Anda di halaman 1dari 45

TUGAS AKHIR

Identifikasi Pengembangan Transit Oriented


Development Pada Kawasan Stasiun MRT
Jakarta
(Studi Kasus: Stasiun MRT Dukuh Atas dan Blok M)
Tia Noor Septianita - 242016060
Dosen Pembimbing :
Isro Saputra, S.T., M.T.

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Institut teknologi nasional
Bandung
OUTLINE
Bab 2
LAPORAN
Bab 4 Bab 6
Bab 1 TRANSP Bab 3 Gambaran Bab 5 KESIMPULAN
pendahuluan ORTASI, Metodologi umum PENGEMBAN
MRT penelitian GAN TOD SARAN
DAN
TOD
BAB
PENDAHULUAN
1
01 Latar Belakang
02 Rumusan
Permasalahan Transportasi
Kemacetan salah satu permasalahan 76%
Penggun
aan
Masalah
Dukuh Atas dan Blok M merupakan kawasan
yang ditetapkan menjadi kawasan TOD
transportasi yang ada di ibukota khususnya Kota kendara berdasarkan RTRW dan RDTR
Jakarta, salah satunya disebabkan karena
an
tingginya tingkat penggunaan kendaraan Pada kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas dan
pribadi. pribadi
24% Penggunaa Blok M, Konektivitas antarmoda masih
n angkutan terkendala serta masih tingginya penggunaan
kendaraan pribadi, dikarenakan belum
umum
optimalnya pengembangan kawasan yang
Pengalihan Angkutan Transit Oriented mengarah pada konsep TOD. Sehingga penulis
Massal Development ingin mengetahui

Pengalihan penggunaan pribadi ke angkutan Konsep pengembangan angkutan massal


Bagaimana pengembangan TOD
massal berbasis transit merupakan salah satu berbasis transit tidak dapat berjalan optimal
pada kawasan Stasiun MRT
alternatif solusi dalam mengatasi kemacetan. jika tidak didukung oleh pengembangan
Jakarta?
Dalam hal ini permprov DKI telah menyediakan urban form yang kompak di sekitar titik
konsep pengembangan angkutan massal pergantian moda atau dikenal dengan
berbasis transit salah satunya adalah MRT konsep TOD.
03 Tujuan 04 Ruang Lingkup
Mengidentifikasi pengembangan TOD pada
kawasan Stasiun MRT berdasarkan eksisting dan
Substansi
Indiaktor dan variabel kepadatan meliputi intensitas penggunaan
lahan (KDB, KLB), kepadatan bangunan dan kepadatan
rencana penduduk.
Indikator dan variabel penggunaan lahan campuran
meliputi proporsi penggunaan lahan residensial dan
Sasara proporsi
- penggunaan lahan nonresidensial.

n Teridentifikasinya karakteristik kawasan Stasiun Indikator distance and design meliputi ketersediaan jalur
MRT berdasarkan indikator TOD pedestrian, konektivitas jalur pedestrian, dimensi jalur
pedestrian, fasilitas parkir sepeda, jaringan jalur sepeda,
- keterdedian fasilitas parkir ( park and ride) dan
dan
Teridentifikasinya kesesuaian karakteristik TOD ketersediaan jenis altertenatif moda.
pada kawasan Stasiun MRT Jakarrta
Penelitian ini melihat penerapan TOD di kawasan Stasiun
MRT Jakarta secara eksisting dan rencana berdasarkan
Teridentifikasinya pengembangan transit
rencana kebijakan yang terdapat di DKI Jakarta
oriented development pada kawasan Stasiun
MRT Jakarta berdasarkan eksisting dan
rencana. Penggunaan parameter atau kriteria TOD pada masing-
masing indikator dipertimbangkan berdasarkan skala
pelayanan TOD pusat kota.
Ruang Lingkup
WilayahRTRW RDTR

Dukuh Atas Dukuh Atas

Manggarai Manggarai

Blok M Blok M

Harmoni Harmoni

Pasar Senen Pasar Senen

Grogol Grogol

Jatinegara Jatinegara

Pulo Gerbang

Kawasan yang ditinjau adalah radius 800 meter


dari titik transit (Handbook TOD Winnipeg, 2011)
BAB
KAJIAN
2 TEORI
Kajian
Teori Transit Oriented
Transportasi Development
Transportasi merupakan suatu alat
Karakteristik kawasan TOD berfokus pada
pemindahan barang/muatan dari satu
penggunaan lahan campuran, kepadatan
tempat ke tempat lainnya, Sistem dan intensitas tinggi, terintegrasi antar
transprotasi makro terdiri dari sistem moda dengan radius 400-800 meter titik
kegiatan, jaringan, pergerakan dan transit dan ketersediaan fasilitas
kelembagaan.
penunjang yang lengkap disertai dengan
masing-masing parameter

Mass Rapid Tipologi TOD diantaranya TOD Kota, Sub


pusat kota dan TOD lingkungan
Transit
Konsep manajemen transportasi masssal
berbasis transit memiliki 3 kriteria utama
yaitu daya angkut besar, waktu tempuh
cepat dan terdapat titik berhenti di banyak
stasiu
Variabel Indikator

Sintesa Pustaka Intensitas (KDB,KLB)

Kepadatan Kawasan Kepadatan bangunan


Penelitian Kepadatan penduduk
(Variabel
Berdasarkan Terpilih)
studi literatur yang dilakukan, berikut Proporsi guna lahan residen
merupakan 3 variabel utama dengan 14 indikator
Proporsi guna lahan non residen
terpilih Guna Lahan Campuran
Tipe Hunian
 Variabel kepadatan (menunjukan karakteristik
kepadatan pada kawasan transit) Karakteristik Retail
 Variabel pencampuran guna lahan (menunjukan
karakteristik penggunaan lahan dan keragaman Ketersediaan jalur pedestrian
pemanfaatan ruang) Dimensi jalur pedestrian
 Variabel distance and design menunjukan
ketersediaan fasilitas penunjang dan aksesbilitas di Konektivitas jalur pejalan kaki
kawasan TOD
Distance and Design Fasilitas parkir sepeda

Jaringan jalur sepeda

Ketersediaan parkir

Pemilihan jenis layanan moda angkutan


BAB
Metodologi3
penelitian
01 Jenis Penelitian 03 Metode Analisis
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif karena Sasaran 1 Teridentifikasinya karakteristik kawasan Stasiun MRT berdasarkan
penelitian ini dalam penafsirannya banyak dituntut menggunakan indikator TOD
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data serta
penampilan hasilnya. Dalam mengidentifikasi karakteristik kawasan transit Stasiun MRT Jakarta
berdasarkan indikator TOD digunakan metode analisis deskriptif kuantitatif

Kepadatan Penduduk Proporsi penggunaan


02 METODE 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑎𝑤𝑎𝑠𝑎𝑛
lahan
=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑁𝑜𝑛 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙
𝑥 100 %
(𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙 + 𝑁𝑜𝑛 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙)

Data Primer melalui observasi


PENGUMPULA
Variabel-Indikator yang dilakukan observasi :
Kepadatan Bangunan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙
𝑥 100 %
(𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙 + 𝑁𝑜𝑛 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙)
N DATA
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 =
Ketersediaan jalur pedestrian, dimensi jalur pedestrian, konektivitas 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑎𝑤𝑎𝑠𝑎𝑛
jalur pedestrian, ketersediaan fasilitas parkir/ park and ride,
ketersediaan jalur sepeda dan pemilihan jenis layanan moda Intensitas(KDB, KLB) Ketersediaan Jalur
angkutan. 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝐷𝑎𝑠𝑎𝑟 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 Pedestrian 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑃𝑒𝑑𝑒𝑠𝑡𝑟𝑖𝑎𝑛
𝐾𝐷𝐵 = 𝑥 100 % 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑑𝑒𝑠𝑡𝑟𝑖𝑎𝑛 =
Data Sekunder melalui studi literatur dan survei instansi 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑙𝑎𝑛
Kebutuhan data yang didapat melalui survei instansi diantaranya
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
mengenai variabel kepadatan kawasan dan pencampuran guna 𝐾𝐿𝐵 = 𝑥 100 %
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑖𝑙
lahan, serta mengenai rencana kebijakan DKI Jakarta terkait
penerapan TOD.
Parameter tod berdasarkan skala
03 Metode Analisis Variabel pelayanan
Indikator tod kota Ketentuan Sumber

Kepadatan Penduduk Minimum 750 jiwa/ha Permen ATR/BPN


Sasaran 2 Teridentifikasinya kesesuaian Florida TOD
Kepadatan bangunan Unit per hektar minimum 110 unit/ha
karakteristik TOD pada kawasan Stasiun MRT Guidebook,2012
Kepadatan
Ketentuan KDB minimum 80% Permen ATR/BPN
Jakarta Intensitas Penggunaan
Dari hasil perhitungan yang dibuat pada Lahan
Ketentuan KLB minimum > 5.0 Permen ATR/BPN
sasaran 1 maka dilakukan perbandingan
Proporsi guna lahan
dengan ketentuan TOD sehingga dapat Guna Lahan residen
mengetahui variabel atau indikator yang Proporsi non perumahan 40-80%
Campuran Permen ATR/BPN
Proporsi perumahan 20-60%
sesuai/belum sesuai dengan karaktersitik TOD. Proporsi guna lahan non
residen
Digunakan teknik analisis spatial dengan
menggunakan software ArcGIS untuk Tipe Hunian
Bangunan Tinggi, Apartemen Sedang,
Permen ATR/BPN
Kondominium
mempermudah analisis karena sebagian besar
data berbentuk shp. Karakteristik Retail Regional Permen ATR/BPN

Distance Terdapat fasilitas parkir kendaraan Permen ATR/BPN, ITDP


Sasaran 3 Teridentifikasinya pengembangan Ketersediaan parkir
and Design (dimungkinkan) 2017
TOD pada Kawasan Stasiun MRT Jakarta Parameter tod secara umum
Metode analisis yang dilakukan deskriptif Variabel Indikator Ketentuan Sumber
kuantitatif, nantinya akan terpilih lokasi
Ketersediaan jalur Ketersediaan100% jalur pedestrian yang ITDP, 2017
kawasan Stasiun MRT yang dapat pedestrian terdapat pada kawasan. Florida TOD Guidebook
dikembangkan menjadi kawasan TOD
berdasarkan eksisting dan rencana yang Jalur pejalan kaki memiliki lebar
ITDP, 2017 Permen PU No.
Dimensi jalur pedestrian minimum 1.5 meter dan luas minimum
akan datang. 2,25 m2.
3 Tahun 2014

Konektivitas jalur pejalan Maksimum berjalan kaki dari titik transit ITDP, 2017, Permen PU No.
kaki adalah 5- 10 menit 3 Tahun 2014
BAB 4
GAMBARAN
UMUM
GAMBARAN UMUM DKI JAKARTA
PROFIL
DKI Jakarta memiliki luas sebesar 66.200 Ha Pengembangan tod pada
Terdiri dari 5 wilayah kota administrasi dan 1
DKI kabupaten kawasan mrt jakarta
JAKARTA 5 KOTA 1 KABUPATEN Dalam dokumen PRK (Panduan Rancang Kota)
pengembangan koridor MRT Jakarta, PT. MRT Jakarta
ADMINISTRA ADMINISTRASI membagi 4 kategorisasi menurut zona dalam penyusunan
SI rencana pengembangan kawasan TOD.

CBD Zone
(Stasiun MRT Bundaran HI, Senayan, Dukuh Atas, Istora,
5.285.32 5.272.489 Setiabudi dan Bendungan Hilir)
kondisi
1 Garden City Zone
10.557.810 transportasi
Kendaraan Umum ; 1.80%; 2% (Stasiun MRT Sisimangaraja dan Blok M)
JUMLAH
PENDUDUK Southern Downtown (Stasiun MRT Blok A, Hajinawi dan Cipete)

KOTATertinggi
Penduduk JAKARTA: Jakarta Timur Gateway Zone (Stasiun MRT Fatmawati dan Lebak Bulus)
Kendaraan
Penduduk Terendah : Kepulauan Pribadi
Seribu Kendaraan
Umum

Kendaraan Pribadi ; 98.20%; 98%


Sumber: BPS DKI Jakarta, 2017
Kawasan Studi Stasiun MRT Pembagian Luas Wilayah
Luas Luas
Persentase

Dukuh Atas
No. Kecamatan Kelurahan Keseluruhan Wilayah
(%)
(Ha) Deliniasi (Ha)
BATAS
KEPENDUDUKA
PENGGUNAAN 1. Menteng Menteng 244 32,32 24,75
Kebon Melati 126 31,20 23,88
ADMINISTRASI
N
LAHAN 2. Tanah Abang
Karet Tengsin 153 37,05 28,36
3. Setiabudi Setiabudi 74 30,02 22,98
Total 597 130,59 100
Sebelah Utara:
Jl. Dipenegoro,
Kelurahan Menteng Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2020
Kebon Melati
9.153 Jiwa Moda Transportasi Rute

Bus Transjakarta (BRT) 4C (TU Gas-Bendungan Hilir)


Sebelah Barat: Menteng
Jl. KH. Mansyur, Kel. Sebelah Timur:
2.931 Jiwa Metromini P15 (Pasar Minggu-Tanah Abang)
Karet Tengsin Jl. Hos Cokroaminoto,
Jl. Hos Cokroaminoto,
Kel. Menteng Kopaja P19 (Tanah Abang-Ragunan)
Karet Tengsin Bus APB APB-JP03A (Roxi-Bendungan Hilir)
9.895 Jiwa
Bus PPD AC-10 (Kampung Rambutan-Dukuh Atas)
Setiabudi
Sebelah Selatan: Bus DSU P157 (Senen-Palem Semi)
2.686 Jiwa
Jl. Setiabudi 2 dan Karet
Bus KWK T20 (Pulo Gadung-Bekasi)
Pasar Baru, Kel. Tanah
Abang Bus Mayasari Bakti AC70 (Tanah Abang-Kampung Rambutan)

Kereta Commuterline Jakarta Kota- Depok/Bogor

Kereta Api Bandara Soekarno Hatta Manggarai- Bandara Soekarno Hatta

LRT Jakarta Cibubur-Dukuh Atas


Kawasan Studi Stasiun MRT Pembagian Luas Wilayah
BLOK
BATAS M
KEPENDUDUKA
PENGGUNAAN No. Kecamatan Kelurahan
Luas
Keseluruhan
Luas
Wilayah
Persentase
(%)
(Ha) Deliniasi (Ha)
ADMINISTRASI
N
LAHAN Gunung 132 10,208 7,575
Kramat Pela 125 57,282 42,508
1 Kebayoran Baru
Gunung Sebelah Utara Selong
:
Melawai
Selong
125
140
57,973
9,294
43,020
6,897
708JiwaJl. Hang Jebat, Kel.
0 Jiwa Total 649 134,57 100
Gunung dan Selong Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2020

Moda Transportasi Rute/Trayek


Sebelah Timur:
Kramat Pela Jl. Iskandarsyah dan Koridor 1C (Blok M-Pesanggrahan)
13.187
Sebelah Jiwa
Barat :
Adityawarman, Kel. BRT Transjakarta Koridor 1 (Blok M- Kota/Halte Tosari)
Melawai S22 (Ciputat-Kampung Rambutan)
Jl. KH Ahmad Dahlan,
Kel Kramat Pela dan Melawai Metromini S69 (Blok M-Ciledug)
Gunung
1.396Jiwa
S613, S609, S605A, S608, S616, S620,
Kopaja
S63, S66, dan T57
Sebelah Selatan:
Jl. Panglima Polim 12
Reguler 45 (Term. Blok M-Term Kampung
dan Wijaya, Kel. Bus PPD
Rambutan)
Melawai
Bus Mayasari Patas Ac69 (Term.Blok M- Term. Kalideres)
Bus APTB Cileungsi- Blok M
Bus Damri Jakarta Terminal Blok M- Bandara Soekarno Hatta
BAB 5
PENGEMBANG
AN
TOD PADA
KAWASAN
STASIUN MRT
Indikator kepadatan penduduk
Asumsi : Rencan
Eksistin
dukuh
Jumlah atas
Penduduk = Jumlah Unit Perumahan/Jumlah Unit ag
Perumahan Kelurahan x Jumlah Penduduk Kelurahan

EKSISTING
Jml Pddk Luas Kepadatan
Kecamatan Kelurahan Kawasan Kawasan Penduduk
Transit (Ha) (Jiwa/Ha)
Kebon Melati 9.153 32,32 283
300
283 Jiwa/Ha
Tanah Abang
Karet Tengsin 9.856 31,20 340 98 Jiwa/Ha
Setiabudi Setiabudi 2.686 37,05 73 107Jiwa/Ha
Menteng Menteng 2.930 30,02 98
Total 24.664 130,59 189

Sumber: Hasil Analisis, 2020

RENCANA
Metode geometri merupakan metode yang cocok digunakan karena 340Jiwa/Ha
372 Jiwa/Ha
berdasarkan karakteristiknya metode ini diterapkan untuk perhitungan
proyeksi kota-kota besar dengan laju perumbuhan yang signifikan 73 Jiwa/Ha
74Jiwa/Ha
ProyeksiProyeksi
Kepadatan Penduduk
Penduduk
Kelurahan Laju Tahun 2020 Tahun 2025 Tahun 2030
Pertumbuhan
Kelurahan
Menteng Tahun
98 Tahun102 Tahun 107
Pdkk (%)
Karet Tengsin 2020
340 2025340 2030 372
(2014-2019)
Kebon Melati 283 290 300
Menteng
Setiabudi 1,004% 732.930 3.050
73 3.206 74
Karet Tengsin
Jumlah 1,7814%189 9.895 197 10.619 11.599
209
Kebon Melati 0,621% 9.153 9.382 9.677
Setiabudi 0,245% 2.686 2.712 2.746
Jumlah 24.664 25.763 27.228
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Indikator kepadatan penduduk blok
Eksistin
Rencan
m
Asumsi :
Jumlah Penduduk = Jumlah Unit Perumahan/Jumlah Unit ga
Perumahan Kelurahan x Jumlah Penduduk Kelurahan

EKSISTING
69
78 Jiwa/Ha 0 Jiwa/Ha
Jumlah
Luas Kepadatan
Penduduk
Kecamatan Kelurahan Kawasan Penduduk
Kawasan
(Ha) (Jiwa/Ha)
Transit
Gunung 708 10,2 69
Kebayoran Kramat Pela 13.187 57,3 230
Baru Melawai 1.396 58,0 24
Selong 0 9,30 0 230 Jiwa/Ha
276
Total 15.292 134,8 131

Sumber: Hasil Analisis, 2020


24 Jiwa/Ha

RENCANA
Proyeksi
Proyeksi Kepadatan Penduduk
Penduduk
Kelurahan Laju Pertumbuhan
Tahun 2020 Tahun 2025 Tahun 2030
Kelurahan Pddk (%) (2014- Tahun Tahun Tahun
Gunung 69 73 78
2019) 2020 2025 2030
Kramat Pela 230 250 276
Melawai
Gunung 1,277
24 708 24 745 794
24
Kramat Pela
Selong 2,041
0 13.187 014.297 15.8170
Melawai Jumlah 1130,074 1.396
122 1.400 1341.406
Selong 0,390 0 0 0
Jumlah 15.292 16.443 18.017
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Indikator kepadatan bangunan
Rencan
Eksistin
dukuh atas
EKSISTING ag
Tahun 2020
Jumlah Luas Kepadatan
Blok-Kelurahan Sub Blok
Bangunan (Ha) Bangunan Unit/Ha)
Blok 1/ Kelurahan Sub Blok 1.1 298 16.34 18.2
23
Kebon Melati Sub Blok 1.2 514 19.08 26.9
Blok 2/ Kelurahan Sub Blok 2.1 110 17.29 6.36
15
Menteng Sub Blok 2.2 316 10.38 30.44
Blok 3/ Kelurahan Sub Blok 3.1 53 20.18 2.63 23 Jiwa/Ha
34 Unit/Ha
8
Setiabudi Sub Blok 3.2 181 9.81 18.45
Sub Blok 4.1 61 15.42 3.96 15
92 Jiwa/Ha
Unit/Ha
Blok 4/ Kelurahan
Sub Blok 4.2 91 11.19 8.13 12
Karte Tengsin
Sub Blok 4.3 299 10.32 28.97
Total 1.923 130,59 15

Sumber: Hasil Analisis, 2020

RENCANA 12Jiwa/Ha
21 Unit/Ha
Asumsi :
Berdasarkan SNI Tata Cara Perencanaan Perkotaan, 1 81
8 Jiwa/Ha
Unit/Ha
KK terdiri dari 4 orang yang mewakili 1 bangunan
Rencana Kepadatan
Proyeksi JumlahBangunan
Bangunan(Unit/Ha)
(Unit)
Kelurahan
Kelurahan
Tahun 2021
Tahun 2021 Tahun 2025
Tahun 2025 Tahun
Tahun 2030
2030
Kebon Melati 31,9 997 32,91027 1066
34,2
Menteng
Menteng 2.592
80,2 85,02.748 2.993
92,6
Setiabudi
Setiabudi 2.309
76,9 78,82.367 2.440
81,3
Karet
Karet Tengsin
Tengsin 21,3 790 21,5 796 805
21,7
Jumlah 6.687 6.937 7.303
Jumlah 51,21 53,12 55,92
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Indikator kepadatan
Eksistin
Rencan
bangunan blok m
EKSISTING ag
Blok- Jumlah Kepadatan Bangunan
Sub Blok Luas (Ha)
Kelurahan Bangunan (Bangunan/Ha)
Blok 1/
Sub Blok 1.1 89 10,2 8,73 9
Gunung 921
Unit/Ha
Unit/Ha33Unit/Ha
Unit/Ha
Blok 1/ Sub Blok 1.2 36 9,75 3,69
Kramat Sub Blok 1.3 383 20,17 18,99 15
Pela Sub Blok 1.4 82 7,94 10,33
Sub Blok 2.1 27 9,27 2,91
Blok 2/
Sub Blok 2.2 115 15,37 7,48 3
Selong dan
Sub Blok 2.3 53 13,82 3,84
Blok 3 dan Sub Blok 3.1 151 15,68 9,63 15 Unit/Ha
4/ Melawai Sub Blok 3.2 251 12,98 19,34
9 73 Unit/Ha
dan Kramat Sub Blok 4.1 244 10,05 24,28 99 Unit/Ha
Unit/Ha
Pela Sub Blok 4.2 139 9,21 15,09
Total 1.575 134,75 12

Sumber: Hasil Analisis, 2020

RENCANA
Proyeksi
Rencana
Jumlah
Kepadatan
Bangunan
Bangunan
(Unit) (Unit/Ha)
Kelurahan
Kelurahan
TahunTahun 2025 2025 Tahun 2030
20212021 Tahun Tahun Tahun 2030
Gunung
Gunung 190 19 199 20 212 21
Kramat Pela
Kramat Pela 3.513 61 3.790 66 4.170 73
Melawai
Melawai 509 9 510 9 512 9
Selong
Selong 27 3 27 3 27 3
Jumlah
Jumlah 4.239 31 4.527 34 4.920 37

Sumber: Hasil Analisis, 2020


Indikator intensitas guna lahan
(kdb,klb) dukuh atas Eksistin
Rencan
Perhitungan: ga
KDB : Luas Bangunan/Luas lahan bangunan x 100%
KLB : Luas Bangunan/Luas lahan bangunan x lantai
bangunan atau Hasil KDB x lantai bangunan

EKSISTING
Blok KDB Rata-Rata KLB Rata-Rata
Blok 1/ Kebon Melati 52-63% 2-3,8
Blok 2/ Menteng 74-82% 2,45
Blok 3/ Setiabudi 70-72% 3-3,3
Blok 4/ Karet Tengsin 66-72% 3,6-4,3
Rata-Rata 68,87% 2,8

Sumber: Hasil Analisis, 2020

RENCANA Nilai KDB


Blok KDB Rata-Rata KLB Rata-Rata dipertimbangkan
Blok 1/ Kebon Melati 46-47% 5-5,3 berdasarkan peresapan
Blok 2/ Menteng 59-60% 5,3 air, kapasitas drainase
Blok 3/ Setiabudi 40-41% 2-4,2
Blok 4/ Karet Tengsin 40-42% 3,3-5,2 Terdapat konsep
Total 46,62% 4,3 pelampauan nilai KLB
pada bangunan-bangunan
Sumber: Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Menteg. Tanah yang berada di sekitar
Abang dan Setiabudi, 2011-2030 kawasan transit
Indikator intensitas guna lahan
(kdb,klb) blok m Rencan
Eksistin
EKSISTING ag
Blok KDB Rata-Rata KLB Rata-Rata
Blok 1/ Gunung dan Kramat
65-82,5% 2-3,1
Pela
Blok 2/ Selong dan Melawai 70-83% 2-4,2
Blok 3/ Melawai 74-85% 2-2,7
Blok 4/ Kramat Pela 82-83% 2-3
Rata-Rata 78,06% 2,62

Sumber: Hasil Analisis, 2020

RENCANA
Blok KDB Rata-Rata KLB Rata-Rata
Blok 1/ Gunung dan Terdapat konsep
48-62% 1,3-3,4
Kramat Pela pelampauan nilai KLB
Blok 2/ Selong dan pada bangunan-
45-67% 2-2,5
Melawai bangunan yang berada di
Blok 3/ Melawai 53-60% 1,2-1,6 sekitar kawasan transit.
Blok 4/ Kramat Pela 50-60% 1,8-2,6
Rata-Rata 55,6% 2,15 Nilai KDB
dipertimbangkan
mber: Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kebayoran Baru, 2011-2030
berdasarkan peresapan
air, kapasitas drainase
Indikator proporsi penggunaan lahan Rencan
Eksistin
dukuh atas ag
EKSISTING
Residential Non Residential
Blok 4; 83%
Blok 1; 77%

Blok 2; 55% Blok 3; 58%


Blok 2; 45% Blok 3; 42%

Blok 1; 23%
Blok 4; 17%

Secara Keseluruhan Residential 30% dan Non Residential 70%

RENCANA
Residential Non Residential
Blok 1; 80%
Blok 4; 70%
Blok 3; 63%
Blok 2; 53%
Blok 2; 47%
Blok 3; 37%
Blok 4; 30%
Blok 1; 20%

Secara Keseluruhan Residential 29% dan Non Residential 71%


Indikator proporsi penggunaan lahan Eksistin
Rencan
blok m ga
EKSISTING
Residential Non Residential
Blok 2; 81%

Blok 1; 60%
Blok 3; 55% Blok 4; 52%
Blok 3; 45% Blok 4; 48%
Blok 1; 40%

Blok 2; 19%

Secara Keseluruhan Residential 39% dan Non Residential 61%

RENCANA
Residential Non Residential
Blok 2; 95%

Blok 3; 70%
Blok 4; 58%
BlokBlok
1; 50%
1; 50%
Blok 4; 42%
Blok 3; 30%

Blok 2; 5%
Secara Keseluruhan Residential 43% dan Non Residential 57%
Indikator tipe hunian dukuh atas Eksistin
Rencan
ga
EKSISTING

Tipe Hunian Blok 1 dan 2


Tergolong kedalam tipe hunian dengan ketinggian sedang-rendah karena memiliki
ketinggian 4-12meter dengan jumlah 1-3 lantai

Tipe Hunian Blok 3 dan 4


RENCANA
Tergolong kedalam tipe hunian dengan bangunan tinggi, apartemen
sedang, kondominium karena memiliki ketinggian 4-295 meter dengan Mayoritas arahan pengembangan zona perumahan sudah menuju ke
jumlah 2-59 lantai pengembangan perumahan vertikal dengan ketentuan ketinggian
bangunan setinggi 30-40 lantai atau 240-280 meter
Indikator tipe hunian blok m Rencan
Eksistin
ag
EKSISTING

Tipe Hunian Blok 1 dan 2

Tergolong kedalam tipe hunian dengan ketinggian sedang-rendah karena memiliki


ketinggian 4-10 meter dengan jumlah 1-2lantai

Tipe Hunian Blok 3 dan 4

Tergolong kedalam tipe hunian dengan sedikit bangunan tinggi, ketinggian sedang RENCANA
dan rendah terdapat townhouse karena memiliki ketinggian 4-15 meter dengan jumlah Arahan pengembangan zona perumahan belum menuju ke pengembangan
2-3 lantai perumahan vertikal dimana mayoritas pengembangan zona perumahan yang
ada hanya termasuk jenis zona perumahan KDB sedang-tinggi dengan
ketentuan ketinggian bangunan sebesar 2-3 lantai
Indikator karakteristik retail dukuh atas Indikator karakteristik retail blok m
EKSISTING EKSISTING

Mayoritas karakteristik retail yang terdapat pada kawasan ini Mayoritas karakteristik retail yang terdapat pada
dapat melayani skala regional hingga lokal. Untuk skala regional kawasan ialah skala regional dan lokal, untuk skala
terdapat mall perbelanjaan serta untuk skala lokal terdapat regional terdapat mall yang berada di jalan utama,
toko/minimarket sedangkan untuk skala lokal berupa toko ruko dan
minimarket

Karakteristik Retail di Blok 1,2, 3 dan 4

Karakteristik Retail di Blok 1,2, 3 dan 4

RENCANA RENCANA
Berdasarkan struktur ruang Jakarta Pusat, Kawasan Dukuh Atas ditentukan Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang, Kawasan Blok M merupakan
menjadi pusat kegiatan primer dimana kawasan ini mampu melayani pusat perdagangan berskala besar yang mampu melayani kegiatan
kegiatan dengan skala kota/regional. perdagangan skala regional.
Indikator keterrsediaan jalur pejalan Rencan
Eksistin
kaki dukuh atas ag
EKSISTING
Panjang Jalan Panjang Jalur Persentase Ketersediaan
Blok
(m) Pejalan Kaki (m) Jalur Pejalan Kaki (%)
Blok 1 8908,64 5836,30 65,5
Blok 2 8122,84 7259,30 89,4
Blok 3 7189,43 5786,89 80,5
Blok 4 5798,99 3988,00 68,8
Jumlah 30019,94 22870,49 76,2%

Sumber: Hasil Analisis, 2020

RENCANA
RencanaPanjang
Pengembangan Jalur Pejalan
Panjang Kaki
Persentase
Jalan Tanjung Ujung Jalur Setiabudi
Jalan Ketersediaan
Barat
Blok Jalan
Jalan Platina (m) Pejalan
JalanKaki Jalur Pejalan
Karet Pasar Baru
(m)
Jalan Karet PasarKakiBaru
(%)
Jalan
Blok 1Baturaya
8908,64 8908,64 100
Timur 3
Blok 2 8122,84
Jalan Martapura 1 Jalan KH. Mas Mansyur100
8122,84
Blok 3 7189,43 7189,43 100
Jalan Intan Jalan Juana
Blok 4 5798,99 5798,99 100
Jalan Teluk Betung Jalan Pamekasan
30019,9
Jumlah
Jalan Muara Enim 30019,90
Jalan Pati 100
0
Jalan Indrapura Jalan Purwodadi
Jalan Palembang Jalan Tamayung Terdapat rencana pengembangan jalur
Jalan Emas Jalan Cepu 1 dan 2 pejalan kaki pada jalan arteri, kolektor
Jalan Tebing Tinggi Jalan Lasem dan lokal disetiap kelurahan yang berada
Jalan Waleri Jalan Kroya di Kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas.
Jalan Setiabudi 7
Indikator keterrsediaan jalur pejalan Rencan
Eksistin
kaki blok m ag
EKSISTING
Panjang Jalan Panjang Jalur Persentase Ketersediaan
Blok
(m) Pejalan Kaki (m) Jalur Pejalan Kaki (%)
Blok 1 11195,38 9109,61 81,4
Blok 2 9231,37 7414,06 80,3
Blok 3 8135,98 5363,99 65,9
Blok 4 6388,72 2532,67 40,6
Jumlah 34951,45 24420,33 69,9%

Sumber: Hasil Analisis, 2020

RENCANA
Rencana Pengembangan Jalur Pejalan Persentase
Kaki
Panjang
Jalan Hang Jebat
Panjang
I, III Jalan Melawai II,Ketersediaan
III, IV, V
Blok Jalur Pejalan
dan IV Jalan (m) dan VI Jalur Pejalan
Kaki (m)
Jalan Hang Tuah IX Jalan Sunan Ngampel Kaki (%)
Jalan
Blok 1K.H. Ahmad Dahlan Jalan
11195,38 Tirtayasa
11195,38 100
Jalan
Blok 2Lamandau9231,37
I-IV Jalan Panglima Polim 6 -12
9231,37 100
Blok 3 8135,98 Jalan8135,98
Wijaya III, IV, V, VI, 100
Jalan Langsat I-IV
Blok 4 6388,72 VII,6388,72
X, XI, XII, XIII 100
Jalan
Jumlah Mendawai
34951,45
I-IV Jalan
34951,45
Barito II 100
Jalan Sampit II-III Jalan Percetakan I, II, III, IV Terdapat rencana pengembangan
Jalan Adityawarman II
Sumber: Hasil Analisis, 2020 Jalan Radio I, II, IV V jalur pejalan kaki pada jalan arteri,
Jalan Sungai Sambas I, II, kolektor dan lokal disetiap
Jalan Iskandarsyah
III, V, VI, VII kelurahan yang berada di
Sumber: Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Kawasan Stasiun MRT Blok M.
Kebayoran Baru, 2011-2030
Indikator dimensi jalur pejalan kaki Indikator dimensi jalur pejalan kaki
dukuhEKSISTING
atas blokEKSISTING
m
Blok3  
Blok Ruas Jalan   Fungsi Jalan Lebar (m)
Blok 3   Ruas Jalan  Fungsi Jalan Lebar (m)
Blok 1 Jalan Iskandarsyah
  II Arteri Sekunder  
2,5-3
Blok
  1 Jalan Jendral
  Sudirman Arteri Sekunder
  4-7 Jalan Sisingamaraja Arteri Sekunder 4
  Jalan Melawai Raya Kolektor Primer 4-4,5
    JalanJendral
Jalan Setiabudi Tengah Arteri
Sudirman Kolektor Primer
Sekunder 4-72   Jalan Kyai Maja
Jalan Panglima Polim I
Arteri Sekunder
Lokal 3
4
  Jalan Barito Kolektor Primer 3-6
    JalanKota
Jalan Setiabudi
Bumi III Kolektor Primer
Lokal 1,5
2,5 Jalan Panglima Polim II Lokal 32
  Jalan Bulungan Kolektor Primer
    JalanSungai
Jalan Setiabudi VI
Gerong Lokal
Lokal 1,5
2,5   JalanHang
Jalan Panglima
Tuah Polim III Lokal
Arteri Sekunder 1,5-2,5
3
    JalanPlaju
Jalan Galunggung Arteri Sekunder
Kolektor Primer 2,26
2,5   JalanGandaria
Jalan Panglima PolimIIIIV
Tengah Lokal
Arteri Sekunder 2,5
  Jalan
JalanLamandau Lokal
Lokal
    JalanTalang
Jalan Setiabudi II
Betutu KolektorPrimer
Kolektor Primer 23 Panglima Polim V 2,5
3
    JalanBaturaja
Setiabudi Barat Lokal
Kolektor Primer Jalan Blora   Jalan
JalanMahakam
Panglima Polim Lokal 1,5 Jalan Panglima Polim
Jalan 23   Jalan
RayaMahakam I
Arteri Sekunder
Lokal 4,5
3,5-4
  Blok 4   Martapura
Jalan  
Lokal 2   Jalan Melawai Raya Kolektor Primer 3-4
  Jalan Wijaya IX Lokal 34
  JalanKebon
Jalan RM Margono
Kacang Kolektor Primer 4,5
Jalan Panglima Polim Raya
  Blok 4 Jalan Pati Unus 
Arteri Sekunder
 Kolektor Primer
  Arteri Sekunder 1,5 3-3,5
Djojohadikoesoemo
Jalan Teluk Betung Lokal 3-5 Blok 2 Jalan
  Barito II Kolektor
  Primer 5
 
Blok 2   Jalan Karet Pasar Baru   Arteri Sekunder 1,5  
Jalan
Jalan Gandaria Tengah
Sisingamaraja Arteri Sekunder
Kolektor Primer
4
  Jalan
III Melawai Raya Kolektor Primer 2,5
4
JalanImam
Jalan H.Abdul Jalil
Bonjol LokalSekunder
Arteri 1,5
3   
    JalanJendral
Jalan JendralSudirman
Sudirman Arteri
ArteriSekunder
Sekunder 4-7
4-7
  Jalan
JalanTrunojoyo
Jalan
Kramat Pela Arteri Sekunder
Arteri Sekunder 3,5
5
       JalanPanglima
MelawaiPolim
RayaRaya Arteri Sekunder
Kolektor Primer 4
4-4,5
JalanDr.Karet
Jalan Pasar Baru
Kusuma Jalan Palatehan Raya Lokal 2,5
   
  
Arteri Sekunder
Kolektor Primer 4,3
2,11 JalanMelawai
Jalan Panglima I Polim Arteri Sekunder
Lokal 3
Timur V
Atmaja Jalan Sudirman  
   Raya 4
  JalanPamekasan
K.H. Mas MansyurKolektor
KolektorPrimer
Primer
Jalan Palatehan Kolektor Primer 2,5 Jalan Pati Unus
Jalan 23    Jalan Sungai
Jalan Sultan Sambas IV
Hasanudin Lokal
Arteri Sekunder 2
3,5
 
Jalan Sumenep Lokal 1,5   Jalan Sunan Kalijaga Lingkungan 2,5
 
  Jalan Kendal Lokal 2,5
Jalan Blora Kolektor Primer 2,5
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Sumber: Hasil Analisis, 2020 RENCANA
Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta Tahun
2011-2030 dan ketentuan dalam dokumen panduan fasilitas desain
pejalan kaki DKI Jakarta Tahun 2017-2022, lebar jalur pejalan kaki
minimal 1,5-1,8 meter yang mempertimbangkan aspek humanis. Serta
terdapat konsep pengembangan jalur pedestrian dalam persil dengan
Jalan Sumenep ketentuan lebar 4 meter
Indikator konektivitas jalur pejalan kaki Eksistin
dukuh atas
EKSISTING g
Waktu
Waktu Tempuh
Tempuh Rata-Rata
Rata-Rata
Blok
Blok (menit)
(menit)
Blok
Blok 6
16
13
Blok
Blok 7
2 22
4 Fasilitas Penyebrangan/JPO
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Fasilitas
RENCANA Penyebrangan
Zebra Cross
Asumsi :
Apabila terdapat hambatan maka
kecepatan berjalan kaki akan menurun
sebesar 25% (Natalia, 2011) Konsep pengembangan bangunan pedestrian layang,
 Kecepatan 1,75 meter/detik – namun Dinas Tata Ruang DKI Jakarta belum
Tidak ada hambatan menentukan bangunan mana saja yang menerapkan
 Kecepatan 1,4 meter/detik – Ada konsep tersebut. Arahan penentuan bangunan
hambatan pedestrian layang seharusnya ditekankan pada pada
blok 3 dan 4
Waktu Tempuh Rata-Rata
Blok
(menit)
Blok
4
14
1
3
Blok
Blok 5
18
2
4
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Bangunan pedestrian layang


Indikator konektivitas jalur pejalan kaki Eksistin
blok EKSISTING
m g
Waktu
Waktu Tempuh
Tempuh Rata-Rata
Rata-Rata
Blok
Blok (menit)
(menit)

Blok 1 9
Blok 3 8

Fasilitas Penyebrangan
Blok 2 8 Zebra Cross

Blok 4 14
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Fasilitas
Penyebrangan
RENCANA Zebra Cross

Waktu Tempuh Rata-Rata


Konsep pengembangan bangunan pedestrian layang,
Blok namun Dinas Tata Ruang DKI Jakarta belum
(menit)
menentukan bangunan mana saja yang menerapkan
Blok 1 9 konsep tersebut. Arahan penentuan bangunan
pedestrian layang seharusnya ditekankan pada pada
blok 4
Blok 2 8

Blok 3 8

Blok 4 14

Sumber: Hasil Analisis, 2020


Bangunan pedestrian layang
Indikator keterrsediaan jalur & fasilitas Rencan
Eksistin
sepeda dukuh atas
EKSISTING ag

Panjang Jalur
Blok Ruas Jalan Lebar (m)
Sepeda (m)
Blok 3 Jalan Jendral Sudirman 575,13 2
Sumber: Hasil Analisis, 2020

