Lanjutnan tabel....
No Tahun Jumlah Standar Kebutuhan Non Domestik tahun 2020 (m3/hari)
Proyeksi Penduduk Pelayanan
Hidran Total Kehilangan Air
Proyeksi
1 2024 22.174 (60ltr/hari/Jiwa). 133.044 931.308 1.423.571
2 2029 23.061 (60ltr/hari/Jiwa). 138.366 968.562 1.480.516
3 2034 23.983 (60ltr/hari/Jiwa). 143.898 1.007.286 1.539.709
Sumber Hasil Analisa Tim, Tahun 2019.
3) Prasarana Listrik
Rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan merupakan
penjabaran dari jaringan distribusi dan pengembangannya berdasarkan
prakiraan kebutuhan energi/kelistrikan di Kawasan Transmigrasi yang
termuat dalam RTRW. Energi listrik merupakan kebutuhan masyarakat yang
sangat mendasar pada saat ini. Hal ini ditandai dengan penggunaan
masyarakat terhadap energi listrik yang semakin dominan dalam berbagai
aktivitas sehari-hari masyarakat yaitu pemakaian energi listrik untuk
keperluan domestik (rumah tangga) mencakup dari kegiatan dapur sampai
kegiatan bersantai dengan keluarga (menonton televisi) dan keperluan non
domestik (fasilitas pelayanan umum, sosial, perdagangan dan industri)
seperti penggunaan energi listrik untuk bidang industri dalam menjalankan
mesin-mesin produksi.
o Estimasi Kebutuhan
Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan fasilitas persampahan pada
kawasan transmigrasi tahun 2024-2034 dapat dilihat bahwa kebutuhan
fasilitas persampahan meningka tiap tahunnya seiring bertambahnya jumlah
penduduk dan timbunan sampah khususnya tomg sampah. Pada tahun 2034
kebutuhan fasilitas persampahan meningkat, untuk tong sampah menjadi
4797 unit dari sebelumnya 5612 unit, gerobak sampah dan bak sampah kecil
meningkat dari sebelumnya 9 unit menjadi 10 unit.
Tabel
Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Pada Kawasan Transmigrasi
No Tahun Jumlah Timbulan Fasilitas Persamahan (unit)
Proyeksi Penduduk Sampah Tong Gerobak Bak Sampah
Proyeksi (m3/bulan) Sampah Sampah Kecil
1 2024 22.174 4.435 4.435 9 9
2 2029 23.061 4.612 4.612 9 9
3 2034 23.983 4.797 4.797 10 10
Sumber : Hasil Analisis Tim, Tahun 2019.
Tabel 4.1
Estimasi sarana peribadatan pada kawasan transmigrasi
Di Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan
Tahun Perencanaan (Jumlah
Penduduk Penduduk Estimasi)
No Jenis Sarana Pendukung 2024 2029 2034
(Jiwa) 22.174 23.061 23.983
Jiwa Jiwa Jiwa
1 Mushallah/Langgar 250 89 92 96
2 Masjid Warga 6.000 4 4 4
3 Masjid Lingkungan 30.000 1 1 1
4 Masjid Kecamatan 120.000 0 0 0
Sumber : Hasil Analisis Tim, Tahun 2019
2) Sarana Kesehatan
Jenis sarana pelayanan kesehatan pada Pusat SKP adalah pusat
kesehatan masyarakat (puskesmas). Puskesmas dan balai pengobatan, yang
berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
memberikan pelayanan kepada penduduk dalam penyembuhan penyakit,
selain melaksanakan program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit di wilayah kerjanya. Adapun ketentuannya sebagai berikut;
o Standar perencanaan
Tabel
Jenis Dan Standar Sarana Pelayanan Kesehatan
Di Satuan Permukiman (SP) Transmigrasi Sampolawa
Kebutuhan Per
Kriteria
Jumlah Satuan Sarana
Penduduk Luas Luas
No. Jenis Sarana Lantai Lahan Standard Keterangan
pendukung Radius Lokasi dan
(jiwa) Min. Min. (m2/jiwa) pencapaian Penyelesaian
2
(m ) (m2)
1 Posyandu 1.250 36 60 0,048 500 Di tengah ke- Dapat berga-
lompok bung dengan
tetangga balai warga
tidak atau sarana
menyeberang hunian/rumah
jalan raya.
2 Balai Pengobatan 2.500 150 300 0,12 1.000 m’ Di tengah Dapat
Warga kelompok bergabung
tetangga dalam lokasi
tidak balai warga
menyeberang
jalan raya.
3 BKIA / Klinik 30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 m’ Dapat
Bersalin dijangkau
dengan
kendaraan
umum
4 Puskesmas Pembantu -idem- Dapat berg-
dan Balai 30.000 150 300 0,006 1.500 m’ bung dalam
Pengobatan lokasi kantor
Lingkungan kelurahan
5 Puskesmas dan Balai 120.000 420 1.000 0,008 3.000 m’ -idem- Dapat
Pengobatan bergabung
dalam lokasi
kantor
kecamatan
6 Tempat Praktek 5.000 18 - - 1.500 m’ -idem- Dapat bersatu
Dokter dengan rumah
7 Apotik / Rumah 30.000 120 250 0,025 1.500 m’ -idem- tinggal/tempat
Obat usaha/apotik
Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
o Estimasi kebutuhan
Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan saran kesehatan di SKP Transmigrasi
Sampolawa tahun 2024-2034 dapat dilihat bahwa peningkatan kebutuhan sarana
kesehatan tidak meningkat signifikan. Belum dibutuhkannya sarana BKIA,
Puskesmas, dan Apotik.
Tabel 12
Kebutuhan sarana kesehatan
Di Satuan Kawasan Permukiman (SKP) Transmigrasi Sampolawa
Tahun Perencanaan (Jumlah
Penduduk Penduduk Estimasi)
No Jenis Sarana Pendukung 2024 2029 2034
(Jiwa) 22.174 23.061 23.983
Jiwa Jiwa Jiwa
1 Posyandu 1.250 18 18 19
2 Balai Pengobatan Warga 2.500 9 9 10
3 BKIA/Klinik Bersalin 30.000 0 0 0
4 Puskemas Pembantu 30.000 1 1 1
5 Puskesmas & Balai Pengobatan 120.000 0 0 0
6 Tempat Praktek Dokter 5.000 4 5 5
7 Apotik / Rumah Obat 30.000 0 0 0
Sumber: Hasil Analisis Tim, Tahun 2019.
3) Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang diuraikan dalam perencanaan ini menyangkut bidang
pendidikan yang bersifat formal / umum, yaitu meliputi tingkat prabelajar
(Taman Kanak-kanak); tingkat dasar (SD/MI); tingkat menengah (SLTP/MTs
dan SMU). Oleh karena itu dalam merencanakan sarana pendidikan harus
memperhatikan: Berapa jumlah anak yang memerlukan fasilitas ini pada area
perencanaan, Optimasi daya tampung dengan satu shift, Effisiensi dan
efektifitas kemungkinan pemakaian ruang belajar secara terpadu dan
Pemakaian sarana dan prasarana pendukung, Keserasian dan keselarasan
dengan konteks setempat terutama dengan berbagai jenis dan Sarana
lingkungan lainnya.
o Standar Perencanaan
Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
o Estimasi Kebutuhan
Tabel 4.1
Estimasi sarana pendidikan pada kawasan transmigrasi
Di Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan
4) Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan dan niaga ini tidak selalu berdiri sendiri dan terpisah
dengan bangunan sarana yang lain. Dasar penyediaan selain berdasarkan
jumlah penduduk yang akan dilayaninya, juga mempertimbangkan
pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada.
Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan / blok yang
nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan
penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area
layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk
melayani pada area tertentu.
Tabel
Jenis Dan Standar Sarana Pelayanan Perdagangan dan Jasa
Jumlah Kebutuhan Per Satuan Kriteria
Penduduk Sarana Standard Keterangan
No. Jenis Sarana Luas Lantai Luas Lahan
pendukung Radius
(jiwa) 2 2 (m2/jiwa)
Min. (m ) Min. (m ) pencapaian
1. Toko / 250 50 100 0,4 300 m Di tengah
Warung (termasuk (bila kelompok tetangga.
gudang) berdiri Dapat merupakan
sendiri) bagian dari sarana
Lain
2. Pertokoan 6.000 1.200 3.000 0,5 2.000 m Di pusat egiatan
sub lingkungan.
KDB 40% Dapat
berbentuk P&D
Dapat dijangkau
dengan kendaraan
umum
3. Pusat Pertokoan + Pasar 30.000 13.500 10.000 0,33 Di pusat kegiatan
Lingkungan sub lingkungan.
KDB 40% Dapat
berbentuk P&D
4. Pusat Perbelanjaan dan 120.000 36.000 36.000 0,3 Terletak di jalan
Niaga (toko + pasar + utama.
bank + kantor) Termasuk sarana
parkir sesuai
ketentuan
setempat
Sumber : Sumber : SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
o Estimasi Kebutuhan
Berdasarkan data hasil analisa estimasi saranna perdagangan pada
Kawasan teansmigrasi di Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton
Selatan tahun 2024-2034 tidak meningkat signifikan. Dalam periode tahun
2024-2034, sarana toko/warung meningkat 7 unit dan sarana yang lain
tidak dibutuhkan penambahan sarana.
Tabel 4.1
Estimasi sarana perdagangan pada kawasan transmigrasi
Di Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan
e) Sempadan Sungai
RTH sempadan sungai adalah jalur hijau yang terletak di bagian kiri
dan kanan sungai yang memiliki fungsi utama untuk melindungi sungai
tersebut dari berbagai gangguan yang dapat merusak kondisi sungai dan
kelestariannya.
f) Jalur Pengaman Jalan Dan Median Jalan
- Peredam kebisingan
terdiri dari pohon, perdu/semak;
membentuk massa;
bermassa daun rapat;
berbagai bentuk tajuk.
Contoh jenis tanaman:
Tanjung (Mimusops elengi)
Kiara payung (Filicium decipiens)
Teh-tehan pangkas (Acalypha sp)
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Bogenvil (Bogenvillea sp)
Oleander (Nerium oleander)
Gambar 2.7 Jalur Tanaman Tepi Penyerap Kebisingan
- Pemecah angin
tanaman tinggi, perdu/semak;
bermassa daun padat;
ditanam berbaris atau membentuk massa;
jarak tanam rapat < 3 m.
Contoh jenis tanaman:
Cemara (Cassuarina equisetifolia)
Mahoni (Swietania mahagoni)
Tanjung (Mimusops elengi)
Kiara Payung (Filicium decipiens)
Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)
Gambar 2.8 Jalur Tanaman Tepi Pemecah Angin
- Pembatas pandang
tanaman tinggi, perdu/semak;
bermassa daun padat;
ditanam berbaris atau membentuk massa;
jarak tanam rapat.
Contoh jenis tanaman:
Bambu (Bambusa sp)
Cemara (Cassuarina equisetifolia)
Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Oleander (Nerium oleander)
o Estimasi Kebutuhan
Berdasarkan hasil analisis penyediaan RTH pada Kawasan
transmigrasi Sampolawa tahun 2024-2034 dapat dilihat bahwa, kebutuhan
RTH meningkat tiap tahunnya. Taman RT danTaman RW meningkat dalam
periode tahun 2024-2034. Taman RT meningkat dari 18 unit menjadi 96 unit
dan taman RW meningkat dari 9 unit menjadi 10 unit.
Tabel 5.20.
Analisis Penyediaan RTH pada kawasan transmigrasi Sampolawa
Jumlah 2024 2029 2034
Luas Minimal/
No Tipe RTH Penduduk Lokasi
kapita (m²) 22.174 23.061 23.983
Pendukung
1 Taman RT 250 jiwa 1,0 18 92 96 Tengah
2 Taman RW 2.500 jiwa 0,5 9 9 10 lingkungan RT
Pusat Kegiatan
3 Taman 30.000 jiwa 0,3 1 1 1 RW
Dikelompokkan
Kelurahan dgn sekolah/
pusat kelurahan
4 Taman 120.000 jiwa 0,2 0 0 0 Dikelompokkan
kecamatan dgn sekolah/
5 Pemakaman 1,2 Sesuaikan Sesuaikan Sesuaikan Tersebar
pusat
6 Taman Kota 480.000 jiwa 0,3 0 0 0 Dipusat
kecamatan
7 Hutan Kota 4,0 0 0 wilayah/kota
Didalam/
kawasan
8 Fungsi 12,5 0 0 0 pinggiran
Disesuaikan
Tertentu dengan
kebutuhan
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/Prt/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan
Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan