Secara umum faktor yang mempengaruhi terhadap konsumsi air PDAM dibagi
menjadi 2 (dua), yaitu faktor dari sisi supply dan faktor dari sisi demand.
a. Supply (pelayanan)
Beberapa hal yang mempengaruhi pelayanan air dari PDAM, sebagai
sumber air minum utama adalah:
1. Kuantitas (kapasitas) air minum yang sanggup disediakan oleh PDAM
berpengaruh terhadap konsumsi air minum domestik.
2. Suplai air minum alternatif yaitu air yang diperoleh dari alam seperti
sumur, sungai, dan mata air. Kuantitas dari air alam ini sangat
Kehilangan Air
Kehilangan air merupakan banyaknya air yang hilang, yang diperlukan
bagi penjagaan tujuan penyediaan air minum, yaitu tercukupnya kualitas,
kuantitas dan kontinuitasnya dan yang disebabkan aktivitas penggunaan
dan pengelolaan air.
Untuk lebih jelasnya alokasi dan prosentase pelayanan dapat dilihat pada
table di bawah ini.
Tabel 4.4
Tingkat Kehilangan Air
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan
1 Hidran Tergantung dari hasil studi dan Tergantung dari hasil studi dan kebijakan
Umum kebijakan daerah, yaitu berkisar daerah, yaitu berkisar antara 50 – 100
antara 20 – 40 % daerah pelayanan jiwa/HU
2 Sambungan Tergantung dari hasil studi dan Tingkat pemakaian air berdasarkan
Rumah kebijakan daerah, yaitu berkisar kategori kota, yaitu :
antara 60 – 80 % daerah pelayanan • Metropolitan = 190 L/orang/hari
• Kota Besar = 170 L/orang/hari
• Kota Sedang = 150 L/orang/hari
• Kota Kecil = 130 L/orang/hari
• Kecamatan = 100 L/orang/hari
Dengan perkiraan, 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam kebakaran,
Kebakaran diambil 20% dari kapasitas reservoir
atau 5% dari kebutuhan domestik
Sumber : Petunjuk Teknis Sistem Penyediaan Air Bersih
a. Fluktuasi dari jam ke jam dalam sehari, disini terdapat faktor jam
puncak (Fp). Kebutuhan air pada saat jam puncak, yang digunakan
sebagai dasar perencanaan sistem jaringan perpipaan distribusi air
minum. Faktor jam puncak ini dipengaruhi oleh :
i. Pipa distribusi
a. Curah Hujan
1. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
2. Dinas Pengairan
3. Dinas Pertanian
b. Air permukaan dan air tanah yang terdiri atas :
1. Mata air dan air tanah : Dit. Geologi Tata lingkungan dan pemerintah
daerah setempat (kelurahan, kecamatan, dan kota)
2. Sungai : Puslitbang Pengairan, BBWS
3. Danau/situ alam : Dinas Pengairan, Pemerintah Daerah setempat.
P + R+B-F-E+T-I=S
Dimana :
P : presipitasi atau curah hujan
R : run off atau larian
B : base flow atau aliran air tanah yang mengisi sungai
F : infiltrasi atau peresapan
E : penguapan langsung
T : penguapan oleh tumbuhan
I : Input atau pasokan air dari wilayah lain
S : Perubahan cadangan air
Dimana :
P : total curah hujan dalam suatu wilayah
Ai : luas bagian suatu satuan wilayah
Pi : curah hujan rata-rata, yang di peroleh dengan merata-ratakan secara aritmatic dua
isoyet yang membatasi AJ (m/th) pada wilayah Ai
Total curah hujan (P) merupakan input bagi neraca air (water budget)
suatu wilayah studi atau DAS.
Sebagian dari air hujan yang jatuh kebumi dapat mengalir diatas
permukaan tanah menuju saluran dan sungai, disebut larian R atau run
off.
Dalam pekerjaan ini, debit aliran sungai akan diperoleh dari data
sekunder. Diharapkan akan diperoleh data pengukuran debit tahunan,
sehingga estimasi debit dapat lebih akurat. Bila data pengukuran debit
tidak diperoleh, maka aliran run-off dari suatu DAS didekati dengan
menggunakan data DAS yang terdekat atau hampir sama
karakteristiknya dengan "basin yield" (debit per satuan luas) sebagai
pembanding.
Dimana:
Vb : Total volume air tanah yang mengalir sebagai base flow kedalam sungai (m3)
Qo : Debit pada saat aliran resesi di mulai (m3/det)
Debit puncak hydrograph dapat di gunakan untuk maksud tersebut
T10 : Waktru resesi sampai degit aliran menjadi sepersepuluhnya (hari) di hitunga
dari awal resesi.
Sedangkan potensi sisa air tanah yang dapat mengalir sebagai baseflow
sampai saat t adalah sebagai berikut :
dimana Vt adalah volume air tanah yang tersisa dan mempunyai potensi
sebagai baseflow pada saat t setelah resesi dimulai.
Dengan kedua rumus diatas dapat dihitung berapa volume air yang
masuk (recharge) kedalam tanah, yaitu dengan menghitung total volume
baseflow dan potensial volume baseflow pada awal resesi berikut dan
aliran resesi sebelumnya.
Evapotranspirasi
Evapotranspirasi (ET) merupakan kombinasi antara evaporasi
(penguapan) dan transpirasi yaitu proses penguapan yang berasal dari
tumbuhtumbuhan sebagai bagian dari proses fotosintesa. Dalam
rangkaian siklus hidrologi air yang kembali ke atmosfir akibat
evapotranspirasi ini cukup besar, terutama di daerah tropis dimana sinar
matahari ada sepanjang tahun. Pengukuran langsung besarnya
evapotranspirasi di lapangan sangat rumit dan biasanya hanya dilakukan
sebagai pengecekan. Umumnya besar evapotranspirasi didekati dengan
formula yang empiris.
Dimana :
L = 300 + 25T + 0,05 T³ (mm).
T = temperatur rata rata per tahun. (ºC)
P = presipitasi per tahun (mm).
Pada intinya harus dipilih sumber air baku yang memenuhi syarat kualitas,
kuantitas dan kontinuitas.
Parameter untuk kualitas bisa mengacu pada Permenkes No 492 tahun 2010),
sedangkan untuk parameter kuantitas adalah debit yang memenuhi kebutuhan
proyeksi 15-20 tahun yaitu dengan cara mengkaji neraca air dari sumber air
yang akan diambil. (Mata air, Danau, Embung, Bendung, waduk dan Sungai).
Khusus pengambilan sumber dari badan sungai maka neraca air bisa diambil
dari bendung terdekat (data bisa diambil dari BBWS).
b. Cara Pengaliran
Terdapat dua alternatif cara pengaliran, yaitu secara gravitasi atau
pemompaan.Dari segi ekonomi cara gravitasi merupakan cara yang
paling utama, sedangkan pemompaan hanya digunakan bila keadaan
topografi di lapangan benar-benar tidak memungkinkan untuk
diterapkannya cara gravitasi.
Perhitungan hidrolisis.
Jenis pipa.
Didasarkan pada :
• Segi Ekonomi
Alternatif terbaik dilihat dari harga pipa terkecil dan panjang pipa
terpendek serta alat yang digunakan untuk jalur transmisi.
• Segi Teknis
• Segi Topografi
• Peralatan Transmisi
• Bahan Pipa
Keuntungannya :
Kuat dan tidak mudah meresap air, tidak mudah bocor dan
tahan karat, mudah disambung dan mudah dipotong, tidak
menimbulkan fibrasi.
Kerugian :
- PVC
- Fiber Glass
Kerugian : - Mahal
- Beton
- Baja
Kerugian : - Mahal
- Asbes
- HDPE
Kerugian : - Mahal
- Gate Valve
- Air Valve
- Blow Off
- Bend
Berfungsi menghubungkan pipa pada belokan tertentu.
Transmisi air baku dan transmisi air olahan menggunakan saluran tertutup dengan pipa,
kecuali untuk transmisi air baku dimungkinkan menggunakan saluran terbuka yang
terlindungi). Buatkan rencana jalur pipa transmisi, plotkan pada Peta Rupa Bumi atau
Peta Citra Satelit, perkirakan panjang dan elevasinya, kemudian perkirakan diameter
pipa transmisinya. Perkirakan diameter pipa dengan menggunakan rumus Hazen-
William Q = 0,27853 C.D2.63S0,54 ; S =[Q/(0,27853.C.D2.63)]1.85 ; Hf = S x L ; D =
[Q/(0,27853.C.S0,54)]0.38 ; C = Koefisien kekasaran dalam pipa ; v = Q/A (m/dt) ; A =
0.25xπxD2 ; D = Diameter pipa (m) ; Q = Debit pengaliran (m3 /dt) ; S = Slope/kemiringan
hidrolis ; Hf= Kehilangan Tekanan kerena friksi dalam pipa (m) ; L = Jarak/Panjang pipa
(m) ; v = Kecepatan pengaliran (m/dt) ; A = Luas permukaan pipa (m2) ; π = 3.14
b. Reservoir
Reservoir merupakan suatu sistem yang penting dalam sistem jaringan
distribusi, instalasi pengolahan memberikan kapasitas berdasarkan
kebutuhan air maksimum per hari, sedangkan sistem distribusi
direncanakan berdasarkan debit jam puncak. Ini menimbulkan
perbedaan antara kapasitas yang satu dengan yang lainnya. Untuk
menyeimbangkan perbedaan tersebut diperlukan suatu tempat
penampungan air berupa reservoir distribusi, dimana pada saat terjadi
kelebihan air pada pemakaian kurang dari rata-rata, air disimpan dalam
reservoir dan dialirkan pada waktu pemakaian maksimum. Secara garis
besar fungsi dari reservoir itu sendiri adalah :
1. Sistem Gravitasi
Dalam pengaliran secara gravitasi, reservoir yang digunakan adalah
ground reservoir. Tetapi pada sistem ini, bisa juga memakai
elevated reservoir yang berfungsi sebagai penambah tekanan untuk
melayani daerah pelayanan terjauh yang pada waktu pemakaian
maksimum tidak mendapat air. Besar elevated reservoir
disesuaikan dengan jumlah kebutuhan air di daerah yang harus
dilayani pada waktu kebutuhan maksimum, sedangkan besar
2. Sistem Pemompaan
Bila menggunakan pemompaan langsung secara kontinu selama 24
jam, maka kapasitas penampungan ground reservoir adalah
kapasitas reservoir total.
3. Dual Sistem
Untuk sistem ground reservoir dilengkapi dengan pompa dan
elevated reservoir, bila digunakan terus-menerus selama 24 jam
sesuai dengan pengaliran dari instalasi pengolahan, maka kapasitas
yang perlu ditampung adalah total kapasitas reservoir, dimana
volume ground reservoir 2/3 kapasitas total.
a. Baik buruknya sistem penyediaan air minum dapat dinilai dari segi
sistem distribusinya. Konsumen menilai keseluruhan sistem
distribusinya, artinya bagaimana konsumen dapat menerima air
dengan kualitas dan kuantitas yang memuaskan. Untuk itu suatu
sistem distribusi yang baik adalah sistem yang bisa melayani
kebutuhan konsumen dengan memuaskan setiap waktu.
a. Pipa Induk
b. Pipa Cabang
Pipa cabang digunakan untuk menyadap air langsung dari pipa induk
untuk dialirkan ke suatu pipa zone pelayanan. Jenis pipa ini sebaiknya
sama dengan pipa induk. Pipa ini berhubungan langsung dengan pipa
service yang masuk ke dalam pipa cabang tersebut.
c. Pipa Service
Sistem distribusi
a. Pola Cabang,
b. Pola loop, terkait dengan penyusunan RI SPAM, SPAM perpipaan jaringan
distribusi tidak perlu terlalu rinci cukup mengasumsi biayanya saja, yaitu
dengan mengalikan jumlah SR yang akan di pasang dengan perkiraan harga
pemasangan SR lengkap + 100 m pipa pelayanan atau 2,5 jt – 3 jt IDR
tergantung harga satuan wilayah. Hal ini di perlukan untuk memperkirakan
biaya investasi untuk distribusi. Dalam mendesain sistem distribusi harus
diperhatikan tekanan air minimum/ maksimum dalam perpipaan dan
kecepatan air minimum/ maksimum didalam perpipaan.
pada setiap bagian wilayah daerah. Secara praktis, indikasi GPS tinggi
berada di pusat– pusat daerah dengan kegiatan sosial ekonomi yang
lebih terkonsentrasi.
c. Worst First Strategies Strategi ini, dalam tinjauan air minum adalah
dengan melihat kesulitan mendapatkan air dalam arti jauhnya sumber
air, kualitas dan kuantitas yang kurang menguntungkan , kesinambungan
tidak terjamin. Efek kesulitan mendapatkan air tersebut yaitu segi
kesehatan, dalam pengertian kemungkinan besar terjadi penjalaran
penyakit yang berhubungan dengan air (water born deseases). Dengan
demikian, prioritas menurut WFS, air minum didahulukan pelayanannya
bagi daerah yang kesulitan memperoleh air dan adanya penyakit
berhubungan dengan air yang tinggi. Kombinasi strategi WFS & IRS bisa
saja terjadi kontradiksi, sehingga memungkinkan penetapan prioritas
tidak konsisten. Financial Viability Strategy (FVS) Titik berat strategy ini
adalah air minum diutamakan untuk area dimana penduduknya
menerima , menggunakan dan memelihara fasilitas, baik dalam arti
kemampuan membayar maupun konstribusi lainnya. Strategi ini juga
berkaitan dengan informasi ekonomi, yang didapat secara primer di
lapangan. Artinya, dengan tingkat ekonomi tinggi relatif untuk daerah
setempat diharapkan kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi
tinggi akan menunjang fasilitas penyediaan air minum.