RENCANA
Rencana Pengembangan
Dalam rencana pengembangannya Jalur Sepeda
penyediaan jalur/jaringan
Jalan Jendral Gatot
sepeda
Subroto terdapat pada
Jalan setiap
Kota Bumijalan arteri, kolektor
Jalan dan
Galunggung lokal pada
Jalan Setiabudi VI
setiap
Jalan kelurahan
Sungai Gerong dibagun
Jalan Plajujalur pejalan Jalan
kaki.Setiabudi
BerikutII merupakan Jalan Setiabudi Barat
ruasBaturaja
Jalan jalan yang digunakan
Jalan Kebon untuk
Kacang rencana
Jalan pengembangan
Intan jalur
Jalan Juana
Jalan Martapura
sepeda Jalan Teluk
yang berada Betung
di Kawasan Jalan Teluk
Stasiun MRT Betung
Dukuh Atas Jalan Pamekasan
Jalan Imam Bonjol Jalan Kendal Jalan Muara Enim Jalan Pati
diantaranya:
Jalan Dr. Kusuma
Jalan Blora Jalan Indrapura Jalan Purwodadi
Atmaja
Jalan RM Margono
Jalan Pamekasan Jalan Palembang Jalan Tamayung
Djojohadikoesoemo
Jalan Sumenep Jalan Karet Pasar Baru Jalan Emas Jalan Cepu 1 dan 2
Jalan Karet Pasar Baru
Jalan H.Abdul Jalil Jalan Tebing Tinggi Jalan Lasem
Timur V
Jalan Tanjung Ujung Jalan Setiabudi Barat Jalan Waleri Jalan Kroya
Jalan Platina Jalan Karet Pasar Baru Jalan Setiabudi 7 Jalan Talang Betutu
Jalan Karet Pasar Baru
Jalan Baturaya Jalan Galunggung Jalan Setiabudi VI
Timur 3
Jalan Martapura 1 Jalan KH. Mas Mansyur Jalan Setiabudi II Jalan Setiabudi Barat
Pengembangan jalur sepeda dan penyediaan fasilitas
Jalan Setiabudi
Tengah
Jalan Setiabudi III Jalan Intan Jalan Juana parkir diutamakan untuk kawasan yang memiliki
tujuan penting seperti perkantoran, perdagangan,
Sumber: Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Menteg. Tanah Abang dan Setiabudi, sekolah dan taman atau ruang terbuka.
2011-2030
Indikator keterrsediaan jalur & fasilitas
Eksistin
Rencan
sepeda blok m ag
EKSISTING
Panjang Jalur Lebar
Blok Ruas Jalan
Sepeda (m) (m)
Jalan Gandarian
275,69 2
Blok 1 dan 2 Tengah III
Jalan Melawai Raya 1126,97 2
Sumber: Hasil Analisis, 2020

RENCANA
Rencana Pengembangan Jalur Sepeda
Dalam rencana pengembangannya
Jalan Hang Jebat I, III dan IV
penyediaan jalur/jaringan
Jalan Melawai II, III, IV, V dan VI
sepeda
Jalan terdapat
Hang Tuah IX pada setiap jalan
Jalanarteri,
Sunan kolektor
Ngampel dan lokal pada
setiap
Jalan K.H.kelurahan
Ahmad Dahlan dibagun jalur pejalan kaki
Jalan Tirtayasa
Jalan Lamandau I-IV Jalan Panglima Polim VI, VII,VIII, IX, X, XI,XII
Jalan Langsat I-IV Jalan Wijaya III, IV, V, VI, VII, X, XI, XII, XIII
Jalan Mendawai I-IV Jalan Barito II
Jalan Sampit II-III Jalan Percetakan I, II, III, IV
Jalan Adityawarman II Jalan Radio I, II, IV V
Jalan Iskandarsyah Jalan Sungai Sambas I, II, III, V, VI, VII
Jalan Sisingamaraja Jalan Sultan Hasanudin
Jalan Kyai Maja Jalan Sunan Kalijaga
Jalan Barito Jalan Iskandarsyah II
Jalan Bulungan Jalan Kramat Pela
Jalan Hang Tuah Jalan Panglima Polim Raya
Jalan Gandaria Tengah III Jalan Pati Unus Pengembangan jalur sepeda dan penyediaan
Jalan Lamandau Jalan Trunojoyo
Jalan Mahakam Jalan Palatehan Raya fasilitas parkir diutamakan untuk kawasan yang
Jalan Mahakam I memiliki tujuan penting seperti perkantoran,
perdagangan, sekolah dan taman atau ruang
Sumber: Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kebayoran Baru, 2011-2030 terbuka.
Indikator fasilitas park and ride dukuh Indikator fasilitas park and ride blok m
atas
Rencan
Eksistin Rencan
Eksistin
ag ag

Sudah terealisasi secara


Berada di Jalan Talang eksisting
Betutu Luas 0,11 Ha, jarak
240 meter dan waktu
tempuh 3 menit menuju Jenis fasilitas park and ride yang dapat dikembangkan di kawasan TOD, dengan
titik transit. Dikelola oleh Berada di Jalan Kendal ketentuan terletak di dekat halte transit, dilalui oleh jalan utama (arteri) atau berada di
perumda pasar jaya Luas 0,28 Ha, jarak 350 ujung jalur transit utama.
meter dan waktu tempuh 5
menit menuju titik transit .
Parkir motor dan mobil
Memiliki lahan sebesar
Fasilitas Parkir Terstruktur
0,22 Ha, jarak 850
Berada di Jalan
meter dengan waktu Berada Polim
di JalanIV,Melawai
Panglima
tempuh 10 menit Raya, Memiliki
jarak 700 meter dengan lahan
sebesar
waktu 0,648 Ha,
tempuh menitjarak 500
meter dengan waktu
tempuh 6-7 menit

Fasilitas Park and Ride Fasilitas Park and Ride


Indikator alternatif pemilihan moda Eksistin
Rencan
dukuh atas ga
EKSISTING
Waktu Tempuh Menuju Jarak Tempuh
Moda Transportasi
Angkutan Massal (Menit) (Meter)
Stasiun KA Sudirman-
3 Menit 270 Meter
Commuter line
Stasiun KA Bandara 10-15 Menit 900 Meter
Halte BRT/ Busway
2-3 Menit 200 Meter
Transjakarta
Halte kopaja, metromini KA Bandara
5 Menit 350 Meter BRT/Busway
dan lainnya
H
Sumber: Hasil Analisis, 2020

RENCANA
Berdasarkan dokumen Rencana Detail Tata Ruang Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2011-2030, terdapat rencana pengembangan
angkutan massal berupa penambahan jalur untuk busway dan
Bus APD
pembangunan halte pemberhentian bus yang terdapat di Jalan
R.M. Margono Djojohadikoesoemo.
Indikator alternatif pemilihan moda Rencan
Eksistin
blok m ag
EKSISTING
Waktu Tempuh Menuju Jarak Tempuh
Moda Transportasi
Angkutan Massal (Menit) (Meter)
Halte BRT/ Busway
7 Menit 600 Meter H
Transjakarta
Terminal bus damri, H
metromini, PPD, 3-5 Menit 230-450 Meter
kopaja dan lainnya
BRT/Busway
Sumber: Hasil Analisis, 2020

RENCANA Bus Damri H


Berdasarkan dokumen Rencana Detail Tata Ruang Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2011-2030, terdapat rencana pengembangan
angkutan massal dimana terdapat penambahan jalur untuk H
busway dan pembangunan halte pemberhentian bus yang
terdapat di Jalan Kyai Maja, Trunojoyo dan Panglima Polim.
Bus APD
Dengan ini waktu tempuh menuju halte bus paling cepat bisa
mencapai 2 menit jarak 130 meter
Kesesuaian karakteristik tod pada kawasan
transit Indikator
Kepadatan Kawasan (Density)
Kriteria Kondisi Eksisting Kesesuaian Indikator
Distance and Design
Kriteria Kondisi Eksisting Kesesuaian

Kebon Melati : 283 Jiwa/Ha Tidak Sesuai Ketersediaan jalur Ketersediaan 100% jalur
Ketersediaan 76,2% Tidak Sesuai
Karet Tengsin : 340 Jiwa/Ha Tidak Sesuai pejalan kaki pejalan kaki pada kawasan
Minimum 750
Kepadatan Penduduk Lebar minimum 1,5
jiwa/ha Setiabudi : 73 Jiwa/Ha Tidak Sesuai Dimensi jalur pejalan Lebar minimum 1.5 meter
meter dan maksimal 7 Sesuai
Menteng : 98 Jiwa/Ha Tidak Sesuai kaki dan luas minimum 2,25 m2
meter
Blok 1: 23 Unit Ha Tidak Sesuai Blok 1 : 6 menit Sesuai
Unit per hektar Rekomendasi maksimum
Blok 2: 15 Unit/Ha Tidak Sesuai Konektivitas Jalur Blok 2 : 7 menit Sesuai
Kepadatan Bangunan minimum 40 berjalan kaki dari titik
Blok 3 : 8 Unit/Ha Tidak Sesuai Pejalan kaki Blok 3 : 16 menit Tidak Sesuai
unit/ha transit adalah 5- 10 menit.
Blok 4 : 12 Unit/Ha Tidak Sesuai Blok 4 : 22 menit Tidak Sesuai
Blok 1: 57,5% Tidak Sesuai Ketersediaan Fasilitas Terdapat fasilitas parkir Terdapat fasiltas
Sesuai
Ketentuan KDB Blok 2: 70% Tidak Sesuai parkir kendaraan parkir
KDB Minimum lebar jalur
minimum 80% Blok 3: 71% Tidak Sesuai Lebar jalur 1,5 meter Sesuai
Ketersediaan jalur dan sepeda 1.5 meter
Blok 4: 70% Tidak Sesuai fasilitas parkir sepeda Terdapat fasilitas parkir Terdapat fasilitas
Blok 1: 2.9 Sesuai Sesuai
sepeda parkir sepeda
Ketentuan KLB Blok 2: 2.5 Sesuai Terdapat alternatif
KLB Terdapat alternatif
minimum 5.0 Blok 3: 3.15 Sesuai pemilihan moda dengan
moda angkutan
Blok 4: 4 Sesuai jarak maksimal menuju
massal dengan
Jenis Pemilihan angkutan umum massal
maksimal waktu Sesuai
Alternatif Moda terdekat yang
tempuh kurang lebih
Indikator Kriteria Kondisi Eksisting Kesesuaian direkomendasikan adalah
15 menit dengan
Pencampuran Guna Lahan 1 kilometer, atau 15
jarak 900 meter
Proporsi guna lahan Proporsi perumahan sampai 20 menit
Proporsi keseluruhan non
non perumahan 20-60% dan
perumahan 30% dan non Sesuai
Proporsi guna lahan Proporsi non
perumahan 70%
perumahan perumahan 40-80%
Mayoritas terdiri dari
Bangunan tinggi, bangunan perkantoran
Tipe Hunian apartemen sedang, tinggi dan apartemen yang Sesuai
kondominium memiliki ketinggian hingga
62 lantai
Mayoritas karakteristik retail
pada kawasan ini melayani
Karakteristik Retail Regional skala regional dan lokal Sesuai
seperti mall, minimarket dan
ruko-ruko
Kesesuaian
BLOK M karakteristik tod pada kawasan
transit Indikator
Kepadatan Kawasan (Density)
Kriteria Kondisi Eksisting Kesesuaian Indikator
Distance and Design
Kriteria Kondisi Eksisting Kesesuaian

Gunung : 69 Jiwa/Ha Tidak Sesuai Ketersediaan 100% jalur


Ketersediaan jalur
pejalan kaki pada Ketersediaan 69,9% Tidak Sesuai
Kepadatan Minimum 750 Kramat Pela : 230 Jiwa/Ha Tidak Sesuai pejalan kaki
kawasan
Penduduk jiwa/ha Melawai : 24 Jiwa/Ha Tidak Sesuai Lebar minimum 1.5 Lebar pejalan kaki
Selong : 0 Tidak Sesuai Dimensi jalur pejalan
meter dan luas minimum berkisar antara 1,5-7 Sesuai
kaki
Blok 1: 12 Unit/Ha Tidak Sesuai 2,25 m2 meter
Unit per hektar Blok 2: 3 Unit/Ha Rekomendasi maksimum Blok 1 : 9 menit Sesuai
Kepadatan Tidak Sesuai
minimum 40 Konektivitas Jalur berjalan kaki dari titik Blok 2 : 8 menit Sesuai
Bangunan Blok 3: 13 Unit/Ha Tidak Sesuai
unit/ha Pejalan kaki transit adalah 5- 10 Blok 3: 8 menit Sesuai
Blok 4: 19 Unit/Ha Tidak Sesuai
menit. Blok 4 : 14 menit Tidak Sesuai
Blok 1: 73,12% Tidak Sesuai Ketersediaan Fasilitas Terdapat fasilitas parkir
Ketentuan KDB Blok 2: 77% Tidak Sesuai Tersedia Sesuai
KDB parkir kendaraan
minimum 80% Blok 3: 80% Sesuai Minimum lebar jalur
Lebar 2 meter Sesuai
Blok 4:82,5% Sesuai Ketersediaan jalur dan sepeda 1.5 meter
Blok 1: 2.5 Tidak Sesuai fasilitas parkir sepeda Terdapat fasilitas parkir Tidak terdapat fasilitas
Tidak Sesuai
Ketentuan KLB Blok 2: 4.1 Tidak Sesuai sepeda parkir sepeda
KLB Terdapat alternatif
minimum 5.0 Blok 3: 2.35 Tidak Sesuai
pemilihan moda dengan
Blok 4: 2.5 Tidak Sesuai Terdapat alternatif moda
jarak maksimal menuju
angkutan massal dengan
Jenis Pemilihan Alternatif angkutan umum massal
Indikator Kriteria Kondisi Eksisting Kesesuaian Moda terdekat yang
maksimal waktu tempuh Sesuai
Pencampuran Guna Lahan kurang lebih 7 menit
direkomendasikan
Proporsi guna lahan Proporsi dengan jarak 600 meter
adalah 1 kilometer, atau
non perumahan perumahan 20- Keseluruhan proporsi non 15 sampai 20 menit
60% dan Proporsi perumahan 61% dan Sesuai
Proporsi guna lahan
non perumahan perumahan 39%
perumahan
40-80%
Bangunan Tinggi, Mayoritas tipe hunian terdiri
apartemen dari bangunan dengan
Tipe Hunian Tidak Sesuai
sedang dan ketinggian sedang dan
kondominium rendah
Mayoritas retail pada
kawasan ini memiliki skala
pelayanan regional hingga
Karakteristik Retail Regional Sesuai
lokal, seperti mal pusat
perbelanjaan dan ruko-ruko
pada jalan utama
PERBANDINGAN EKSISTING DAN
RENCANA DUKUH ATAS
Hasil Eksisting dengan Hasil Rencana dengan
Variabel-Indikator Kondisi Eksisiting Rencana Pengembangan
Kriteria TOD Kriteria TOD
Kepadatan Kawasan
Kepadatan penduduk pada kawasan transit Proyeksi penduduk diperoleh kepadatan penduduk pada
Kepadatan Penduduk Belum Terpenuhi Belum Terpenuhi
sebesar 189 jiwa/ha kawasan sebesar 209 jiwa/Ha
Kepadatan bangunan pada kawasan transit Poyeksi jumlah bangunan diperoleh kepadatan bangunan
Kepadatan Bangunan Belum Terpenuhi Terpenuhi
sebesar 15 unit/ha pada kawasan mencapai 55,92 Unit/Ha
Koefisien Dasar Berdasarkan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan
KDB rata-rata sebesar 66,87% Belum Terpenuhi Belum Terpenuhi
Bangunan (KDB) KDB rata-rata sebesar 40-60%
Koefisien Lantai Intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan KLB rata-rata
KLB rata-rata sebesar 2.8 Belum Terpenuhi Terpenuhi
Bangunan (KLB) sebesar 2-5, terdapat konsep pelampauan nilai KLB
Pencampuran Guna Lahan
Guna Lahan
Berdasarkan rencana pola ruangnya proporsi penggunaan
Residential Proporsi residential 30%, proporsi non-
Terpenuhi lahan perumahan sebesar 29% dan non perumahan Terpenuhi
Guna Lahan Non- residential 70%
sebesar 71%
Residential
Berdasarkan rencana pola ruang, pengembangan zona
Tipe hunian termasuk dalam bangunan perumahan mengarah pada pembangunan perumahan
Tipe Hunian Terpenuhi Terpenuhi
tinggi dan apartemen vertikal dengan ketentuan ketinggian bangunan dari 24
lantai hingga 80 lantai
Berdasarkan struktur ruang Jakarta Pusat, Kawasan
Mayoritas karaktteristik retail memiliki skala Dukuh Atas ditentukan menjadi pusat kegiatan primer
Karakteristik Retail Terpenuhi Terpenuhi
regional dimana kawasan ini mampu melayani kegiatan dengan
skala kota/regional.
Hasil Eksisting dengan Hasil Rencana dengan
Variabel-Indikator Kriteria TOD Rencana Pengembangan
Kriteria TOD Kriteria TOD
Distance and Design
Berdasarkan rencana jaringa pergerakan, persentase
ketersediaan pejalan kaki sebesar 100%, karena rencana
Ketersediaan Jalur Ketersediaan jalur pejalan kaki sebesar
Belum Terpenuhi pengembangan jalur pejalan kaki terdapat di setiap jalan
Pejalan Kaki 76,2%
arteri, kolektor dan lokal disetiap kelurahan yang berada di
kawasan transit. Terpenuhi
PERBANDINGAN EKSISTING DAN
RENCANA BLOK M
Hasil Eksisting dengan Hasil Rencana dengan
Variabel-Indikator Kondisi Eksisiting Rencana Pengembangan
Kriteria TOD Kriteria TOD
Kepadatan Kawasan
Kepadatan penduduk pada kawasan transit Berdasarkan proyeksi penduduk diperoleh kepadatan
Kepadatan Penduduk Belum Terpenuhi Belum Terpenuhi
sebesar 113 jiwa/ha penduduk pada kawasan sebesar 134 jiwa/Ha
Kepadatan bangunan pada kawasan transit Berdasarkan proyeksi jumlah bangunan diperoleh
Kepadatan Bangunan Belum Terpenuhi Terpenuhi
sebesar 12 unit/ha kepadatan bangunan pada kawasan mencapai 44 unit/Ha
Koefisien Dasar
KDB rata-rata sebesar 78,06% Belum Terpenuhi Ketentuan KDB rata-rata sebesar 48-62% Belum Terpenuhi
Bangunan (KDB)
Koefisien Lantai Ketentuan KDB rata-rata sebesar 2, terdapat konsep
KLB rata-rata sebesar 2.62 Belum Terpenuhi Terpenuhi
Bangunan (KLB) pelampauan nilai KLB

Guna Lahan Residential Berdasarkan rencana pola ruangnya proporsi penggunaan


Proporsi residential 39%, proporsi non-
Guna Lahan Non- Terpenuhi lahan perumahan sebesar 43% dan non perumahan Terpenuhi
residential 61%
Residential sebesar 57%
Tipe hunian dengan ketinggian sedang- Berdasarkan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan
Tipe Hunian Belum Terpenuhi Belum Terpenuhi
rendah ketinggian bangunan perumahan hanya mencapai 2 lantai
Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang, Kawasan Blok M
Mayoritas karaktteristik retail memiliki skala
Karakteristik Retail Terpenuhi merupakan pusat perdagangan berskala besar yang Terpenuhi
regional
mampu melayani kegiatan perdagangan skala regional.

Hasil Eksisting dengan Hasil Rencana dengan


Variabel-Indikator Kriteria TOD Rencana Pengembangan
Kriteria TOD Kriteria TOD
Distance and Design
Ketersediaan Jalur Ketersediaan jalur pejalan kaki sebesar Berdasarkan rencana jaringa pergerakan, persentase
Belum Terpenuhi Terpenuhi
Pejalan Kaki 69,9% ketersediaan pejalan kaki sebesar 100%
Berdasarkan dokumen panduan fasilitas desain pejalan
Dimensi Jalur Pejalan kaki DKI Jakarta Tahun 2017-2022, lebar jalur pejalan kaki
Lebar minimum jalur pejalan kaki 1,5 meter Terpenuhi Terpenuhi
Kaki minimal 1,5-1,8 meter yang mempertimbangkan aspek
humanis.
Adanya rencana pengembangan jalur pejalan kaki pada
Konektivitas Jalur Maksimum waktu tempuh rata-rata berjalan
kesimpulan
PENGEMBANGAN TOD DI PENGEMBANGAN TOD DI
DARI 14 INDIKATOR DARI 14 INDIKATOR
DUKUH ATAS BLOK M

8 INDIKATOR – EKSISTING DAN RENCANA MEMENUHI KRITERIA TOD 6 INDIKATOR – EKSISTING DAN RENCANA MEMENUHI KRITERIA
TOD

4 INDIKATOR – RENCANA MEMENUHI KRITERIA TOD 5 INDIKATOR – RENCANA MEMENUHI KRITERIA TOD

2 INDIKATOR – EKSITING DAN RENCANA TIDAK MEMENUHI 3 INDIKATOR – EKSITING DAN RENCANA TIDAK MEMENUHI
KRITERIA TOD KRITERIA TOD
REKOMENDASI
KEPADATAN PENDUDUK DAN BANGUNAN JALUR PEJALAN KAKI
Penambahan kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan pada Kawasan Peningkatan dan pegembangan panjang jalur pejalan kaki sesuai dengan rencana
Stasiun MRT Dukuh Atas dan Blok M dengan memanfaatkan sisa lahan yang dalam dokumen RDTR pada setiap ruas jalan di Kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas
ada untuk membagun tipe hunian vertikal berupa apartemen dan rumah susun. sebesar 7149,45 meter atau 23,8% dan di Kawasan Stasiun MRT Blok M sebesar
Selain itu, dapat dilakukan pula pengoptimalan ketinggian bangunan dan nilai 10531,12 meter atau 30,1% agar ketersediaan jalur pejalan kaki mencapai 100%.
KLB pada tipe hunian apartemen dan rumah susun sehingga jumlah unit hunian
dapat bertambah. KONEKTIVITAS JALUR PEJALAN KAKI

PROPORSI PENGGUNAAN LAHAN Adanya penetapan letak bangunan oleh Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta untuk
mewujudkan konsep pengembangan jaringan pejalan kaki layang dalam persil yang
Penambahan proporsi penggunaan lahan untuk memaksimalkan keragaman telah ditetapkan dalam dokumen RDTR Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, diperlukan
pemanfaatan ruang khususnya pada blok 4 di Kawasan Stasiun MRT Dukuh dan adanya pembangunan jalan-jalan penghubung atau tembus, dengan menerapkan pola
pada blok 2 di Kawasan Stasiun MRT Blok M. Penambahan proporsi jaringan jalan grid untuk meningkatkan konektivitas jalur pejalan kaki pada Kawasan
penggunaan lahan dilakukan dengan mengintegrasikan bangunan perumahan Transit Dukuh Atas dan Blok M.
dengan bangunan perkantoran atau perdagangan dalam satu bangunan
sehingga dapat membuat kawasan menjadi lebih kompak. FASILITAS SEPEDA
TIPE HUNIAN Pennambahan fasilitas sepeda pada Kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas dan Blok M
Perubahan arahan pembangunan tipe hunian pada Kawasan Stasiun MRT khususnya pada kawasan komersial inti, perkantoran, sekolah, taman atau ruang
Dukuh Atas dan Blok M dari pengembangan perumahan landed house menjadi terbuka serta fasilitas komunitas lainnya. Apabila tidak dimungkinkan untuk melakukan
vertikal dengan memaksimalkan ketinggian bangunan perumahan yang pembangunan fasilitas sepeda karena lahan yang minim maka fasilitas parkir sepeda
memenuhi kriteria TOD di lokasi yang memiliki daya dukung lingkungan yang dapat ditempatkan di dalam gedung-gedung bangunan.
memungkinkan. Pada Kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas direkomendasikan
pada blok 1 dan 2 sedangkan untuk Kawasan Stasiun MRT Blok M pada blok 1, FASILITAS PARK AND RIDE
2, 3 dan 4. Fasilitas park and ride yang disarankan di kawasan TOD berjenis tempat parkir
terstruktur atau vertikal yang letaknya berada dekat dengan halte transit, dilalui oleh
jalan utama atau berada di ujung jalur transit utama.
THANKS!
CREDITS:
This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images
by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai