Anda di halaman 1dari 30

KAWASAN PERKOTAAN

KEDUNGSEPUR
2b KSN KEDUNGSEPUR
PP. No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
 Pasal 82 ayat (1) : Penetapan Kawasan Strategis Nasional sebagaimana tercantum
dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PP ini.
 Lampiran X No. 28 : Penetapan KSN Kawasan Perkotaan Kendal – Demak – Ungaran –
Salatiga – Semarang – Purwodadi (Kedungsepur) (Provinsi Jawa Tengah) (I/A/1) dengan
status Tahapan Pengembangan Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis
Nasional Dengan Sudut Kepentingan ekonomi : Rehabilitasi/ Revitalisasi Kawasan

No Kedudukan Status

4 Jalan Bebas Hambatan Dalam Kota


Semarang Seksi A, B, dan C (I/5) Tahapan pengembangan Pengembangan Jaringan Jalan
Bebas Hambatan

5 Pelabuhan Internasional
Tanjung Emas (Provinsi Jawa Tengah) Tahapan pengembangan pemantapan pelabuhan
(I/1) internasional

6 Pusat Penyebaran Sekunder


Ahmad Yani (Provinsi Jawa Tengah) (I/3) Tahapan pengembangan pemantapan bandar udara
sekunder

7 Wilayah Sungai
No Kedudukan Status a. Pemali-Comal (IIV/A/1) a. Tahapan pengembangan Konservasi Sumber Daya
b. Jratumseluna (I-IV/A/1) Air, Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya
1 Kawasan Perkotaan Tahapan Pengembangan Revitalisasi dan Percepatan Rusak Air
Semarang-Kendal-Demak- Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional Revitalisasi b. Tahapan pengembangan Konservasi Sumber Daya
Ungaran-Purwodadi kota-kota yang telah berfungsi Air, Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya
(Kedungsepur) (I/C3) Rusak Air

2 PKW Tahapan pengembangan Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan 8 Kawasan Lindung Nasional
Salatiga (II/C/1) Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional Pengembangan/ Peningkatan Taman Nasional Gunung Merbabu (I/A4) Tahapan pengembangan Rehabilitasi dan Pemantapan
Fungsi Fungsi Kawasan Lindung Nasional Taman Nasional dan
Taman Nasional Laut
3 Jalan Bebas Hambatan Antar
Kota 9 Kawasan Andalan
a. Semarang-Batang (I/6) a. Tahapan pengembangan Pengembangan Jaingan Jalan Bebas Kawasan Kedungsepur (Kendal, Demak,
b. Semarang-Demak (I/6) Hambatan Ungaran, Salatiga, Semarang,
c. Semarang-Solo (I/6) b. Tahapan pengembangan Pengembangan Jaingan Jalan Bebas Purwodadi) a. Pertanian, Pengembangan Kawasan Andalan untuk
d. Yogyakarta-Bawen (I/6) Hambatan a. (II/A/2) Pertanian
e. Demak-Tuban (IV/6) c. Tahapan pengembangan Pengembangan Jaingan Jalan Bebas b. (I/D/1) b. Industri, Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk
Hambatan c. (I/E/2) Industri Pengolahan
d. Tahapan pengembangan Pengembangan Jaingan Jalan Bebas d. (I/F/2) c. Pariwisata, Pengembangan Kawasan Andalan
Hambatan untuk Pariwisata
e. Tahapan pengembangan Pengembangan Jaingan Jalan Bebas d. Perikanan, Pengembangan Kawasan Andalan
Hambatan untuk Perikanan
2
3
Cakupan Wilayah
KSN Perkotaan Kedungsepur

KAB/KOTA JUMLAH LUAS (HA)


KEC
Kab Kendal 20 100.223,00
Kab Demak 14 89.743,00
Kab Semarang 19 95.000,69
Kota Salatiga 4 5.678,11
KRITERIA PENETAPAN DELINEASI
Kota Semarang 16 37.370,00
1. Acuan PP 26/2008 tentang RTRWN
Kab Grobogan 12 101.827,00 2. Karakteristik kawasan perkotaan dan non perkotaan
3. Pertimbangan pola pergerakan orang dan barang dalam radius 60 km
Kedungsepur 85 429.841,80
dari pusat kota inti ke wilayah sekitarnya ekivalen 1 jam jarak tempuh
4. Memperhatikan batas administratif terkecil adalah unit kecamatan
5. Masukan/usulan daerah 3
TUJUAN PENATAAN RUANG KEDUNGSEPUR

Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Kedungsepur


bertujuan untuk mewujudkan Kawasan Perkotaan sebagai
pusat kegiatan ekonomi berskala internasional, berbasis
perdagangan dan jasa, industri,  dan pariwisata, dengan
tetap memperhatikan lahan pertanian pangan
berkelanjutan

4
RENCANA
STRUKTUR RUANG
RENCANA STRUKTUR RUANG
Khusus pusat kegiatan industri walaupun
SISTEM PUSAT PERMUKIMAN masih dikembangkan di Kota Semarang,
namun secara bertahap dikurangi dan
diarahkan ke sekitar Kota Semarang (Kab.
Kendal, Kab. Semarang, dan/atau Kab.
Demak).

11
1
10
5
2
12
13
3 14
4
6
6

8
Kawasan Perkotaan Inti : Kota Semarang 7

Kawasan Perkotaan di Sekitarnya 9


1. Kendal
2. Weleri
3. Sukorejo SISTEM PUSAT PERMUKIMAN
4. Boja
5. Kaliwungu Pusat kegiatan di kawasan perkotaan inti
6. Ungaran ditetapkan sebagai pusat kegiatan-kegiatan
7. Ambarawa utama dan pendorong pengembangan
8. Bawen kawasan perkotaan di sekitarnya.
9. Salatiga
10. Sayung Pusat kegiatan di kawasan perkotaan di
11. Demak sekitarnya ditetapkan sebagai penyeimbang
12. Mranggen (counter magnet) perkembangan kawasan
13. Gubug perkotaan inti 6
14. Purwodadi
RENCANA STRUKTUR RUANG
SISTEM JARINGAN JALAN BEBAS
HAMBATAN

6
3

1 2
2

5
4

RUAS
1 Jalan Bebas Hambatan Semarang-Batang 4 Jalan Bebas Hambatan Semarang-Solo
2 Jalan Bebas Hambatan Semarang Seksi A, B & C 5 Jalan Bebas Hambatan Yogyakarta-Bawen
3 Jalan Bebas Hambatan Semarang-Demak 6 Jalan Bebas Hambatan Demak-Tuban
RENCANA STRUKTUR RUANG
JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER
DAN KOLEKTOR PRIMER

6
5
1 4
3
2
8

10 RUAS JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER


12 9 1. Bts. Kab. Batang – Kota Kendal-Bts. Kota
Semarang;
2. Jln. Lingkar Weleri;
11
3. Jln. Lingkar Kaliwungu;
4. Jl. Arteri Utara;
5. Bts. Kota Semarang-Bts. Kota Demak;
6. Jln. By Pass Demak (Jalan Lingkar Demak);
7. Bts.Kota Semarang-Demak-Bts.Kab Jepara;
8. Kota Semarang-Bts. Kota Semarang/Ungaran –
Bawen;
9. Bawen-Kota Salatiga-Bts.Kab Boyolali;
10. Jalan Lingkar Ambarawa;
11. Jln.Lingkar Salatiga; dan
12. Bawen-Bts.Kab Temanggung. 8
PERGERAKAN PENUMPANG KAWASAN PERKOTAAN Kedungsepur
TAHUN 2025

9
RENCANA STRUKTUR RUANG

TERMINAL PENUMPANG

6 1
7 1

2
8

TERMINAL LOKASI
Tipe A 1. Mangkang (Kota Semarang);
2. Banyumanik (Kota Semarang)
3. Tingkir (Kota Salatiga);
3 4. Bintoro (Kab. Demak).
Tipe B 1. Terboyo (Kota Semarang);
2. Penggaron (Kota Semarang);
3. Ungaran (Kab. Semarang);
4. Bawen (Kab. Semarang);
Terminal ditetapkan dalam rangka 5. Klepu (Kab. Semarang)
6. Bahurekso (Kab. Kendal);
menunjang kelancaran perpindahan
7. Weleri (Kab. Kendal);
orang dan/atau barang serta 8. Purwodadi (Kab. Grobogan).
keterpaduan intramoda dan 10
antarmoda.
RENCANA STRUKTUR RUANG

SISTEM JARINGAN PENYEBERANGAN

2
1

Pelabuhan Penyeberangan:
1. Pel. Tanjung Emas, Kota Semarang
2. Pel. Kendal, Kab. Kendal Lintas angkutan penyeberangan
di Kawasan Perkotaan
Kedungsepur:
1. Pelabuhan Tanjung Emas–
Jaringan transportasi penyeberangan keluar kawasan Kedungsepur
dikembangkan untuk melayani 2. Pelabuhan Kendal – keluar
pergerakan keluar masuk arus
kawasan Kedungsepur
penumpang dan kendaraan antara
Kawasan Perkotaan Kedungsepur 11
RENCANA STRUKTUR RUANG
Jaringan jalur kereta api di Kawasan Perkotaan
Kedungsepur ditetapkan dalam rangka
SISTEM JARINGAN PERKERETAAPIAN mengembangkan interkoneksi dengan sistem
jaringan jalur wilayah nasional.

St. Semarang St. Semarang


Tawang Gudang
St. Buyaran
St. Semarang
Poncol
St. Kendal St. Sayung

St. Mangkang
St. Kalibodri
St. Jerakag St. Genuk

St. Alastuwa
St. Weleri St. Kaliwungu St. Godong
St. Brumbung
St. Karangawen
St. Gubug
St. Purwodadi

St. Tanggungharjo
St. Karangjati St. Gambringan
St. Kedungjati
St. Ngrombo

St. Ambarawa

Kereta Api Antarkota St. Jambu

1. Jalur Utara menghubungkan Semarang-Jakarta,


Semarang-Surabaya, dan Semarang–Bandung;
2. Jalur Utara-Selatan menghubungkan Semarang-
Solo; dan
3. Jalur Tengah menghubungkan Semarang-Solo.
Kereta Api Perkotaan
4. Weleri-Kendal-Kaliwungu-Semarang;
5. Semarang–Demak-Godong-Purwodadi-
Gambringan;
6. Semarang-Brumbung-Gubug-Gambringan;
7. jalur kereta api Brumbung-Kedungjati-Tuntang-
Ambarawa-Jambu; dan
8. jalur angkutan massal berbasis rel Kota Semarang–
Bandara Ahmad Yani. 12
RENCANA STRUKTUR RUANG
Kumai
Singapura, Philipina,
SISTEM JARINGAN China
Ketapang,
Surabaya, Benoa, Bima
TRANSPORTASI LAUT Banjarmasin, Sampit

Tj. Priok, Batam, Palembang, belawan,


Panjang

2 1

Pelabuhan Laut:
1. Pel. Utama: Pelabuhan Tanjung
Emas, Kota Semarang
2. Pel. Pengumpan Regional:
Pelabuhan Kendal, Kabupaten Kendal
Pengembangan alur pelayaran
yang menghubungkan Pelabuhan
Tanjung Emas dengan Pelabuhan
Tatanan kepelabuhanan berfungsi sebagai tempat Utama lainnya
alih muat penumpang, tempat alih muat barang,
pelayanan angkutan untuk menunjang kegiatan
perikanan, industri perkapalan, dan pangkalan 13
angkatan laut (LANAL) beserta zona penyangganya
RENCANA STRUKTUR RUANG
Bandar Udara Internasional
SISTEM JARINGAN Singapore Pontianak Ahmad Yani di Kota Semarang
Sampit sebagai bandara pengumpul
TRANSPORTASI Surabaya
Jakarta Pangkalanbun dengan skala pelayanan primer,
UDARA Banjarmasin serta berfungsi sebagai
Denpasar
Pangkalan Udara Angkatan
Bandung
Darat.

Keuntungan Kerugian Bandara Tidak Direlokasi


Bandara Tidak
Direlokasi

1. Dekat dengan 1. Berada di kawasan rawan bencana


pusat kota ROB
2. Tidak 2. Membatasi pembangunan perkotaan ke
membutuhkan arah vertikal
biaya yang 3. Pengembangan bandara terbatas
terlalu besar karena di sekitarnya sudah merupakan
kawasan terbangun yang padat
Sebelum masa kontrak bandara berakhir perlu dilakukan kajian 4. Saat ini landasan pacu belum
relokasi bandara dengan alternatif: memenuhi syarat untuk beberapa jenis
• Bandara tidak dipindahkan dari tempat semula dengan pesawat terbang
5. Masih bersatu dengan Pangkalan Udara
konsekuensi harus dikembangkan sesuai dengan standar Angkatan Darat
bandara internasional, termasuk perpanjangan landas pacu. 6. Dari sisi keamanan beresiko tinggi
• Bandara dipindahkan dengan alternatif ke arah pesisir pantai apabila terjadi kecelakaan penerbangan
KDS (Kabupaten Kendal atau Kabupaten Demak). Hal ini tentu di kawasan perkotaan
14 harus diperkuat dengan prasarana infrastruktur yang memadai 7. Memberi kontribusi pada kemacetan
lalu lintas
RENCANA STRUKTUR RUANG
SISTEM JARINGAN ENERGI (MINYAK Sistem jaringan energi
ditetapkan dalam
& GAS BUMI)
rangka memenuhi
kebutuhan energi dalam
jumlah cukup dan
menyediakan akses
berbagai jenis energi
bagi masyarakat untuk
kebutuhan sekarang
dan masa datang.

Fasilitas Penyimpanan, meliputi


1.
1 Depo BBM Darat Pengapon; dan
Jaringan Pipa Gas Bumi, meliputi:
 Cepu-Rembang-Pengapon-
2.
2 Depo BBM Darat Merak Rejo
Semarang;
 Cirebon-Semarang;
 Semarang-Kalimantan Timur;
 Semarang-Kepodang;
 Semarang-Kendal;
 Semarang-Gresik; dan
 Blora-Grobogan-Demak-Semarang.

15
RENCANA STRUKTUR RUANG
Sistem jaringan energi
SISTEM JARINGAN ENERGI (LISTRIK) ditetapkan dalam rangka
memenuhi kebutuhan energi
dalam jumlah cukup dan
menyediakan akses berbagai
jenis energi bagi masyarakat
untuk kebutuhan sekarang
dan masa datang.

A C B

Sistem Jaringan Listrik terinterkoneksi dengan


jaringan Jawa-Bali:
• SUTET menghubungkan:
A. Batang-Kendal-Kabupaten Semarang-
Kabupaten Grobogan-Cepu;
B. Kabupaten Semarang-Demak-Kudus; dan
C. Ungaran-Pedan-Mandirancan
• SUTT kapasitas 150 kV membentang antar
kota/kabupaten di Kedungsepur

Gardu Induk
• GI 500/150 kV di Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang
• GI 150 kV tersebar di Kota Semarang (Kec. Tugu, Kec. Banyumanik, Kec. Semarang Selatan, Kec. Ngaliyan, Kec. Semarang Barat); Kab. Kendal
(Kec. Weleri, Kec. Kaliwungu), Kab. Semarang (Kec. Ungaran Barat, Kec. Bawen, Kec. Tuntang); Kota Salatiga (Kec. Sidorejo); Kab. Demak (Kec.
Mranggen, Kec. Sayung) dan Kab. Grobogan (Kec. Purwodadi) 16
RENCANA STRUKTUR RUANG
Sistem jaringan sumber daya air ditetapkan
dalam rangka pengelolaan sumber daya air
SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR yang terdiri atas konservasi sumber daya
air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air.

9 CAT Kendal
CAT Semarang-Demak

11 10
8 6
12 5 13
7 3
CAT SUBAH 4
21

CAT Ungaran 2

CAT SUMOWONO 17 18
15 14
Imbuhan Air Tanah 16
1 CAT SALATIGA
1. Danau Rawapening
2. Waduk Jragung CAT Rawapening
3. Waduk Dolok
4. Waduk Babon 20
5. Embung Diponegoro 19
6. Waduk Jatibarang 1. Pengembangan dan pemeliharaan bendungan beserta
7. Waduk Mundingan waduknya untuk mempertahankan daya tampung air
8. Waduk Kedungsuren 15. Embung Jatikurung sehingga berfungsi sebagai pemasok air baku untuk
CAT Salatiga
9. Embung Triharjo 16. Embung Gogodalem melayani Kawasan perkotaan Kedungsepur
10. Embung Kedungsari 17. Embung Lebak 2. Peningkatan fungsi, pengembangan dan pemeliharaan
11. Waduk Cening 18. Embung Pakis jaringan irigasi pada DI untuk mempertahankan dan
12. Embung Sojomerto 19. Embung Ngrawan meningkatkan luasan lahan pertanian pangan
13. Waduk Tegalrejo 20. Embung Dadapayam
14. Embung Kandangan 21. Embung Mluweh 17
RENCANA STRUKTUR RUANG

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

2
1

Unit Produksi Air Minum, meliputi:


1. SPAM Regional Semarsalat meliputi Instalasi
Pengolahan Air Lemah Ireng dan Instalasi
Pengolahan Air Asinan di Kabupaten Semarang,
dan Instalasi Pengolahan Air Rowosari di Kota
Semarang;
2. SPAM Dadi Muria meliputi Instalasi Pengolahan
Air Klambu di Kabupaten Grobogan;
3. SPAM Semarang Barat di Kota Semarang; dan
4. SPAM Rawan Air di Kabupaten Demak. 18
RENCANA STRUKTUR RUANG

SISTEM JARINGAN DRAINASE

Saluran drainase primer dikembangkan


melalui saluran pembuangan utama
a. Kali Kuto
b. Kali Blukar
c. Kali Bodri
d. Kali Puru
e. Kali Kreo
f. Kali Bringin
g. Kali Garang
h. Kali Dolok
i. Kali Sanjoyo
j. Kali Bancak
Sistem jaringan drainase ditetapkan dalam rangka k. Kali Bakalrejo
mengurangi genangan air dan mendukung pengendalian l. Kali Tuntang
banjir, terutama di kawasan permukiman, kawasan industri, m. Kali Serang
n. Kanal Brajang
kawasan perdagangan, kawasan perkantoran, kawasan
o. Kali Lohbener 19
pertanian, dan kawasan pariwisata
RENCANA STRUKTUR RUANG
Pengembangan limbah terpadu sudah diarahkan
terutama untuk menampung kegiatan limbah
SISTEM JARINGAN AIR LIMBAH industri, sedangkan limbah domestik terpadu masih
terbatas hanya di Kota Semarang

3 4
1
7 2

5
6

1. IPAL Terboyo Kulon, dengan wilayah pelayanan:


sebagian wilayah Kecamatan Semarang Selatan,
sebagian wilayah Kecamatan Semarang Timur, sebagian
wilayah Kecamatan Semarang Tengah, sebagian wilayah
Kecamatan Semarang Utara, dan sebagian wilayah
Kecamatan Genuk pada Kota Semarang
2. IPAL Kalibanteng, dengan wilayah pelayanan:
sebagian wilayah Kecamatan Tugu, sebagian
wilayah Kecamatan Ngaliyan, dan sebagian
wilayah Kecamatan Semarang Barat pada Kota
Semarang
3. IPAL Sayung
4. IPAL Karangtengah
5. IPAL Mranggen
6. IPAL Karangawen
7. IPAL Kaliwungu
RENCANA STRUKTUR RUANG
Sistem pengelolaan persampahan ditetapkan dalam
rangka mengurangi, menggunakan kembali, dan
SISTEM JARINGAN PERSAMPAHAN mendaur ulang sampah guna meningkatkan
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan
serta menjadikan sampah sebagai sumber daya

7 1
6 3

TPA Pelayanan Lokal

1 TPA Jatibarang
2 TPA Ngronggo
3 TPA Candisari
TPA Regional 2 4 TPA Ngembak

1. TPA Regional Blondo (sistem incenerator) 5 TPA Kalikondang


yang melayani Kota Semarang, sebagian Kab. 6 TPA Darupono
Kendal, sebagian Kab. Demak, sebagian Kab.
7 TPA Pager Gunung
Semarang, sebagian Kota Salatiga, dan
sebagian Kab. Grobogan.
RENCANA
POLA RUANG

22
RENCANA POLA RUANG

Rencana pola ruang Kawasan Perkotaan Kedungsepur ditetapkan


dengan tujuan mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan
peruntukannya sebagai kawasan lindung dan kawasan budi daya
berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

ZONA LINDUNG ZONA BUDIDAYA

Zona L1 Zona B1

Zona L2 Zona B2

Zona L3 Zona B3

Zona L4 Zona B4

Zona L5 Zona B5

Zona B6

Zona B7

23
RENCANA POLA RUANG
Persebaran LP2B
Dalam Dokumen
RTRW

LP2B Kota Semarang kecuali


Kec. Candisari, Gajahmungkur,
Gayamsari, Pedurunugan, Sem
Barat, Selatan, Utara dan
Tengah dan Genuk

Luas LP2B Kabupaten Kendal


22,66 Ha

Luas LP2B Kabupaten Semarang


22.896 Ha, kecuali Kec. Getasan
3 RTRW Provinsi Jawa
b Tengah

Rencana Pola Ruang Provinsi Jawa


Tengah

26
Rencana Struktur Ruang Provinsi
Jawa Tengah

27
PROFIL
KEDUNGSEPUR
2015 2016 2017 2018* Rate (%) Proporsi (%)
KABUPATEN / KOTA
REGENCY /
Jumlah Penduduk Tahun 2015 Tahun 2018
MUNICIPALITY
Kota/Kabupaten PDRB 2015 PDRB 2016 PDRB 2017 PDRB 2018 PDRB 2019
Kedungsepur
 Kedungsepur         2015-2018  
KotaKota Salatiga
Salatiga 7,759,181.62 8,168,241.90 8,624,241 9,127,750
104.219 9,664,500.70
1.256 1.280
183,815 186,420 188,928 191,571
KotaKota Semarang
Semarang 1,701,114109,110,6901,729,083 115,542,561
1,757,686 123,279,892
1,786,114 131,317,632
104.997 191,547,224
11.621 11.935
KABUPATEN / KOTA
Kabupaten
Kendal Kendal 2015 2016
24,762,325.36 26,139,414.95 2017 2018*
27,649,777 2019**
29,245,665 Rate (%) Proporsi
30,908,486.47 (%)
REGENCY
Kabupaten / MUNICIPALITY 942,283 949,682 957,024 964,106
102.316 6.437 6.442
Kabupaten Semarang 28,768,327.30 30,292,468.04 32,002,985 33,855,679 35,747,010.84
Kabupaten Semarang 103.971 6.838Tahun Tahun
6.953
 Kedungsepur
Kabupaten Grobogan 1,000,887   1,014,198  
15,962,619.43 16,682,629.70 1,027,489   1,040,629
17,659,254     18,688,567 2015-2019
19,692,614.79
2015 2019
Kabupaten
KotaKabupaten
Salatiga Demak
Grobogan 14,912,999.60
7,759,181.62
1,351,429 1,358,40415,672,482.50
8,168,241.90 8,624,240.98
1,365,207 16,584,124
9,127,749.57
1,371,610 17,479,877
101.493
9,664,500.70 18,417,009.99
24.5569.232 2.349 9.165
2.08
KotaKabupaten
Semarang
Jumlah PDRB
Demak
109,110,690
201,276,142.91 115,542,561 123,279,892
212,497,797.66 131,317,632
225,800,273.65 191,547,224
239,715,170.18
103.032
75.553 33.036
305,976,847.09
7.637
41.17
7.696
1,117,905 1,129,298 1,140,675 1,151,796
(Selatan)
Kabupaten Kendal 24,762,325.36 26,139,414.95 27,649,777.07 29,245,664.52 30,908,486.47   24.821 7.498 6.64
 Purwomanggung
Kabupaten
Kabupaten Semarang
(Selatan) Temanggung28,768,327.30
12,489,394.54
  13,116,363.64
30,292,468.04
  32,002,984.99
  13,776,254.81
33,855,679.34 14,483,255.21
    35,747,010.84   15,214,058.87
24.258   8.710 7.68
Kabupaten
Kabupaten Grobogan Wonosobo 15,962,619.43
11,334,080.04 11,941,198.92
16,682,629.70 17,659,254.2912,436,048.84 13,065,841.65 13,798,836.28
18,688,567.37 19,692,614.79 23.367 4.833 4.23
Kabupaten
Kota
Temanggung Magelang 5,247,341.27
745,825 752,486 5,521,525.54
759,128 5,820,532.00
765,594 6,138,622.75
102.651 6,472,539.51
5.095 5.116
Kabupaten Demak 14,912,999.60 15,672,482.50 16,584,124.32 17,479,877.38 18,417,009.99 23.496 4.515 3.96
Selatan
Kabupaten
Kabupaten Magelang
Wonosobo  
18,864,651.97
  780,793
19,882,244.24
 
20,974,801.01
 
22,082,795.90
101.321 23,253,154.32
5.309 5.261
777,122 784,207 787,384        
Kota
Kabupaten
Purworejo
Temanggung
10,862,645.98 11,421,552.22 12,023,780.44
12,489,394.54 13,116,363.64 13,776,254.81 14,483,255.21 15,214,058.87
12,670,378.05 13,360,774.12
21.8160.825 3.782 3.27
Kota Magelang 100.894 0.814
Jumlah PDRB 58,798,113.79
120,792 121,11261,882,884.55
121,474 65,031,417.10
121,872 68,440,893.56 72,099,363.10
Kabupaten Wonosobo 11,334,080.04 11,941,198.92 12,436,048.84 13,065,841.65 13,798,836.28 21.746 3.432 2.97
(Utara)Magelang
Kabupaten 102.740   8.509 8.550
Kota Magelang 5,247,341.27 5,521,525.54 5,820,532.00 6,138,622.75 6,472,539.51
1,245,496 1,257,123 1,268,396 1,279,625 23.349 1.589 1.39
Kota Pemalang 14,673,696.23 15,469,800.59 16,336,984.00 17,268,888.82 18,270,189.13
Kabupaten Magelang
Kota Purworejo 18,864,651.97
710,386
19,882,244.24 20,974,801.01 22,082,795.90 23,253,154.32
100.857 23.2634.853 5.712 5.00
4.788
Kota Tegal 8,953,879.56712,6869,445,030.96 714,574 10,006,943.00
716,477 10,594,340.17 11,205,322.88
KotaBregasmalang
Purworejo (Utara) 10,862,645.98 11,421,552.22 12,023,780.44 12,670,378.05
    13,360,774.12 22.997   3.289 2.87
Kabupaten Tegal 19,999,475.45
  21,182,917.23
    22,322,100.13 23,552,548.37  24,866,727.91
Utara                
Kota Brebes
Kabupaten Pemalang 26,572,834.89 27,930,986.28 29,509,206.81 31,050,889.67
100.865 32,869,150.35
8.803 8.685
Kota Pemalang 14,673,696.23
1,288,577 15,469,800.59
1,292,609 16,336,984.00
1,296,281 17,268,888.82
1,299,724 18,270,189.13 24.510 4.443 3.93
Jumlah PDRB 70,199,886.13 74,028,735.06 78,175,233.94 82,466,667.03 87,211,390.27
KotaKota
Tegal
Tegal 8,953,879.56
246,119 9,445,030.96
247,212 10,006,943.00
248,094 10,594,340.17
249,003 11,205,322.88
101.172 25.1451.681 2.711 2.41
1.664

Kabupaten Tegal
Kabupaten Tegal 19,999,475.45 21,182,917.23 22,322,100.13 23,552,548.37 24,866,727.91
100.866 24.3379.734 6.055 5.34
9.604
1,424,891 1,429,386 1,433,515 1,437,225
Kota Brebes 26,572,834.89 27,930,986.28 29,509,206.81 31,050,889.67 32,869,150.35 23.695 8.046 7.06
Kota Brebes 101.204 12.170 12.047
Jumlah PDRB 1,781,379 1,788,880 1,796,004 1,802,829
Jumlah Penduduk 330,274,143 14,749,372
14,638,020 348,409,417 14,858,682
369,006,925 390,622,731
14,965,559 465,287,600  100 100 100100

28
IW IW IW IW
Kota/Kabupaten PDRB 2015 PDRB 2016 PDRB 2017 PDRB 2018 PDRB 2019
(2015) (2016) (2017) (2018)
Kedungsepur    
Kota Salatiga 7,759,181.62 8,168,241.90 8,624,241 9,127,750 9,664,500.70
Kota Semarang 109,110,690 115,542,561 123,279,892 131,317,632 191,547,224
Kabupaten Kendal 24,762,325.36 26,139,414.95 27,649,777 29,245,665 30,908,486.47
Kabupaten Semarang 28,768,327.30 30,292,468.04 32,002,985 33,855,679 35,747,010.84
Kabupaten Grobogan 15,962,619.43 16,682,629.70 17,659,254 18,688,567 19,692,614.79
Kabupaten Demak 14,912,999.60 15,672,482.50 16,584,124 17,479,877 18,417,009.99
Jumlah PDRB 201,276,142.91 212,497,797.66 225,800,273.65 239,715,170.18 305,976,847.09
Selatan  
Kabupaten Temanggung 12,489,394.54 13,116,363.64 13,776,254.81 14,483,255.21 15,214,058.87
Kabupaten Wonosobo 11,334,080.04 11,941,198.92 12,436,048.84 13,065,841.65 13,798,836.28
Kota Magelang 5,247,341.27 5,521,525.54 5,820,532.00 6,138,622.75 6,472,539.51 0.6025 0.5724 0.5441 0.5187
Kabupaten Magelang 18,864,651.97 19,882,244.24 20,974,801.01 22,082,795.90 23,253,154.32
Kota Purworejo 10,862,645.98 11,421,552.22 12,023,780.44 12,670,378.05 13,360,774.12
Jumlah PDRB 58,798,113.79 61,882,884.55 65,031,417.10 68,440,893.56 72,099,363.10
Utara  
Kota Pemalang 14,673,696.23 15,469,800.59 16,336,984.00 17,268,888.82 18,270,189.13
Kota Tegal 8,953,879.56 9,445,030.96 10,006,943.00 10,594,340.17 11,205,322.88
Kabupaten Tegal 19,999,475.45 21,182,917.23 22,322,100.13 23,552,548.37 24,866,727.91
Kota Brebes 26,572,834.89 27,930,986.28 29,509,206.81 31,050,889.67 32,869,150.35
Jumlah PDRB 70,199,886.13 74,028,735.06 78,175,233.94 82,466,667.03 87,211,390.27

Indeks Williamson
0.62
0.6
0.58
0.56
0.54
0.52
0.5
0.48
0.46 Catatan: Apabila angka mendekati 1, maka terjadi ketimpangan
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 29
dan apabila angka mendekati 0 maka tidak terjadi ketimpangan
Rekomendasi Apabila Terjadi Ketimpangan
Pemerintah mencari peluang untuk
mengembangkan potensi wilayah dan bisa
bersaing dengan wilayah lainnya. Terkadang
potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah juga
dimiliki oleh wilayah lain sehingga timbul
persaingan. Oleh karena itu, pemerintah harus
pintar dalam mencari peluang, salah satu
contohnya adalah kelebihan produksi pertanian,
hal ini menjadi suatu potensi karena dengan
mengekspor, wilayah bisa mendapatkan
pendapatan lebih baik, namun persaingan dalam
mengekspor pun tidak sedikit, maka pemerintah
harus mencari cara agar dapat bersaing seperti
meningkatkan kualitas produk, meningkatkan
pelayanan, meningkatkan kecepatan pengiriman
barang, dan lain-lain. - Menjalin kerjasama antar
wilayah agar dapat saling melengkapi. Kerjasama
antar wilayah tentu sangat dibutuhkan, kerjasama
yang dapat terjadi seperti ekspor impor,
pertukaran pelajar dan lain sebagainya.

30

Anda mungkin juga menyukai