, petak sekunder,
petak tersier, petak kuarter dan petak sawah sebagai satuan terkecil.

Gambar 2.1 Contoh Jaringan Irigasi Teknis


Sumber: Kriteria Perencanaan irigasi KP01
a. Petak Tersier

Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan
sadap (off take) tersier. Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya ke saluran
tersier. Ini juga menentukan ukuran petak tersier. Petak yang kelewat besar akan
mengakibatkan pembagian air menjadi tidak efisien, sebaiknya bentuk petak
tersier bujur sangkar atau segi empat untuk mempermudah pengaturan tata letak
dan memungkinkan pembagian air secara efisien. Di daerah-daerah yang ditanami
padi luas petak tersier idealnya maksimum 50 ha, tapi dalam keadaan tertentu
dapat ditolelir sampai seluas 150 ha disesuaikan dengan kondisi topografi.
Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kuarter, masing- masing seluas
kurang lebih 8 - 15 ha. Petak tersier harus terletak langsung berbatasan dengan
saluran sekunder atau saluran primer. Petak tersier harus mempunyai batas-batas
yang jelas seperti misalnya parit, jalan, batas desa dan batas perubahan bentuk
medan (terrain fault).

b. Petak Sekunder

Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani
oleh satu saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan
bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder. Batas-batas petak sekunder
pada urnumnya berupa tanda topografi yang jelas misalnya saluran drainase. Luas
petak sukunder dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi topografi daerah yang
bersangkutan. Saluran sekunder pada umumnya terletak pada punggung mengairi
daerah di sisi kanan dan kiri saluran tersebut sampai saluran drainase yang
membatasinya. Saluran sekunder juga dapat direncanakan sebagai saluran garis
tinggi yang mengairi lereng lereng medan yang lebih rendah.

c. Petak Primer

Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil langsung
air dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang
mengambil air langsung dari bangunan penyadap. Daerah di sepanjang saluran
primer sering tidak dapat dilayani dengan mudah dengan cara menyadap air dari
saluran sekunder. Apabila saluran primer melewati sepanjang garis tinggi daerah
saluran primer yang berdekatan harus dilayani langsung dari saluran primer.

2. Jaringan Irigasi Semi Teknis

Jaringan irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap yang permanen


ataupun semi permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi
dengan bangunan pengambil dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat
beberapa bangunan permanen, namun sistem pembagiannya belum sepenuhnya
mampu mengatur dan mengukur. Karena belum mampu mengatur dan mengukur
dengan baik, sistem pengorganisasian biasanya lebih rumit.

3. Bangunan utama Irigasi

dapat didefinisikan sebagai kompleks bangunan yang direncanakan di dan


sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan
saluran agar dapatdipakai untuk keperluan irigasi. Bangunan utama bisa
mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan, serta mengukur banyaknya
air yang masuk. Bangunan utama terdiri dari bendung dengan peredam energi,
satu atau dua pengambilan utama pintu bilas kolam olak dan (jika diperlukan)
kantong lumpur, tanggul banjir pekerjaan sungai dan bangunan-bangunan
pelengkap.

4. Bangunan utama Pelengkap

Tanggu tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir


yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar pada umumnya
tanggal diperlukan disepanjang sunagai sebelah hulu bending atau
sepanjang saluran primer .fasilitas opersioanal diperlukan untuk operasi
jaringan irigasi secara efektif dan aman antara lain meliputi kantor lapangan
,bengkel,perumahan untuk stad irigasi ,jaringan komunikasi, patok
hektometer ,papan eksolotasi .bangunan bangunan pelengkap yang dibuat
di sepanjang saluran.
5. Bangunan Pengontrol
Diperlukan untuk mengontrol saluran baik dari dalam maupun luar dari luar
bangunan itu memberikan pertlindungan terhadap limpasan air buangan
yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang diakibatkan
kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran.

Gambar 2.2 Contoh Jaringan Irigasi Semi Teknis


Sumber: Kriteria Perencanaan irigasi KP01
Gambar 2.3 Contoh Jaringan Irigasi Sederhana
Sumber: Kriteria Perencanaan irigasi KP01

2.2 SALURAN IRIGASI


Berdasarkan saluran yang terdapat pada jaringan irigasi yaitu:

1. Jaringan irigasi utama


a. Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke petak-
petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan
bagi yang terakhir, lihat pada Gambar 2.4.
b. Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah
pada bangunan sadap terakhir.
c. Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber
yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer.
d. Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak
tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya. Saluran ini termasuk
dalam wewenang dinas irigasi dan oleh sebab itu pemeliharaannya menjadi
tanggung jawabnya.

2. Jaringan saluran irigasi tersier.


a. Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke
dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah
boks bagi kuarter yang terakhir
b. Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap
tersier atau parit sawah ke sawah-sawah.
c. Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang
itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani
setempat pula, karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak
sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat, terutama untuk
petak sawah yang paling ujung.
d. Pembangunan sanggar tani sebagai sarana untuk diskusi antar petani sehingga
partisipasi petani lebih meningkat, dan pembangunannya disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi petani setempat serta diharapkan letaknya dapat
mewakili wilayah P3A atau GP3A setempat.
3. Garis Sempadan Saluran
Dalam rangka pengamanan saluran dan bangunan maka perlu ditetapkan garis
sempadan saluran dan bangunan irigasi yang jauhnya ditentukan dalam
peraturan perundangan sempadan saluran.

Sumber air untuk irigasi


Air yang mengalir pada alur dan air yang tertahan pada cekungan tanah
digolongkan sumber permukaan .air yang keluar dari dalam tanah digolongkian
dalam sumber bawah tanah .diindonesia air yang dipakai untuk irigasi banyak
diambil dari air yang mengalir pada alur yang berupa sungai asal air untuk irigasi
dapat ditinjau

Kualitas air irigasi


Kualitas air irigasi tergantung pada campuran yang terbawa oleh air. Campuran
yang terbawa bisa dalam bentuk larutan dan suspense. Pada daerah tertentu
suspense mempunyai pengaruh penting terhadap kualitas air irigasi dengan kualitas
tertentu cocok untuk suatu daerah irigasi sangat tergantung pada kondisi local dan
iklim tanah jenis air yang dipakai
Kosentrasi yang relative kecil dari boron cukup membahayakan pertumbuhan
tanaman air yang perlu penambahan pada pelarut untuk diperlukan tanaman
yaitu;oksigen,carbon,hydrogen,nitrogendll

Berdasarkan saluran pembuangnya, terbagi menjadi beberapa jaringan, yaitu :

1. Jaringan saluran pembuang tersier


• Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier,
menampung air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke
dalam saluran pembuang tersier.
• Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang
termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air,
baik dari pembuang kuarter maupun dari sawah- sawah. Air tersebut
dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder.
2. Jaringan saluran pembuang utama
• Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang
tersier dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke
jaringan pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi.
• Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang
sekunder ke luar daerah irigasi. Pembuang primer sering berupa saluran
pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai,
anak sungai atau ke laut

Tanaman cocok di irigasi tanah

Lantas tanaman apa yang cocok dibudidayakan dengan irigasi tetes?


Petani dapat menggunakan irigasi tetes untuk mengairi tanaman yang
penanamannya tidak terlalu rapat, seperti cabai dan jagung manis. Untuk
tanaman yang ditanam rapat,irigasi tetes kurang efisien.Penggunaan irigasi
curah juga menghadapi masalahham persama,yaituk epala sprinkler kadang
mempat atau tersumbat kotoran yang terbawa air.Untuk menghindarinya, air
yang digunakan hendaknya yang bersih sertamenggunakan filter (penyaring).
Irigasi curah dapat digunakan untukmengairi berbagai jenis tanaman asalkan
tidak terlalu tinggi,karena tinggi sprinkler hanya sekitar 1,5 m dari permukaan
tanah dengan radiuspenyiraman 10 m. irigasi curah sesuai untuk tanaman
sayuran dan palawija

1. Padi
Kebutuhan Air UntukTanaman Padi Perbedaan penyediaan air untuk kebutuhan
tanaman padi berbeda dengan penyediaan air untuk tanaman palawija. Kondisi
tanah untuk tanamanpa disawah boleh dikatakan selalu dalam keadaan jenuh air,
dan diperlukan penggenangan.
2. Palawija
Kebutuhan air palawija sampai saat ini belum ada penelitian atau ketentuan
untuk pengaturan pemberian airnya. Di beberapa tempat di Indonesia telah
diusahakan pemberian air untuk palawija dilakukan dengan jalan
membandingkan kebutuhan airnya dengan tanaman padi. Perbandingan
pemberian air untuk masing-masing tanaman tersebut sebagai dasar
perhitungan untuk menentukan pola tanaman dan luas areal untuk masing-
masing jenis tanaman tersebut terutama pada musim kemara.

3. Tebu
Penyediaan air untuk tanaman padi pada dasarnya berbeda dengan
penyediaan air untuk tanaman palawija. Kondisi tanah untuk tanaman padi
harus dalam keadaan jenuh air dan diperlukan penggenangan. Kebutuhan air
untuk tanaman pagi diperuntukkan bagi pengolahan tanah dan pertumbuhan
tanaman padi sawah.

Efeektivitas nilai ekonomi


indonesia sebagai negara dengan mengkonsumsi beras cukup besar sampai
dengan tahun 2015, telah membangun jaringan irigasi seluas 7,145,168 Ha.
Hasil inventori tahun 2014 jaringan Irigasi tersebut telah mengalami kerusakan
seluas 3,294,637 Ha (46,11%), dimana 1,141,084 Ha (15,97%) rusak berat,
1,203,246 Ha (16,84%) rusak sedang dan 950,307 Ha (13,3 %) rusak ringan.
Kerusakan ini diakibatkan oleh karena gangguan alam, umur konstruksi dan
kurang optimalnya pengelolaan irigasi terhadap infrastruktur irigasi. Keadaan
demikian kalau dibiarkan terus dapat mengganggu keamanan ketahanan.
Dalam era reformasi dan otonomi daerah, pemerintah mengalami berbagai
permasalahan dan tantangan dalam pembangunan Sumber Daya Air, antara
lain permasalahan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, yang pada
umumnya masih kurang, kondisi pelayanan dan penyediaan infrastruktur
mengalami penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya air yang sebagusnya
mempengaruhi kemampuan dalam pengelolaan sumber daya air umumnya dan
pengelolaan irigasi khususnya.

Metode Irigasi

Menurut FAO,ada 3 jenis cara metode irigasi yang sering digunakan petani untuk
area penanaman yang luas dengan populasi yang besar yaitu irigasi
permukaan,irigasi sprinkler,dan irigasi tetes.

1. Irigasi Permukaan (surface irrigation)


Irigasi permukaan adalah metode irigasi dengan mengalirkan air ke
permukaan tanah dan lahan aplikasinya ada yang dengan parit ,ada juga
dengan pipa kemdudian air di alirkan ke parit sekitar lahan untuk kemudian
masuk ke saluran air.kalau untuk tanaman padi metode ini adalah cara baik
karena tanaman padi suka digenangi biasanya air masuk dan saluran irigasi
kemdian ke lubang pipa yang ada dipematang sawah
2. Irigasi pancaran (sprinkler irrigation)
Irigasi pancaran atau curah adalah metode yang mengalirkan air melalui
pipa bertekanan kemdian dipancarkan keudara denbgan alat pemancar
sehingga jatuh e tanaman atau kelahan sebahai tetesan air mirip dengan air
hujan alami aplikasi atau penerapan metode irigasi pancaran cukup banyak
manfaatnya,tidak hanya untuk menyalurkan air ke lahan ,tapi bisa juga
disertai pemberian pupuk.
3. Irigasi tetes (drip irrigation)
Irigasi tetes adalah cara irigasi dengan cara meneteskan air melewati pipa
atau selang berlubang yang menetes pada zona kar tanaman .irigasi tetes
cukup popular bagi kebanyakan petani .
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai