Anda di halaman 1dari 54

Kontrak Pada

Proyek Konstruksi
Rizki Astri Apriliani, ST., MT
Kontrak
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat tahapan kontrak

Pengertian Surat Perjanjian

Resiko
Jenis-jenis Kontrak
Cara Pembayaran
Isi Dokumen Kontrak
Permasalahan dalam Kontrak
Persyaratan Umum

Penawaraan

Persetujuan
Pengertian

● Kontrak adalah kesepakatan (perjanjian) secara sukarela antara


dua pihak yang mempunyai kekuatan hukum.

● Kesepakatan dicapai setelah satu pihak menerima penawaran


yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan sesuatu
sebagaimana yang tercantum dalam penawaran.
Jenis- jenis Kontrak Proyek Konstruksi
Kontrak dg Harga Tetap
( Fixed Price Contract)
Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan Kontrak Harga Satuan dan Kontrak Daftar
hingga selesai sesuai dengan yang Volume dapat digunakan pada pekerjaan-
disyaratkan dalam kontrak atas pekerjaan yang sulit ditentukan dan Kontrak
resikonya sendiri terhadap jumlah total Lump Sum digunakan pada pekerjaan-
biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan yang dapat ditentukan dengan
penyelesaian pekerjaan tersebut. baik
Kontrak Berdasarkan Biaya ditambah Jasa

Pemberi Tugas berkewajiban membayar Umumnya digunakan untuk jenis-jenis


biaya nyata yang dikeluarkan pekerjaan yang kecil atau sulit sekali
kontraktor untuk menyelesaikan menetapkan lebih dahulu harga satuan/harga
pekerjaan ditambah biaya atas jasa lumpsum pekerjaan.
yang dilakukan kontraktor
Kontrak Harga Tetap

Kontrak Lump Sum


01
Kontraktor menawarkan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan
dengan biaya tetap meskipun terjadi
perubahan volume pekerjaan.

Kontrak Harga Satuan


02
Kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan
berbagai jenis pekerjaan di mana masing-masing
pekerjaan mempunyai harga satuan yang tetap
sesuai dengan yang dikerjakan

Kontrak Daftar Volume


03
Kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan
berbagai jenis pekerjaan dengan masing-masing
jenis pekerjaan mempunyai harga satuan yang
tetap dan volume pekerjaan berdasarkan pada
gambar rencana
Penentuan Besarnya Fee
Biaya atas jasa (fee) yang Biaya atas jasa ditetapkan
berdasarkan suatu formula yang
ditetapkan lebih dahulu pada
disepakati oleh Pemberi Tugas dan
suatu jumlah yang tetap
Kontraktor, tetapi berbeda dengan
yang telah disebut diatas, misalnya
dengan “bonus” bila jumlah biaya
Biaya atas jasa yang besarnya
yang dikeluarkan untuk
berdasarkan prosentase biaya nyata
penyelesaian pekerjaan lebih kecil
yang dikeluarkan oleh kontraktor.
dari yang direncanakan dan
Prosentase ini ditetapkan lebih
dikenakan hukuman (penalty) bila
dahulu pada suatu nilai yang tetap
biaya yang dikeluarkan lebih besar
Biaya atas jasa yang besarnya dari yang direncanakan
berdasarkan prosentase biaya
nyata yang dikeluarkan kontraktor,
di mana prosentase tersebut
bervariasi terhadap besarnya
biaya nyata. Kontrak jenis tersebut
disebut juga target kontrak
Isi Dokumen Kontrak

● Persyaratan Umum
● Persyaratan Khusus
● Gambar dan Spesifikasi
● Daftar Volume/ Kuantitas, Daftar Harga Satuan dan Daftar Harga Penawaran
● Persetujuan
● Perjanjian
Persyaratan Umum (1)
Menetapkan dan mendefinisikan hak dan kewajiban yang sah dari setiap pihak terhadap kontrak. Isinya

Hak Kewajiban
01 Sifat Kontrak
Kontraktor
04

Definisi dan pengertian Hak Kewajiban


02 istilah Pemilik Pekerjaan
05
Kekuasaan dan Tugas Owner’s Engineer,
03 Asuransi Pengadaan sehubungan dg Pengawasan
Pekerjaan
06
Persyaratan Umum (2)
Menetapkan dan mendefinisikan hak dan kewajiban yang sah dari setiap pihak terhadap kontrak. Isinya

Ketentuan thd
07 variasi pekerjaan
Ketentuan uang disimpan/
ditahan (retention money) 10

Ketentuan thd
08 perpanjangan wkt
Perubahan biaya kontrak
oleh tenaga kerja & 11
bahan

Prosedur yang digunakan bila


kontraktor bangkrut &

09 Cara dan waktu pembayaran menyelesaikan perselisihan yg


timbul antara pemilik pekerjaan
12
dan kontraktor selama
pelalksanaan kontrak
Persyaratan Khusus
Diperlukan untuk melengkapi persyaratan umum kontrak.

