BAB IV
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. SYARAT-SYARAT KONTRAK
1. Definisi 1.1. Istilah-istilah yang didefinisikan dalam Kontrak tidak selalu didefinisikan
juga dalam Syarat-syarat Kontrak, namun demikian mempunyai
pengertian yang sama dengan uraian dalam syarat-syarat Kontrak.
Daftar volume berarti daftar volume yang telah diisi biaya keseluruhan
yang merupakan bagian dari penawaran.
2. Interprestasi 2.1 Dalam menafsirkan syarat-syarat Kontrak ini, kata-kata yang bersifat
tunggal juga berarti majemuk dan sebaliknya. Judul-judul serta acuan
silang antara Pasal-pasal tidak memiliki arti yang menentukan. Kata-klata
yang digunakan dalam Kontrak mempunyai yang lazim kecuali diuraikan
secara khusus.
2.2 Jika penyelesaian sebagian Pekerjaan ditetapkan dalam data Kontrak,
maka acuan-acuan dalam Syarat Kontrak, Tanggal; Penyelesaian, dan
Rencana Tanggal Penyelesaian ditentukan untuk setiap bagian
Pekerjaan tersebut (jika tidak mengacu pada Tanggal Penyelesaian dan
Rencana Tanggal Penyelesaian untuk seluruh Pekerjaan).
2.3 Dokumen Kontrak harus diinterprestasikan dalam urutan prioritas sebagai
berikut :
(a) Surat Perjanjian termasuk Adendum kontrak (bila ada) ;
(b) Surat Penunjukan Pemenang Lelang;
(c) Surat Penawaran;
(d) Adendum Dokumen Lelang (jika ada);
(e) Data Kontrak;
(f) Syarat-syarat Kontrak;
(g) Spesifikasi;
(h) Gambar-gambar;
(i) Daftar Kuantitas yang telah diisi Harga Penawarannya;
(j) Dokumen lain yang tercantum dalam Data Kontrak pembentukan
bagian dari Kontrak.
3. Bahasa dan 3.1 Kontrak ini dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk Undang-Undang
pada Undang-undang Negeri Republik Indonesia.
4. Itikat Baik 4.1 Para Pihak bertindak berdasarkan atas saling percaya yang disesuaikan
dengan Hak dan Kewajiban Para Pihak.
4.2 Para Pihak setuju melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak.
5. Hak Paten, Hak 5.1 Kontraktor wajib melindungi Pemilik dari segala tuntutan Cipta dan Merk
atau klain dari Pihak Ketiga atau pihak lain atas pelanggaran
Hak Paten, Hal Cipta dan Merk.
6. Wewenang dan 6.1 Kecuali ditentukan lain, Direksi Pekerjaan memutuskan hal Keputusan
hal yang bersifat kontraktor antara Pemilik dan kontraktor, Direksi Pekerjaan
dalam kapasitas sebagai representatif pemilik.
7. Delegasi 7.1 Direksi Pekerjaan dapat mendelegasi sebagian tugas dan tanggung
jawabnya klepada Wakil Direksi Pekerjaan dan dapat pula membatalkan
pendelegasian tersebut setelah memberitahu Kontraktor.
8. Hak & Kewajiban 8.1 Masing-masing pihak harus melaksanakan dan kewajibannya Para Pihak
dalam pelaksanaan kontrak ini.
(a) Hak dan Kewajiban Pemilik :
(i) Mengawasi, memeriksa dan memberikan penilaian atas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor.
(ii) Membayar hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor sesuai dengan harga kontrak yang telah
disepakati.
(iii) Meminta Laporan-laporan secara periodic mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.
(iv) Memberikan fasilitas baik berupa sarana maupun prasarana yang
dibutuhkan oleh Kontraktor untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
(v) Memutuskan kontrak, apabila kontrakor melalaikan kewajibannya,
serta menagih denda serta menyetorkan ke Kas Negara adalah
terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan atas kelalaian
kontraktor.
9. Komunikasi 9.1 Komunikasi antara pihak-pihak yang disebut dalam syarat-syarat Kontrak
hanya berlaku bila dibuat secara tertulis. Pemberitahuan hanya berlaku
jika telah diterima oleh yang bersangkutan.
10. Sub Kontrak 10.1 Kontraktor dapat mengsubkontrakkan pekerjaan dengan izin Direksi
Pekerja, tetapi tidak mengalihkan Kontrak tanpa persetujuan tertulis dari
Pemilik. Pengsubkontrakkan tidak mengubah kewajiban-kewajiban
Kontraktor.
Besarnya nilai subkontrak dituangkan dalam Data Kontrak.
12. Personil 12.1 Kontraktor wajib menugaskan Personil Inti yang dicantumkan dalam
usulan Staf Inti Proyek atau menugaskan personil lainnya yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan hanya akan menyetujui usulan
penggantian personil inti apabila kualifikasi, kemampuan, dan
pengalamannya sama atau melebihi personil inti yang ada dalam Daftar
Usulan Staf Inti Proyek.
13. Resiko-resiko 13.1 Semua resiko kerugian atau kerusakan atas harta
Pemilik dan benda, cedera, dan kematian yang timbul selama dan sebagai
Kontraktor akibat sebagai aklibat dari pelaksanaan Kontrak, selain resiko-resiko
Pemilik, adalah tanggung jawab kontraktor.
14. Resiko-resiko 14.1 Pemilik bertanggung jawab atas resiko-resiko sepanjang berhubungan
langsung dengan pelaksanaan pekerjaan antara lain :
(a) Resiko kecelakaan, kematian atau kehilangan harta benda (diluar
peralatan untuk melaksanakan pekerjaan bahan dan alat-alat) yang
disebabkan oleh :
(i) Penggunaan lapangan dalam rangka pelaksanaan yang tidak
dapat dihindari sebagai akibat pekerjaan tersebut atau
(ii) Keteledoran, pengabaian kewajiban dan tanggung jawab,
gangguan terhadap hak yang legal oleh pemilik atau orang yang
dipekerjakan oleh pemilik atau orang yang dipekerjakan oleh
pemilik dengan cara kontrak kecuali kepada kontraktor.
(b) Peperangan, permusuhan, serbuan, tindakan musuh asing,
pemberontakan, revolusi, makar, perang saudara, huru hara,
kerusuhan atau kekacauan (kecuali bila terbatas pada karyawan
kontraktor), dan pencemaran dari bahan bakar nuklir atau limbah
nuklir atau kekacauan bahan peledak radioaktif; atau disebabkan
oleh desain pekerjaan, kecuali desain yang dibuat oleh kontraktor.
14.2 Resiko pemilik yang terkait dengan kerugian atau kerusakan dari
pekerjaan, peralatan dan bahan sejak waktu pekerjaan selesai sampai
masa pemeliharaan kecuali apabila :
(a) Kerusakan yang terjadi saat penyelesaian pekerjaan.
(b) Kejadian sebelum penyelesaian pekerjaan yang bukan tanggung
jawab pemiliki atau
(c) Kegiatan kontraktor di lapangan setelah penyelesaian pekerjaan.
16. Asuransi 16.1 Kontraktor harus menyediakan, atas nama kontraktor dan pemilik,
asuransi yang mencakup dari saat mulai sampai akhir dari masa
pemeliharaan dalam jumlah tertentu dan dapat dikurangi sesuai yang
tercantum dalam Data Kontrak untuk hal-hal sebagai berikut yang
merupakan resiko kontraktor :
(a) Kehilangan atau kerusakan pekerjaan, plant dan bahan
(b) Kerusakan atau kehilangan peralatan
(c) Kehilangan atau kerusakan hak milik (kecuali pekerjaan, plant
material dan peralatan) sehubungan dengan kontrak.
(d) Kecelaklaan atau kematian.
16.2 Sebelum tanggal mulai kerja yang tercantum pada data kontrak dan pada
saat diminta oleh direksi Pekerjaan, polis-polis dan sertifikat asuransi
wajib diserahkan kontraktor kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
16.4 Perubahan atas ketentuan atas suatu asuransi dapat dilakukan baik
berdasarkan persetujuan Direksi Pekerjaan atau sebagai akibat dari
perubahan-perubahan umum yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi
yang mengeluarkan polis asuransi yang bersangkutan.
16.5 Kedua belah Pihak wajib mematuhi setiap ketentuan yang ditetapkan
dalam polis-polis asuransi.
18. Pernyataan 18.1 Direksi Pekerjaan wajib memberi penjelasan atas pernyataan
Mengenai Data mengenai Data Kontrak.
Kontrak
20. Pekerjaan 20.1 Kontraktor memulai Pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja dan
Harus Selesai dan melaksanakannya sesuai dengan program yang diajukan
Rencana Tanggal yang dimutakhirkan dengan Tanggal Penyelesaian dengan
Penyelesaian Persetujuan Direksi Pekerjaan, serta menyelesaikan Pekerjaan pada
rencana Tanggal Penyelesaian.
22. Keselamatan 22.1 Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan kerja di lapangan.
23. Penemuan- 23.1 Semua benda yang memiliki sejarah atau penemuan
Penemuan kepentingan lain atau nilai penting lainnya yang secara tidak sengaja
ditemukan di lapangan kepunyaan pemilik, Kontraktor wajib
memberitahu Direksi Pekerjaan bila menemukan hal seperti itu dan
melaksankan petunjuk Direksi Pekerjaan untuk mengamankannya.
25. Memasuki 25.1 Kontraktor wajib membolehkan Direksi Pekerjaan dan petugas
Lapangan yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan untuk memasuki lapangan dan
lokasi lainnya tempat Pekerjaan yang berkaitan dengan kontrak sedang
dilaksanakan.
26. Instruksi 26.1 Kontraktor wajib melaksanakan instruksi Direksi Pekerjaan yang
mengacu pada ketentuan Undang-undang yang berlaku di Indonesia.
B. PENGENDALIAN WAKTU
28. Program 28.1 Dalam jangka waktu yang ditetapkan pada Data Kontrak, Kontraktor
wajib menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui suatu
program yang menggambarkan metode umum, pengaturan urutan, serta
jadwal untuk semu kegiatan pekerjaan
30. Percepatan 30.1 Apabila Pemilik menginginkan agar Kontraktor menyelesaikan pekerjaan
sebelum Rencana Tanggal Penyelesian, maka Direksi Pekerjaan akan
30.2 Jika Pemilik dapat menerima Usulan Biaya untuk percepatan pekerjaan
yang diajukan oleh Kontraktor, maka usulan tersebut dimasukkan dalam
Harga Kontrak dan diperlakukan sebagai Perintah Perubahan.
32. Rapat 32.1 Baik Direksi Pekerjaan maupun Kontraktor dapat meminta agar
Pelaksanaan kedua belah pihak menghadiri rapat pelaksanaan. Rapat tersebut
dilaksanakan untuk membahas rencana-rencana pelaksanaan pekerjaan
dan untuk memecahakan masalahan-masalah yang timbul sehubungan
dengan prosedur pemberitahuan dini, sebagaimana tertera dalam pasal
33.
32.2 Direksi Pekerja wajib membuat risalah dari rapat pelaksanaan dan
memberi salinan risalah tersebut kepada setiap peserta rapat dan
kepada Pemilik. Tanggungjawab masing-masing pihak atas tindakan
yang harus diambil wajib ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan baik pada
saat rapat tersebut atau sesudahnya dan dinyatakan secara tertulis
kepada semua peserta rapat.
33. Peringatan Dini 33.1 Kontraktor wajib menyampaikan peringatan dini kepada Direksi
pekerjaan mengenai kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu
atau keadaan-keadaannya dapat berakibat buruk terhadap mutu
pekerjaan, kenaikan Harga Kontrak atau menunda rencana Tanggal
Penyelesaian. Direksi Pekerjaan dapat meminta kontraktor untuk
membuat perkiraan akibat yang akan timbul terhadap mutu pekerjaan,
Harga Kontrak dan Tanggal Penyelesaian Pekerjaan, Perkiraan Kontrak
dan Tanggal Penyelesaian Pekerjaan. Perkiraan tersebut wajib
diserahkan Kontraktor sesegera mungkin.
33.2 Kontraktor wajib bekerja sama dengan Direksi Pekerjaan dalam menyusen
metode dan pengaturan untuk menghindari atau mengurangi akibat dari
kejadian atau keadaan tersebut dalam pekerjaan, dan kontraktor wajib
melaksanakan setiap Instruksi Direksi Pekerjaan yang berkenaan
dengan itu.
34. Keterlambatan 34.1 Kontraktor wajib menyampaikan peringatan dini kapada pemilik
Pelaksanaan mengenai kemungkinan terjadinya peristiwa tertentu atau
Pekerjaan keadaan yang dapat berakibat buruk terhadap pelaksanaan pekerjaan
atau diperkirakan dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian
pekerjaan.
34.2 Jika terjadi keterlambatan yang diakibatkan oleh kelalaian kontraktor, dan
atau pemilik tidak diberikan informasi sebagaimana tersebut pada pasal
35. Keadaan Kahar 35.1 Yang dimaksud dengan keadaan kahar (force Majeure) adalah suatu
keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak sehingga jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan dalam kontrak tidak dapat
dipenuhi.
(a). Peperangan
(b). Kerusuhan (tetapi tidak terbatas hanya oleh karyawan kontraktor).
(c). Revolusi, Pemberontakan, Makar
(d). Bencana alam, banjir, gempa bumi, Tanah longsor, wabah
penyakit
35.2 Keadaan kahar tidak termasud hal-hal yang merugikan disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian para pihak.
35.4 Kerugian yang ditimbulkan sebagai, akibat dari terjadinya kahar menjadi
tanggungjawab/resiko pemilik.
35.5 Hal-hal dan tindakan yang akan diambil untuk mengatasi terjadinya
keadaan kahar akan dimusyawarahkan untuk mendapatkan solusi yang
tepat yang disepakati oleh para pihak.
36. Amandemen 36.1 Amandemen akan dilakukan apabila pemilik atas pertimbangannya dapat
menyetujuhi salah satu atas hal tersebut di bawah ini :
(a) Perubahan Pekerjaan yang disebabkan oleh sesuatu hal yang
dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga merubah
lingkup kontrak yang telah disepakati dalam kontrak.
37. Penghentian dan Penghentian kontrak dapat dilakukan apabila pekerjaan telah selesai
Pemutusan dilaksanakan (pekerjaan telah diserah terimakan dalam keadaan
Kontrak baik).
Para pihak apabila terbukti melakukan kolusi, kecurangan dan atau tindakan
korupsi dalam proses pengadaan, dalam hal ini :
Kontraktor dapat dikenakan sanksi :
Jaminan peleksanan disita dan dicairkan untuk selanjutnya disetor ke Kas
Negara. Dicantumkan dalam Daftar Hitam perusahaan untuk jangka waktu satu
tahun dan dilaporkan kepada asosiasi yang mengeluarkan Sertifikat.
C. PENGENDALIAN MUTU
38. Penemuan 38.1 Direksi Pekerjaan wajib memeriksa pekerjaan kontraktor dan
Cacat Mutu memberitahukan kontraktor bila pihaknya menemukan cacat mutu dalam
pekerjaan. Pemeriksaan sedemikian tidak dipengaruhi kewajiban-
kewajiban kontraktor. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan kontrktor
jika menemukan Cacat Mutu untuk membuka serta menguji suatu
pekerjaan yang dianggapnya memiliki Cacat Mutu.
