Tabel 2.1
Arah Kebijakan Provinsi Sumatera Barat dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
No Substansi Arahan
1 RENCANA STRUKTUR Sistem Perkotaan
RUANG PKN - Pariaman (II/C/1)
Kawasan Perkotaan - Sawahlunto (II/C/1)
Padang-Lubuk Alung - - Muarasiberut(II/C/2)
Pariaman - Bukittinggi (II/C/1)
(Palapa) (II/C/1) - Solok (II/C/2)
- Payakumbuh (II/C/2)
- Tuapejat (II/C/2)
Jalan bebas hambatan Bukittinggi – Padang Panjang
– Lubuk Alung – Padang
antar Kota
(II/6)
Pelabuhan sebagai - Teluk Bayur (II/ 1)
Simpul transportasi
Laut Nasional
Pelabuhan Pengumpul - Sikakap (II/3)
- Teluk Tapang (II/4)
- Carocok Painan (II/4)
- Sei Kolak Kijang (IIl3)
- Malarko (II/4)
Pelabuhan - Teltuk Bungus (II/5)
Angkutan - Sikakap (II/5)
Penyeberangan - Tua Pejat (II/5)
- Muara Siberut (II/5)
- Pagai Selatan (II/6)
- Sinaka (II/6)
Wilayah Sungai
1. Batang Natal – 1. Lintas Provinsi
Batang Batahan 2. Lintas Provinsi
(II-IV/A/1) 3. Lintas Provinsi
Sumatera Utara- 4. Lintas Provinsi
Sumatera Barat 5. Lintas Provinsi
2. Rokan (II-IV/A/1)
Sumatera Utara-
Riau-Sumatera
Barat
3. Kampar
(II-IV/A/1) Riau-
Sumatera Barat
4. Indragirir –
Akuama (II – IV/A)
Riau-Sumatera
Barat
5. Batang Hari (II –
IV/A) Jambi –
Sumatera Barat
2 RENCANA POLA RUANG Kawasan Lindung 1. Kawasan Suaka
Alam/Kawasan
Nasional
Pelestarian Alam Air
Putih
2. Kawasan Suaka
Alam/Kawasan
Pelestarian Alam Air
Tarusan
3. Kawasan Suaka
Alam/Kawasan
Pelestarian Alam Arau
Hilir
4. Kawasan Suaka
Alam/Kawasan
Pelestarian Alam
Barisan I
5. Kawasan Suaka
Alam/Kawasan
Pelestarian Alam Batang
Pangean I
6. Kawasan Suaka
Alam/Kawasan
Pelestarian Alam
Gunung Merapi
7. Kawasan Suaka
Alam/Kawasan
Pelestarian Alam
Gungung Sago
8. Kawasan Suaka
Alam/Kawasan
Pelestarian Alam
Malampah Alahan
Panjang
9. Kawasan Suaka
Alam/Kawasan
2. Kawasan Agam –
Bukittinggi (PLTA
Kuto Panjang)
- (II/B/2)
- (II/E/2) - Perkebunan
- (II/A/2) - Parwisata
- (II/I/2) - Pertanian
3. Kawasan Mentawai - Panas Bumi
dan sekitarnya
- (II/A/2)
- (II/F/2)
- (II/E/2)
- Pertanian
- Perikanan
- Perikanan Laut
- Pariwisata
3 KAWASAN STRATEGIS 1. Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh(Provinsi
Riau dan Sumatera Barat)(II/B/1)
2. Kawasan Danau Maninjau (Provinsi Sumatera
Barat) (II/B/1)
3. Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional
Kerinci Seblat (Provinsi Jambi, Sumatera Barat,
Bengkulu, dan Sumatera Selatan)(ll/B/ll)
4. Kawasan Perbatasan Negara di Laut Lepas (provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara
Barat) (Il/E/2)
Sumber : PP No. 13 tahun 2017 tentang RTRWN
2.1.2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 -
2032
A. Rencana Struktur Ruang Provinsi Sumatera Barat
1. Sistem Perkotaan
Rencana pengembangan sistem perkotaan di Provinsi Sumatera Barat
dimaksudkan untuk menggambarkan peran dan fungsi setiap kota dalam
pengembangan wilayah secara keseluruhan dalam lingkup Provinsi Sumatera
Barat. Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan
yang ditetapkan secara berhirarkis sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat
kegiatan, atau didasarkan pada arah kebijakan pengembangan. Artinya penetapan
rencana struktur pusat kegiatan di Provinsi Sumatera Barat sampai tahun 2032
terdiri dari 3 (tiga) kota PKN, 6 (enam) kota PKW dan 13 (tiga belas) kota PKL.
Hal ini sebagaimana disampaikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.2
Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Barat sampai Tahun 2032
a. PDP I
Meliputi karidor Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman,
Kabupaten Limapuluh Kota, dan Kota Payakumbuh. PDP ini dominasi atraksi
adalah budaya, belanja, MICE, kerajinan, kesenian, peninggalan sejarah,
danau, pegunungan, serta flora dan fauna dengan pusat layanan di Kota
Bukittinggi.
b. PDP II
Meliputi karidor Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman,
Kabupaten Pasaman Barat. PDP ini didominasi atraksi dari jenis wisata bahari
c. PDP III
Meliputi karidor Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang dimana PDP
ini didominasi jenis wisata budaya, peninggalan sejarah, kesenian, rekreasi,
danau, agro, olah raga, pegunungan, hutan, dan kerajinan dengan pusat
layanan di Batusangkar.
d. PDP IV
Meliputi karidor Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan Kota Solok
dengan pusat layanan di Arosuka. PDP ini didominasi jenis wisata rekreasi
danau dan sungai, pegunungan, hutan, agro, taman nasional budaya dan
kesenian.
e. PDP V
PDP ini meliputi koridor Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung dan
Kabupaten Dharmasraya yang didominasi oleh jenis wisata peninggalan
sejarah, tambang, rekreasi agro, olah raga, hutan dengan pusat layanan di
Kota Sawahlunto.
f. PDP VI
Meliputi Kabupaten Pesisir Selatan dengan pusat layanan di Painan. Berupa
objek wisata bahari, seperti Kawasan Wisata Mandeh, yang berfungsi sebagai
Pusat Pengembangan Wisata Bahari Wilayah Barat.
g. PDP VII
Meliputi Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sesuai dengan kondisi geografis
berupa kepulauan dan berbatasan langsung dengan laut lepas Samudera
Hindia, maka kawasan ini didominasi oleh wisata bahari yang dilengkapi
dengan wisata budaya dan alam. Pusat layanan pada PDP ini adalah Kota Tua
Pejat /Muara Siberut.
Lokasi yang memiliki bentang lahan pantai dan ekosistem laut yang potensial
untuk kegiatan-kegiatan wisata bahari dan rekreasi yang bernilai komersil
untuk kawasan pesisir zonasinya terutama terdapat di perairan Siberut
Selatan.
Didasari analisa yang bertumpu kepada fungsi dan daya dukung lingkungan,
kawasan strategis diwilayah provinsi Sumatera Barat terdiri atas :
a. Kawasan Strategis Ngarai Sianok di Kota Bukittinggi;
b. Kawasan Strategis Danau Singkarak di Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah
Datar
c. Kawasan Strategis Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang di
Kabupaten Solok.
d. Waduk Koto Panjang di Kabupaten Limapuluh Kota
Tabel 2.3
Pusat-pusat Permukiman Perkotaan di Kabupaten Lima Puluh Kota
No Nama Skala Wilayah Yang DIlayani
Pelayanan
1 Sarilamak PKL Kabupaten Lima Puluh Kota
2 Suliki PKLp Kecamatan Suliki, Gunuang Omeh dan Bukik
Barisan
3 Luak PPK Kecamatan Luak dan Lareh Sago Halaban
4 Akabiluru PPK Kecamatan Akabiluru dan Situjuan Limo
Nagari
5 Guguak PPK Kecamatan Guguak, Mungka dan
Payakumbuh
6 Pangkalan Koto Baru PPK Kecamatan Pangkalan Koto Baru
7 Kapur IX PPK Kecamatan Kapur IX
8 Pakan Rabaa PPL Nagari Ampalu, Halaban, Sitanang, Tanjuang
Gadang, Labuah Gunuang, Balai Panjang, Bukik
Sikumpa dan Batu Payuang.
9 Situjuah Banda PPL Nagari Situjuah Gadang, Situjuah Ladang
Dalam Laweh, Situjuah Batua dan Tungka
10 Koto Baru PPL Nagari Taeh Bukik, Taeh Baruah, Koto Tangah
Simalanggang Simalanggang, Simalanggang, Piobang dan
Sungai Baringin.
11 Banja Loweh PPL Nagari Baruah Gunuang, Sungai Naniang, Koto
Tangah dan Mahek.
12 Koto Tinggi PPL Nagari Talang Anau dan Pandam Gadang,
13 Padang Loweh PPL Nagari Mungka, Jopang Manganti, Talang Maua,
Simpang Kapuak dan Sungai Antuan.
Tabel 2.5
Wilayah Penyebaran Utama Sayuran dan Buah-buahan di
Kabupaten Lima Puluh Kota
d) Kawasan Peternakan
Peternakan di Kabupaten Lima Puluh Kota mempunyai perkembangan yang
cukup baik sebagai salah satu sumber perekonomian masyarakat, baik untuk
peternakan jenis unggas maupun ternak besar, dimana tingkat populasi cukup
tinggi terutama pada beberapa kecamatan yang sudah merupakan daerah
atau sentral peternakan.
Tabel 2.6
Wilayah Penyebaran Ternak di Kabupaten Lima Puluh Kota
No Jenis Ternak Wilayah Penyebaran
1 Sapi potong Lareh Sago Halaban, Akabiluru, Harau, Pangkalan Koto
Baru, Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Suliki dan Kapur IX
2 Sapi perah Lareh Sago Halaban, Akabiluru, Harau, Pangkalan Koto
Baru, Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Suliki dan Kapur IX
3 Kerbau Lareh Sago Halaban, Akabiluru, Harau, Pangkalan Koto
Baru, Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Suliki dan Kapur IX
4 Kuda Mungka, Harau dan Payakumbuh
5 Kambing Lareh Sago Halaban dan Harau
6 Ayam ras petelur Mungka, Guguak dan Payakumbuh
7 Ayam ras pedaging Mungka, Guguak dan Payakumbuh
8 Ayam buras Mungka, Guguak dan Payakumbuh
9 Itik Luak, Guguak dan Harau
10 Puyuh Mungka, Guguak dan Payakumbuh
Sumber: RTRW Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2012 -2032
e) Kawasan Perkebunan
Tabel 2.7
Wilayah Penyebaran Komoditi Perkebunan di
Kabupaten Lima Puluh Kota
No Komoditi Wilayah Penyebaran
1 Pinang Payakumbuh dan Akabiluru
2 Tembakau Harau, Bukik Barisan dan Gunuang Omeh
3 Karet Kapur IX dan Pangkalan Koto Baru
4 Kelapa Guguak, Mungka, Payakumbuh dan Akabiluru
5 Kulit Manis Lareh Sago Halaban, Guguak, Gunuang Omeh,
Mungka dan kapur IX
6 Cengkeh Harau, Lareh Sago Halaban, Mungka, Bukik
Barisan dan Pangkalan Koto Baru
7 Gambir Pangkalan Koto Baru, Kapur IX dan Bukik
Barisan
8 Kopi Lareh Sago Halaban dan Harau
9 Tebu Lareh Sago Halaban, Situjuah Limo Nagari dan
Luak
10 Enau Harau, Luak, dan Situjuah Limo Nagari
11 Coklat Bukik Barisan, Payakumbuh dan Akabiluru
Sumber: RTRW Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2012 -2032
f) Kawasan Perikanan
Rencana pengembangan kegiatan disektor perikanan dikembangkan di
beberapa kaawasan yakni kawasan perikanan tangkap, kawasan budidaya
perikanan dan kawasan pengolahan perikanan.
1) Kawasan Perikanan Tangkap
Kawasan perikanan tangkap yakni kawasan perikanan di perairan umum
seperti sungai. Kawasan perikanan tangkap di kabupaten Lima Puluh
Kota terdapat di seluruh kecamatan namun perairan umum terluas
terdapat di Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Sedangkan perairan umum
terkecil berada di Kecamatan Situjuah Limo Nagari. Untuk lebih jelasnya
kawasan perikanan tangkap di Kabupaten Lima Puluh Kota dapat dilihat
pada tabel
Tabel 2.8
Rencana Budidaya Perairan Umum Sektor Perikanan
Luas Perairan Jumlah Lubuk
No Kecamatan
Umum (Ha) Larangan (Ha)
1 Akabiluru 66 4
Tabel 2.9
Rencana Kawasan Budidaya Sektor Perikanan
h) Kawasan Pariwisata
Kabupaten Lima Puluh Kota dengan luas kurang lebih 3.354,30 Km² terletak
pada bagian Timur wilayah Sumatera Barat dan berbatasan langsung dengan
Provinsi Riau. Berdasarkan klasifikasi yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata
Seni dan Budaya Kabupaten Lima Puluh Kota, objek-objek wisata yang ada di
Kabupaten Lima Puluh Kota terbagi atas :
1) Objek Wisata Unggulan, terdiri dari 3 objek yakni Lembah Harau,
Pemandian Batang Tabik dan Kapalo Banda.
2) Objek Wisata Tahap Pembinaan Menuju Unggulan, terdiri dari 30 objek
diantaranya adalah Museum Arkeologi Belubus, Pusako Rumah Gadang,
Kolam Renang Aia Baba, dan lainnya.
3) Objek Wisata Non-Unggulan, yang terdiri dari 22 objek, diantaranya
adalah Panorama Selat Malaka, Puri Tizana, Goa Imam Bonjol dan
lainnya.
Tabel 2.10
Rencana Pengembangan Objek Wisata Berdasarkan Jenis
No Kecamatan Wisata Alam Wisata Budaya/Sejarah
1 Harau Lembah Harau Medan Nan Bapaneh
Kapalo Banda Benteng Tuanku Nan Garang
Rest Area Kuburan Keramat Taram
Kelok Sembilan Menhir
Air Panas Batu Balang
Bukik Bulek
2 Luak Pemandian Batang Tabik
Goa Sago
Ngalau Malanteh
Ngalau Galamadin
3 Guguak Museum Arkeologi Belubus
Surau/Makam Syekh Abbas
Tugu PDRI VII Koto Talago
Perkampungan tradisional
Belubus
4 Pangkalan Koto Genangan Waduk PLTA Tugu Sakidomuro
Baru
Panorama Selat Malaka
5 Payakumbuh Bungsu Resort Pusaka Rumah Gadang
Sungai Baringin
Makam Syekh Piobang
Rumah Gadang Ukiran Cino
Menhir Batu Nan Lamo
6 Situjuah Limo Kawasan Simona Makam Pahlawan Situjua
Nagari Batua
Air terjun Sialang Indah Batu Sandaran Rajo
i) Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi
permukiman penduduk di luar kawasan lindung yang digunakan sebagai
lingkungan tempat tinggal masyarakat yang berada di wilayah perkotaan
dan perdesaan di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Masalah permukiman penduduk berkaitan erat dengan kebutuhan penduduk
akan perumahan. Peningkatan jumlah penduduk yang terus bertambah akan
memberikan konsekuensi dalam penyediaan perumahan. Perpindahan
penduduk dari desa ke kota juga menambah permasalahan di dalam
penyediaan rumah. Tingkat urbanisasi semakin pesat akibat terjadinya
perubahan yang sangat pesat dari sektor pertanian ke sektor industri.
Demikian halnya dengan keadaan Kabupaten Lima Puluh Kota 20 tahun yang
akan datang dimana diperkirakan jumlah penduduk akan mengalami
peningkatan, ditambah lagi dengan keberadaannya yang strategis.
Secara umum kawasan permukiman di Kabupaten Lima Puluh Kota, terdiri
atas :
a) Kawasan Permukiman Perkotaan
Kawasan Taram
Kawasan ini memiliki potensi di sektor pertanian dan wisata alam.
Penetapan kawasan ini sebagai kawasan strategis diharapkan dapat
mempercepat pembangunan sarana dan prasarana pada kawasan ini
sehingga akan meningkatkan pengembangan potensi kawasan.
a. Terletak pada posisi strategis, dilalui oleh jaringan jalan provinsi yang
menghubungkan wilayah barat dan wilayah timur Kabupaten Agam, serta
menghubungkan Matur dengan Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten
Pasaman Barat, Kota Bukitinggi dan Kabupaten Lima Puluh Kota.
b. Sudah berkembang sebagai pusat pemerintahan kecamatan.
c. Kawasan wisata dan sentra produksi budidaya perkebunan rakyat (tebu).
2. Untuk pergerakan yang berasal dari Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Baso,
diharapkan arah pergerakan akan menuju ke Baso dari Kecamatan Ampek
Angkek, Canduang, Kamang Magek serta kecamatan terdekat kabupaten
tetangga yaitu Kabupaten 50 Kota dan Kabupaten Tanah Datar mengingat
Baso dapat menjadi salah satu pusat kegiatan di masa depan dengan adanya
konsep pengembangan agropolitan di wilayah sekitar Baso dan juga
pengembangan pusat pendidikan (Kawasan Pusdiklat Departemen Dalam
Negeri) serta didukung oleh letak geografi pada daerah persimpangan.
3. Untuk pergerakan yang berasal dari Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Matur,
diharapkan arah pergerakan akan menuju ke Matur dari Kecamatan Ampek
Koto, Malalak, Palembayan, dan Tanjung Raya.
4. Untuk pergerakan yang berasal dari Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Ampek
Nagari, yaitu Kecamatan Ampek Nagaridan sebagian Kecamatan Palembayan
serta sebagian Kecamatan Tanjung Mutiara, diharapkan arah pergerakan
akan menuju ke Bawan.
6. Untuk pergerakan yang berasal dari Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Ampek
Koto, yaitu Kecamatan Ampek Koto, Kecamatan Malalak serta sebagian
Kecamatan Tanjung Raya, diharapkan arah pergerakan akan menuju ke
Balingka
Gambar 2.4
Peta Struktur Ruang Kabupaten Agam
3. Kawasan Konservasi
Untuk mencegah kerusakan kawasan suaka alam yang ada di Kabupaten
Agam, maka perlu dilakukan pengendalian agar tidak menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat maupun bagi kelestarian alam. Mengingat pentingnya
kelestarian alam bagi makhluk hidup, maka diambil langkah-langkah
perlindungan hutan dan pelestarian alam, diantaranya dengan menetapkan
kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
Kawasan Suaka Alam
Cagar Alam Maninjau seluas lebih kurang 18.076 (delapan belas ribu tujuh
puluh enam) hektar, terdapat di Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Lubuk
Basung, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Palembayan, Kecamatan
Matur, Kecamatan Malalak, dan Kecamatan IV Koto.
Tabel 2.13
Sebaran Kawasan Budidaya di Kecamatan Lubuk Basung Berdasarkan RTRW Kabupaten
Agam Tahun 2021-2041
No Jenis Kawasan Sub Kawasan Budidaya Penetapan Sub Kawasan
Budidaya
1 Kawasan Hutan Kawasan Hutan Produksi Kawasan hutan produksi tetap dengan
Produksi Tetap luas kurang lebih 2.492 Ha hektar
berada di:
Kecamatan Ampek Nagari (1.129 ha)
Kecamatan Lubuk Basung (165 ha)
Kecamatan Baso (1.198 ha)
Kawasan Hutan Produksi Kawasan hutan produksi yang dapat
Misi pada dasarnya adalah merupakan kondisi yang harus dilaksanakan agar visi
yang telah ditetapkan di atas dapat diwujudkan dengan memperhatikan kondisi objektif
yang terdapat di daerah dewasa ini. Dengan kata lain misi menunjukkan beberapa upaya
utama pembangunan yang perlu dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang telah
ditetapkan semula yakni:
Misi diatas yang terkait dengan air minum merupakan misi kelima. Misi untuk
mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang baik dengan pengelolaan sumber daya alam
berkelanjutan juga tidak kalah pentingnya untuk dapat mewujudkan masyarakat yang
sejahtera dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Kualitas lingkungan hidup yang baik
dan menyenangkan akan dapat diwujudkan melalui pencegahan polusi udara dan
pengotoran air, mengupayakan lingkungan yang bersih dan segar, serta menerapkan
rencana tata ruang secara konsekuen, termasuk dalam hal ini adalah pengelolaan sumber
daya alam berkelanjutan yang dapat diupayakan dengan memelihara kawasan hutan
lindung, mencegah eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, memelihara
cadangan air, memelihara biota laut dan meningkatkan konservasi alam serta reboisasi
hutan secara teratur dan terus menerus.