01 Waktu yang diberikan untuk


pelaksanaan kontrak
Pengadaan item-item
khusus oleh pemilik
04

02 Denda yg hrs dibayar untuk


keterlambatan Pembatasan khusus pada
kontraktor
05

03 Masa pemeliharaan sesudah


penyelesaian kontrak
Gambar

01 02 03
Gambar Gambar Gambar yg
Jenis2 Gambar Rencana Pelaksanaan dilaksanakan
Shop As built
Kekurangan informasi dalam Drawing drawing
gambar harus diberikan dalam
spesifikasi, maka gambar rencana
harus dibaca bersama-sama
dengan spesifikasi
Spesifikasi

01 02 03 04
dokumen tertulis berisi Spesifikasi yang Spesifikasi yang Merupakan
ruang lingkup pekerjaan, berorientasi pada berorientasi pada spesifikasi gabungan
persyaratan & penjelasan hasil akhir metoda pelaksanaan jenis 1 dan jenis 2
detail dari bentuk, kualitas
bahan, dan cara pengerjaan
Daftar Volume, daftar Harga Satuan dan
Daftar Biaya

Kegunaannya

Membantu kontraktor untuk Dasar utk menentukan perubahan biaya


mempersiapkan lelang kontrak

Membantu pemilik untuk menilai Sebagai dasar untuk


pelelang menghitung nilai angsuran
Penawaran, Persetujuan, Surat Perjanjian

● Penawaran
○ Kontraktor menawarkan utk melaksanakan pekerjaan yg tertera dalam gambar &
spesifikasi utk sejumlah biaya tertentu
● Persetujuan
○ Diberikan melalui surat dr pemilik ke kontraktor yg menyatakan bahwa
penawaran kontraktor sudah disetujui
● Surat Perjanjian
○ Dokumen yg dirancang utk menyatakan kontrak dan membawa semua dokumen
kontrak utk mengacu padanya
Resiko dalam Kontrak Konstruksi
Resiko yg berkaitan dg kontrak dan hukum

● Dokumen kontrak kurang lengkap/ jelas


● Pasal-pasal kurang lengkap, kurang jelas
● Perbedaan interpretasi
● Pengaruran pembayaran, change order dan klaim
● Masalah jaminan
● Force majeure
Jaminan

● Jaminan penawaran/ bid bond


● Jaminan pelaksanaan / performance bond
● Jaminan pembayran/ payment bond
● Jaminan pemeliharaan
● Jaminan subkontraktor
Cara- cara Pembayaran

● Berdasarkan waktu/ secara periodic


● Berdasarkan kemajuan pekerjaan/ biaya actual yg dikeluarkan
● Berdasarkan milestones
Kontrak Menurut Perpres 70 Tahun
2012 tentang Perubahan Kedua atas
Perpres Nomor 54 tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
Pengertian
Kontrak
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana
Swakelola.
Penetapan Jenis Kontrak
Pasal 50
(1) PPK menetapkan jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.

(2) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi :


a. Kontrak berdasarkan cara pembayaran;
b. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran;
c. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan; dan
d. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan.
(1) PPK menetapkan jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.

(2) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi :


a. Kontrak berdasarkan cara pembayaran;
b. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran;
c. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan; dan
d. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan.
(3) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran terdiri atas:

a. Kontrak Lump Sum;

b. Kontrak Harga Satuan;

c. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan;

d. Kontrak Persentase; dan

e. Kontrak Terima Jadi (Turnkey).

4) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran terdiri atas:

a. Kontrak Tahun Tunggal; dan

b. Kontrak Tahun Jamak.


(5) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan sumber pendanaan terdiri atas:

a. Kontrak Pengadaan Tunggal;

b. Kontrak Pengadaan Bersama; dan

c. Kontrak Payung (Framework Contract).

(6) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan jenis pekerjaan terdiri atas:

a. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal; dan

b. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi.


Kontrak Lump Sum
Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. jumlah harga pasti dan tetap serta tidak
dimungkinkan penyesuaian harga;
b. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia
Barang/Jasa;
c. pembayaran didasarkan pada tahapan
produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi
Kontrak;
d. sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran
e. total harga penawaran bersifat mengikat; dan
f. tidak diperbolehkan adanya pekerjaan
tambah/kurang.
Kontrak Harga Satuan
Kontrak Harga Satuan merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan
dengan ketentuan sbb:
a. Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau
unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu;
b. volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat
perkiraan pada saat Kontrak ditandatangani;
c. pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa; dan
d. dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang
berdasarkan hasil pengukuran bersama atas pekerjaan
yang diperlukan.
Kontrak Gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan
(3) Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
adalah Kontrak yang merupakan gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan
yang diperjanjikan.
(4) Kontrak Persentase merupakan Kontrak Pengadaan
Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima
imbalan berdasarkan persentase dari nilai
pekerjaan tertentu; dan
b. pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/
keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi
Kontrak.
c. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
adalah Kontrak yang merupakan gabungan
Lump Sum dan Harga Satuan dalam 1 (satu)
pekerjaan yang diperjanjikan.
Kontrak Terima Jadi ( Turn
Key)
Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu dengan ketentuan sbb:

a. jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh


pekerjaan selesai dilaksanakan; dan

b. pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian


bersama yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah
dilaksanakan sesuai dengan kriteria kinerja yang
telah ditetapkan.
Perubahan Kontrak
Pasal 87
(1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi
lapangan pada saat pelaksanaan, dengan
gambar dan/atau spesifikasi teknis yang
ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK
bersama Penyedia Barang/Jasa dapat
melakukan perubahan Kontrak yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume
pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis
pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan
sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan.
Perubahan Kontrak
Pasal 87
(1a) Perubahan Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), berlaku untuk pekerjaan yang menggunakan
Kontrak Harga Satuan atau bagian pekerjaan yang
menggunakan harga satuan dari Kontrak Gabungan
Lump Sum dan Harga Satuan.

(2) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan dengan ketentuan:

a. tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga


yang tercantum dalam perjanjian/Kontrak awal;
dan

b. tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.

(3) Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan pelaksanaan


pekerjaan utama berdasarkan Kontrak, dengan
melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali
sebagian pekerjaan utama kepada penyedia
Barang/Jasa spesialis.
Perubahan Kontrak
Pasal 87
4) Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Penyedia Barang/Jasa
dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk
dan besarnya sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Dokumen
Kontrak.

(5) Perubahan kontrak yang disebabkan masalah


administrasi, dapat dilakukan sepanjang
disepakati kedua belah pihak.
Pembayaran Prestasi Pekerjaan (Pasal 89)
(1) Pembayaran prestasi pekerjaan
dapat diberikan dalam (3) Permintaan pembayaran
bentuk: kepada PPK untuk Kontrak
a. pembayaran bulanan; yang menggunakan
b. pembayaran subkontrak, harus
berdasarkan tahapan dilengkapi bukti
penyelesaian pembayaran kepada seluruh
pekerjaan (termin); subkontraktor sesuai
atau dengan perkembangan
c. pembayaran secara (progress) pekerjaannya.
sekaligus setelah (4) Pembayaran bulanan/termin
penyelesaian untuk Pekerjaan Konstruksi,
pekerjaan. dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang,
2) Pembayaran prestasi kerja diberikan termasuk peralatan dan/atau
kepada Penyedia Barang/Jasa setelah bahan yang menjadi bagian
dikurangi angsuran pengembalian Uang
dari hasil pekerjaan yang
Muka, dan denda apabila ada, serta
akan diserahterimakan,
pajak.
sesuai dengan ketentuan
yang terdapat dalam
Kontrak.
Pembayaran Prestasi Pekerjaan (Pasal 89)
(5) PPK menahan sebagian
pembayaran prestasi pekerjaan
sebagai uang retensi untuk
Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Lainnya yang
membutuhkan masa
pemeliharaan.
Keadaan Kahar (Pasal 91)
(1) Keadaan Kahar adalah suatu
keadaan yang terjadi di
luar kehendak para pihak
dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Kontrak
menjadi tidak dapat
dipenuhi.
(2) Yang dapat digolongkan sebagai
Keadaan Kahar dalam Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa
meliputi:
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya
sebagaimana dinyatakan
melalui keputusan bersama
Menteri Keuangan dan
menteri teknis terkait.
Pemutusan Kontrak(Pasal 93)
d. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan
(1) PPK dapat memutuskan Kontrak
KKN dan/atau pelanggararan persaingan sehat
secara sepihak apabila:
dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
a. kebutuhan barang/jasa tidak dapat
dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.
ditunda melebihi batas
berakhirnya kontrak;
(2) Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan
b. Penyedia Barang/Jasa lalai/cidera
karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa:
janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
memperbaiki kelalaiannya dalam
b. sisa Uang Muka harus dilunasi oleh
jangka waktu yang telah
ditetapkan;
Penyedia Barang/Jasa atau Jaminan
Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia Barang/Jasa terbukti
melakukan KKN, kecurangan c. Penyedia Barang/Jasa membayar denda
dan/atau pemalsuan dalam proses keterlambatan;
Pengadaan yang diputuskan oleh
instansi yang berwenang; d. Penyedia Barang/Jasa dimasukkan dalam
dan/atau Daftar Hitam
Penyelesaian Perselisihan (Pasal 94)

2) Dalam hal penyelesaian


perselisihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak
tercapai, penyelesaian
(1) Dalam hal terjadi
perselisihan tersebut dapat
perselisihan antara para
pihak dalam Penyediaan dilakukan melalui arbitrase,
Barang/Jasa Pemerintah, alternatif penyelesaian
para pihak terlebih sengketa atau pengadilan sesuai
dahulu menyelesaikan dengan ketentuan peraturan
perselisihan tersebut perundang-undangan.
melalui musyawarah
untuk mufakat
Serah Terima Pekerjaan (Pasal 95)

memperbaiki dan/atau melengkapi


(1) Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
kekurangan pekerjaan sebagaimana
sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam
yang disyaratkan dalam Kontrak.
Kontrak, Penyedia Barang/Jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PA/KPA
(4) Panitia/Pejabat Penerima Hasil
melalui PPK untuk penyerahan pekerjaan.
Pekerjaan menerima penyerahan
pekerjaan setelah seluruh hasil
(2) PA/KPA menunjuk Panitia/Pejabat Penerima Hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
Pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap
ketentuan Kontrak.
hasil pekerjaan yang telah diselesaikan.
(3) Apabila terdapat kekurangan dalam hasil pekerjaaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan melalui PPK memerintahkan
Penyedia Barang/Jasa untuk
Serah Terima Pekerjaan (Pasal 95)

(5) Khusus Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya:

a. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya


melakukan pemeliharaan atas hasil pekerjaan
selama masa yang ditetapkan dalam Kontrak,
sehingga kondisinya tetap seperti pada saat
penyerahan pekerjaan;

b. masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan


permanen selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk
pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan; dan

c. masa pemeliharaan dapat melampaui Tahun


Anggaran.
Serah Terima Pekerjaan (Pasal 95)

(6) Setelah masa pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berakhir, PPK mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan/uang retensi kepada Penyedia Barang/Jasa.

(7) Khusus Pengadaan Barang, masa garansi diberlakukan sesuai kesepakatan para pihak dalam
Kontrak.

(8) Penyedia Barang/Jasa menandatangani Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan pada saat
proses serah terima akhir (Final Hand Over).

(9) Penyedia Barang/Jasa yang tidak menandatangani Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dimasukkan dalam Daftar Hitam.
Klaim dan
Perselisihan
Klaim

• Klaim dapat diartikan sebagai permintaan atau tuntutan berupa kompensasi biaya atau
jadwal di luar kontrak.

• Klaim dapat datang dari pihak kontraktor maupun pemilik.

• Pada umumnya klaim diselesaikan dengan cara negosiasi. Jarang ditempuh proses arbitrase
atau litigasi.
Klaim Vs Change Order
Persamaan klaim dan
change order: terjadi setelah
kontrak ditandatangani.

Untuk change order,


lingkupnya telah diketahui
terlebih dahulu, kemudian
diproses pelaksanaannya
sesuai prosedur.

Untuk klaim, subyek yang


menjadi persoalan telah
terjadi, sehingga tidak mudah
untuk mencari titik temu
permasalahannya.
Penyebab Klaim
• Dokumen kontrak yang tidak jelas
• Tidak lengkapnya spesifikasi/lingkup
kerja
• Perbedaan interpretasi di antara
pihak-pihak yang terlibat
• Perubahan kontrak/lingkup
pekerjaan
• Perbedaan/perubahan kondisi
lapangan
• Keterlambatan dan faktor
penyebabnya
• Pekerjaan tambahan
• Percepatan/penangguhan waktu
proyek
• Perubahan peraturan
Penanganan Klaim
• Lakukan antisipasi untuk
mencegah terjadinya klaim,
misalnya dengan dokumentasi,
pemahaman kontrak, dan
perencanaan yang matang.

