PEKERJAAN
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA
MAIMUN SALEH – SABANG SEBAGAI TERMINAL CARGO PERIKANAN
URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang : Perencanaan pengembangan Bandar udara didasarkan atas beberapa
faktor pertimbangan yaitu rencana tata ruang wilayah, pertumbuhan
ekonomi wilayah hinterlandnya, sektor ekonomi unggulan, kondisi alam
dan geografi, keterpaduan inter dan antar moda transportasi,
kelestarian lingkungan, keselamatan dan keamanan penerbangan serta
keterpaduan dengan kegiatan pembangunan lainnya.
DATA PENUNJANG
7. Data Dasar : IMT-GT Implementation Blueprint 2017-2021
8. Standar Teknis : Peraturan Menteri perhubungan nomor PM 112 tahun 2017 tentang
Pedoman Dan Proses Perencanaan Di Lingkungan Kementerian
Perhubungan, Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar/Kriteria
Perencanaan (KP) yang dikeluarkan oleh Direktorat Perhubungan Udara
dan Standar lainnya yang berlaku.
9. Studi-Studi : -
Terdahulu
10. Referensi : Referensi Hukum yang berlaku untuk pekerjaan Dokumen Studi
Hukum Kelayakan Pengembangan Bandar udara Maimun Saleh Sabang sebagai
Terminal Kargo Perikanan yaitu :
Undang-Undang No. 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri;
Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian
Internasional;
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Tata Ruang;
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan;
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;
Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
Keputusan Presiden No. 13 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Kerjasama Ekonomi Sub-Regional;
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Tatanan Kebandarudaraan Nasional;
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 56
Tahun 2015 Tentang Kegiatan Pengusahaan Di Bandar Udara;
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 61
Tahun 2015 tentang Fasilitas (FAL) Udara;
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 79
Tahun 2017 Tentang Kriteria Dan Penyelenggaraan Kegiatan
Angkutan Udara Perintis Dan Subsidi Angkutan Udara Kargo;
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 53
Tahun 2017 Tentang Pengamanan Kargo dan Pos Serta Rantai Pasok
(Supplay Chain) Kargo dan Pos yang diangkut dengan Pesawat
Udara.
Keputusan Menko Perekonomian Nomor KEP-
117/MENKON/12/2012 Tentang Sekretariat Tim Koodinasi
Kerjasama Ekonomi Sub-Regional;
Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Aceh Tahun 2013-2033.
RUANG LINGKUP
11. Lingkup : Studi Kelayakan Pengembangan Bandar Udara Maimun Saleh sebagai
Pekerjaan terminal kargo perikanan ini diharapkan akan menghasilkan dokumen
hasil studi yang akan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
Bandar Udara Maimun Saleh sebagai terminal cargo perikanan dengan
berpedoman pada kaidah Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh dan
Rencana rincinya. Ruang lingkup penelitian ini meliputi tinjauan
terhadap pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, rencana
tata ruang wilayah Aceh dan peran bandar udara dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi wilayah.
12. Keluaran : Hasil yang diharapkan dari Konsultan adalah tersusunnya Buku studi
Kelayakan Pengembangan Bandar Udara Maimun Saleh sebagai
Terminal Kargo Perikanan.
Adapun keluaran dari studi kelayakan ini berupa Laporan-Laporan yang
terinci mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan yang
dituangkan dalam bentuk :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara (Interim Report)
3. Laporan Ringkas (Excutive Summary)
4. Laporan Akhir (Final Report)
5. Buku Studi Kelayakan Pengembangan Bandar Udara Maimun Saleh -
Sabang sebagai Terminal Kargo Perikanan.
14. Peralatan dan : Fasilitas berikut harus disediakan oleh penyedia jasa untuk kebutuhan
Material dari pelaksanaan pekerjaan di lapangan :
Penyedia Jasa ● Sewa kantor di lokasi pekerjaan.
Konsultansi ● Kebutuhan operasional kantor (ATK)
● Sewa komputer, printer, Kamera Digital
● Kebutuhan komunikasi
● Biaya Survey untuk sewa peralatan, Uji Lab dan personil surveyor
serta akomodasi dan transportasi yang dibutuhkan.
● Sewa kendaraan untuk Team Leader dan personil yang meliputi :
Sewa Kenderaan Roda 4 lengkap dengan biaya BBM dan Oli serta
Supir ditambah Akomodasi Perjalanan dari Kantor Konsultan ke
lokasi pekerjaan maupun ke Kantor Dinas Perhubungan Aceh
selama pelaksanaan pekerjaan.
16. Jangka Waktu : Jangka waktu pelaksanaan tugas konsultan perencanaan selama 180
Penyelesaian (seratus delapan puluh) hari kalender.
Pekerjaan
18. SBU (Sub Bidang : RE 101 (Jasa Nasehat Dan Konsultansi Rekayasa Teknik)
Usaha)
LAPORAN
HAL-HAL LAIN
25. Produksi dalam : Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
Negeri dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.
26. Persyaratan : Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi :
• Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub penyedia harus diatur
dalam kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh KPA.
• Ketentuan-ketentuan dalam kerjasama dengan sub penyedia harus
megacu kepada harga yang tercantum dalam kontrak serta
menganut sistem penyetaraan.
• Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang
dikerjakan oleh sub penyedia.
29. Kesehatan dan : • Dalam pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi, penyedia jasa wajib
Keselamatan menerapkan sistem manajemen K3.
Kerja • Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan jasa konsultansi harus
mencakup aspek-aspek K3
30. Penutup : Konsultan Perencana setelah manerima pengarahan penugasan dan
semua bahan masukan, hendaknya memeriksa dan memproses semua
bahan yang ada serta mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan
untuk pekerjaan perencanaan ini.