Anda di halaman 1dari 12

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)


Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota I PENDAHULUAN

[BAB ] Memuat Tujuan, Kebijakan dan Strategi penyusunan


Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kawasan
Bersejarah PDRI Kec. Gunuang Omeh Kabupaten Lima
Puluh Kota.

1.1 TUJUAN,
KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Tujuan, kebijakan, dan strategi ditetapkan untuk menjawab isu strategis dalam penyusunan RTR KSK Kawasan
Bersejarah PDRI Kecamatan Gunung Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai kawasan Konservasi Cagar
Budaya/Sejarah. Sesuai tujuan pembentukan masing-masing tipologi kawasan strategis kabupaten yang spesifik,
maka tujuan, kebijakan, dan strategi yang disusun juga spesifik menjamin pencapaian perwujudan kawasan
strategis kabupaten.

Perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi Kawasan Strategis Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat
Republik Indonesia) Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota berdasarkan tipologi KSK yaitu
sebagai kawasan Konservasi Cagar Budaya/Sejarah difokuskan dalam rangka mewujudkan konservasi
lingkungan terhadap obyek/kawasan budaya dan sejarah yang lestari pada jangka panjang, meliputi :

I. Pengaturan kawasan inti meliputi :

Pengaturan zona dan kegiatan yang difokuskan pada perlindungan/pelestarian warisan budaya/adat
tertentu;

Pengaturan jenis dan kualitas pelayanan prasarana pendukung berbasis nilai-nilai warisan budaya
dan adat tertentu.

II. Pengaturan kawasan penyangga meliputi;

Pengaturan batas/radius kawasan penyangga untuk perlindungan kawasan inti;

Pengaturan zona dan kegiatan di kawasan penyangga;

III. Pengaturan prasarana pendukung pengembangan kawasan penyangga, termasuk antisipasi bencana alam.

HALAMAN| 1
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota

2 PERUMUSAN TUJUAN

Tujuan Penataan Ruang Kawasan Strategis Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota dirumuskan untuk mengatasi permasalahan tata ruang
saat ini dan mengembangkan potensi Kecamatan Gunuang Omeh untuk mencapai keinginan yang akan
diwujudkan sampai akhir tahun perencanaan sejalan dengan tujuan pembangunan kawasan di Kabupaten Lima
Puluh Kota.

Permasalahan pokok yang dihadapi Kecamatan Gunuang Omeh saat ini antara lain :

Arahan fungsi dan peran kawasan perencanaan sebagai pusat pertumbuhan, meningkatkan resiko
alih fungsi lahan yang tidak terkendali, dan berdampak pada kerusakan lingkungan hidup yang
menjadi ciri khas kawasan sebagai kawasan Konservasi Cagar Budaya/Sejarah.

Kondisi fisiografis kawasan yang curam dan rawan bencana, menjadi kendala bagi pengembangan
infrastruktur dan permukiman.

Akses kawasan yang relatif sulit dijangkau menyebabkan kawasan ini sulit dijangkau yang
menyebabkan kawasan ini cukup tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya

Mata pencarian penduduk, masih sangat tergantung pada kegiatan pertanian yang bersifat padat
modal dan ekstensif.

Penggunaan lahan didominasi oleh kawasan pertanian dan lindung, sehingga pengembangan
kegiatan perkotaan/budidaya permukiman harus sangat hati-hati untuk dilakukan.

Sedangkan potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung penataan ruang Kawasan Strategis Kawasan
Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh
Kota adalah :

1. Koto Tinggi merupakan salah satu PPL di Kabupaten Lima Puluh Kota. Koto Tinggi melayani Nagari
Talang Anau dan Pandam Gadang. Wilayah ini dikembangkan sebagai pusat perkebunan yakni komoditi
jeruk, tembakau dan gula aren dengan konsep pengembangan agrowisata dan agribisnis.

2. Merupakan bagian dari kawasan kabupaten, yakni Kawasan Konservasi Cagar Budaya/Sejarah berupa
potensi Sumberdaya alam, pariwisata dan lingkungan.

3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya : Kawasan cagar alam budaya & ilmu pengetahuan adalah
kawasan dimana rawan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan
geologi alami yang khas berada. Arahan pengembangan kawasan Cagar Budaya di Kabupaten Lima Puluh
Kota di Kecamatan Gunuang Omeh meliputi Bagunan PDRI (Pemerintahan Darurat Repulik Indonesia)
merupakan kawasan bersejarah berupa bangunan musium yang berlokasi di Kec. Gunuang Omeh,

4. Selain memiliki potensi sumberdaya alam dan cagar budaya/sejarah berupa Kawasan TUGU PDRI juga
berfungsi sebagai Wisata Pendidikan dan Nasionalisme dengan dukungan peninggalan Sejarah Perjuangan
Bangsa, serta ditetapkannya tanggal 19 Desember sebagai hari bela negara, dimana Koto Tinggi adalah
daerah PDRI.

Didukung oleh beragam sektor ekonomi yakni pertanian, perdagangan, jasa dan industri pengolahan, dengan
sektor basis pada sub-sektor perkebunan dan pariwisata.

Isu-isu strategis Kecamatan Gunuang Omeh antara lain:

1. Kawasan perencanaan merupakan kawasan yang memiliki nilai sejarah/cagar budaya (Tugu PDRI)
sebagai kawasan wisata disamping kawasan wisata pendidikan dan kawasan Monumen Bela Negara.

2. Kawasan ini juga memiliki potensi sebagai kawasan agrowisata dan agribisnis dengan komoditi unggulan
seperti komoditi jeruk, tembakau dan gula aren

HALAMAN| 2
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota

3. Secara spatial kecamatan Gunuang Omeh merupakan salah satu kawasan yang tertinggal di Kabupaten
Lima Puluh Kota berdasarkan infrastruktur dengan akses yang sangat sulit ditempuh terutama pada
kawasan Koto Tinggi, disamping kawasan perencanaan merupakan kawasan perbatasan dengan
Kabupaten Pasaman.

4. Luasnya areal dengan kondisi fisiografis dengan lahan potensial untuk pengembangan kawasan budidaya
permukiman beserta sarana dan prasarana pendukung (56,65%) dan kawasan dengan pembangunan
dengan limitasi yang perlu dikendalikan (53,35%)

5. Terbatasnya daya dukung lahan bagi pengembangan kegiatan permukiman

6. Pengembangan ekonomi masyarakat berbasis perlindungan sumberdaya alam dan wisata, berupa kegiatan
agrowisata.

Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari sebuah rencana yang disusun. Kawasan Strategis Kawasan
Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) Kecamatan Gunuang Omeh merupakan kawasan
yang dikelilingi oleh kawasan lindung yang berfungsi untuk menjaga kawasan disekitarnya sesuai dengan kajian
potensi dan masalah serta issue kawasan, berdasarkan kondisi ini maka tujuan di fokuskan pada
“PERWUJUDAN DAN PELESTARIAN CAGAR BUDAYA/BERSEJARAH KAWASAN TUGU PDRI DAN
KAWASAN MONUMEN NASIONAL BELA NEGARA YANG LESTARI PADA JANGKA PANJANG”.

Penjelasan daripada perwujudan tujuan tata ruang tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Kecamatan Gununag Omeh merupakan kawasan yang memiliki nilai sejarah/cagar budaya (Tugu
PDRI) sebagai kawasan wisata disamping kawasan wisata pendidikan dengan memantapkan fungsi
dan nilai manfaatnya pada kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;

2. Kecamatan Gunuang Omeh dikelilingi oleh kawasan lindung berupa Kawasan HSAW, HPT dan
Hutan Lindung serta dan aliran sungai. Kondisi alam Kecamatan Gunuang Omeh memberikan
perlindungan bagi daerah-daerah lain yang berada di hilirnya karena memiliki peranan dalam
keseimbangan ekosistem dan lingkungan.

3. Kecamatan Gunuang Omeh juga terletak pada kawasan yang memiliki tingkat kerawanan bencana
gerakan tanah disamping limitasi kawasan yang berkontur 53,35%.

Dengan demikian pengembangan ruang di Kecamatan Gunuang Omeh harus memperhatikan ruang-ruang yang
telah ditetapkan sebagai kawasan Cagar Budaya/Sejarah, kawasan lindung dan kawasan yang rawan bencana
alam. Hasil kajian tentang ruang-ruang yang memiliki fungsi cagar budaya/sejarah, kawasan lindung dan
kawasan rawan terhadap bencana alam menunjukkan di Kecamatan Gunuang Omeh terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan seperti bencana alam longsor dan gerakan tanah lainnya yang diakibatkan bencana alam dan
perubahan iklim yang sangat signifikan.

Dalam rencana tata ruang KSK Kawasan Cagar Budaya/Sejarah Kawasan PDRI Kecamatan Gunuang Omeh
perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1) Kawasan bersejarah PDRI Kecamatan Gunuang Omeh memeiliki 2 (dua) kawasan inti berupa Tugu
PDRI dan Kawasan Monumen Bela Negara, sebagai kawasan lindung yang dipertahankan untuk
pelestarian nilai sejarah/budaya dan ditetapkan sebagai Kawasan Inti

2) Kawasan Gunuang Omeh sebagai Kawasan Strategis Kabupaten dengan Zona Pemanfaatan dapat
dikembangkan sebagai kawasan lindung dengan peran agrowisata dan agribisnis dengan ditetapkan
sebagai kawasan penyangga.

3) Kawasan budidaya yang telah berkembang dan berbatasan dengan kawasan Lindung menjadi kawasan
penyangga dengan intensitas sangat rendah dan menjadi kawasan agrowisata (penempatan fasilitas
wisata).

4) Pengembangan kawasan budidaya yang selaras dengan daya dukung kawasan.

HALAMAN| 3
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota

5) Penyediaan Ruang-Ruang Evakuasi dan jalur distribusi bantuan sebagai upaya tanggap darurat bencana.

2.1 PERUMUSAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada :

1) Pemeliharaan dan pengelolaan kawasan cagar budaya/sejarah kawasan tugu PDRI, dilakukan melalui :

a. Pengembangan kegiatan wisata pada kawasan Tugu PDRI Gunuang Omeh yang dapat mendukung
terpeliharanya kawasan yang secara langsung dalam pelestarian dengan melibatkan wisatawan dalam
kegiatan pelestarian cagar budaya/sejarah, sehingga diharapkan kesadaran akan keberadaan sumber
daya dan lingkungan memudahkan masyarakat untuk terlibat dalam berbagai upaya
pelestarian/konservasi.

b. Pemberdayaan masyarakat setempat dalam pengelolaan lingkungan, dengan memberikan pandangan


kepada masyarakat agar dapat menaruh nilai, dan melindungi wisata cagar budaya/sejarah/alam dan
kehidupan lainnya sebagai sumber pendapatan. Usaha pariwisata yang lebih banyak menggunakan
sarana transportasi lokal, sarana akomodasi lokal, yang dikelola masyarakat setempat akan
meningkatkan pendapatan masyarakat dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan.
Pelibatan masyarakat akan berdampak kepada tumbuhnya inovasi, kreativitas masyarakat dalam
menggali berbagai sumber kegiatan positif yang menunjang, sehingga diharapkan dapat
mengembangkan inovasi dan kreativitas masyarakat untuk mendorong pertumbuhan agrowisata dan
agrobisnis di daerahnya.

2) Penentuan persyaratan pembangunan sistem jaringan prasarana kawasan, dilakukan melalui ;

a. Penyediaan infrastruktur dasar adalah merupakan kegiatan penting untuk memperkuat pengembangan
kawasan perencanaan. Jalan, jembatan, air bersih, jaringan telekomunikasi, listrik dan sistem
pengendalian dan pemeliharaan lingkungan, merupakan unsur-unsur fisik yang dibangun dengan cara
menghindari perusakan lingkungan atau menghilangkan ranah keindahan pada lokasi kawasan wisata
cagar budaya/sejarah serta pengembangan kawasan agrowisata.

b. Pengembangan agrowisata dan agribisnis berdampak kepada pemanfaatan sumber daya yang tersedia
seperti terhadap areal yang digunakan seperti budidaya jeruk, aren dan gula anau, banyaknya energi
yang terpakai, banyaknya sanitasi, maka perlu dilakukan pembinaan usaha pariwisata oleh pihak-
pihak yang akan melakukan monitoring lingkungan pariwisata yang didukung oleh para ahli dibidang
itu, mengingat bentuk dampak lingkungan sangat berbeda-beda antara satu usaha dengan usaha
lainnya.

3) Penetapan batas, zonasi, penetapan kegiatan, dukungan sistem jaringan prasarana dan sarana kawasan,
pada Kawasan Penyangga.

Zoning peletakan fasilitas dibedakan dalam beberapa zonasi yaitu zona inti, zona penyangga, zona
pelayanan dan zona pengembangan.

a. Zona Inti : dimana atraksi/daya tarik kawasan cagar budaya/sejarah, yang terdiri dari 2 zona inti
yaitu kawasan Tugu PDRI dan Kawasan Monumen Nasional Bela Negara PDRI.

b. Zona Antara (Buffer Zone) : dimana kekuatan daya tarik kawasan dipertahankan sebagai ciri-ciri
dan karakteristik agrowista dan agribisnis yaitu mendasarkan lingkungan sebagai yang harus
dihindari dari pembangunan dan pengembangan unsur-unsur teknologi lain yang akan merusak
dan menurunkan daya dukung lingkungan dan tidak sepadan dengan agrowista.

c. Zona Pelayanan : wilayah yang dapat dikembangkan berbagai fasilitas yang dibutuhkan
wisatawan, sepadan dengan kebutuhan agrowista.

d. Zona Pengembangan : areal dimana berfungsi sebagai lokasi budidaya dan penelitian
pengembangan agrowista.

HALAMAN| 4
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota

Kegiatan yang perlu dilakukan adalah berupa :

a. Penetapan batasan zona lindung

b. Penetapan rencana tata ruang yang mengutamakan fungsi lindung kawasan

c. Peningkatan dan pemantapan upaya pengendalian pemanfaatan lahan dengan mekanisme insentif
dan disinsentif yang tegas.

Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai
berikut :

1) Perumusan strategi terkait zonasi dan pengaturan kegiatan kawasan fungsional. meliputi :

a. Penetapan zonasi, kawasan inti Tugu PDRI dan Kawasan Monumen Bela Negara PDRI

b. Penetapan kegiatan (jenis, intensitas dan pengelolaan) pada setiap zona pada kawasan fungsional.

2) Perumusan strategi terkait pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, meliputi :

a. Mencegah pemanfaatan ruang di dalam dan sekitar kawasan fungsional yang berpotensi
mengurangi fungsi lindung kawasan;

b. Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan inti yang dapat
memicu perkembangan kegiatan budi daya yang tidak sesuai;

c. Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang
berkembang di dalam dan di sekitar kawasan inti;

d. Mengembangkan kegiatan budi daya yang berfungsi sebagai zona penyangga kawasan inti;

3) Perumusan strategi terkait pelayanan sistem jaringan prasarana kawasan inti, meliputi :

a. Penetapan kebutuhan

b. Penetapan jenis dan standar pelayanan minimum.

4) Perumusan strategi terkait perwujudan kawasan penyangga, sebagai berikut :

a. Penetapan batas kawasan penyangga khususnya pertimbangan pengaruh negatif kegiatan sekitar
kawasan

b. Penetapan zonasi dan kegiatan kawasan penyangga

c. Pengendalian sistem jaringan prasarana dan sistem pusat pelayanan kawasan penyangga untuk
menjaga kelestarian kawasan inti.

Berdasarkan empat fokus kebijakan yang telah dijabarkan diatas serta Tujuan dari Rencana Tata Ruang maka
dikembangkan tiga kebijakan dengan tujuan strategi pengembangan sebagai berikut ini.

1. Kebijakan “PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN KAWASAN CAGAR BUDAYA/SEJARAH PADA


KAWASAN INTI”

Strategi :

 Mempertahankan Luasan Kawasan Cagar Budaya/Sejarah Berfungsi Lindung

HALAMAN| 5
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota

 Merehabilitasi Bagunan/Tugu Kawasan Tugu PDRI dan Kawasan Monumen Nasional Bela
Negara PDRI.

 Meningkatkan kualitas museum pada kawasan Monumen Nasional Bela Negara PDRI dalam
melayani masyarakat sesuai dengan fungsinya, sehingga museum dapat menjadi tempat yang
dirasakan sebagai kebutuhan untuk dikunjungi.

 Mencegah dan menanggulangi dari kerusakan, kehancuran, atau kemusnahan dengan cara
Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi, Pemeliharaan, dan Pemugaran Cagar Budaya/Sejarah

 Pelestarian Cagar Budaya

 Memberdayakan kawasan Cagar Budaya untuk kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan


rakyat dengan tetap mempertahankan kelestariannya.

PELESTARIAN

Perlindungan Pengembangan
Pemanfaatan

Registrasi Nasional

2. Kebijakan “ZONASI DAN PENGATURAN KEGIATAN PADA KAWASAN PENYANGGA”

 Menata Kembali Permukiman Masyarakat yang Berada pada Kawasan Penyangga

 Mengendalikan Kegiatan Pemanfaatan Ruang pada Kawasan Sempadan Sungai dan Kawasan
yang Berbatasan dengan Kawasan Lindung dan Kawasan Rawan Bencana

3. Kebijakan “PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT BERBASIS AGROWISATA”

 Menentukan Zonasi Kawasan Pengembangan Agrowisata

 Mengembangkan Prasarana dan Sarana Pendukung Kegiatan Agrowisata

HALAMAN| 6
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota

 Peningkatan Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Agrowisata

Berdasarkan rumusan Kebijakan dan Strategi diatas, maka langkah yang perlu dilakukan adalah :

1. Pemeliharaan dan pengelolaan kawasan inti

Upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan cagar budaya dan nilainya dengan cara
melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya

Pelindungan upaya mencegah dan menanggulangi dari kerusakan, kehancuran, atau kemusnahan
dengan cara Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi, Pemeliharaan, dan Pemugaran Cagar Budaya

Peningkatan potensi nilai, informasi, dan promosi Cagar Budaya melalui meseum serta
pemanfaatannya melalui Penelitian, Revitalisasi, dan adaptasi secara berkelanjutan serta tidak
bertentangan dengan tujuan Pelestarian

2. Pembinaan lingkungan agrowisata

Pemerintah berkewajiban untuk membina dan melakukan kegiatan berupa:

a. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap konservasi cagar budaya/sumber daya alam


hayati dan ekosistemnya.

b. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c. Rehabilitasi lahan melalui keterpaduan program dan pelaksanaan dengan swasta dan
masyarakat.

d. Peningkatan produktivitas lahan.

e. Peningkatan daya dukung lahan masyarakat atau lingkungan tertentu, yang saat ini berada
dalam keadaan kritis sehingga terlantarkan.

f. Menyempurnakan prasarana dasar di wilayah sekitarnya.

g. Menumbuhkan dan meningkatkan lembaga-lembaga kemasyarakatan untuk berpartisipasi aktif


dalam pengembangan konservasi.

h. Mengembangkan segmen pasar ekowisata bersama usaha pariwisata.

i. Menetapkan lokasi ekowisata yang berdasarkan penelitian merupakan daerah yang perlu dibuat
perencanaannya lebih lanjut.

Menyusun kebijakan pengembangan agrowisata yang pada gilirannya dapat dinaungi payung hukum
baik berupa peraturan Bupati maupun Peraturan Daerah.

3. Pihak Swasta atau usaha pariwisata, diharapkan dapat berperan dalam:

Pemanfaatan sarana dan fasilitas milik penduduk lokal, untuk tercapainya pemberdayaan ekonomi
masyarakat, melalui bimbingan dan tuntunan dalam menata sarana perdagangan, sarana penginapan,
rumah makan, transportasi, dan lain-lain, guna tercapainya pelayanan standar fasilitas dimasing-
masing jenis usaha tersebut.

Menerapkan kode etik wisatawan yang bertanggung jawab. Kode etik ini penting agar dalam
menerapkan dan menegakan aturan main dalam mengenal dan menghormati adat istiadat setempat,
wisatawan perlu diajari menjadi tamu yang baik.

HALAMAN| 7
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota

Menjaga standar mutu pelayanan, mutu pelayanan merupakan kunci penting dalam persaingan dan
tingkat keputusan membeli konsumen ditentukan oleh sumber daya manusia dan produk wisata yang
dijadikan andalan dalam pengembangan kawasan agrowisata dan wisata cagar budaya/sejarah.

Mengembangkan tema-tema paket wisata agro yang memiliki daya saing dan daya pemikat yang
mencerminkan karakter dan citra wisata agro kepada wisatawan individual, FIT (Free Individual
Traveller) maupun GIT (Group Independent Traveller).

Mendorong tingkat pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan hasil kreativitas, inovasi


masyarakat yang sepadan dengan bahan baku yang tersedia pada lingkungan setempat,
mengembangkan nagari tour dengan kegiatan yang tidak bertentangan dengan kegiatan masyarakat
nagaridan lingkungan alam sekitarnya.

Menghindari kegiatan tour dengan jumlah wisatawan yang tidak sesuai dengan kapasitas dan daya
dukung lingkungan baik lingkungan terbangun maupun lingkungan alami (Natural Based)

Mendorong bertumbuh kembangnya kewirausahaan masyarakat setempat dan memungkinkan


tumbuhnya saling pengertian dalam arti yang sebenarnya antara pihak wisatawan dan masyarakat
setempat.

Melakukan berbagai kegiatan promosi melalui berbagai teknik promosi dan pameran pasar wisata
dengan tetap mendasarkan pendekatan konsep pemasaran sosial.

4. Peranan masyarakat yang diharapkan berupa:

a. Dalam penataan ruang pada konsep agrowisata masyarakat berhak untuk: (1) berperan serta dalam
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang, (2)
mengetahui secara terbuka rencana tata kawasan dan rencana rinci tata ruang kawasan agrowisata
pada kawasan penyangga RTR KSK Kawasan Bersejarah PDRI Gunuang Omeh

b. Memberi informasi kepada pemerintah mengenai masalah-masalah dan konsekuensi yang timbul dari
tindakan yang direncanakan pemerintah.

c. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan agrowisata berupa:

 Partisipasi masyarakat dari waktu ke waktu harus terus didorong dan diberikan kesempatan
dalam seluruh aspek kegiatan.

 Setiap upaya pengembangan diarahkan agar semakin lama kekuasaan semakin besar yang
diberikan kepada masyarakat lokal.

 Masyarakat diikutsertakan dalam kegiatan penyusunan perencanaan pengembangan pelaksanaan


hingga pengembangan kawasan agrowisata dapat terwujud.

 Di dalam pemodalan agrowisata perlu diciptakan suatu bentuk usaha yang mendorong
masyarakat untuk dapat ikut berperan serta aktif.

 Keuntungan finansial yang diperoleh dari usaha agrowisata harus dikembalikan ke kawasan
cagar budaya/sejarah dalam rangka membiayai peningkatan kelestarian lingkungan.

 Sedapat mungkin dalam pengembangan kawasan bersejarah PDRI pada kawasan inti dan
kawasan penyangga pada konsep pengembangan agrowisata seluruh komponen masyarakat
sesuai dengan statusnya baik pemimpin formal maupun informal dilibatkan dalam pengambilan
kebijakan pengembangan kawasan.

HALAMAN| 8
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota

 Komponen masyarakat yang memiliki pengalaman lain di luar kepariwisataan amatlah penting
untuk dapat terwujudnya pengembangan agrowisata yang memiliki muatan integratif antar
pandangan, pengetahuan, pengalaman dari berbagai segi kepentingan

 Pengembangan agrowsiata lebih banyak memanfaatkan kearifan lokal yang membentuk lokal
identitas yang unik, oleh karena itu, kedua unsur tersebut perlu terus dilestarikan dan
dikembangkan terutama dalam menempatkan budaya masyarakat sebagai daya tarik yang unik
(unique selling point), pada kawasan Gunuang Omeh.

 Setiap upaya peningkatan pengembangan agrowisata pada kawasan Cagar Budaya/Sejarah harus
disusun dengan satu sistem pengawasan dan penilaian yang baik, sebab kegiatan agrowisata
berpotensi merugikan kerusakan lingkungan dan perubahan sosial, budaya. Agar perubahan
dapat terkendali dan terarah perlu disusun suatu sistem pengawasan dan penilaian yang baik.
Dengan cara demikian setiap perubahan dapat diketahui lebih dini.

5. Kegiatan Konservasi

Mengigat kawasan perencanaan sekitar kawasan cagar budaya/sejarah tugu PDRI dan Kawasan Monumen
Bela Negara PDRI dikelilingi kawasan hutan dan sebagain merupakan kawasan hutan lindung maka perlu
dilakukan berupa kegiatan konservasi untuk menjaga ekosistim alam sekitar. Kegiatan konservasi
dilakukan melalui, beberapa kegiatan yaitu:

a. Inventarisasi keragaman hayati di dalam kawasan hutan.

b. Melakukan koleksi spisemen

c. Menyelenggarakan pendidikan konservasi dan agrowisata untuk anak-anak dan orang dewasa
termasuk para pejabat-pejabat

d. Menyelenggarakan penelitian dan menerbitkan buku-buku hasil sejarah dan penelitian

e. Menyelenggarakan penelitian untuk menemukan obat-obatan baru yang bersumber dari tumbuhan dan
satwa liar (bioprospeting).

6. Pembinaan Regulasi lingkungan

Kegiatan pembinaan regulasi lingkungan dilakukan melalui pengkajian terhadap bahan kajian teoritis baik
yang bersifat undang-undang, peraturan daerah dan payung hukum lainnya, dengan
mengimplementasikannya di lapangan bersama-sama masyarakat. Dengan menunjukkan mana yang
melanggar ketentuan hukum, mana yang sejalan dengan ketentuan hukum lingkungan sehingga
terwujudnya masyarakat sadar hukum dan sadar wisata. Dengan tidak bosan-bosannya bentuk-bentuk
larangan dalam bentuk papan informasi perlu terus diberdayakan dan dipublikasikan di tempat-tempat
tertentu, dan dipublikasikan secara berkesinambungan, serta membawa wisatawan tidak hanya kepada
lokasi cagar budaya/sejarah tetapi pada kawasan agrowisata atau agribisnis, selain itu wisatawan juga
diberikan contoh kerusakan lingkungan sebagai media pendidikan.

7. Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur

Untuk dapat berkembangnya suatu lokasi yang terintegrasi antara kawasan cagar budaya/sejarah (kawasan
inti)n dan kawasan penyangga pada kawasan agrowisata, tidak dapat dilepaskan dari upaya penyediaan
infrastruktur yang dapat menunjang kelancaran dan kemudahan bagi wisatawan mencapai objek wisata,
oleh karena sebagai langkah awal dalam penyediaan infrastruktur dasar adalah membina masyarakat
melalui berbagai kegiatan seperti:

Masyarakat harus melakukan pengawasan atas perkembangan kegiatan penyediaan prasarana dan
sarana dasar yang sedang dibangun.

Mengajak organisasi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan dengan dibangunnya kawasan


cagar/budaya dan pada kawasan agrowisata melalui aktivitas ekonomi seperti koperasi,

HALAMAN| 9
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota

pengembangan UKM dalam berbagai kegiatan usaha kerajinan, makanan, minuman, perdagangan,
pertanian dan lain-lain.

Sistem “Share Holder” atas modal masyarakat seperti lahan/tanah terkena pengembangan prasarana
dasar, merupakan satu upaya yang ditawarkan kepada masyarakat untuk mencegah hilangnya uang
masyarakat yang diperoleh dari penjualan lahan atau tanah yang dibeli pengembang, dengan belanja
yang bersifat konsumtif. Untuk mengikutsertakan modal masyarakat atas penjualan tanah/lahan
mereka perlu dibuat satu aturan main yang jelas, transparan, tepercaya dan memiliki jangkauan
keuntungan bagi penanaman modal dimasa mendatang, sehingga pertumbuhan nilai modal dapat
menjadi pendorong bagi kepemilikan harta dan benda yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Membentuk kelompok pemangku kepentingan lokal yang akan intensif dalam kegiatan
pembangunan prasarana dasar, pembentukan ini dapat melibatkan individu maupun institusi yang
dapat berperan aktif dalam menyuarakan berbagai kepentingan masyarakat pada tatanan pengelola
kegiatan dan pengambilan keputusan.

Memberikan wawasan yang seluas-luasnya terhadap manfaat keuntungan dengan kegiatan


pengembangan kawasan cagar budaya/sejarah dan agrowisata dengan kegiatan konservasi. Baik
peningkatan pendapatan maupun perluasan kesempatan kerja yang dapat diperoleh masyarakat.

Infrastruktur yang meliputi jalan, jembatan, listrik, telekomunikasi, air bersih merupakan
infrastruktur dasar yang keberadaannya menjadi keharusan untuk dibangun baik di kawasan
perencanaan maupun pada jalur yang menuju ke lokasi kawasan inti dan kawasan penyangga,
terutama jalan dan jembatan yang memungkinkan wisatawan dengan mudah mencapai kawasan
perencanaan. Hal tersebut penting diperhatikan karena pada umumnya lokasi sekarang ini berada
pada posisi yang agak sulit dijangkau oleh kendaraan roda empat seperti bus, minibus. Sehingga
kedepannya peningkatan infrastruktur terutama jaringan jalan dapat di implementasikan.

Untuk pengembangan infrastruktur membutuhkan tingkat kerjasama yang tinggi diantara instansi
pemerintah atau BUMN pengelola kegiatan seperti listrik, telepon, air bersih dan dalam hal
penyediaan sangat dibutuhkan peran aktif instansi-instansi melalui sistem kemitraan dimana peran
masyarakat setempat menjadi bagian penting dan penentu untuk terjaminnya penyediaan
infrastruktur di wilayah/daerah pengembangan kawasan perencanaan.

Memberikan informasi secara terbuka terhadap dampak negatif yang dapat terjadi dengan
berkembangnya kawasan perencanaan baik dari sikap wisatawan, kehadiran wisatawan yang akan
mengganggu ketenangan, pola transportasi, efek perubahan pola hidup masyarakat, dan efek-efek
sosial lainnya yang mungkin berkembangnya kawasan wisata dengan konsep agrowisata dan
agribisnis di satu wilayah/daerah.

2.2 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mempermudah pembahasan keseluruhan Laporan Akhir Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Kawasan Bersejarah PDRI Kec. Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota, maka struktur
pembahasannya dibagi menjadi 5 (lima) Bab, yaitu :

BAB I TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Berisikan Tujuan, Kebijakan dan Strategi dari Penyusunan RTR KSK Kawasan Bersejarah
Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota.

BAB II RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN PRASARANA

Rencana pengembangan jaringan prasarana ini meliputi jaringan penguatan struktur ruang
kawasan perencanaan yang meliputi jaringan jalan, jaringan air minum, jaringan
penerangan dan jaringan pendukung lainnya.

HALAMAN| 10
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota

BAB III RENCANA POLA RUANG RTR KSK KAWASAN BERSEJARAH PDRI
KECAMATAN GUNUNG OMEH

Selanjutnya pada bab ini akan memaparkan Pola Ruang kawasan perencanaan, yang
meliputi kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya.

BAB IV KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG

Ketentuan pemanfaatan ruang RTRK KSK Kawasan Bersejarah PDRI merupakan upaya
perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama
pengembangan KSK dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir
tahun perencanaan (20 tahun)

BAB V KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KSK KAWASAN


BERSEJARAH PDRI KECAMATAN GUNUNG OMEH

Gambar D.1. Format Halaman


1.1 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI................................................................................I-1
1.3 PERUMUSAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI....................................................................I-4
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN.............................................................................................I-11

No table of contents entries found.

HALAMAN| 11
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kawasan Bersejarah PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota

HALAMAN| 12

Anda mungkin juga menyukai