• Apabila terjadi klaim, lakukan


analisis tentang alasan klaim
yang diajukan

• Bila terdapat cukup alasan,


besarnya kompensasi yang akan
diberikan didasarkan kepada:
pencarian fakta, analisis yang
mendalam, estimasi biaya, &
negosiasi
Perselisihan
• Kontrak pada proyek
konstruksi sangat rentan
terhadap terjadinya
perselisihan.

• Penyebab utama terjadinya


perselisihan adalah
keterlambatan

• Perselisihan yang terjadi di


antara pihak-pihak yang
terlibat dapat mengakibatkan
terjadinya klaim.

• Perselisihan & klaim


memerlukan tambahan
waktu, biaya, dan tenaga.
Penyelesaian Perselisihan
Dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Negosiasi

Mediasi

Arbitrase

Litigasi
Negosiasi

• Negosiasi adalah cara penyelesaian yang hanya melibatkan kedua belah pihak yang
bersengketa, tanpa melibatkan pihak-pihak yang lain.

• Dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat

• Umumnya kontraktor dan pemilik menunjuk arsitek/engineer sebagai penengah, di mana


kontraktor diminta untuk mengajukan klaim kepada engineer sebagai negosiator.

• Keputusan yang diambil tidak mengikat


Mediasi

• Merupakan cara untuk menyelesaikan masalah di awal perselisihan.

• Melibatkan pihak ketiga yang tidak memihak dan dapat diterima oleh kedua belah pihak

• Dapat menyelesaikan masalah dengan waktu yang lebih cepat, murah, tertutup dan ditangani
oleh para ahli

• Keputusan yang dihasilkan tidak mengikat


Arbitrase

• Merupakan metode penyelesaian masalah yang dibentuk melalui kontrak dan melibatkan
para ahli di bidang konstruksi yang tergabung dalam badan arbitrase.

• Penyelesaiannnya lebih cepat dan murah dibandingkan dengan litigasi

• Dilakukan secara tertutup dan ditangani oleh para ahli


Litigasi

• Litigasi adalah proses penyelesaian masalah yang melibatkan pengadilan.

• Proses ini sebaiknya dilakukan sebagai langkah akhir apabila cara-cara yang lain tidak dapat
menyelesaikan masalah

• Memerlukan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih tinggi

• Keputusannya bersifat mengikat


CASE STUDY
Case Study 1: Pemilik tidak puas dengan kualitas pengerjaan Kontraktor. Pemilik
mengambil posisi bahwa pengerjaan yang buruk adalah pelanggaran kontrak yang
membenarkan perubahan dalam persyaratan pembayaran kontrak.

Pengadilan Banding Indiana tidak setuju. Mengingat kompleksitas proyek konstruksi,


tidak adil untuk memperlakukan setiap pengerjaan sebagai pelanggaran kontrak .

Kontraktor berhak untuk mengetahui masalah tersebut dan kesempatan wajar untuk
memperbaikinya.
Pengerjaan yang cacat merupakan pelanggaran kontrak yang tidak merugikan
material kecuali dan sampai Kontraktor gagal untuk memperbaiki masalah tersebut
setelah kesempatan yang wajar untuk melakukannya. Pada saat itu menjadi
pelanggaran material kontrak.
Case Study 2: Perwakilan pemilik di lokasi memeriksa pemasangan atap oleh
Kontraktor. Pekerjaan kontraktor kemudian diterima dan pembayaran terakhir
dilakukan.

Setelah penerimaan dan pembayaran akhir, Pemilik menggugat kontraktor untuk


pengerjaan yang cacat dalam pemasangan atap. Kontraktor menjawab bahwa klaim
Pemilik telah diabaikan dengan penerimaan akhir. Pengadilan Banding California
setuju. Pengadilan mengatakan bahwa perwakilan Pemilik di lokasi mengetahui atau
seharusnya mengetahui cacat sebelum penerimaan akhir.

Pengetahuan tentang agen Pemilik diperhitungkan kepada Pemilik. Oleh karena itu,
Pemilik menerima proyek dengan pengetahuan yang diperhitungkan tentang paten,
atau cacat yang tampak, dan dengan demikian melepaskan hak untuk mengajukan
klaim kepada Kontraktor atas cacat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai