Anda di halaman 1dari 22

Oleh : Krisbiantoro, ST

TUJUAN SISTEM PENYEDIAAN


AIR MINUM

 Suatu sistem penyediaan air minum harus direncanakan dan dibangun


sedemikian rupa, sehingga dapat memenuhi tujuan di bawah ini :
a. Tesedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi air minum
b. Tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan
c. Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai
d. Tersedianya pedoman operasi atau pemeliharaan dan evaluasi
LANDASAN HUKUM
PENGELOLAAN SPAM

 Undang – Undang nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air


 Peraturan Pemerintah nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
SPAM
 Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan SPAM
 Peraturan Menteri PU No.18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan SPAM
 Peraturan Menteri PU No.01/PRT/M/2009 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan
 Rapermen PU tentang Tata Cara Kerjasama antara Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Pengembangan SPAM
 Rapermen PU tentang Pemberian Izin dan Pembinaan Penyelenggaraan
SPAM
 Rapermen PU tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pengembangan SPAM
Family Tree Peraturan Bidang Air Minum

UU No.7/2004
Sumber Daya Air

PP No. 16/2005
Pengembangan
SPAM
WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB
PENGEMBANGAN SPAM

PEMERINTAH PEMERINTAH
PEMERINTAH
PROVINSI DAERAH

Kebijakan dan strategi Nasional Provinsi Kabupaten/Kota

Antar provinsi,
Fasilitasi bersifat khusus,
Lintas
Pengembangan strategis, bersifat Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
Nasional maupun
Spam
Internasional
Membentuk BUMD Membentuk BUMD
Kelembagaan Membentuk BUMN
Provinsi Kabupaten/Kota
Lintas
Izin Penyelenggaraan Lintas Provinsi Kabupaten/Kota
Kabupaten /Kota

Melakukan Melakukan Melakukan


Air Baku fasilitasi fasilitasi fasilitasi
pemenuhan air pemenuhan air pemenuhan air
baku sesuai baku sesuai baku sesuai
kewenangan kewenangan kewenangan
STANDAR KEBUTUHAN AIR
1. Kebutuhan Domestik : kebutuhan air bersih yang digunakan untuk keperluan
rumah tangga dan sambungan kran umum
Tingkat pemakaian air domestik
Tingkat
No Kategori Kota Jumlah Penduduk Sistem
Pemakaian Air
1 Kota Metropolitan > 1.000.000 Non Standar 190
2 Kota Besar 500.000 – 1.000.000 Non Standar 170
3 Kota Sedang 100.000 – 500.000 Non Standar 150
4 Kota Kecil 20.000 – 100.000 Standar BNA 130
5 Kota Kecamatan < 20.000 Standar IKK 100
6 Kota Pusat Pertumbuhan < 3.000 Standar DPP 30

2. Kebutuhan Nondomestik : Tingkat pemakaian air non domestik

kebutuhan air bersih selain untuk keperluan No


Non Rumah Tangga
(fasilitas)
Tingkat Pemakaian Air
rumah tangga dan sambungan kran umum, 1 Sekolah 10 liter/hari
seperti penyediaan air bersih untuk 2 Rumah Sakit 200 liter/hari
perkantoran, perdagangan dan industri serta 3 Puskesmas (0,5 - 1) m3/unit/hari
4 Peribadatan (0,5 - 2) m3/unit/hari
fasilitas sosial seperti tempat ibadah, sekolah, 5 Kantor (1 - 2) m3/unit/hari
hotel, rumah sakit, militer serta pelayanan 6 Toko (1 - 2) m3/unit/hari
jasa umum lainnya (15% dari kebutuhan 7 Rumah Makan 1 m3/unit/hari
8 Hotel/Losmen (100 - 150) m3/unit/hari
domestik)
9 Pasar (6 - 12) m3/unit/hari
10 Industri (0,5 - 2) m3/unit/hari
11 Pelabuhan/Terminal (10 - 20) m3/unit/hari
12 SPBU (5 - 20) m3/unit/hari
STANDAR KEBUTUHAN AIR
(LANJUTAN,,,)

3. Klasifikasikan kebutuhan air berdasarkan aktifitas masyarakat yaitu :


a. Perkiraan air harus didasarkan pada data sekunder kondisi sosial ekonomi
b. Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas masyarakat
c. Konsumsi atau standar pemakaian air pada umumnya dinyatakan dalam
volume pemakaian air rata-rata per orang per hari yang ditentukan
berdasarkan data sekunder kebutuhan rata-rata
d. Konsumsi air untuk keperluan komersial dan industri sangat dipengaruhi oleh
harga dan kualitas air, jenis dan ketersediaan sumber air alternatif

4. Golongan Kriteria tingkat kebutuhan air masyarakat yaitu:


a. Kebutuhan air rata-rata, yaitu penjumlahan kebutuhan total (domestik dan non
domestik) ditambah dengan kehilangan air
b. Kebutuhan harian maksimum (Qmax), yaitu kebutuhan air terbesar dari
kebutuhan rata-rata harian dalam satu minggu
c. Kebutuhan air pada jam puncak (Qpeak), yaitu pemakaian air tertinggi pada
jam-jam tertentu selama periode satu hari
KRITERIA DAN STANDAR
KEBUTUHAN AIR
Kategori

Sedang Kecil
No Uraian Kriteria Metro Besar (100-500)rb (20-100)rb Desa
(>1jt) jiwa (500rb-1 jt) jiwa jiwa jiwa (<20 rb) jiwa

1 Cakupan Pelayanan (%) 90 90 90 90 90


Perpipaan 60 Perpipaan 60 Perpipaan 60 Perpipaan 60 Perpipaan 60
BPJ 30 BPJ 30 BPJ 30 BPJ 30 BPJ 30

2 Konsumsi SR (L/o/h) 190 170 150 130 30

3 Konsumsi HU (L/o/h) 30 30 30 30 30

4 Jumlah Jiwa /SR 5 5 6 6 10

5 Jumlah Jiwa /HU 100 100 100 (100-200) 200

6 SR : HU (50:50) s.d (80:20) (50:50) s.d (80:20) 80:30 70:30 70:30

7 Konsumsi Non Domestik (%) (20-30) (20-30) (20-30) (20-30) (20-30)

8 Kehilangan Air (%) (20-30) (20-30) (20-30) (20-30) 20

9 Faktor max day 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1

10 Faktor peak hour 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

11 Tekanan air dalam pipa min 10 & 70 10 & 70 10 & 70 10 & 70 10 & 70
& max (mka)

12 Jam Operasi 24 24 24 24 24

13 Volume Reservoir (%) 20 20 20 20 20


KAPASITAS SISTEM
 Komponen utama sistem air minum harus mampu untuk mengalirkan air pada kebutuhan air
maksimum, dan untuk jaringan distribusi harus disesuaikan dengan kebutuhan jam puncak :
1. Unit air baku direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya berkisar
130% dari kebutuhan rata-rata
2. Unit produksi direncanakan, berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya berkisar
120% dari kebutuhan rata-rata
3. Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang besarnya berkisar
115%-300% dari kebutuhan rata-rata

KEBOCORAN
 Kehilangan air dalam terminology untuk Sistem Penyediaan Air Minum di perkotaan disebut
sebagai “unaccounted for water” (UFW), yaitu sejumlah air yang hilang dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan
 Kehilangan air yang dapat ditoleransi adalah sekitar 20 %, yaitu merupakan angka
“kesepakatan” yang dianggap realistis. n tidak dapat dipertanggung jawabkan
 Kehilangan air ini terdiri atas 2 yaitu :
1. Kehilangan fisik kebocoran yang sebenarnya (leakage) yang terjadi disebabkan oleh
adanya faktor gangguan, kerusakan dan keausan, disamping adanya ketidak-
sempurnaan dari perpipaan maupun meter air yang digunakan
2. Kehilangan non fisik (atau kebocoran administratif). disebabkan oleh adanya sambungan
liar, kesalahan pembacaan meter dan sejenisnya
KEBOCORAN (LANJUTAN,,,)

 Tinjauan terhadap beberapa hal yang berpengaruh terhadap tingginya tingkat


kehilangan air, antara lain :
 Aspek Teknis meliputi : kondisi jaringan, kondisi pipa, tekanan air, kinerja meter induk
dan meter pelanggan, administrasi teknis, penggiliran pelayanan, dan pemakaian air
untuk fasilitas jaringan
 Aspek Organisasi dan personalia meliputi : rasio jumlah pegawai PDAM dengan jumlah
pelanggan, petugas yang menangani kebocoran, dan rasio jumlah pembaca meter
dengan jumlah pelanggan
 Aspek Administratif, kebocoran administratif bukanlah kebocoran sebenarnya (atau
sering disebut non teknis). Hal ini terjadi akibat kesalahan pembacaan meter, penaksiran
penggunaan air untuk keperluan lainnya yang tidak tepat, sambungan gelap dan
sebagainya
 Aspek perilaku, hal ini terjadi pada perusakan meter, penggunaan pompa penyedot,
sambungan by pas (tanpa melalui meter) dan penggunaan air yang tidak semestinya
(menyiram tanaman, digunakan kolam renang pribadi, pemborosan air dan lain-lain)
 Dengan semakin sulitnya untuk mendapatkan sumber air baku, kecenderungan
menurunnya debit mata air akibat kerusakan lingkungan yang belum dapat
dikendalikan, masih tingginya tingkat kehilangan air, maka dipandang perlu kegiatan
penurunan kehilangan air diprogramkan dalam Master Plan ini
UNIT AIR BAKU
 SUMBER AIR BAKU
a. Air Hujan :
1. Bersifat lunak karena tidak mengandung garam dan zat-zat mineral
2. Bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti NH3, CO2
agresif, ataupun SO2
3. Air hujan tidak secara kontinu dapat diperoleh karena sangat tergantung pada musim
b. Air Permukaan :
1. Sumber biasanya berasal dari air waduk, sungai, dan danau
2. Perlu pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi
3. Kuantitas dan kontinuitas air permukaan sebagai sumber air baku cukup stabil
c. Air Tanah :
1. Mmengandung garam dan mineral yang terlarut, serta bebas dari polutan
2. Air tanah dangkal kualitasnya lebih rendah daripada air tanah dalam
3. Segi kontinuitas, pengambilan air tanah harus dibatasi, karena pengambilan yang terus
menerus dapat menyebabkan penurunan muka air tanah dan intrusi air laut
d. Mata Air :
1. Kualitas, mata air sangat baik karena belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar
2. Kuantitas dan kontinuitas, mata air kurang bisa diandalkan sebagai sumber air air baku
UNIT AIR BAKU (LANJUTAN,,,)

 Rumus perhitungan besarnya debit sumber air baku :


Q = debit Sumber air baku ( m3/dt )
Q=AxV A = Luas penampang melintang saluran ( m2 )
V = kecepatan aliran dalam saluran ( m/dt )

 Rumus perhitungan kecepatan aliran seragam,tunak (steady) :


Persamaan Manning:
n = kekasaran manning
Rh= jari- jari hidrolis ( m2 )
V = (1/n) Rh2/3S1/2 S = kemiringan memanjang Saluran
V = kecepatan aliran dalam saluran ( m/dt )
Persamaan Chezzy
CC = koefisien Chezzy
Rh = jari- jari hidrolis ( m2 )
V = CC (RhS)1/2 S = kemiringan memanjang Saluran
V = kecepatan aliran dalam saluran ( m/dt )
UNIT TRANSMISI
 Sistem transmisi merupakan sistem pengaliran air sebelum masuk ke bangunan
pengolahan (treatment), biasanya pipa ini didisain berdasarkan kebutuhan
maksimum berdasarkan kebutuhan penduduk. Pengalirannya dapat dilakukan
dengan menggunakan pompa maupun dilakukan secara gravitasi

 Kkriteria Pipa Transmisi


No Uraian Notasi Kriteria
1 Debit Perencanaan Q max Kebutuhan air hari maksimum
Q max = F max x Q rata-rata
2 Faktor hari maksimum F.max 1,10 – 1,50
3 Jenis saluran - Pipa atau saluran terbuka
4 Kecepatan aliran air dalam pipa
a) Kecepatan minimum V min 0,3-0,6 m/det
b) Kecepatan maksimum V.max 3,0-4,5 m/det
- Pipa PVC V.max 6,0 m/det
- Pipa DCIP
5 Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum H min 1 atm
b) Tekanan maksimum H maks 6-8 atm
- Pipa PVC 10 atm
- Pipa DCIP 12.4 MPa
- Pipa PE 100 9.0 MPa
- Pipa PE 80
6 Kecepatan saluran terbuka
a) Kecepatan minimum V.min 0,6 m/det
b) Kecepatan maksimum V.maks 1,5 m/det
7 Kemiringan saluran terbuka S (0,5 – 1 ) 0/00
8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)
9 Kemiringan tebing terhadap dasar saluran - 45 ° (untuk bentuk trapesium)
UNIT TRANSMISI (LANJUTAN,,,)

 Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan Sistem transmisi :


a. Tipe pengaliran jaringan pipa tarnsmisi yang meliputi sistem pemompaan, sistem
gravitasi, dan sistem gabungan pemompaan dan gravitasi
b. Penentuan bak pelepas tekan. Bak pelepas tekan dibuat untuk menghindari
tekanan tinggi, sehingga tidak akan merusakkan sistem perpipaan yang ada
c. Perhitungan panjang dan diameter pipa
d. Jalur pipa sebaiknya mengikuti jalan raya dan dipilih jalur yang tidak memerlukan
banyak perlengkapan

 Perlengkapan penting dalam Sistem transmisi :


a. Katup pelepas udara : melepaskan udara yang terakumusasi dalam pipa transmisi
b. Katup pelepas tekanan : melepas/mereduksi tekanan berlebih yang mungkin terjadi
pada pipa
c. Katup penguras (Wash-out Valve) : menguras akumulasi lumpur/pasir dalam pipa
d. Katup ventilasi udara (Air Valve) : menghindari terjadinya kerusakan pada pipa
ketika berlangsung tekanan negatif atau
kondisi vakum udara
UNIT PRODUKSI

 Urutan Proses Pengolahan Air Baku :

KOAGULASI

FLOKULASI

SEDIMENTASI

FILTRASI
1. KOAGULASI
 Koagulasi merupakan proses penambahan bahan kimia tertentu
(coagulant) dan pencampuran secara cepat (rapid mixing) dengan kriteria
tertentu pada air baku sehingga partikel terlarut seperti koloid dapat saling
menempel membentuk partikel yang mudah mengendap
2. FLOKULASI
 Flokulasi merupakan proses penyetabilan padatan setelah proses koagulasi
dengan pengadukan lambat sesuai kriteria yang ditentukan
sehingga menjadi partikel yang mudah mengendap
3. SEDIMENTASI
 Sedmentasi merupakan proses mengendapkan partikel flokulen yang
telah terbentuk dari proses pengadukan cepat dan lambat
4. FILTRASI
 Filtrasi merupakan pemisahan flok yang tidak terendapkan melalui media
porous tertentu seperti pasir, antrasit atau media lain dengan kondisi
tertentu sesuai kriteria yang ditetapkan sehingga padatan akan
tertahan pada media tersebut

5. DESINFEKSI
 Desinfeksi merupakan proses untuk membunuh bakteri-bakteri patogen
penyebab penyakit, mikroorganisme dan sebagai oksidator dalam air
UNIT RESERVOIR
 Reservoir digunakan dalam sistem distribusi untuk menyeimbangkan debit pengaliran,
mempertahankan tekanan, dan mengatasi keadaan darurat. Untuk optimasi penggunaan,
reservoir harus diletakkan sedekat mungkin dengan pusat daerah pelayanan
1. Menurut operasi dan fungsinya, reservoir dibagi 2 :
a. Equalizing Reservoar
Air dipompakan ke elevated reservoir dan jaringan distribusi. Air bergerak ke elevated
reservoir ketika pemakaian air sedikit atau tidak ada pemakaian sama sekali. Dan air
bergerak ke elevated reservoar bersamaan dengan pemompaan menuju area pelayanan
b. Distribution Reservoar
Air dipompakan langsung ke elevated reservoar dan dari sini air mengalir secara gravitasi
menuju area pelayanan. Reservoir tersebut biasanya digunakan untuk meratakan tekanan
pada sistem distribusi
2. Penentuan kapasitas reservoir :
a. Komponen reservoir distribusi, yaitu :
- Besar cadangan air untuk kestabilan (kondisi maksimal dan minimal)
- Besarnya cadangan air untuk kebakaran
- Besarnya air untuk keadaan darurat
b. Variasi dari sistem pengaliran
c. Waktu pemompaan
UNIT DISTRIBUSI
o Sistem distribusi dapat berupa jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya
membentuk jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end
distribution system), atau kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system)
o Ketentuan dalam perancangan denah (lay-out) sistem distribusi :
a. Denah berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan dan lokasi instalasi
pengolahan air
b. Tipe sistem distribsi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah
c. Jika sistem gravitasi seluruhnya tidak bisa, kombinasikan sistem gravitasi dan pompa
d. Jika perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40 m, bagi
wilayah menjadi beberapa zona
o Kkriteria Pipa Distribusi
No Uraian Notasi Kriteria
1 Debit Perencanaan Q max Kebutuhan air hari maksimum
Q max = F max x Q rata-rata
2 Faktor jam puncak F.max 1,15 - 3
3 Kecepatan aliran air dalam pipa
a) Kecepatan minimum V min 0,3-0,6 m/det
b) Kecepatan maksimum V.max 3,0-4,5 m/det
- Pipa PVC V.max 6,0 m/det
- Pipa DCIP
4 Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum H min (0,5 - 1,0) atm, pada titik
b) Tekanan maksimum H jangkauan pelayanan terjauh.
- Pipa PVC maks 6-8 atm
- Pipa DCIP 10 atm
- Pipa PE 100 12.4 MPa
- Pipa PE 80 9.0 MPa
UNIT DISTRIBUSI, (LANJUTAN,,,)
A. SISTEM PENGALIRAN
Distribusi air minum dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung kondisi topografi
yang menghubungkan sumber air dengan konsumen

1. Cara Gravitasi (Daerah berbukit)


Cara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup
besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan
2. Cara Pemompaan (Daerah datar)
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk
mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen
3. Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan
selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat terjadi kebakaran,
atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan
disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan
air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat
dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata
UNIT DISTRIBUSI, (LANJUTAN,,,)
B. JARINGAN DISTRIBUSI
 Jaringan distribusi adalah rangkaian pipa yang berhubungan dan digunakan untuk
mengalirkan air ke konsumen

 Klasifikasikan tata letak jaringan distribusi :


1. Sistem Cabang (branch)
2. Sistem Gridiron
3. Sistem Melingkar (loop)
UNIT DISTRIBUSI, (LANJUTAN,,,)
 Sistem perpipaan distribusi ke konsumen terdiri dari:
1. Pipa hantar distribusi (feeders) :
a. pipa induk utama (primary feeders)
b. pipa induk sekunder (secondary feeders)
2. Pipa pelayanan distribusi :
a. pipa pelayanan utama (small distribution mains)
b. pipa pelayanan (service line)

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain distribusi:


1. Peta distribusi beban, berupa peta tata guna lahan, kepadatan dan batas wilayah
2. Daerah pelayanan sektoral dan besar beban
3. Kerangka induk, baik pipa induk primer maupun pipa induk sekunder
4. Untuk sistem induk, ditentukan distribusi alirannya berdasarkan debit puncak
5. Pendimensian (dimensioneering)
6. Kontrol tekanan dalam aliran distribusi
7. Detail sistem pelayanan (sistem mikro dari distribusi) dan perlengkapan distribusi
(gambar alat bantu)
8. Gambar seluruh sistem
KRITERIA DAERAH LAYANAN

 Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah yang
belum mendapat pelayanan air minum dan memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi serta kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada
daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan induk kota

Anda mungkin juga menyukai