Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA
MAIMUN SALEH – SABANG SEBAGAI TERMINAL CARGO PERIKANAN

URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang : Perencanaan pengembangan Bandar udara didasarkan atas beberapa
faktor pertimbangan yaitu rencana tata ruang wilayah, pertumbuhan
ekonomi wilayah hinterlandnya, sektor ekonomi unggulan, kondisi alam
dan geografi, keterpaduan inter dan antar moda transportasi,
kelestarian lingkungan, keselamatan dan keamanan penerbangan serta
keterpaduan dengan kegiatan pembangunan lainnya.

Kota Sabang selain menjadi pusat destinasi wisata juga memiliki


potensi lain di bidang perikanan. Letak Sabang yang mengarah ke
Samudera Hindia dan Selat Malaka memberi peluang terhadap
pengembangan produk perikanan. Selama ini hasil perikanan di Kota
Sabang hanya dipasarkan di Kota Sabang dan Kota Banda Aceh,
padahal di sektor perikanannya mempunyai potensi untuk ekspor.
Keberadaan Bandar Udara Maimun Saleh diharapkan tidak hanya
menjadi bagian dari fasilitas transportasi udara namun dapat menjadi
salah satu fasilitas transportasi yang menjadi penggerak dan
penunjang pertumbuhan ekonomi dengan menjadikannya sebagai
bandar udara yang tidak hanya untuk melayani penerbangan orang
dan barang tetapi juga sebagai bandar udara dengan terminal kargo
untuk perikanan.

Penentuan tata letak terminal kargo mempunyai konsep ruang yang


menampung pertukaran moda dari darat ke sisi udara atau
sebaliknya dalam rangka penanganan kargo, pemisahan muatan
kargo dan fungsi pemeriksaaan. Tata letak dipengaruhi sistem
sirkulasi kargo mulai dari proses pemuatan/penurunan kargo antara
pesawat terbang kargo dan pesawat terbang kombinasi (penumpang
dan kargo) harus dipisahkan. Sirkulasi kargo dari pesawat ke terminal
kargo dan sebaliknya harus lancar dan melalui rute terpendek, selain
itu akses menuju terminal kargo baik dari apron maupun sisi darat
harus langsung dan nyaman. Halangan yang bersifat fisik diantara
proses ekpor dan impor sedapat mungkin dihindari.

Berdasarkan Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik


Bandar Udara yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005, prediksi hasil
perikanan pada tahun 2025 diperoleh potensi ekspor perikanan, maka
volume rencana kargo yang digunakan adalah proyeksi pada kondisi
optimis sejumlah 35.632,8 ton/tahun. Penentuan bentuk terminal
kargo yang memiliki volume kargo rencana lebih besar dari 10.000
ton/tahun harus direncanakan secara terpisah dari fasilitas terminal
penumpang. Hasil perhitungan setelah melakukan interpolasi
terhadap nilai Unit Luasan Gedung maka diperoleh kebutuhan luas
total terminal kargo seluas 16.471 m2, dengan rincian luas gudang
airline 2.534 m2, luas gudang agen kargo 1.267 m2, luas area sisi
darat 10.136 m2 dan luas area sisi udara 2.534 m2. Khusus luas area
sisi darat masih menggunakan kedalaman standar maksimum 40
meter.

Produksi perikanan tangkap dan budidaya dalam wilayah Aceh masih


memiliki peluang yang sangat besar sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah. Peningkatan peran Bandar Udara Maimun Saleh
Sabang dapat diarahkan dengan menetapkan prioritas
pengembangan angkutan udara kargo dengan komoditas unggulan
berupa produksi perikanan. Hasil perhitungan prediksi volume
rencana kargo menunjukkan bahwa pengembangan bentuk terminal
kargo Bandar Udara Maimun Saleh Sabang harus direncanakan
terpisah dari fasilitas terminal penumpang, hasil identifikasi
menunjukkan masih tersedia lahan yang cukup untuk keperluan
pengembangan tersebut. Dalam pengembangan terminal kargo, tetap
memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan penerbangan.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Tatanan Kebandarudaraan Nasional seharusnya juga memasukkan
pertimbangan terhadap tata ruang laut untuk bandar udara yang
mendukung pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Hirarki terhadap prasarana bandar udara dan pengembangan jaringan
kargo udara semestinya juga mendapat perhatian dalam penyusunan
Tatanan Kebandarudaraan Nasional.

Pengembangan produksi perikanan tangkap dan budidaya di wilayah


Aceh dapat dijadikan prioritas untuk meningkatkan perekonomian.
Perlu dilakukan studi detail kebutuhan ekspor hasil perikanan untuk
mendukung program kerjasama regional. Adanya kemungkinan
kombinasi kegiatan ekspor perikanan dengan kegiatan pariwisata
sebagai penguatan peran bandar udara masih membutuhkan studi
kelayakan ekonomi lebih lanjut. Tata letak dan sirkulasi serta
peralatan penunjang pada area GSE di Bandar Udara Maimun Saleh
Sabang perlu dilakukan detail engineering design sesuai rencana
pengembangan angkutan kargo udara dengan komoditi ekspor
perikanan.

Kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT)


telah digagas sejak tahun 1993 dan telah melahirkan program-
program yang bermanfaat untuk perkembangan pertumbuhan
ekonomi kawasan ini, akan tetapi implementasi di wilayah Aceh
masih memiliki banyak kendala, dengan demikian program kerja IMT-
GT selanjutnya harus menetapkan sasaran prioritas yang lebih tepat.
Setiap program harus memiliki studi kelayakan yang jelas sehingga
mudah untuk melakukan evaluasi

Memperhatikan pentingnya konektivitas sebagai pendorong


pertumbuhan ekonomi wilayah maka usulan pembukaan rute
penerbangan Phuket/Krabi (Thailand) ke Sabang dan rute
penerbangan Langkawi (Malaysia) ke Sabang patut mendapat
perhatian khusus. Bahkan program yang pernah dituangkan dalam
blueprint tahun 2012-2016 sampai saat ini belum berjalan, yaitu
konektivitas transportasi laut rute Ranong-Phuket-Sabang/Malahayati
dan rute Krueng Geukuh-Penang/Port Klang. Maka konektivitas
transportasi untuk mendorong peningkatan perdagangan antar
negara di IMT-GT di perbaharui melalui implementasi blueprint tahun
2017-2021.

2. Maksud dan : Penyusunan studi kelayakan pengembangan bandar udara Maimun


Tujuan Saleh sebagai terminal kargo perikanan dimaksudkan untuk
melakukan suatu kajian dalam rangka pengoptimalan peran bandar
udara dalam pemamfaatan potensi di kawasan pesisir yang akan
meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dengan adanya kegiatan ini nantinya akan menghasilkan suatu


dokumen hasil kajian yang berisi gambaran kelayakan secara teknis,
sosial, lingkungan dan kelayakan ekonomis. Sebagai dokumen yang
berguna untuk mendasari tindak lanjut pelaksanaan kegiatan dari studi
kelayakan.

Tujuan dari kegiatan studi kelayakan pengembangan bandar udara


Maimun Saleh sebagai terminal kargo perikanan agar tersedianya
dokumen kajian kelayakan sebagai acuan dalam melakukan operasional
pembangunan Bandar udara Maimun Saleh sebagai terminal kargo
perikanan, serta sebagai kontribusi terhadap pengambil keputusan agar
sesuai dengan arah pembangunan berkelanjutan untuk pengembangan
produksi perikanan tangkap dan budidaya di wilayah Aceh dapat
dijadikan prioritas untuk meningkatkan perekonomian.

3. Sasaran : Sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya Dokumen hasil studi


kelayakan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan
dan pengembangan Bandar Udara Maimun Saleh.

4. Lokasi : Lokasi pekerjaan Studi Kelayakan Pengembangan di Bandar udara


Pekerjaan Maimun Saleh - Kota Sabang, Provinsi Aceh.

5. Sumber : Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) melalui Daftar


Pendanaan Pelaksanaan Anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA)
Dinas Perhubungan Aceh Tahun Anggaran 2019.

6. Nama dan : Kuasa Pengguna Anggaran Bidang Pengembangan Sistem dan


Organisasi Multimoda Dinas Perhubungan Aceh
Pejabat
Pembuat
Komitmen

DATA PENUNJANG
7. Data Dasar : IMT-GT Implementation Blueprint 2017-2021
8. Standar Teknis : Peraturan Menteri perhubungan nomor PM 112 tahun 2017 tentang
Pedoman Dan Proses Perencanaan Di Lingkungan Kementerian
Perhubungan, Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar/Kriteria
Perencanaan (KP) yang dikeluarkan oleh Direktorat Perhubungan Udara
dan Standar lainnya yang berlaku.
9. Studi-Studi : -
Terdahulu
10. Referensi : Referensi Hukum yang berlaku untuk pekerjaan Dokumen Studi
Hukum Kelayakan Pengembangan Bandar udara Maimun Saleh Sabang sebagai
Terminal Kargo Perikanan yaitu :
 Undang-Undang No. 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri;
 Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian
Internasional;
 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Tata Ruang;
 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan;
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan;
 Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
 Keputusan Presiden No. 13 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Kerjasama Ekonomi Sub-Regional;
 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Tatanan Kebandarudaraan Nasional;
 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 56
Tahun 2015 Tentang Kegiatan Pengusahaan Di Bandar Udara;
 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 61
Tahun 2015 tentang Fasilitas (FAL) Udara;
 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 79
Tahun 2017 Tentang Kriteria Dan Penyelenggaraan Kegiatan
Angkutan Udara Perintis Dan Subsidi Angkutan Udara Kargo;
 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 53
Tahun 2017 Tentang Pengamanan Kargo dan Pos Serta Rantai Pasok
(Supplay Chain) Kargo dan Pos yang diangkut dengan Pesawat
Udara.
 Keputusan Menko Perekonomian Nomor KEP-
117/MENKON/12/2012 Tentang Sekretariat Tim Koodinasi
Kerjasama Ekonomi Sub-Regional;
 Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Aceh Tahun 2013-2033.

RUANG LINGKUP

11. Lingkup : Studi Kelayakan Pengembangan Bandar Udara Maimun Saleh sebagai
Pekerjaan terminal kargo perikanan ini diharapkan akan menghasilkan dokumen
hasil studi yang akan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
Bandar Udara Maimun Saleh sebagai terminal cargo perikanan dengan
berpedoman pada kaidah Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh dan
Rencana rincinya. Ruang lingkup penelitian ini meliputi tinjauan
terhadap pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, rencana
tata ruang wilayah Aceh dan peran bandar udara dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi wilayah.

Dalam melaksanakan kegiatan ini konsultan melakukan langkah


persiapan berupa pemahaman rinci terhadap Kerangka Acuan Kerja dan
selanjutnya menyusun program kerja yang mencakup:
1. Penyusunan detail metodologi pelaksanaan pekerjaan;
2. Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait dan melakukan
kegiatan survey lapangan untuk mendapatkan data primer dan data
sekunder serta data terkait lainnya.
3. Review kebijakan – kebijakan yang terkait pada kawasan terkait
dengan studi kelayakan.
4. Survey destinasi kargo perikanan, Survey pengangkutan perikanan
(Jenis Perikanan, lokasi pemasaran saat ini dan potensi ekspor ke
luar negeri).
5. Survey Sosial Ekonomi (Pengambilan Data Sekunder)
6. Survey Topografi survey topografi berupa Peta Topografi Skala
1:25.000 atau 1:50.000, Peta Tata Guna Lahan di sekitar lokasi,
Peta tematik wilayah perencanaan yang terkait dengan rencana
pengembangan.

12. Keluaran : Hasil yang diharapkan dari Konsultan adalah tersusunnya Buku studi
Kelayakan Pengembangan Bandar Udara Maimun Saleh sebagai
Terminal Kargo Perikanan.
Adapun keluaran dari studi kelayakan ini berupa Laporan-Laporan yang
terinci mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan yang
dituangkan dalam bentuk :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara (Interim Report)
3. Laporan Ringkas (Excutive Summary)
4. Laporan Akhir (Final Report)
5. Buku Studi Kelayakan Pengembangan Bandar Udara Maimun Saleh -
Sabang sebagai Terminal Kargo Perikanan.

13. Peralatan, : a. Laporan dan Data


Material, Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta
Personil dan fotografi (bila ada) dapat dipakai sebagai referensi oleh penyedia
Fasilitas dari jasa
Pejabat b. Fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan
Pembuat oleh penyedia jasa :
Komitmen • Dukungan administrasi dan surat menyurat.
• Dalam hal konsultasi rutin dengan pihak-pihak terkait atau
direksi pekerjaan, penyedia jasa dapat menggunakan ruang rapat
yang ada pada Bidang Pengembangan Sistem dan Multimoda
Dinas Perhubungan Aceh, apabila ruang rapat tersebut sedang
tidak dipergunakan.

14. Peralatan dan : Fasilitas berikut harus disediakan oleh penyedia jasa untuk kebutuhan
Material dari pelaksanaan pekerjaan di lapangan :
Penyedia Jasa ● Sewa kantor di lokasi pekerjaan.
Konsultansi ● Kebutuhan operasional kantor (ATK)
● Sewa komputer, printer, Kamera Digital
● Kebutuhan komunikasi
● Biaya Survey untuk sewa peralatan, Uji Lab dan personil surveyor
serta akomodasi dan transportasi yang dibutuhkan.
● Sewa kendaraan untuk Team Leader dan personil yang meliputi :
Sewa Kenderaan Roda 4 lengkap dengan biaya BBM dan Oli serta
Supir ditambah Akomodasi Perjalanan dari Kantor Konsultan ke
lokasi pekerjaan maupun ke Kantor Dinas Perhubungan Aceh
selama pelaksanaan pekerjaan.

15. Lingkup : Batasan Kegiatan Konsultan Perencana adalah :


Kewenangan Penyedia jasa berwenang untuk melaksanakan jasa konsultansi
Penyedia Jasa maupun mengadakan barang yang sesuai dengan kontrak.
Penyedia jasa berwenang untuk tidak melakukan kegiatan yang akan
menimbulkan pertentangan kepentingan (conflictofinterest) dengan
kegiatan yang merupakan tugas penyedia.
Seluruh hasil yang diperoleh dari pekerjaan perencanaan ini harus
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Apabila terjadi penyimpangan-
penyimpangan dari prosedur tersebut maka Pengguna Jasa/Tim
Evaluasi berhak memerintahkan Penyedia Jasa Konsultasi untuk
melakukan pekerjaan ulang dan hal ini menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari Penyedia Jasa Konsultasi.
Sebelum melaksanakan kegiatan, konsultan diharuskan membuat
suatu kriteria perencanaan. Kriteria tersebut dipresentasikan dalam
bentuk draft pada pengguna jasa untuk mendapatkan persetujuan.
Persetujuan atas kriteria desain tersebut tidak serta merta
menghilangkan tanggung jawab konsultan perencana terhadap
kecukupan persyaratan teknis perencanaan.

Kriteria desain memuat hal-hal berikut :


● pendahuluan;
● deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal;
● prakiraan dampak penting
● daftar pustaka dan lampiran
● Kriteria-kriteria lainnya yang dianggap perlu.

16. Jangka Waktu : Jangka waktu pelaksanaan tugas konsultan perencanaan selama 180
Penyelesaian (seratus delapan puluh) hari kalender.
Pekerjaan

17. Personil : Jumlah


Posisi Kualifikasi
Orang Bulan
Tenaga Ahli :

1. Team Leader S2 Teknik Sipil SKA 1 Orang 6 Bulan


(Ahli Landasan Ahli Muda Landasan
Terbang) Terbang
Pengalaman :
S2 = 3 Tahun
diutamakan
memiliki
pengalaman sebagai
perencana
transportasi

2. Co. Team Leader S1/S2 Ekonomi 1 Orang 6 Bulan


(Ahli Ekonomi) Pengalaman :
S1 = 5 Tahun
S2 = 3 Tahun
diutamakan
memiliki
pengalaman
dibidang kajian
sosial ekonomi
3. Ahli Perencanaan S1/S2 1 Orang 6 Bulan
Wilayah dan Kota Wilayah dan
Perkotaan/
Planologi/ Arsitektur
SKA Ahli Muda
Perencanaan
Wilayah dan Kota
Pengalaman :
S1 = 5 Tahun
S2 = 3 Tahun
diutamakan
memiliki
pengalaman
dibidang
perencanaan
wilayah dan
perkotaan

4. Ahli Geodesi S1/S2/ Teknik 1 Orang 4 Bulan


Geodesi dan
Geomatika/
Oceanografi SKA
Ahli Muda Geodesi
Pengalaman :
S1 = 5 Tahun
S2 = 3 Tahun
diutamakan
memiliki
pengalaman
dibidang
pemetaan/spasial

5. Ahli Arsitektur S1/S2 1 Orang 4 Bulan


Lansekap Arsitektur /
Arsitektur Lansekap
Pengalaman :
S1 = 5 Tahun
S2 = 3 Tahun
Diutamakan
memiliki
pengalaman
dibidang Arsitektur
Lansekap

6. Ahli Perkiraan Biaya S1/S2 1 Orang 3 Bulan


Teknik Sipil/
Arsitektur/
Pengalaman :
S1 = 5 Tahun
S2 = 3 Tahun
diutamakan
memiliki
pengalaman
menghitung
perkiraan biaya
Tenaga Pendukung:
1. Administrasi/ Minimal D3 1 Orang 6 Bulan
Sekretaris Ekonomi /
Kesekretariatan

2. Surveyor Minimal D3 2 Orang 3 Bulan

Setiap Tenaga Ahli yang ditugaskan dalam pekerjaan ini harus


memenuhi persyaratan/dan memiliki :
a. Lulusan PT. Negeri atau Swasta yang telah diakreditasi (minimum B)
oleh yang berwenang atau Lulus Ujian Negara, atau perguruan tinggi
luar negeri yang ijazahnya telah disahkan/diakui oleh Instansi
Pemerintah yang berwenang di bidang pendidikan tinggi,
b. Sertifikat Keahlian/keterampilan (SKA/SKT) yang masih berlaku dan
berpengalaman di bidangnya masing-masing.
c. Pengalaman kerja personil dibuktikan dengan melampirkan Referensi
Kerja yang dikeluarkan oleh Instansi terkait.

18. SBU (Sub Bidang : RE 101 (Jasa Nasehat Dan Konsultansi Rekayasa Teknik)
Usaha)

19. Jadwal Tahapan : a. Pekerjaan Persiapan


Pelaksanaan Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Konsultan harus
Pekerjaan mempelajari secara seksama Kerangka Acuan Kerja sebagai
pedoman pekerjaan, dan selanjutnya menyusun Rencana Kerja,
rencana penggunaan peralatan dan rencana penugasan personel
serta rencana survey yang mencakup :
1. Penjabaran maksud dan tujuan pekerjaan secara detail;
2. Penyusunan keterangan secara rinci mengenai metode
pelaksanaan pekerjaan;
3. Pembuatan program kerja, meliputi: urutan kegiatan, jadwal
pelaksanaan pekerjaan, organisasi pelaksana pekerjaan,
penyediaan tenaga ahli, penyediaan perlengkapan/peralatan
kerja;
4. Studi literatur/kepustakaan;
5. Penyusunan daftar kebutuhan data, rencana survey lapangan, dan
formulir-formulir yang diperlukan;

b. Tahap Pengumpulan Data, meliputi kegiatan :


1. Pengumpulan data terkait dengan kebijakan umum, kebijakan
sektoral, serta dokumen perencanaan/peraturan yang terkait
dengan Studi Kelayakan Pengembangan Bandar Udara Maimun
Saleh;
2. Pengumpulan data yang terkait dengan pemanfaatan tata ruang
baik itu nasional atau wilayah;
3. Pengumpulan data dari sumber primer yaitu dari segi kelayakan
aspek teknik kebandarudaraan, kelayakan aspek operasional
penerbangan, kelayakan aspek pengusahaan angkutan udara,
kelayakan aspek lingkungan, dan kelayakan aspek ekonomi dan
finansial;
4. Pengumpulan data dari sumber sekunder Inventarisasi data
sekunder yang terkait yang diperlukan antara lain meliputi:
1). Tata Guna Lahan dan Prasarana Fisik Wilayah
a) Jaringan prasarana transportasi dan rencana
pengembangannya (jika telah ada)
b) Jaringan utilitas dan rencana pengembangannya (jika telah
ada).

2). Fisiografi, Topografi, dan Meteorologi


a. Peta topografi skala 1:25.000 atau 1:50.000
pada rencana lahan dan kawasan di sekitar rencana
pengembangan bandar udara
b. Peta tata guna lahan di sekitar lokasi bandar udara
c. Peta tematik wilayah perencanaan yang terkait dengan
rencana pengembangan badar udara.

c. Konsultan harus melaksanakan peninjauan/survey guna melakukan


observasi dan penggalian data secara lebih mendalam terkait arah
pengembangan bandar udara dan potensi sektor unggulan
perikanan.

d. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan tim teknis, serta


melaksakaan kegiatan Focus Group Disscusion (FGD). Pembiayaan
pada kegiatan ini berupa biaya makan dan minum rapat, sewa
ruangan serta penggandaan dokumen.

e. Studi banding ke lokasi tujuan kargo perikanan pada negara yang


masuk dalam Kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth
Triangle (IMT-GT).

f. Survey Cargo Perikanan (Survey Pengangkutan Perikanan, Jenis


Perikanan, lokasi pemasaran saat ini dan potensi ekspor ke luar
negeri)

LAPORAN

20. Laporan : Laporan Pendahuluan (Inception Report) berisi :


Pendahuluan uraian ringkas mengenai rencana awal pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan sebagian dari data primer dan sekunder yang sudah
diperoleh, juga dimasukkan methodologi serta pendekatan teknis
pelaksanaan pekerjaan.
Diskusi dari laporan ini dilakukan secara internal dengan Tim Teknis dari
proyek dan diharapkan dapat diperolah satu kesepakatan mengenai
sasaran serta pola kerja yang akan dituju. Hasil diskusi dituangkan
dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam
penyusunan laporan berikutnya.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : pada akhir bulan


pertama sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
21. Laporan Antara : Laporan Antara (Interim Report) berisi :
Hasil kompilasi data serta hasil analisis awal meliputi : telaah awal
wilayah perencanaan, kondisi fisik wilayah, kecenderungan
perkembangan ekonomi, rencana pengembangan wilayah, hasil
peninjauan lapangan, analisis awal sesuai dengan tujuan dan sasaran
perencanaan sebagai pedoman bagi Penyusunan Studi Kelayakan
Pengembangan Bandar Udara Maimun Saleh sebagai Terminal Kargo
Perikanan.
Diskusi pada tahap ini dilakukan secara internal dengan melibatkan
pihak terkait dan diharapkan dapat diperoleh satu kesepakatan
mengenai hasil kompilasi dan analisis data. Hasil diskusi dituangkan
dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam
penyusunan laporan berikutnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : pada akhir bulan
ketiga sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

22. Laporan Ringkas : Laporan Ringkas (Excutive Summary) :


merupakan ringkasan dari Laporan Akhir yang disajikan secara
komunikatif dalam tampilan yang menarik.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : pada akhir masa
pelaksanaan pekerjaan 1 (satu) hari sebelum pengajuan
pembayaran/penarikan terakhir) sebanyak 6 (Enam) buku laporan.

23. Laporan Akhir Laporan Akhir (Final Report) adalah :


bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan pekerjaan studi
dan merupakan penyempurnaan dari draft laporan sesuai dengan
catatan dalam berita acara pembahasan.
Laporan dan seluruh data mentah hasil survey lapangan, survey
wawancara dan survey data sekunder harus diserahkan selambat-
lambatnya : pada akhir masa pelaksanaan pekerjaan 1 (satu) hari
sebelum pengajuan pembayaran/penarikan terakhir) sebanyak 6
(enam) buku laporan.
Laporan Khusus (bila diperlukan), berisi masalah khusus yang bersifat
teknis atau kontraktual di lapangan.
24. Buku Studi : Buku Studi Kelayakan Pengembangan Bandar Udara Maimun Saleh
Kelayakan Sebagai Terminal Cargo Perikanan merupakan hasil dari Studi dalam
tampilan yang menarik.
Seluruh hasil studi harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir
masa pelaksanaan pekerjaan sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan dan
Softcopy dikumpulkan dalam flashdisk beserta laporan lainnya.

HAL-HAL LAIN

25. Produksi dalam : Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
Negeri dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.

26. Persyaratan : Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi :
• Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub penyedia harus diatur
dalam kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh KPA.
• Ketentuan-ketentuan dalam kerjasama dengan sub penyedia harus
megacu kepada harga yang tercantum dalam kontrak serta
menganut sistem penyetaraan.
• Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang
dikerjakan oleh sub penyedia.

27. Pedoman : Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut


Pengumpulan mengacu pada SNI dan Standar lainnya yang berlaku.
Data Lapangan

28. Alih : Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk


Pengetahuan menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) berikut :
penyedia jasa harus mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan
seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan yang akan
diberikan kepada staf Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

29. Kesehatan dan : • Dalam pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi, penyedia jasa wajib
Keselamatan menerapkan sistem manajemen K3.
Kerja • Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan jasa konsultansi harus
mencakup aspek-aspek K3
30. Penutup : Konsultan Perencana setelah manerima pengarahan penugasan dan
semua bahan masukan, hendaknya memeriksa dan memproses semua
bahan yang ada serta mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan
untuk pekerjaan perencanaan ini.

Untuk kesempurnaan pekerjaan perencanaan tersebut diatas Konsultan


Perencana diminta mempelajari segala informasi dan ketentuan-
ketentuan yang berhubungan dengan pekerjaan perencanaan
dimaksud.

Banda Aceh, Februari 2019


KUASA PENGGUNA ANGGARAN BIDANG
PENGEMBANGAN SISTEM DAN
MULTIMODA

Drs. DEDDY LESMANA


NIP. 19751126 200003 1 001

Anda mungkin juga menyukai