Misi pertama ini memiliki tujuan yaitu mewujudkan Sumber daya manusia
yang sehat, unggul dan berdaya saing. Sasaran yang ingin dicapai meliputi:
(i) meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
(ii) menurunnya prevalensi stunting,
(iii) meningkatnya kualitas Pendidikan, dan
(iv) meningkatnya kemandirian dan daya saing masyarakat
Misi kedua ini bertujuan untuk mewujudkan ABS SBK sebagai falsafah
kehidupan masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai terdiri dari :
(i) meningkatnya ketahanan sosial budaya masyarakat yang berlandaskan
ABS SBK,
(ii) meningkatnya budaya Literasi, dan
(iii) meningkatnya ketahanan dan kesejahteraan keluarga, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak
Pembangunan Kabupaten Lima Puluh Kota tidak dapat dilepaskan dari proses
pembangunan Provinsi Sumatera Barat dan Indonesia secara keseluruhan. Visi
Jangka Panjang dalam RPJP Provinsi Sumatera Barat 2005-2025, adalah
mewujudkan “Sumatera Barat Yang Terkemuka berbasis Sumberdaya Manusia
Yang Agamais’. Oleh karenanya, dalam merumuskan visi pembangunan jangka
panjang Kabupaten Lima Puluh Kota tentunya juga harus mengacu kepada
rumusan di atas, namun visi Kabupaten Lima Puluh Kota perlu pula
mengakomodasi keunikan dan potensi daerah. Pertimbangan pertama adalah
Kabupaten Lima Puluh Kota jelas memiliki potensi tersendiri yang dapat
menjadikan visinya dapat dicapai. Pertimbangan kedua, adalah juga dengan
memperhatikan segala kelemahan yang dimiliki, Pertimbangan ke tiga adalah
dengan mempedomani perobahan lingkungan strategis yang ada, serta analisis
lingkungan internal dan eksternal yang terdapat di daerah. Berdasarkan acuan dan
kesemua pertimbangan tersebut, maka visi Jangka Panjang Kabupaten Lima Puluh
Kota dirumuskan sebagai berikut
Pada Visi Kabupaten Lima Puluh Kota terdapat 3 (tiga) kata kunci yaitu Madani,
Beradat dan Berbudaya, nilai adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
Madani adalah Gambaran kondisi masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota yang
beradab (tegaknya nilai-nilai Agama dan Adat) dalam membangun dan menjalani
kehidupan yang menjunjung tinggi etika, moralitas, toleransi, harmonis,
demokratis, maju dan modern dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Beradat dan berbudaya adalah Masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota santun
bertutur kata, sopan dalam perilaku sesuai dengan adat istiadat dan budaya yang
ada, mengekspresikan dan menghargai nilai-nilai adat budaya dalam kehidupan
bermasyarakat luas. Nilai Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
adalah unsur pemerintah, lembaga, organisasi dan masyarakat secara bersama-
sama mewujudkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai adat dan budaya
Minangkabau dalam setiap aktivitas kehidupan yang berlandaskan kepada ajaran
agama islam.
Upaya untuk mewujudkan visi menjadi daerah yang madani, beradat dan
berbudaya dalam kerangka adat basandi syarak, syarak basandi kitabullahyang
telah dirumuskan diatas adalah melalui 5 Misi Pembangunan Daerah sebagai
berikut:
VISI : MEWUJUDKAN LIMA PULUH KOTA YANG MADANI, BERADAT DAN BERBUDAYA DALAM KERANGKA ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH
Misi 1: Meningkatkan kualitas sumber daya mausia yang berbudaya dan berdaya saing
berlandaskan keimanan
Tujuan Sasaran Strategi
1.Meningkatkan Kualitas 1.Meningkatnya kualitas dan akses Meningkatkan kualitas dan tata Kelola Pendidikan
Sumber Daya Manusia Pendidikan Masyarakat Meningkatkan partisipasi, kesempatan
belajar dan keberlanjutan pendidikan, khususnya bagi pendidikan kesetaraan
2.Meningkatkan penerapan 1. Optimalnya pendidikan dan Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengalaman keagaman
agama, adat dan budaya di fungsi Kelembagaan agama, adat Meningkatkan fasilitasi dan pengelolaan mesjid/surau/TPQ
masyarakat berdasarkan dan budaya Meningkatkan peran dan pengeloaan keuangan sosial mesjid/surau dan lembaga
falsafah adat basandi syara’, keagamaan
syarak basandi kitabullah Meningkatkan penghayatan dan penerapan adat dan budaya
Meningkatkan peran dan pengelolaan lembaga adat dan budaya
Misi 2 : Mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi lintas sektoral yang memiliki keunggulan ditingkat lokal dan regional
2. Meningkatnya kualitas pelayanan Meningkatkan kualitas dan kuantitas unsur pelayanan publik
publik
Pendahuluan | Bab 2 - 58
“Mewujudkan Kabupaten Agam Maju, Masyarakat Sejahtera, Menuju Agam
Mandiri, Berprestasi Yang Madani”
Pendahuluan | Bab 2 - 59
1) Terselenggaranya birokrasi yang bersih dan akuntabel
2) Terselenggar anya birokrasi yang kapabel
3) Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik.
4) Meningkatnya Kinerja Pemerintahan Nagari
2. Tujuan Misi 2
Meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat
Sasaran :
1) Meningkatnya produksi usaha pertanian dan usaha mikro
2) Meningkatnya kontribusi usaha pariwisata terhadap perekonomian daerah.
3) Meningkatnya konektifitas antar wilayah dan Kawasan
4) Meningkatnya nilai realisasi investasi
3. Tujuan Misi 3
Mewujudkan pembangunan dengan memperhatikan kualitas lingkungan hidup,
tata ruang dan dan mitigasi bencana
Sasaran :
1) Berkurangnya pengrusakan dan pencemaran lingkungan hidup dan sumber
daya alam
2) Meningkatnya ketaatan terhadap tata ruang
3) Berkurangnya resiko bencana terhadap manusia dan lingkungan
4. Tujuan Misi 4
Tujuan 1 : Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter
Sasaran :
1) Meningkatnya Pendidikan yang Berkualitas dan Berkarakter
2) Meningkatnya Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas
Pendahuluan | Bab 2 - 60
Tujuan 3 : Terwujudnya perlindungan dan kesejahteraan social
Sasaran :
1) Meningkatnya pemberdayaan masyarakat
2) Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk yang seimbang
5. Tujuan Misi 5
Meningkatnya kehidupan masyarakat yang aman dan tertib berlandaskan nilai-
nilai agama, adat dan budaya
Sasaran :
1) Berkurangnya gangguan ketentraman dan ketertiban Umum
2) Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dan adat
budaya
Pendahuluan | Bab 2 - 61
g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pelestarian cagar budaya dan
pemajuan kebudayaan;
h. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Selain itu, dalam menjalankan amanat tersebut Direktorat Jenderal Kebudayaan juga
mengacu pada Isu-Isu Strategis yang telah diidentifikasi dalam Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024, yakni “Melemahnya ideologi
Pancasila dan ketahanan budaya bangsa” serta “Belum Optimalnya Pemajuan
Kebudayaan”.
Pendahuluan | Bab 2 - 62
Atas dasar fungsi, amanat dan tantangan strategis tersebut, tujuan yang hendak diraih
oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan adalah “Meningkatnya pemajuan kebudayaan
untuk mengoptimalkan peran kebudayaan dalam pembangunan” yang tercermin
dalam peningkatan skor Indeks Pembangunan Kebudayaan menjadi 62,7 pada 2024.
Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Kebudayaan selama 2020-
2024 akan berfokus pada tujuh sasaran utama sebagai berikut:
Pendahuluan | Bab 2 - 63
2.1 ARAH KEBIJAKAN PENATAAN RUANG...............................................................................1
2.1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)...........................................................1
A. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional.............................................................................1
B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional....................................................2
C. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional............................................................................2
D. Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional...................................................................................2
E. Arahan Pemanfatan Ruang Wilayah Nasional........................................................................2
F. Arahan Pengendalian Pemanfatan Ruang Wilayah Nasional..................................................3
G. Keterkaitan RTRWN dengan RTRW Provinsi Sumatera Barat.................................................3
2.1.2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 - 2032......6
2.1.3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2012 - 2032
13
A. Rencaan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota............................................13
C. Rencana Pola Ruang Kabupaten Lima Puluh Kota................................................................16
D. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Lima Puluh Kota.................................................29
2.1.4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Agam Tahun 2021- 2041................34
2.2 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN..................................................................................46
2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2005 - 2025.......................................................................................................................46
2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2021-2026.........................................................................................................................47
Pendahuluan | Bab 2 - 64
2.2.3 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lima Puluh Kota
Tahun 2005 - 2025.......................................................................................................................50
2.2.4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lima Puluh
Kota Tahun 2021 - 2026...............................................................................................................53
A. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lima Puluh
Kota 53
B. Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lima Puluh
Kota 54
C. Strategi, Arah Kebijakan Dan Program Pembangunan Daerah.............................................55
2.2.5 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Agam Tahun 2006
-2025 59
2.2.6 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPMPD) Kabupaten Agam Tahun
2021 -2026...................................................................................................................................59
2.3 ARAH KEBIJAKAN DAN PERATURAN LAINNYA...............................................................62
2.3.1 Rencana Strategis (Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemeterian Pendidikan Dan
Kebudayaan) Tahun 2020 - 2024..................................................................................................62
Tabel 2.1 Arah Kebijakan Provinsi Sumatera Barat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) 3
Tabel 2.2 Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Barat sampai Tahun 2032....................................7
Tabel 2.3 Pusat-pusat Permukiman Perkotaan di Kabupaten Lima Puluh Kota...........................14
TABEL 2.4 Sempadan Sungai Besar di Kabupaten Lima Puluh Kota...............................................17
TABEL 2.5 Wilayah Penyebaran Utama Sayuran dan Buah-buahan di Kabupaten Lima Puluh Kota
21
TABEL 2.6 Wilayah Penyebaran Ternak di Kabupaten Lima Puluh Kota........................................21
TABEL 2.7 Wilayah Penyebaran Komoditi Perkebunan di Kabupaten Lima Puluh Kota................22
TABEL 2.8 Rencana Budidaya Perairan Umum Sektor Perikanan..................................................23
Tabel 2.9 Rencana Kawasan Budidaya Sektor Perikanan.............................................................24
Tabel 2.10 Rencana Pengembangan Objek Wisata Berdasarkan Jenis.......................................25
Tabel 2.11 Sistim Perkotaan RTRW Kabupaten Agam Tahun 2021-2041...................................39
Pendahuluan | Bab 2 - 65
Tabel 2.12 Sebaran Kawasan Rawan Bencana di Wilayah Kecamatan Lubuk Basung................41
Tabel 2.13 Sebaran Kawasan Budidaya di Kecamatan Lubuk Basung Berdasarkan RTRW
Kabupaten Agam Tahun 2021-2041.................................................................................................42
Tabel 2.14 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan..........................................56
Gambar 2.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabbupaten Lima Puluh Kota....................................15
Gambar 2.2 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Lima Puluh Kota............................................33
Gambar 2.3 Peta Struktur Ruang Kabupaten Agam.....................................................................38
Gambar 2.4 Peta Pola Ruang Kabupaten Agam............................................................................44
Gambar 2.5 Amanat Pengelolaan Kebudayaan dalam RPJMN 2020-2024...................................63
Pendahuluan | Bab 2 - 66