40. Perbaikan 40.1 Direksi Pekerjaan harus memberitahukan kepada Kontraktor tentang
segala cacat mutu sebelum masa pemeliharaan terakhir yang mulai
sejak pekerjaan selesai sebagaimana tersebut pada Data Kontrak.
Waktu pemeliharaan diperpanjang sampai cacat mutu selesai dibetulkan.
40.2 Setiap Pemberitahuan kerusakan disampaikan, kontraktor harus
segera membetulkan kerusakan tersebut dalam waktu yang
sebagaimana tersebut di dalam pemberitahuan.
41. Cacat Mutu yang 41.1 Setelah Tanggal penyelesaian Direksi Perusahan dapat
Tidak diperbaiki meminta pihak ketiga untuk memperbaiki cacat mutu bila kontraktor belum
melaksanakan selama masa perbaikan Cacat Mutu sebagaimana
tersebut dalam ayat 35.2 Bab ini dengan biaya dibebankan kepada
Kontraktor.
D. PENGENDALIAN BIAYA
42. Daftar Kuantitas 42.1 Daftar Kuantitas berisi semua mata pembayaran pekerjaan Intansi,
testing, yang wajib dilaksanakan oleh Kontraktor.
43. Perubahan 43.1 Untuk kepentingan pemeriksaan /penelitian, pemilik akan Kegiatan/
membentuk Panitia Penelitian Pelaksanaan Kontrak (Panitia Lingkup
Mutual Check).
Perkerjaan
43.2 Pada tahap awal periode pelasanaan kontrak dan pada saat
pelaksanaan pekerjaan pemilik bersama-sama dengan Komtraktor
melakukan pemeriksaan, penelitian dan perhitungan terhadap gambar
rencana disesuaikan dengan kondisi lapangan meliputi
elevasi ,demensi, lokasi dan spesifikasi serta lingkup pekerjaan. Hasil
pemeriksaan dan perhitungan tersebut dituangkan dalam Berita Acara
pemeriksaan/penelitian Barsama, berisi :
(a). Resume perubahan kuantitas (termasut penembahan dan atau
pengurangan jenis pekerjaan);
(b). Perhitungan masing-masing jenis pekerjaan;
(c). Catatan perubahan, dituangkan dalam gambar rencana.
43.4 Dalam hal terdapat keneikan kuantitas pekerjaan yang meliputi 115 %
(seratus lima belas persen) dari kuantitas yang tercantum dalam
kontrak asal, maka sesuai Harga Kontrak asal sampai dengan 115 %
Kuantitas kontrak asal dan selebihnya dilakukan negosiasi harga
satuan.
43.6 Berita Acara Hasil Perhitungan Bersama tersebut pada pasal 43 ayat
43.2, 43.3 dan 43.4 di atas dijadikan dasar dalam penyusunan
Adendum Kontrak.
44. Perintah 44.1 Semua perintah perubahan harus dimasukkan dalam proram
Perubahan mutahir yang disusun Kontraktor.
45.3 Jika usulan biaya dari Kontraktor tidak wajar, maka Direksi pekerjaan
mengeluarkan perubahan, dari dengan persetujuan pemilik dapat
mengubah Harga Kontrak akibat perintah perubahan berdasarkan
perkirannya sendiri.
46. Proyeksi Arus 46.1 Apabila seatu Proram Kerja telah dimutahirkan, maka
Uang Kontraktor wajib menyerahkan suaturencana arus uang ( Cash Flow)
yang dimutahirkan kapada Direksi Pekerjaan.
47. Pembayaran 47.1 Kontraktor wajib mengajukan kapada Direksui Pekerjaan tagihan pada
suatu periode tertentu berupa tagihan pembayaran prestasi
pekerjaan/termijn yang terdiri dari perkiraan nilai pekerjaan yang telah
47.3 Nilai pekerjaan yang telah siselesaikan harus ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.
47.4 Nilai pekerjaan yang telah siselesaikan terdiri dari mata pembayaran
dalam Daftar Kuantitas yang telah diselesaikan.
48. Pembayaran 48.1 Pemilik wajib membayar kontraktor sejumlah nilai tertentu yang telah
disahkan oleh Direksi Pekerjaan dalam waktu 28 hari sejak tanggal
disahkannya Berita Acara Pretasi Pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.
50. Pajak 50.1 Direksi Pekerjaan wajib menyesuaikan Harga Kontrak apabila jenis-
jenis yang disebut dalam Data Kontrak berubah dalam jangka waktu
antara 28 hari sebelum Pemasukan Penawaran dan tanggal sertifikat
akhir. Penyesuaian adalah sebesar jumlah perubahan tersebut belum
termasuk dalam Harga Kontrak.
51. Mata Uang 51.1 Untuk kontrak ini hanya digunakan Mata Uang Rupiah.
52. Retensi 52.1 Pemilik wajib menahan sejumlah tertentu yang disebut dalam Data
Kontrak dari setiap pembayaran kepada kontraktor sampai
diselesaikannya seluruh pekerjaan.
52.2 Setelah seluruh pekerjaan selesai separuh dari jumlah yang ditahan
wajib dibayarkan kepada kontraktor dan separuh lainnya dibayarkan
pada saat Masa Pemeliharaan telah berakhir dan setelah Direksi
Pekerjaan menyatakan bahwa semua Cacat Mutu yang diberitahukan
kepada Kontraktor sebelum berakhirnya tersebut telah diperbaiki.
52.3 Pada saat pernyataan pekerja selesai, uang retensi dapat dignti oleh
kontraktor dalam bentu Bank garansi yang bersifat “On demand”.
54. Bonus atas 54.1 Kotraktor harus menerima bonus dengan besar nilai tiap
Pekerjaan yang harinya sebagaimana tertuang pada Data Kontrak (dengan
Selesai sebelum dikurangi dengan hari percepatan, apabila kontrak dibayar
Waktunya untuk keperluan tersebut) untuk penyelesaian lebih awal dari rencana
waktu penyelesaian tertentu. Direksi pekerjaan harus memberikan
Sertifikat tentang pekerjaan selesai walau belum masanya selesai.
55. Uang Muka 55.1 Pemilik wajib membayar uang muka kepada Kontraktor sejumlah
tertentu dalam waktu yang tersebut dalam Data Kontrak, asalkan
kontraktor telah menyerahkan jaminan tanpa syarat yang bernilai sama
dengan jumlah Uang Muka dalam bentuk Bank Gurantee yang telah
dikeluarkan oleh Bank Umum atau Bond yang dikeluarkan oleh
Perusahaan Asuransi Kerugian yang telah mempunyai Program surety
Bond. Jaminan tersebut harus berlaku sampai uang muka telah
dibayar kembali, namun demikian jumlah jaminan dapat dikurangi
sesuai dengan uang muka yang secara bertahap dikembalikan oleh
kontraktor.
57. Pekerjaan
Harian 57.1 Harga Satuan untuk Pekerjaan Harian dalam penawaran Kontraktor
akan digunakan untuk tambahan pekerjaan dalam jumlah kecil dan
hanya bila telah diperintahkan terlebih dahulu secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan untuk pembayaran pekerjaan tersebut dengan
Pekerjaan Harian.
58. Biaya Perbaikan 58.1 Kerugian atau kerusakan atas pekerjaan atau bahan-bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan, yang terjadi antara Tanggal Mulai Kerja
hingga akhir Masa Pemeliharaan, wajib diperbaiki oleh Kontraktor atas
biayanya sendiri bila kerugian atau kerusakan tersebut timbul akibat
tindakan atau kelalaian Kontraktor.
E. PENYELESAIAN KONTRAK
59. Penyelesaian 59.1 Pada saat pelaksanaan Pekerjaan telah selesai Kontraktor harus
mengajukan usulan kepada direksi Pekerjaan untuk Berita Acara
Pekerjaan Selesai.
60. Penyerahan 60.1 Pemilik menerima penyerahan Lapangan Pekerjaan dalam waktu 7
hari setelah Direksi Pekerjaan menyampaikan Berita Acara Pekerjaan
Selesai.
62. Petunjuk 62.1 Apabila gambar terpasang (as built drawing) atau manual
Pengoperasian operasi dan pemeliharaan yang diperlukan. Kontraktor harus
menyediakannya. Pada tanggal sebagaimana tercantum dalam Data
Kontrak atau Direksi Pekerjaan tidak menyetujuinya, Direksi Pekerjaan
menahan sejumlah uang sebagaimana tercantum.
63. Pemutusan 63.1 Pemilik atau Kontraktor dapat memutuskan Kontrak jika pihak lainnya
melakukan pelanggaran mendasar atas Kontrak.
63.2 Pelanggaran mendasar atas Kontrak termasuk antara lain, akan tetapi
tidak terbatas pada :
(a). kontraktor menghentikan pekerjaan selama 28 hari, sedangkan
penghentian tersebut tidak tercantum dalam program kerja yang
berlaku dan penghentian sedemikian belum diizinkan oleh Direksi
Pekerjaan.
(b). Direksi Pekerjaan memerintahkan Kontraktor menunda kemajuan
Pekerjaan dan perintah tersebut tidak ditarik dalam waktu 28 hari.
(c). Kontraktor dinyatakan pailit atau dilikuilidasi yang bukan
merupakan perombakan atau penggabungan perusahaannya.
(d). Sertifikasi Pekerjaan tidak dibayar oleh Pemilik kepada Kontraktor
dalam waktu 84 hari setelah tanggal disahkannya Sertifikat
tersebut.
(e). Direksi Perusahaan memberitahu bahwa kegagalan untuk
memperbaiki suatu Cacat Mutu yang bersifat khusus merupakan
pelanggan yang mendasar atas kontrak dan Kontraktor ternyata
gagal memperbaikinya dalam waktu yang telah ditetapkan oleh
Direksi Pekerjaan.
(f). Kontraktor tidak menyerahkan Jaminan yang diperlukan dan,
63.3 Apabila salah satu pihak memberitahu Direksi Pekerjaan akan suatu
pelanggaran kontrak, untuk suatu sebab diluar daftar tersebut pada
pasal 59.2, Direksi Pekerjaan wajib menetapkan apakah pelanggaran
tersebut bersifat mendasar atau tidak.
64.2 Jika kontrak diputuskan atas kehendak pemilik atau karena pemilik
melakukan pelanggaran kontrak yang bersifat mendasar, maka Direksi
Pekerjaan wajib menerbitkan sertifikat bahan-bahan yang telah
dipesan, biaya yang wajar untuk pemindahan peralatan, pemulangan
66. Kegagalan 66.1 Jika kontrak menjadi gagal oleh timbulnya perang atau peristiwa
lainnya yang berada di luar kemampuan Pemilik atau Kontraktor, maka
Direksi Pekerjaan wajib menyatakan bahwa kontrak telah gagal,
Kontraktor wajib mengamankan lapangan dan menghentikan
pekerjaan segera setelah menerima pernyataan Direksi Pekerjaan ini.
Kontraktor wajib dibayar untuk semua Pekerjaan yang telah
dilaksanakan sebelum menerima pernyataan Direksi pekerjaan yang
dilaksanakan kemudian yang disanggupinya.
Definisi 1.1 Pemilik adalah Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh
Pemerintahan Daerah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Cq.
Penanggungjawab Kegiatan Kepala Dinas Kelauatan dan Perikanan.
Direksi Pekerjaan adalah “Pelaksana Kegiatan Pada Dinas Kelautan
Dan Perikanan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam” dan dapat
didelegasikan kepada pejabat lain yang ditunjuk.
Interprestasi 2.3 Jumlah Rekaman Kontrak yang harus disiapkan oleh Kontraktor sebanyak
7 (tujuh) buah. 4 (empat) buah diantaranya asli atau bermaterai Rp.
6.000,-.
Pekerjaan harus 20.1 Kontraktor harus melalui pekerjaan paling lambat dalam
Pada rencana Tgl. waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Perintah MulaiKerja
Penyelesaian (SPMK).
Jangka waktu untuk penyelesaian seluruh pekerjaan untuk paket ini 90
(sembilan puluh) hari kalender dihitung sejak Tanggal Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK).
Jaminan Uang Muka 56.1 Besarnya jaminan uang muka harus bernilai sekurang-kurangnya
sama dengan jumlah uang muka yang diberikan.
Jaminan uang muka secara bertahap dapat dikurangi sesuatu dengan
pencapaian prestasi pekerjaan.
Peristiwa kompensasi 49.1 (e) Yang termasuk juga dalam peristiwa kompensasi yaitu resiko khusus,
adalah : gempa bumi, banjir besar, tanah longsor, kebakaran.
1. Pemilik wajib membayar kepada Kontraktor prensentasi pekerjaan
bahan-bahan/barang lain yang akan menjadi milik proyek, atau
pekerjaan yang belum diperhitungkan dalam angsuran perusahaan
yang mengalami kerusakan akibat resiko khusus dengan
memperlihatkan bukti-bukti yang nyata dan laporan-laporan yang
jelas.
2. Apabila terjadi salah satu dari resiko yang khusus, maka kontraktor
harus segera memberi tahu untuk minta persetujuan tentang
adanya resiko khusus dan melapor kepada direksi tentang
tindakan pengamanannya. Apabila direksi tidak mungkin dihubungi
maka kontraktor harus segera mengambil tindakan pengaman.
3. Biaya-biaya bagi pelaksanaan tindakan-tindakan yang seharusnya
dapat dilakukan.
a. Kontraktor tidak melaksanakan pengaman yang
seharusnya dapat dilakukan.
b. Kontraktor lalai melapor dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sejak kejadian dan
memberitahukan secara tertulis kepada Direksi tentang
kejadian-kejadian yang dimaksud dalam ayat (2) di atas.
Penyesuaian Harga Penambahan atau pengurangan biaya karena aturan naiknya harga
barang tidak diberi eskalasi. Kecuali diatur oleh ketentuan pemerintah.
Denda Keterlambatan 49.1 Besarnya denda keterlambatan setiap hari kerja adalah 1/1000 (satu
perseribu) dari nilai kontrak dan maksimum 5/100 (lima perseratus)
dari nilai kontrak.
Uang Muka 55.1 Tata Cara Kontraktor untuk memperoleh pembayaran uang muka dan
cara pengambilannya serta besarnya uang muka maksimum yang
dapat diberikan sebagai berikut :
1. Uang muka maksimum sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari nilai
kontrak untuk usaha kecil/koperasi kecil dan 20 % (dua puluh
persen) untuk perusahaan/koperasi menengah dan besar, dibayar
setelah PIHAK KEDUA mengajukan permohonan tertulis disertai :
Penyelesaian 59.1 Segera setelah seluruh pekerjaan diselesaikan (100 %), kontraktor
dapat meminta secara tertulis kepada direksi untuk melaksanakan
penyerahan pertama pekerjaan (PHO), disertai dengan Surat
pernyataan bahwa kontraktor telah menyelesaikan seluruh
kewajibannya sehubungan dengan Kontrak. Kontraktor wajib
mengamankan Pemilik dari segala bentuk tuntutan/klain dari segala
pihak sehubungan dengan kontrak.
62.2 Masa pemeliharaan adalah selama 30 (tiga puluh) hari terhitung dari
penyerahan pertama (PHO), yang merupakan waktu untuk
melaksanakan pekerjaan penyelesaian, kemudian baru dibuat Acara
Serah Terima Pekerjaan yang kedua (FHO).
63.5 Sanksi lain yang akan dikenakan pada kontraktor bila kontrak diputus,
karena kesalahan kontraktor akan dikenakan “Daftar Hitam” sesuai
dengan peraturan yang berlaku di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum.